Anda di halaman 1dari 24

JOB PROGRAM

BEKISTING KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA (KSLL)

Gambar Bekisting Konstruksi Sarang Laba-Laba

Gambar Detail Tampak Depan Konstruksi


Sarang Laba-Laba
Menurut SML.Sipil pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan
sistem pondasi bangunan bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan memamfaatkan
tanah sebagai bagian dari struktur pondasi. Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun
1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan mendapatkan paten nomor 7191,
lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai
diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978.

Ada dua prinsip yang dikembangkan pada KSLL ini; pertama, dengan
memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi. Pemamfaatan tanah
yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi lebih ekonomis,
dengan menghemat penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan elemen-
elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan
monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi
seluruhnya.

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem


pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Plat beton pipis
menerus itu pada bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif
tinggi, sehingga secara menyeluruh bentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku
tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga, dari tampak atas, dengan hubungan
kaku (rigit). Rib-rib ini terbuat dari beton bertulang. Rongga yang ada di bawah plat
di antara rib-rib diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan
baik, lapis demi lapis per 20 cm. Konstruksi ini menyerupai kotak beton raksasa
terbalik.

Menurut SML.Sipil Ada tiga jenis rib, yaitu:

 Rib Settlement, rib ini memiliki ketinggian 200 cm s.d. 300 cm, dengan
ketebalan 10 s.d. 15 cm yang berfungsi untuk mengatasi settlement. Posisi
rib ini selalu mengelilingi gedung dibatasi setiap 200 m2. Rib ini
melindungi saat terjadi penurunan dengan cara menjaga tanah menyebar
kesamping.
 Rib Konstruksi, berfungsi untuk menyebarkan gaya pengkaku plat
pondasi dan pelindung tanah yang telah dipadatkan. Pada satu kolom dibagi
8 rib konstruksi dengan pola diagonal. Tinggi rib konstruksi berkisar dari
50 cm s.d. 150 cm dengan ketebalam 10 cm s.d. 15 cm.
 Rib Pembagi, jika jarak kolom lebih dari enam meter, diperlukan rib
pembagi yang lebih pendek dibandingkan dengan rib konstruksi. Jadi
mekanisme penyaluran beban adalah: kolok - rib - plat - tanah perbaikan
terus disalurkan ke tanah pemikul.

Menurut SML.Sipil Konstruksi Sarang Laba-laba ini mempunyai keuntungan,


antara lain:

 Sistem pondasi mempunyai kekakuan ( Rigidity) jauh lebih tinggi dan bersifat
monolit dibanding dengan sistem pondasi dangkal lainnya.
 Plat Konstruksi Sarang Laba-Laba didesain berfungsi ganda untuk plat
pondasi, septictank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan
dinding.
 Rib konstruksi KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya
yang bekerja pada kolom.
 Pekerjaan pondasi memerlukan waktu yang singkat karena memakai sistem ban
berjalan dan padat karya yang sederhana dan tidak menuntuk keahlian tinggi.
 Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 100 kg - 150 kg/m3
volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3 beton/m2.
 Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah sangat kaku
dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.
 Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bawah dengan
komposisi lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.
 Sistem ini berhasil menjawab dilem yang timbul pada pondasi untuk gedung-
gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang
didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan untuk tanah
dengan daya dukung baik bisa digunakan lebih dari 8 lantai.
 Untuk gedung yang menggunakan basement, biaya konstruksi basement bisa
dihemat, karena pondasi bisa berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding
basement.
 Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi tanah yang kurang
baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini mampu untuk memikul beban
titik/kolom sampai 750 ton.
1. JOB DESCRIPTION
 Perhitungan Beban
Menurut PTPP (2003) Untuk mencari tekanan maksimum, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan (Metoda Tabulasi), antara lain sebagai berikut:
 Kecepatan cor beton (direncanakan 10 m/h)
 Tinggi beton (direncanakan, 1,5 m untuk rip settlement dan rip
konstruksi)
 Berat jenis beton (2,4 ton/m3)
 Panjang rib (4 m untuk keliling 1 kotak sarang laba-laba, 4x(2)1/2= 5,66
m  5,5 m untuk sisi diagonal (5,5/2 = 2,75)  2,8 m untuk setengah
sisi diagonal yang akan dipasang bekisting dan setengah rib konstruksi 2
m)

Tabel 1. Tekanan Beton untuk Struktur Bekisting Rib KSLL

Sumber : PTPP (2003)

Dengan data yang sudah rencanakan dan di cocokkan pada tabel 1, maka
diperoleh tekanan beton pada keliling KSLL dan sisi setengah diagonal sebesar = 3,60
ton/m2
 Cek Panel (Jarak Balok Vertikal)
Tekanan Beton P = 3,6 ton/m2
Dipakai Playwood tebal = 12mm
Posisi Pemasangan = Melintang arah serat

Tabel 2. Jarak Balok Vertikal (CM)

Sumber : PTPP (2003)

Dari tabel 2. Didapat data-data sebagai berikut:


 P = 3,6 ton/m2 ( 3,6 ton/m2 dibulatkan menjadi  4 ton/m2)
 Playwood 12 mm tebal
 Melintang arah serat
 Didapat jarak balok vertikal  20,18 cm
 Dipakai jarak balok vertikal  20 cm (20<20,18 cm)  OK
 Kayu yang digunakan balok vertikal, Kayu Kelas III ukuran 5 cm x 7 cm
o Tegangan Lentur, fb = 75 kg/cm2
o Modulus Elastisitas, E = 80000 kg/cm2
o Momen Inersia, I = 143 cm4
o Momen Lawan, Z = 41 cm3

 Cek Balok Vertikal (Menentukan Jarak Balok Horizontal)


Tekanan Beton P = 4 ton/m2
Dipakai jarak balok vertical = 20 cm

Tabel 3. Jarak Balok/Sabuk Horizontal (CM)

Sumber : PTPP (2003)

Dari tabel 3. Didapat data-data sebagai berikut:


 Jarak balok horizontal  55 cm
 Dipakai jarak balok horizontal  55 cm

 Cek Balok Horizontal (Menentukan Jarak Antar Form Tie)


Tekanan Beton P = 4 ton/m2
Dipakai jarak balok horizontal = 55 cm

Tabel 4. Jarak Form Tie (CM)

Sumber : PTPP (2003)

Dari tabel 4. Didapat data-data sebagai berikut:


 Kayu yang digunakan sabuk horizontal, Kayu Kelas III ukuran 5 cm x
10 cm
o Tegangan Lentur, fb = 75 kg/cm2
o Modulus Elastisitas, E = 80000 kg/cm2
o Momen Inersia, I = 417 cm4
o Momen Lawan, Z = 83 cm3
 Jarak form tie  67 cm
Sehingga diperoleh data-data sebagai berikut:

o Kecepatan cor beton (direncanakan 10 m/h)


o Tinggi beton (direncanakan, 1,5 m)
o Berat jenis beton (2,4 ton/m3)
o Panjang Rib (4 m; 2,8 m dan 2m)
o Tekanan Beton (P) = 4 ton/m2
o Playwood 12 mm tebal
o Melintang arah serat
o Dipakai jarak balok vertical, 20 cm
o Kayu yang digunakan balok vertikal, Kayu Kelas III ukuran 5 cm x 7 cm
o Dipakai jarak balok horizontal, 55 cm
o Kayu yang digunakan sabuk horizontal, Kayu Kelas III ukuran 5 cm x 10 cm
o Jarak form tie, 67 cm

 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan perancah (bekesting) dan
acuan rib setinggi 1,5 meter antara lain sebagai berikut :
 Bahan
1. Plywood/papan (12 mm tebal)
2. Kayu kaso (5x7 cm), berada di sisi luar playwood (kayu arah vertikal) dan
juga digunakan untuk skur kayu penyangga antar bekesting rib
3. Kayu kaso (5x10 cm), Sabuk diluar kayu kaso 5/7, menerima beban kayu
kaso akibat gaya horizontal dari tekanan beton yang masih basah.
4. Paku usuk (7 cm)
5. Paku triplek (5 cm)
6. Minyak Bekisting
 Alat
1. Palu
2. Meteran/Rol meter
3. Gergaji
4. Catut
5. Linggis
6. Tali/benang
7. Pensil/kapur
8. Kuas minyak bekisting

 Volume pengerjaan bahan bekesting kolom disesuaikan dengan kondisi di


pasaran.
Bahan Ukuran Volume
Kaso 5x7 cm per meter Lebar = 7 cm V=PxLxT
kubik Tinggi = 5 cm =400x5x7
 Pada bekisting rib Panjang = 400 cm =14000 cm3
digunakan kaso 5/7 =0,014 m3
panjang 400 cm yang 1m3=(10000/4x5x7) m
dipotong-potong per = 10000/140
150 cm dan = ±72 batang
ditempatkan diluar
playwood, dengan  Kebutuhan kaso 5/7
jarak per kayu kaso sepanjang 150 cm per 1 sisi
vertikal 20 cm sampai rib keliling 400 cm x 150
panjang rip keliling cm = (400/20) +1
400 cm dan rib = 20 + 1
setengah diagonal 280 = 21 kayu kaso ukuran 150cm x
cm. 5cm x 7 cm per 1 sisi rib 400
cm x 150 cm
= 21x2
=42 kayu kaso ukuran 150cm x
5cm x 7 cm per 2 sisi rib 400
cm x 150 cm
=42 x 4
=168 kayu kaso ukuran 150cm
x 5cm x 7 cm untuk
keseluruhan 4 rib 400 cm x
150cm
 Kebutuhan kaso 5/7
sepanjang 150 cm per 1 sisi
rib konstruksi setengah
diagonal 280 cm x 150 cm
= (280/20) + 1
= 15 kayu kaso ukuran 150cm x
5cm x 7 cm per 1 sisi rib 280 cm
x 150 cm
=15 x 2  30 kayu kaso ukuran
150cm x 5cm x 7 cm per 2 sisi
rib 280 cm x 150 cm
= 30 x 4  120 kayu kaso
ukuran 150cm x 5cm x 7 cm
untuk keseluruhan rib
konstruksi setengah diagonal
280 cm x 150 cm
 Kebutuhan kaso 5/7
sepanjang 150 cm per 1 sisi
setengah rib konstruksi 200
cm x 150 cm = (200/20) + 1
= 11 kayu kaso ukuran 150cm x
5cm x 7 cm per 1 sisi rib 200 cm
x 150 cm
=11 x 2  22 kayu kaso ukuran
150cm x 5cm x 7 cm per 2 sisi
rib 200 cm x 150 cm
= 22 x 4  88 kayu kaso
ukuran 150cm x 5cm x 7 cm
untuk keseluruhan setengah rib
konstruksi 200 cm x 150 cm
 Panjang 400cm/150cm  2
kayu 150 cm. Total kayu
kaso yang dibutuhkan
(168+120+88) = 376 kayu
ukuran 150 cm, jadi
membutuhkan (376/2) 
188 kaso ukuran 400cm x
5cm x 7cm

 Dipasaran 1m3 kayu kaso


400cm 5/7 = ±72 batang,
jika dibandingkan dengan
kebutuhan kaso, maka
dalam m3 kebutuhan kaso =
188/72 x 1m3 = 2,61 m3
Kaso 5x10 cm per meter Lebar = 10 cm V=PxLxT
kubik Tinggi = 5 cm =400x5x10
 Pada bekisting Panjang = 400 cm =20000 cm3
dinding digunakan =0,02 m3
kaso 5/10 panjang 400 1m3=(10000/4x5x10) m
cm ditempatkan = 10000/200
diluar balok vertikal, = 50 batang
dengan jarak per kayu
kaso horizontal 5/10  Kebutuhan kaso 5/10 per 1
55 cm sampai panjang sisi rib keliling 400 cm x
dan lebar rib 400 cm x 150 cm,
150 cm dan rib 280 150/55 = 2.73  3 kayu kaso
cm x 150 cm ukuran 400 cm x 5 cm x 10 cm
per 1 sisi rib 400 cm x 150 cm
=3x2  6 kayu kaso ukuran
400 cm x 5 cm x 10 cm per 2
sisi rib 400 cm x 150 cm
=6x4 24 kayu kaso ukuran
400 cm x 5 cm x 10 cm untuk
keseluruhan rib keliling 400 cm
x 150 cm
 Kebutuhan kaso 5/10 per 1
sisi rib konstruksi setengah
diagonal 280 cm x 150 cm,
150/55 = 2.73  3 kayu kaso
ukuran 280 cm x 5 cm x 10 cm
per 1 sisi rib setengah diagonal
280 cm x 150 cm
=3x2  6 kayu kaso ukuran
280 cm x 5 cm x 10 cm per 2
sisi rib setengah diagonal 280
cm x 150 cm
=6x4 24 kayu kaso ukuran
280 cm x 5 cm x 10 cm untuk
keseluruhan rib konstruksi
setengah diagonal 280 cm x
150 cm
 Kebutuhan kaso 5/10 per 1
sisi setengah rib konstrusksi
200 cm x 150 cm,
150/55 = 2.73  3 kayu kaso
ukuran 200 cm x 5 cm x 10 cm
per 1 sisi setengah rib
konstruksi 200 cm x 150 cm
=3x2  6 kayu kaso ukuran
200 cm x 5 cm x 10 cm per 2
sisi setengah rib konstruksi 200
cm x 150 cm
=6x4 24 kayu kaso ukuran
200 cm x 5 cm x 10 cm untuk
keseluruhan setengah rib
konstruksi 200 cm x 150 cm,
jika disesuaikan dengan
panjang kaso 400 cm pada
umumnya maka dapat dibagi 2
 24/2 = 12 kayu kaso ukuran
200 cm x 5 cm x 10 cm

 Kebutuhan kaso seluruhnya


= 24+24+12  60 kayu kaso
ukuran 400 cm x 5 cm x 10 cm
 Dipasaran 1m3 kayu kaso
400cm 5/10 = ±50 batang,
jika dibandingkan dengan
kebutuhan kaso, maka
dalam m3 kebutuhan kaso =
60/50 x 1m3 = 1,2 m3
Plywood/papan standard Tebal = 1,2 cm L=PxL
yang sering digunakan Panjang = 122 cm =122cm x 244cm
(12 mm tebal,122 cm x Lebar = 244 cm =29768 cm2
244 cm) =2,9768 m2
 Pada bekisting rib
digunakan untuk  2 sisi rib keliling 400 cm x
panjang rib 400 cm x 150 cm =
150 cm dan 280 cm x L=2(PxL)
150 cm =2x(400 cm x 150 cm)
=2x(60000 cm2)
= 120000 cm2
= 24 m2
4 x 24 m2  96 m2 untuk
kebutuhan seluruhnya papan
playwood 12mm pada rib
keliling 400 cm x 150 cm
2 sisi rib konstruksi
setengah diagonal 280 cm x
150 cm =
L=2(PxL)
=2x(280 cm x 150 cm)
=2x(42000 cm2)
= 84000 cm2
= 8,4 m2
4 x 8,4 m2  33,6 m2 untuk
kebutuhan seluruhnya papan
playwood 12mm pada rib
konstruksi setengah diagonal
280 cm x 150 cm
2 sisi setengah rib
konstruksi 200 cm x 150 cm
=
L=2(PxL)
=2x(200 cm x 150 cm)
=2x(30000 cm2)
= 60000 cm2
= 6 m2
4 x 6 m2  24 m2 untuk
kebutuhan seluruhnya papan
playwood 12mm pada rib
setengah diagonal 280 cm x 150
cm

 Kebutuhan playwood 12mm


keseluruhan = jumlah luas
kebutuhan bekesting / luas
plwood 122x244
= (96+33,6+24)/2,9768
= 51,6  52 papan playwood
12 mm (122cm x 244cm)
Paku usuk 7 cm per kg 7 cm 200 buah
Paku triplek 5 cm per kg 4 cm 500 buah
Minyak bekesting per Minyak bekesting 1 liter = 1 dm3
meter kubik = 1 liter 1 dm3 = 0,001 m3
1m3 = 1000 liter
Tabel Volume Pengerjaan Bahan Bekesting KSLL

Sumber : https://bintangkayu.weebly.com/menghitung-volume-kayu/menghitung-
kayu-per-m3

dan

https://cienties.com/2018/01/20/jumlah-paku-per-kg/
 Analisis Statika Pembebanan Bekisting Rib KSLL
1. Playwood yang digunakan 12mm
2. Perencanaan bekesting rib
a. Tinggi rib = 1,5 m
b. Panjang rib = 4 m (rib keliling)
2 m (setengah rib konstruksi)
2,8 m (rib konstruksi setengah diagonal)
c. Lebar beton = 15 cm = 0,15 m
3. Tekanan beton  per 1 meter q = berat jenis beton x luas beton
= 2400 x 1 x 0,15
= 360 kg/m  3,6 kg/cm

Untuk lebar 1m:


Material Properties  kayu kaso 5/7:
Luas Permukaan, (Ax) =bxh = 100 x 7 = 700 cm2
Inersia, (Ix) = 1/12 bh3 = 1/12 . 100 . (7)3 = 2858,3 cm4
Momen Lawan, (Wx) = 1/6 bh2 = 1/6 . 100. (7)2 = 816.67 cm3

4. Mutu Kayu Kelas III  E = 80000 kg/cm2


Tabel Tegangan Ijin Kayu Mutu A

TEGANGAN KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV Jati
Tegangan Lentur lt 150 100 75 50 130
Ijin
Tegangan Tekan tk 130 85 60 45 110
Ijin
Tegangan tr 130 85 60 45 110
Tarik Ijin
Tegangan Tekan tk┴ 40 25 15 10 30
Ijin
Tegangan Geser  20 12 8 5 15
Ijin
(PKKI’1961)
5. Cek :
 Cek Tegangan Maksimum (𝜎max⁡) per 1 meter (tegangan lentur yang
terjadi) kg/cm2
M=1/8*q*l2
1 1
𝑀 ∗𝑞∗𝑙2 ∗3,6⁡∗1002
8
𝜎max⁡ = 𝑊 = 816,67⁡ = 8
= 5.51 kg/cm2, tegangan lentur ijin
816,67⁡

menurut tabel tegangan ijin kayu mutu A kelas III 5/7 fb = 75 kg/cm2
5,51 kg/cm2 < 75 kg/cm2  OK.
Jadi menurut perhitungan, 1m bisa digunakan untuk jarak balok
horizontal

 Cek Tegangan Geser (𝜏max⁡)


1 1
𝐷 ∗𝑞∗𝑙 ∗3,6∗100
𝜏max⁡ = = 2700⁡ = 2 = 0,26 kg/cm2, tegangan geser ijin
𝐴 700

menurut tabel tegangan ijin kayu mutu A kelas III 5/7,𝜏 = 8 kg/cm2
𝟎, 𝟐𝟔 kg/cm2 < 8 kg/cm2  OK

 Cek Lendutan (𝛿max⁡)


5∗𝑞∗(𝑙)^4 5∗3,6∗(100)^4
𝜏max⁡ = = 384∗80000∗2858,3 = 0,068 cm, berdasarkan buku
384∗𝐸∗𝑖

referensi untuk kontraktor, defleksi/lendutan maksimal yang


diizinkan sebesar 0,3 cm, 𝛿 < 0,3 cm
0,021 cm < 0,3 cm  OK

Jadi bekisting rib dengan ketentuan seperti diatas dapat digunakan


pada pembuatan bekesting KSLL 1 kotak 400 cm x 400 cm dengan
lebar beton 15 cm
2. JOB ACTIVITY
Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan bekesting dinding, pada
pembahasan kali ini digunakan cara She-Bolts, proses pengerjaannya antara lain :
1. Pembersihan playwood yang akan digunakan
2. Memasang kedua rangkaian dari playwood/papan didukung kaso di sisi luar
playwood dan semua rangkaian itu disesuaikan dengan panjang dan lebar
dinding yang akan direncakanan (600 cm x 350 cm, ketebalan dinding 50 cm).
Rangkaian itu akan membuat cetakan, cetakan itu biasanya dinamakan
bekisting. Bekesting terdiri dari rangkaian papan, patok, schoor kayu sesuai
ukuran dinding, panjang, lebar, dan tinggi.
3. Setelah proses perangkaian bekesting usai, kemudian melapisi playwood
bagian dalam (menerima cor) dilapisi minyak/oli, agar dalam proses pelepasan
bekestingnya mudah.
4. Setelah diberi minyak, bekesting dipindahkan pada tempat yang sudah
direncanakan
5. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan menggunakan
tower crane atau mobil crane, atau juga bisa manual dengan tenaga manusia.
6. Tempatkan bekisting dinding pada posisi yang akan dicor dengan tepat
7. Apabila setiap bekisting telah berada posisi yang benar, maka tambahkan kayu
kaso vertikal 5/7 cm tepat di sisi luar playwood 12mm setiap jarak 15 pada
masing-masing bekesting, untuk membantu bekisting menerima beban dari cor-
coran beton. Setelah penambahan kaso vertikal 5/7 usai, tambahkan lagi kaso
horizontal 5/10 setiap jarak 55 cm untuk memperkuat dan meratakan beban
yang diterima bekesting itu.
8. Pasang klem/waller/sabuk She-Bolts pada satu sisi bekesting terlebih dahulu
sesuai rencana. Menurut data yang sudah diperoleh diatas,
klem/waller/sabuk/form tie dipasang setiap 60 cm. Kemudian pengencangan tie
nut yang berada pada corner tie holder dan diperkuat dengan baut +M 16 Bolt
(pasang wing nut dan washers)
9. Setelah bekisting dinding berada pada posisi yang benar, dilakukan
pemasangan adjustable push pull props pada base plate di sisi tengah antar
balok horizontal
10. Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga tidak terjadi
kemiringan bekisting kolom. Pemasangan unting-unting pada kedua sisi
bekisting berfungsi sebagai pengecek posisi vertikal bekisting.
3. JOB CONNECTION
Menurut Ilmusipil (2011) dalam pelaksanaan pekerjaan perancah (membuat
bekesting), tenaga kerja dibagi sebagai berikut :
 Site Manager
Mengkoordinasikan para supervisor di lapangan dan memberikan solusi
jika terjadi masalah

 Supervisor Stucture
Ahli dalam menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan para mandor

 Mandor
Ahli dalam pemilihan tenaga kerja serta mengkoordinasikan para tukang.
Mengawasi pekerjaan tenaga kerja dibawahnya. Dituntut untuk memiliki
pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya dapat membaca gambar
konstruksi, dapat membuat perhitungan ringan, dapat membedakan kualitas
bahan bangunan yang akan digunakan.

 Tenaga tukang
Harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang
sederhana.
 Tukang kayu
Ahli dalam pekerjaan kayu (pembuatan bekesting)

 Pembantu tukang adalah membantu pekerja yang ada di lapangan di bawah


arahan tukang
4. JOB SAFETY
 Menerapkan kesehatan , keselamatan , kerja ( K3 )

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
kondisi lingkungan kerja. Memakai peralatan yang wajib di pakai saat bekerja
dikarenakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang diakibatkan
karena tidak memperhatikan K3 , berikut alat – alat K3 yang dapat melindungi
tubuh dalam pengerjaan perancah bekesting kayu kolom :

o Pakaian kerja
o Rompi
o Sepatu kerja
o Kacamata kerja
o Sarung tangan
o Helm
o Sabuk pengaman
o Penutup telinga
o Masker
o P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

 Selalu mengikuti aturan yang telah di buat, Standar Operating Procedure (SOP)
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai