Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI KEKUATAN KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER TEST DAN

UJI SAMPEL BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN MALL

DAN WAHANA TRANS STUDIO MAKASSAR

A. RIZAL FAJRIN

MUH. CHIGEO RIVALDI

1821132051

1821132013

PROGRAM STUDI (D3) TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................I
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan..............................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................................5
B. Kerangka Konseptual.........................................................................................8
BAB III........................................................................................................................10
METODE PENULISAN.............................................................................................10
A. Jenis Penulisan..................................................................................................10
B. Tempat dan Waktu Penulisan...........................................................................10
C. Subjek dan Objek Penulisan.............................................................................11
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................................12
E. Teknik Analisis Data........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beton dibentuk dari campuran agregat halus, agregat kasar, semen, dan

air dengan perbandingan tertentu. Beton merupakan salah satu bahan

konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan struktur di Indonesia. Mulai

dari rumah, tiang listrik, tiang pancang, pondasi, bendungan, jembatan, gedung

bertingkat, dan sebagainya. Hal tersebut menunjukan bahwa beton merupakan

material bangunan yang paling banyak digunakan di era modern ini.

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi,

minat masyarakat dalam penggunaan beton sebagai struktur utama suatu

bangunan mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menunjukan bahwa

beton telah menjadi komponen yang penting dalam dunia pembangunan. Dalam

menggunakan beton sebagai bahan utama suatu konstruksi, pelaksanaan

pekerjaannya harus mempertahankan kualitas sesuai perencanaan. Maka perlu

adanya pengendalian mutu beton. Pengendalian kekuatan beton diperlukan

sebagai indikator yang memperlihatkan apakah mutunya telah terpenuhi atau

tidak. Terpenuhi atau tidaknya mutu beton akan mempengaruhi kualitas dari

bangunan yang dihasilkan.

1
Pada struktur bangunan yang telah jadi, baik bangunan berusia baru

maupun lama, data-data yang spesifik mengenai mutu beton dari bangunan sulit

didapatkan. Dalam hal ini perlu adanya alat yang cukup representatif untuk

menguji mutu tingkat kekuatan suatu bangunan yang sudah jadi.

Maka perlu adanya kajian yang lebih lanjut untuk mengetahui tingkat

kekuatan beton tersebut. Secara umum pengujian kekuatan beton terbagi

menjadi dua kategori yaitu pengujian yang dilakukan dengan cara pembebanan/

penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh

informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan (destructive test) dan

pengujian yang dilakukan tanpa merusak benda uji/ material (non-destructive

test). Pada bangunan yang sudah jadi, pengujian yang bersifat destruktif tidak

mungkin dilakukan karena akan merusak struktur dan menimbulkan kerugian.

Oleh karena itu pengujian kekuatan beton pada bangunan atau struktur eksisting

dilakukan dengan menggunakan metode non- destruktif. Salah satu metode

yang sering digunakan adalah hammer test. Hammer test merupakan suatu alat

pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Metode pengujian ini dilakukan

dengan memberikan beban tumbukan (impact) pada permukaan beton. Data

hasil pengujian akan diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.

Namun, merujuk pada Rancangan Standar Nasional Indonesia 3(RSNI3)

tentang Metode Uji Angka Pantul Beton Keras(ASTM C 805-02) yang

menyebutkan bahwa metode Hammer Test ini tidak dapat digunakan sebagai

dasar penerimaan atau penolakan beton karena ketidakpastian yang tersirat

2
dalam perkiraan kekuatan. maka dari diperlukan adanya uji pembanding dengan

melakukan pengujian kuat tekan langsung, yang dapat dilakukan dengan

menggunakan sampel benda uji kubus atau silinder standar yang telah pernah

dibuat, ataupun dari hasil core drill yang sifatnya merusak pada bangunan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis akan melakukan pengujian

perbedaan mutu beton yang dilakukan dengan Hammer Test dan pengujian

kekuatan tekan menggunakan mesin Uji Kuat Tekan pada benda uji yang

diambil pada saat pengecoran. Judul dari tugas akhir ini adalah Evaluasi Kuat

Tekan Beton Dengan Cara Hammer Test dan uji sampel beton pada

Proyek Pembangunan Perluasan Mall dan Wahana Trans Studio

Makassar

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis dari studi tinjauan perbedaan mutu beton secara destruktif

dan non destruktif ini adalah:

1. Mendapatkan nilai kuat tekan beton dari hasil hammer test pada benda uji

struktur eksisting

2. Mendapatkan nilai kuat tekan beton dari hasil hammer test pada sampel benda

uji kubus.

3. Mendapatkan nilai kuat tekan beton dari sampel benda uji kubus dengan

menggunakan mesin uji kuat tekan di laboratorium.

3
4. Mendapatkan perbandingan antara hasil pengujian menggunakan hammer test

dan mesin uji kuat tekan.

C. Manfaat Penulisan

Tujuan ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai


berikut :

1. Bagi Mahasiswa.

Manfaat dari pengamatan ini yaitu dapat diperoleh informasi dan

pengetahuan dari hasil pengujian dan perbandingan mutu beton

menggunakan hammer test dan mesin uji kuat tekan.

2. Bagi Dosen.

Hasil pengamatan ini dapat digunakan sebagai bacaan atau referensi

dalam kegiatan pembelajaran ataupun pekerjaan konstruksi.

3. Bagi Masyarakat.

Dapat dijadikan alternatif dalam metode pengujian Hammer Test dan uji

kuat tekan beton

4. Bagi Industri

Dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teknologi beton, antara

lain, mendapat informasi tentang perbedaan mutu beton antara pengujian

Hammer Test dan mesin uji kuat tekan beton.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Kuat Tekan Beton Menggunakan Palu Beton/ Schmidt Hammer Test

(Non Destructive Test )

Schmidt hammer test merupakan metode pengujian kuat tekan beton

yang bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan beton terpasang yang

didasarkan pada kekerasan permukaan beton. Prinsip kerja alat hammer

test adalah dengan memberikan beban tumbukan (impact) pada permukaan

beton dengan menggunakan besaran energi tertentu. Tumbukan antara

massa tersebut dengan permukaan beton akan dipantulkan kembali. Jarak

pantulan massa yang terukur memberikan sebuah indikasi kekerasan

permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat

tekannya.

Alat ini berfungsi untuk mengetahui keseragaman material beton pada

struktur. Pengujian menggunakan alat ini cukup cepat, sehingga dapat

mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang relatif singkat. Alat

ini sangat peka terhadap variasi pada permukaan beton, misalnya

keberadaaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.

5
Oleh karena itu, diperlukan beberapa kali pengukuran disekitar setiap

lokasi pengukuran.

Secara umum alat ini bisa digunakan untuk memeriksa keseragaman

kualitas beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.

Acuan yang digunakan dalam pengujian ini adalah SNI 03-4430-1997

Metode Pengujian Elemen Struktur Beton Dengan Alat Palu Beton Tipe N

dan NR dan SNI 03-4803-1998 Metode Angka Pantul Beton yang Sudah

Mengeras.

2. Pengoprasian dan Penggunaan Schmidt Hammer Test

Pengoperasian Schmidt Hammer pada beton relatif mudah untuk

dikerjakan. Namun harus berhati-hati agar hasil yang diperoleh dapat

6
dipertanggungjawabkan (Proceq – Operating Instruction Original Schmidt

Concrete Test Hammer – Type N dan NR).

A. Cara Pengoperasian Hammer Test

Berikut cara penggunannya dengan berdasar pada gambar :

1.) Sentuhkan ujung plunger pada titik-titik yang akan ditembak dengan

memegang badan alat. Alat harus tegak lurus dengan bidang uji /

permukaan beton.

2.) Plunger ditekan secara perlahan kearah permukaan uji sampai palu

pantul menumbuk hulu palu dan tetap jaga kestabilan arah dari alat

hammer.

3.) Setelah tumbukan, tahan tekanan pada alat dan bila diperlukan tekan

tombol pada sisi alat unttuk mengunci hulu palu pada posisinya.

4.) Perhatikan dan catat angka pantul pada skala untuk angka yang

terdekat.

5.) Lakukan 10 titik pembacaan pada setiap daerah pengujian dengan

jarak masing-masing minimal 25 mm.

6.) Periksa permukaan beton setelah tumbukan, batalkan pembacaan

apabila permukaan beton pecah atau hancur, karena terdapat rongga

udara, dan ambil titik bacaan yang lain.

6. Hammer test dikalibrasi untuk tumbukan secara horizontal, atau untuk

pengujian permukaan vertikal. Ketika digunakan untuk permukaan

horizontal, nilai pantul (R) harus dikoreksi

7
B. Kriteria penerimaan hammer test

Hasil pengujian Hammer test dapat diterima dan dinyatakan masuk standar

apabila bacaan lenting menunjukkan 80% dari syarat mutu beton.

C. Kalibrasi dengan Alat Anvil dan Metode Perhitungan.

Anvil memiliki alat pengaruh agar palu pantul berada di tenga daerah

tumbukan dan berfungsi menjaga alat tetap tegak lurus pada permukaan uji.

Palu pantul harus dirawat dan diverifikasi setiap tahun serta apabila

pengoperasiannya diragukan. Selama verifikasi, anvil diletakkan pada pelat

atau lantai beton. Pabrik harus melaporkan angka pantul yang diperoleh

dari pengoperasian alat yang benar ketika pengujian dilakukan pada anvil

dengan kekerasan sesuai spesifikasi.

8
Metode Perhitungan

Hasil pembacaan yang berbeda lebih dari 6 satuan dari rata-rata 10

titik bacaan dibatalkan dan tentukan nilai rata-rata dihitung dari pembacaan

data yang memenuhi syarat. Bila lebih dari 2 titik bacaan memiliki

perbedaan lebih dari 6 satuan dari nilai rata-rata, maka seluruh rangkaian

pembacaan harus dibatalkan dan tentukan angka pantul pada 10 titik

bacaan baru pada daerah pengujian.

3. Kuat Tekan Beton Menggunakan Mesin Uji Kuat Tekan / Compression

Testing Machine (Destructive Test)

Kuat tekan merupakan kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per

satuan luas. Kuat tekan beton didapatkan dengan menggunakan mesin uji

dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan

peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder atau kubus sampai

hancur. Kuat tekan masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan-

tegangan tekan tertinggi (fc’) yang dicapai pada umur 28 hari akibat beban

tekan selama percobaan yang dinyatakan dengan satuan N/mm2 atau MPa.

Selain dipengaruhi oleh perbandingan air-semen dan kepadatannya, kuat

hancur dipengaruhi oleh faktor lainnya, yaitu :

a) Jenis semen dan kualitasnya mempengaruhi kekuatan rata-rata dan

kuat batas beton

9
b) Tekstur permukaan agregat

c) Efisiensi dan perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai sekitar

40% dapat terjadi apabila pengeringan diadakan sebelum waktunya.

Perawatan adalah hal yang penting pada pekerjaan lapangan dan

pembuatan benda uji

d) Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan

bertambahnya suhu

e) Umur. Pada keadaan normal kekuatan beton bertambah seiring dengan

dengan umurnya

Berdasarkan beban runtuh yang dapat diterima oleh benda uji, maka nilai

kuat beton structural dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah

ini :

fc’ = P/A …………………..(1)

Dimana :

fc’ = Kuat tekan beton [MPa]

P = Beban hancur yang diterima oleh benda uji [Newton]

A = Luas bidang tekan [mm2]

10
Rumus diatas menjelaskan bahwa fc’ (kuat tekan beton) dipengaruhi oleh

beban maksimum(hancur) yang diberikan oleh mesin yang dapat diterima

oleh benda uji beton terhadap luas dimensi(mm) benda uji beton.

Apabila setelah pelaksanaan uji kuat tekan diketahui bahwa diameter

agregat kasar ≥0,5φ, maka f’c untuk benda uji beton inti tersebut

dinyatakan batal dan tidak berlaku.

A. Kerangka Konseptual

Pembangunan Gedung Eksisting

Pengendalian Mutu Beton

Kualitas Mutu beton

Destructive Test Non-Destructive Test

Core Drill Uji Kuat Tekan Hammer Test

Evaluasi Perbandingan Nilai


Kuat Tekan

Kesimpulan

11
BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan adalah evaluasi mutu beton di lapangan

dan di laboraturium. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui mutu dari suatu

bangunan.

B. Tempat dan Waktu Penulisan

1. Tempat

Pengujian ini berlokasi di Jl. Metro Tj. Bunga, Maccini Sombala, Kec

Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

12
Gambar 3.1 Lokasi pertama Pengujian Hammer Test dan Pengambilan Sampel

2. Waktu Penulisan

Pelaksanaan penulisan ini direncanakan 2 bulan waktu penulisan dapat

dilihat pada

Tabel 3.1 Waktu dan Perencanaan Penulisan.

BAR CHART TIME SCHEDULE PENELITIAN


DESEMBE
BULAN R JANUARI
MINGGU 1 2 3 4 1 2 3 4
LAPORAN                
PENCARIAN PROYEK
PEMBANGUNAN                
PENGAJUAN JUDUL                
 PENULISAN LAPORAN PROPOSAL                
               
PENELITIAN                
MULAI PENELITIAN                
TINJAUAN SAMPEL MUTU BETON                
PEMBAHASAN                
KESIMPULAN DAN SARAN                

13
C. Subjek dan Objek Penulisan

1. Subjek Penulisan

Subjek penulisan ini adalah penulis melakukan pengambilan data di

lokasi dan instansi terkait seperti mutu beton bangunan dan dokumentasi

pelaksaanaan pengujian.

2. Objek penulisan

Objek penulisan ini adalah pengujian mutu beton dengan cara Schmidt

Hammer Test dan Uji Kuat Tekan Beton pada benda uji.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

 Instrumen pengumpulan data

Instrument pengumpulan data dari penulisan ini yaitu jumlah benda uji

dengan mutu beton fc’30 di lantai 4 pada kolom, balok, dan plat. Setelah 28

hari pasca pengecoran, dilakukan pengujian Schmidt Hammer Test di

struktur kolom, balok, dan plat. Kemudian, dilakukan uji kuat tekan

menggunakan mesin uji kuat tekan di laboratorium.

 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dari penulisan ini adalah :

1. Pencarian proyek penelitian.

14
2. Survei lokasi penelitian dan perizinan

3. Mengikuti pekerjaan pengecoran pada struktur gedung(kolom, balok, dan

plat).

4. Mencetak benda uji beton di masing-masing titik pengecoran struktur.

5. Melakukan pengujian mutu beton dengan Schmidt Hammer Test pada

beton struktur setelah mencapai umur 28 hari pasca pengecoran.

6. Pengujian Kuat Tekan Beton pada benda uji yang telah dicetak

sebelumnya saat mencapai umur 28 hari pasca pengecoran.

7. Evaluasi perbandingan kualitas mutu beton antara Pengujian Schmidt

Hammer Test dan Uji Kuat Tekan Beton.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuat tekan benda uji,

dimana untuk menghitung kuat tekan benda uji diperlukan parameter terukur

yaitu kuat tekan beton. Kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus sesuai

SNI 03-3403-1994:

' P
f c=
A

Keterangan : f ' c = kuat tekan beton (kg/m²)

P = beban kuat tekan maksimum (kg)

A = luas permukaan benda uji (cm²)

Semua hasil yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil

pengujian ini berupa kuat tekan atau mutu batako setelah ditambahkan abu

15
sekam padi. Dari seluruh analisis ini nantinya akan ditarik kesimpulan dari tabel

yang telah ada terhadap hasil pengujian yang didapat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arfandi Anas., & Onesimus. 2016. Panduan Penulisan Tugas Akhir Melalui

Optimalisasi Self-Regulation. Universitas Negeri Makassar.

SNI 03-3403-1994 1 METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI

PEMBORAN.

RSNI 4803:20xx ASTM C 805-02. Metode Uji Angka Pantul Beton Keras

SNI 2493:2011. Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di

Laboratorium.

SNI 03-1974-1990. Standar Nasional Indonesia. Metode Pengujian Kuat Tekan

Beton.

Angga Josua Sumajouw, Ronny Pandaleke & Steenie E. Wallah. 2018.

Perbandingan Kuat Tekan Menggunakan Hammer Test pada Benda Uji

Portal Beton Bertulang dan Menggunakan Mesin Uji Kuat Tekan pada

Benda Uji Kubus. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam

Ratulangi.

17

Anda mungkin juga menyukai