Anda di halaman 1dari 43

Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat

LAPORAN
AKHIR
Studi pemantauan standard pengujian
kuat tekan beton dengan alat
concrete hammer

Tahun1991 Ir. M. Furqon Affandi


t

.. II

ITliJ l ol1191 rn [ilJ]


LAPORAN

STUDI PWANTAUAN STANDARD


PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN ALAT CONCRETE HAMMER

-
: TAKAAN
T B A G
aekerjaan urnum
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
IADAN PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PU
) 4 7.1} PUSAT PENELmAN DAN PENGEMBANGAN JALAN
OJI1 [o \1 \9] [ill] [ilQ
LAPORAN

STUD! PElviANTAUAN STANDARD


PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN ALAT CONCRETE HAMMER

SOEMARTONO Mt.LJADI
fWW>I SUKIRMAN
DA F T A R I SI

1. P E NDAH UL UAN
2. MENGENAL TEKNOLOGI BETON SEMEN
2 .1. Mikro struktur beton semen
2.2. Mengenal komponen bahan beton semen
2.3. Mutu beton semen
3. PELAKSANAAN STUD!
3 .1. Metodologi
3.2. Perala tan
3.3. Pengujian mutu komponen bahan be ton
3.4. Pembuatan rencana campuran
3.5. Pembuatan dan perawatan benda uji
3.6. Pengujian kuat tekan
4. A NA L I S I S
4 .1. Metodologi
4.2. Hubungan K dan H
4. 3. Grafik kuat tekan- umur
4.4. Interpretasi data
4.5. Aplikasi hasil studi
5. K E S I MP U L A N
R I N G KA S A N

Beton semen adalah bahan struktur yang dibuat dari beberapa komponen bahan
semen portland,agregat kasar,agregat halus dan air dengan perbandingan ter
tentu. Oleh karena itu mutu,kekuatan dan' keawetan sangat tergantung kepada
beberapa faktor,antara lain : mutu komponen bahan,komposisi campuran, cara
pengerjaan dan perawatan. Pengujian kekuatan dapat dilakukan dengan menggu
naan cara dan peralatan,yaitu dengan mesin kuat tekan dan concrete hammer.
Pengujian kuat tekan untuk campuran dengan komposisi tertentu memberikan in
dikasi tentang nilai kekuatan beton;mutu beton semen pada umumnya ditentu-
kan berdasarkan pengujian kuat tekan pada umur 28 hari.
Concrete hammer adalah salah satu alat untuk pengujian kuat tekan beton de
ngan cara tidak merusak (non destructive testing).Pengujian dengan cara i
ni,selain mudah juga cepat memberikan hasil.Oleh karena itu,alat ini sudah
lazim digunakan di dalam dunia konstruksi beton di Indonesia. Untuk menge-
tahui sejauh mana tingkat ketelitian alat,ini studi yang dilakukan oleh Pu
sat Litbang Jalan memberikan informasi bahwa alat ini cukup memadai untuk
digunakan mengukur kuat tekan beton yang usianya lebih dari 6 minggu dengan
syarat bahwa concrete hammer yang digunakan harus dikalibrasi dan uji si
lang secara berkala. Untui beton yang umurnya kurang dari 6 minggu,pengukur
an kuat tekan akan memberikan hasil 55-94% dari nilai kuat tekan yang sebe
narnya.
1. PENDAHULUAN

3udah sejak lama dunia konstruksi. mengenal dan menggunakan


beton sebagai bahan bangunan. Secara teknis, pengertian beton
adalah campuran 2 komponen bahan, yaitu agregat dan bahan
pengikat dengan komposisi tertentu, yang setelah mengeras
akan membentuk struktur komoosit yang mempunyai sifat dan
kekutan tertentu. Ditinjau dari jenis bahan pengikat yang
digunakan, ada 2 macam beton yang lazim digunakan sebagai
bahan bangunan, yaitu beton semen dan beton aspal. Beton
semen lazim menggunakan semen portland sebagai bahan
pengikat. Sedang beton aspal menggunakan aspal minyak atau
aspal alam sebagai bahan pengikat, dengan atau tanpa
pemanasan.

Semen portland merupakan semen hidrolis; untuk dapat


berfungsi sebagai bahan pengikat harus dicampur dengan air
dengan komposisi tertentu. Semen portland yang dicampur
dengan air dan sampai merata akan membentuk pasta; melalui
proses hidrasi pasta itu kian lama kian mengental dan
akhirnva menjadi keras. Proses hidrasi itu dapat juga disebut
dengan proses pengikatan atau proses pengerasan.

Seton semen merupakan bahan yang dibuat dari campuran


beberapa komponen bahan. oleh karena itu beton semen
memcunvai sifat vang sangat bervariasi.
Sifat yang bervariasi itu disebabkan beberapa faktor, antara
lain

o jenis, gradasi, mutu, dan komposisi komponen bahan,

o cara pengerjaan (pengadukan, pengecoran, pemadatan,


perawatan, kondisi cetakan, perawatan)

o umur beton

o kondisi setempat (suhu, cuaca, kelembaban)

Penggunaan beton semen kian lama kian meningkat sejalan


dengan pesatnya pembangunan di segala bidang. Disamping itu
perkembangan dunia konstruksi sebagai akibat perkembangan
teknologi, menuntut pula dikembangkannya teknologi beton
semen secara berkesinambungan, yang ditujukan untuk
meningkatkan efisisensi. Untuk itu berbagai lembaga
oenelitian secara menerus telah melakukan penelitian dan
oenqembanqan di bidang teknologi beton semen. Penelitian-
itu pada umumnya ditujukan untuk memperbaiki
sifat-sifat beton semen, baik yang terkait dengan kekuatan
,naupu n u n ju k ker janya.

1
Gerda3arkan hasil-hasil penelitian tersebut, antara lain
telah diketahui bahwa untuk memperbaiki sifat-sifat beton
semen dapat dilakukan dengan cara. Salah satu cara
vang sudah lazim digunakan adalah dengan memberi bahan
tamabahan pada waktu pelaksanaan pencampuran.

Pada saat ini dunia Konstruksi di Indonesia sudah mengenal


dan menerapkan penggunaan bahan tambah untuk beton semen. Di
pasaran juga cukup banyak jenis bahan tambahan dari berbagai
pabrik: antara lain bahan tambahan yang berfungsi untuk
mempermudah pengerjaan (meningkatkan workability), dan Vdng
berfungsi meningkatkan keawetan (durability) dan

Walaupun beton semen sudah lazim di dunia


Konstruksi di Indonesia, tetapi kenyataannya masalah
yang dihadapai. Dalam bidang dan konstruksi jembatan,
masalah yang teknis sampai saat ini banyak· dihadapi
adalah mutu bscon. Hal-hal yang terkait dengan masalah mutu
beton, cerutama adalah tidak tercapainya kekuatan beton
yang disyaratkan untuk struktur tertentu. Akibat
tidak tercapainya kekuatan beton sesuai yang disyaratkan
antara lain adalah terjadinva kerusakan dini. Kerusakan dini
banvaK dialami oleh lantai beton jembatan rangka baja.
Berdasarkan hasil pemantauan, kerusakan dini lantai Jembatan
terjadi 6 12 bulan setelah jembatan dibuka untuk lalu
lintas.

Rendahnva mutu beton lantai jembatan disebabkan oleh beberaoa


faktor, antara lain

o mutu komponen bahan beton yang tidak baik;


o job mix tidak dilaksanakan sesuai rencana campuran.
o pelaksanaan pengecoran yang tidak benar dan tidak disertai
dengan pengendalian mutu dengan cara yang benar.

Pengujian kekuatan beton suatu struktur dapat dilakukan


dengan beberapa cara; cara-cara tersebut dapat dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu cara tidak merusak (non destructive
testing) dan cara yang sifatnya merusak struktur (destructive
testing). Salah satu cara pengujian kekuatan beton yang masuk
kelompok non destructive testing adalah menggunakan concrete
hammer. Cara ini mudah dilakukan dan peralatan yang digunakan
kecil dan ringan; disamping itu hasilnva dapat langsung
diketahui. bleh karena itu, Kekuatan beton dengan
concrete hammer ini sudah lazim digunakan.

Walaupun pengujian Kekuatan beton dengan alat ini sudah lazim


dan banvaK diqunakan, tetapi tidak jarang hasil pengujian
alat ini masih diragukan. Keraguan ini terjadi jika
J ian alat ini memberikan hasil yang berbeda
lainnya. Atau pengujian Kekuatan
:-.,)n 'Jer;'::jail concrete hammer member i k.an hasi l vang sanga t

2
seja.uh mana k.etelitian atau penyimpangan
1 )enqu j ia.n kekua tan be toil dengan concrete hammer, dalam
t:..:ti-IL!il .J.ng,;a.r-3ii 1990,/ L991 Puslitbang Jalan telah melakukan
studi pembuatan standar pengujian kuat tekan beton dengan
a.lat concrete hammer. Hasil pemantauan ini akan disajikan
da.lam ura.ian di bawah ini.

Kegiatan pemantauan in1 dimaksudkan untuk mengetahui sejauh


mana tingkat Ketelitian dan dalam kriteria kondisi bagaimana
concreta hammer ini dapat dgunakan untuk pengujian kuat tekan
beton. Hasil pemantaun merupakan masukan bagi pemakai/teknisi
Ji lapangan dan di proyek-proyek. Oleh karena concrete
hammer digunakan untuk mengukur salah satu parameter mutu
beton dalam tulisan ini dilengkapi pula dengan ulasan tentang
dasar-dasar teknologi beton.
2. DASAR - DASAR TEKNOLOGI BETON SEMEN

2.1. M1cro struktur beton semen

SePerti telah diketahul, beton semen adalah bahan


buatan terdiri dari camouran agregat kasar, agregat
halus. semen portland, dan air dengan komposisi
:ertentu, yang setelah mengalami proses hidrasi akan
membentuk bahan vang mempunyai struktur padat dan
keras. Ditinjau secara micro struktur, maka dalam massa
beton semen itu, agregat berfungsi sebagi fragmen-
fragmen, sedang pasta air semen berfungsi sebagi
matriks. Fragmen itu terikat dengan kuat oleh matriks,
sehingga bahan beton itu bekerja secara komposit.

Agar fragmen dan matriks itu dapat bekerja secara


komposit dengan sempurna, maka komoonen bahan harus
memenuhi kriteria tertentu, yaitu :

0 ukuran butir dan gradasi agregat dapat membentuk


konfigurasi yang homogen serta memungkinkan
terjadinya interaksi antar butir sehingga rongga
antar butir dalam kondisi optimum.

o jumlah pasta air semen cukup untuk menvelimuti


dengan sempurna seluruh permukaan butir agregat
serta dapat mengisi seluruh rongga antar butir.

o tekstur permukaan agregat memungkinkan terjadinya


1katan yang baik dengan matriks.

o agregat dan air yang digunakan tidak


mengandung bahan-bahan yang bersifat reaktif vang
dapat mengurangi kekuatan , keawetan dan ketahanan
beton semen.

o agregat yang digunakan mempunyai kekerasan tertentu.

o komposisi komponen bahan memungkinkan campuran beton


yang homogen dapat dikerjakan dengan mudah.

Jika kriteria terebut diatas tidak dipenuhi, maka massa


beton yang dikehendaki akan menyimpang dari kondisi
ideal, bahkan kita akan mendapatkan beton semen yang
mutunya rendah (tidak homogen, keropos, kekuatan
rendah). Kondisi yang demikian ini masih sering
dijumpai pada pekerjaan beton semen; oleh karena itu
tidak heran jika masih banyak terjadi kegagalan
konstruksi beton yang disebabkan rendahnya mutu beton
semen.

D1penui1inya selurh kriteria tersebut di atas belum


men]amin tercapainya mutu beton semen sebagimana yang
dikehendaki, karena selain kriteria tersebut diatas,
masih ada beberapa faktor vang dapat mempengaruhi mutu

4
beton semen antara lain adalah

·.) cara pengerjaan

o kemampuan dan ketrampilan pekerja

o ketat tidaknya pengawasan dan pengendalian mutu

o iklim dan cuaca

o kondisi setempat

o kondisi form-work

2.2. Mengenal komponen bahan beton semen

2.2.1. Agregat

1). Jenis agregat

Di Indonesia agregat beton semen yang lazim


digunakan adalh agregat alam, yaitu

(1). kerikil atau batu pecah sebagai agregat


kasar

(2). pasir atau abu batu sebagi agregat


halus.

Beberapa tahun yang lalu pernah dikenalkan


penggunaan agregat ringan buatan, yaitu
hasil pembakaran batu lempung pada suhu
1300° c. Walaupun hasil penelitian yang
telah dilakukan memungkinkan penggunaan
agregat ringan buatan untuk beton struktur,
tetapi sejauh ini teknologi beton ringan itu
belum dapat diterapkan dalam bidang jalan.
Masih banyak aspek-aspek teknisnya yang
perlu diteliti, sehingga penggunaan beton
ringan itu secara teknis belum dapat
dipertanggungjawabkan.

2). Persyaratan mutu

Agar beton semen yang akan digunakan untuk


suatu struktur mempunyai mutu sebagaimana
·vang diharapkan, maka agregat yang akan
digunakan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan pula, meliputi :

(1). Persyaratan tentang kondisi fisik butir


(ukuran, bentuk, gradasi, tekstur
permu kaan) .

5
( 2) . Persvaratan tentang kekuatan
Ckekerasan, tingkat keausan).

( 3) . Persyaratan kandungan bahan


lainya (kadar lumpur, kadar organis,
kandungan garam/mineral destruktif).

( 4) . Persyaratan tentang gravimetri dan


volumetri (berat isi, berat jenis).

Untuk mengetahui sejauh mana mutu suatu


agregat, sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan pembetonan perlu dilakukan
pengujian mutu. Suatu agregat dikatakan
memenuhi persyartan apabila parameter-
parameter yang didapat dari penguJlan mutu
memenuhi limitasi yang telah ditentukan.

2.2.2. Semen Portland

1). Jenis semen portland

Portland semen termasuk jenis semen


hidrolis, yaitu apabila bereaksi dengan a1r
akan mengeras dan tidak dapat larut dalam
air. Jenis lainnva dari semen hidrolis
adalah semen putih dan semen alumina.

2). Komoonen bahan semen portland

Semen portland terdiri dari komponen bahan


sebagi berikut :

(1). Batu kapur, CaO

(2). Lempung yang mengandung unsur-unsur


silika dioksida, oksida aluminium, dan
oksida besi.

Bahan - bahan tersebut digiling dan dicampur


dengan perbandingan tertentu, selanjutnya
dipanaskan dalam tungku pada suhu t 1450°C
sehingga terbentuklah klingker. setelah
didinginkan, klingker digiling sampai halus
dan diberi tambahan 3 5% gips yang
berfungsi untuk mengatur waktu ikat semen
agar tidak berlangsung terlalu cepat.

Unsur - unsur yang terbentuk atau terkandung


dalam klingker semen portland antara lain
adalah Bricalcium silikat (C 3 S), Dicalcium
silikat Tricalcium aluminat (C 3 A) dan
Tetracalcium aluminoferit (C 4 AF). Unsur -
unsur inilah yang menjadi karakteristik dari
semen portland.

6
Komoosisi unsur - unsur tersebut ditentukan
berdasarkan Standard Industri Indonesia
(SII).

3). Tipe semen portland

Dalam perdagangan, semen portland


diklasifikasikan menjadi 5 tipe, yaitu :

(1) . Tipe 1

Semen portland standard digunakan untuk


semua bangunan beton yang tidak akan
mengalami perubahan cuaca yang dahsyat
atau dibangun dalam lingkungan yang
sangat korosif.

(2). Tipe 2

Untuk bangunan vang menggunakan


pembetonan secara masal, seperti dam,
panas hydrasi tertahan dalam bangunan
untuk jangka waktu lama.
Pada saat terjadi pendinginan timbul
tegangan - tegangan akibat perubahan
panas, yang akan menvebabkan retak
retak pada bangunan. Untuk mencegah
terjadinya hal hal vang tidak
diinginkan itu, dibuatlah jen1s semen
yang mengeluarkan panas hydrasi lebih
rendah serta dengan kecepatan
penyebaran panas yang rendah pula.

Dengan memperhatikan rumus untuk


menghitung panas hydrasi jelaslah bahwa
c 3 s dan c 4 A menghydrasi sangat cepat,
sedangkan c 2 s dan c 4 AF menghydrasi
lambat, dengan menimbulkan panas
hydrasi lebih rendah. Dengan menambah
prosentase c 2 s dari semen portland tipe
1 dan mengurangi prosentase c 3 A dan c 3 s
diperoleh semen yang mengeluarkan panas
hydrasi lebih rendah. Disamping itu
semen tipe 2 ini lebih tahan terhadap
serangan sulfat dari pada tipe 1. Semen
tipe 2 disebut juga "modified portland
cement" dan penggunaannya sama seperti
tipe 1 ditambah dua keuntungan yang
disebut diatas itu.

(3). Tipe 3

Semen portland tipe 3, adalah jenis


semen cepat mengeras, yang cocok untuk
pengecoran beton pada suhu rendah.

7
Kadar c 3 s dan C3 A adalah tinggi, tanpa
pembatasa n batas atas pada prosentas e
c 3 s, sedangkan prosentase c 3 A cukup
tinggi, sehingga tidak akan dicapai
oleh semen tipe 1.

Butiran butiran semennya digiling


lebih halus dari pada butiran - butiran
semen tipe 1 untuk mempercep at proses
hydrasi, yang diikuti dengan percepatan
pengerasa n serta pengemban gan kekuatan.

Kekuatan tekan 3 hari semen tipe 3


adalah sama dengan kekuatan tekan semen
tipe 1 umur 7 hari. Semen tipe 3
disebut juga semen dengan kekuatan
awal timggi". Jenis ini diguakan
bilamana kekuatan harus dicapai dalam
waktu sangat singkat, walaupun harganya
sedikit lebih mahal. Biasanya dipakai
pada pembuatan jalan yang harus cepat
dibuka untuk lalu lintas; juga apabila
acuan itu harus bisa dibuka dalam waktu
singkat. Panas hydrasi 50% lebih tinggi
daripada yang ditimbulka n semen tipe 1.

(4). Tipe 4

Semen portland tipe 4 ini menimbulk an


panas hydrasi lebih rendah dengan
prosentas e maksimum untuk c 3 s sebesar
35%, untuk c 3 A sebesar 7% dan untuk c 2 s
prosentas i m1nimum sebesar 40% .
Tipe 4 ini tidak lagi diproduks i dalam
]umlah besar seperti pada pembuatan
Hoover Dam, akan tetapi telah diganti
dengan tipe 2 yang disebut "modified
portland cement".

(5). Tipe5

Semen portland tipe 5 ini tahan


terhadap serangan sulfat serta
mengeluar kan panas 25 - 40 % lebih
rendah dari semen tipe 1. Reaksi antara
c 3A dan gips caso 4 , menyebabk an
terjadinya calcium sulphoalum inat.
Dengan cara yang sama, dalam semen yang
telah mengeras, hydrat dari c 3 A dapat
bereaksi dengan garam-gara m sulfat dari
luar. Kemudian membentuk calcium
sulfoalum inat didalam struktur semen
pasta yang telah terhydras i itu.

8
Penambahan volume pada fase padat, Jika
terbentuk calcium sulphoaluminat adalah
besar vaitu 227%, sehingga akibat
reaksi-reaksi sulfat ini akan terjadi
desintegrasi dari beton.

Reaksi reaksi lain yang mungkin


terjadi ialah antara Ca(OH)2 dengan
garam-garam sulfat dari luar. Hasilnya
adalah terbentuknya gips yang diikuti
dengan penambahan volume pada fase
padat sebesar 124%.

Reaksi-reaksi tersebut diatas dikenal


sebagai serangan-serangan sulfat, yang
paling aktif menyerang ialah garam-
garam Mgso 4 dan Na 2 so 4 . Serangan
-serangan ini akan dipercepat bilamana
disertai silih berganti dengan keadaan
kering dan basah. Terutama daerah
daerah vang terkena pengaruh pasang
surut pada bangunan-bangunan beton di
laut menderita serangan sulfat.
Gunakanlah semen tipe 5 untuk menahan
serangan ini.

Semen tipe 5 ini, mengandung kurang


dari 5% c 3 A dan se]umlah terbatas c 4 AF
dan Magnesium. Kadar c 3 s dibatasi
sampai dengan 50% oleh karena C S
melepaskan sejumlah banyak
selama berlangsungnya hydrasi sehingga
akan mengurangi ketahanan semen
terhadap serangan kimia.

Selanjutnya penggunaan semen portland


untuk setiap tipe tercantum dalam
daftar 1.

9
daftar 1. Penggunaan tiap tipe semen p.c.
o-----------------------------------------------------------0
Prosentase
Tipe Penggunaan Karak - :-------------------:
teristik : c 3 s: c 2 s: c 3 A:c 4 AF:
-----------------------------------------------------------1
1 Bangunan - : :
bangunan be: 53 24 8 : 8
1 Standard ton biasa. : 1 :

1
I
2 I

Modified I
I
I I I
I I I

Panas hydra-: Pembetonan 47 : 32 3 I


I 12
si & ketaha-: masal dan max·: max:
nan terhadap: biasa 50 8
sulfat se -
dang.

Cepat menge- Pembetonan Mempunyai 58 16 8 8


ras kekuatan di musim kadar c 3 A max:
awal tingg1 dingJ..m dan c 3 s : 15
yang tinggi:
-----------------------------------------------------------1 I

4
I
I I

Panas hydra-: Pembetonan Kadar ren -: 26 : 54 : 2 12


si rendah masal dah dari max: min: max:
c 3 A dan c 3 s: 35 40 7
I
I

5
I
I

Tahan terha- Air mengan-: Kadar ren- max max


dap sulfat dung sulfat: dah dari 50 5
atau air c 3 A, c 4 AF
laut I dan MgO :
:-----------------------------------------------------------
I
I
Semen putih Beton putih: 51 26 11 1
khusus
o-----------------------------------------------------------0
4). Spesifikasi semen p.c.

Untuk mendapatkan mutu beton semen baik.


salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah
semen p.c. yang digunakan harus baik. Semen
p.c. yang baik harus memenuhi ketentuan yang
tercantum dalam SII. Diantara parameter yang
dijadikan dasar penetapan mutu semen p.c.
adalah

10
Ill. berat jenis dan berat isi

12). waktu lkat

(3). modulus kehalusan

(4). kuat tekan mortar

(5). panas hidrasi

(6). komposisi unsur kimia

Oleh karena itu sebelum dimulai, semua


pekerjaan beton harus melakukan pengujian
mutu semen.

2.2.3. Air untuk campuran beton semen

1). Jenis air yang dapat digunakan

Pengikatan serta pengerasan semen merupakan


proses-prose s kimia yang terjadi dengan
perantaraan air, apabila dipakai air tawar
serta murn1. Disamping digunakan sebagai air
campuran untuk beton, air itu digunakan pula
untuk perawatan (pembahasan) beton vang
telah selesai dicor, membersihkan dan
membasahi acuan. Dalam kedua hal tersebut
diatas harus digunakan a1r tawar serta
murni. Hampir semua jenis air alam yang
segar dan air leding dapat digunakan untuk
campuran beton. Setiap jenis air yang
dihasilkan oleh alam, jernih, tidak berasa,
tidak berbau dapat digunakan untuk campuran
beton.

2). Bahan yang terkandung dalam air

(1). Bahan-baha n padat

Air yang mengandung < 0.6 % ukuran


berat, bahan - bahan padat yang larut
didalamnya pada umunya aman untuk
digunakan sebagi air campuran beton.
Sedikit sekali jenis air alam, kecuali
air laut, mengandung > 0,5 % bahan
bahan padat yang larut didalamnya, oleh
karena itu biasanya jenis-jenis air
alam vang masih segar dapat digunakan
sebaga1 air campuran beton.

L1
\2). Ion- 1on yang dapat membahayakan air
campuran beton.

Air segar yang tidak mengandung bahan-


bahan buangan/bekas industri dapat
mengandung ion-ion positif maupun
negatif berasal dari garam anorganik
yang larut. Biasanya jenis air segar
demikian itu mengandung tidak lebih
0,0015 % ion, sehingga jumlah sekecil
ini dapat diabaikan.

Ion - ion karbonat (C0 3 ) dan bikarbonat


(HC0 3 ) dapat membahayakan, . apabila
berada dalam konsentrasi tinggi dalam
air. 0.2 % Natrium karbonat (Na 2 co 3 )
atau Natrium bikarbonat (NaHC0 3 ) atau
kombinasi dari kedua karbonat itu dapat
diijinkan dalam air campuran. Dalam
konsentrasi lebih besar, Natrium
karbonat akan menyebabkan waktu
peng1katan lebih cepat.

Bikarbonat dapat mempercepat atau


memoerlambat waktu pengikatan
bergantung kepada Jenis semen yang kita
gunakan. Apabila jumlah Alkali
karbonat melampaui 0,1 % sebaiknya
dilakukan pemeriksaan - pemeriksaan

o waktu pengikatan semen

o kekuatan tekan beton pada umur 28


hari.

Karena kekuatan tekan beton dapat


dipengaruhi oleh kedua bahan i tu
apabila terdapat sebagi larutan dalam
air campuran beton. Ion - ion gar am
arganik yang dapat dijumpai dalam
larutan adalah sebagai berikut :
o----------------------------------- --o
Kation (+) Anion (-)
1
I
I

Calcium Ca Karbonat C0 3

Magnesium Mg Bikarbonat HC0 3

Natr1um Na Sulfhat so 4

Kalium K Chlorida Cl

Nitrat N0 3
o------------------------------------ -0
12
Konsentrasi sekitar 1 % dar1 semua ion
vang biasa dijumpai itu, kecuali/atau
tanPa ion- ion karbonat dapat diijikan
sebagi larutan dalam air campuran beton
tanpa menyebabkan berkurangnya kekuatan
tekan beton.

Akan tetapi lebih baik, jika dilakukan


pemeriksaan pemeriksaan terhadap
waktu pengikatan dan kekuatan tekan,
apab1la air yang kita hadapi itu
mengandung > 0,2 % bahan - bahan padat
yang larut atau lebih dari 0,1 % alkali
- karbonat dan bikarbonat.

Bilamana digunakan bahan agregat yang


alkali reaktif, maka prosentase alkali
yang larut dalam air harus ditambahkan
kepada prosentase - prosentase alkali
yang ada dalam semen. Jumlah total
Natrium Oxida dan Kalium Oxida (Na 2 o +
ditambah alkali dalam air tidak
boleh lebih dari 0.6%. Konsentrasi
0,1 % ion sulfat dalam air campuran
beton masih diijinkan.

(3). Garam

Garam yang larut dalam air campuran


beton dapat menvebabkan karatan pada
tulangan beton. 2% garam CaCL 2 dari
berat semen masih diijinkan dalam beton
bertulang bermutu tinggi, akan tetapi
akan menyebabkan hal - hal yang tidak
diinginkan pada beton pratekan.

(4). Hydroxida Alkali


Air yang mengandung Hydroxida alkali
sebanyak 0,5 % dari berat semen dapat
mempercepat waktu pengikatan semen.
Jumlah yang lebih besar dapat
menyebabkan reduksi kekuatan tekan
beton.

(5). Partikel lanau dan lemoung dalam


susoensi

Samoai dengan Q,2 % partikel - partikel


lemoung atau batuan yang mengambang
dalam air campuran dapat diijinkan.
Apabila mengandung lebih banyak bahan -
bahan tersuspensi, maka air yang akan
digunakan sebagai air campuran beton
itu. harus diendapkan terlebih dahulu.

13
3). Ail asam, ail basa, ail limbah

1). Ail asam

Ail asam biasanya be1sumbe1 dali gunung


gunung be1api atau tambang (mine)
yang mengandung asam bele1ang sebagai
hasil-hasil oxydasi da1i py1it dan
sulfida. Bebe1apa pe1puluh% (0,1 %,
0,2 % , ....... ) da1i ga1am-ga1am
ano1ganik dapat diijinkan dalam ail
campu1an beton. Dengan nilai pH < 3
tidak diijinkan untuk digunakan sebagi
ail campu1an beton.

(2). Ail basa

Apabila te1jadi hyd1asi anta1a semen


dan ai1, maka ail campu1an yang
digunakan akan menjadi ail basa, akibat
telbentuknya calcium dan alkali hyd1asi
dalam p1oses 1eaksi te1sebut. Ail alam
ja1ang sekali atau tidak pe1nah akan
menjadi ail basa seke1as ail pasta
semen.

(3). Ail laut

Ai1 laut mengandung 3,5 % ga1am yang


la1ut, apabila digunakan sebagai ail
campu1an beton, maka akan dipe1oleh
kekuatan tekan awal lebih tinggi
dibandingkan jika digunakan ail tawa1.
Akan tetapi setelah umu1nya be1tambah
kekuatan tekannya akan menu1un,
disamping itu akan te1jadi
"efflo1escence", yai tu pengoto1an
be1upa bintik-bintik putih pada
pe1mukaan betonnya. Bahaya ka1atan akan
timbul, jika pe1mukaan beton
dipenga1uhi cuaca, akan tetapi bilamana
beton itu letaknya pe1manen didalam ail
tidak akan terjadi se1angan ko1osi.

(4). Ail pembuangan industli

Ail pembuangan yang mengandung minyak


bebe1apa spesifikasi mengatakan bahwa
ail campu1an beton tidak boleh
mengandung asam, alkali dan minyak.
Oli mine1al (minyak tanah) ku1ang
membahayakan dibandingkan dengan minyak
sebagai hasil pengolahan dali tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Bebe1apa % oli
mine1al diijinkan dalam ail campu1an

14
beton karena akan merupakan suatu
emulsi bilamana tercampur dengan pasta
semen. sehingga kekuatan pasta semennya
tidak dipengaruhi. Kekuatan tekan beton
akan dipengaruhinya sedikit akibat
berkurangnya ikatan, oleh karena
terhalang oleh film oli yang melapisi
agregat kasar. Sampai dengan 10% oli
mineral masih memberikan kekuatan tarik
yang baik pada kekuatan mortar, akan
tetapi kekuatan tekan beton berkurang
dengan 25 - 35 % .

Larutan gula dan Sacharosa sangat


ditakuti, oleh karena mempengaruhi
proses hydrasi dari semen .. Gu la dalam
jumlah kecil yaitu dengan konsentrasi-
konsentrasi < 0,05% akan memperlambat
waktu pengikatan dan kekuatan tekan
awal. Jumlah larutan dengan konsentrasi
yang lebih besar akan akan mempercepat
waktu pengikatan dan mengurangi
kekuatan tekan secara permanen. Apabila
gula itu memperlambat terjadinya
kekuatan tekan, sebaiknya dilakukan
perawatan secara basah untuk memulihkan
kekuatan tekan beton.

Garam-garam dari seri kation (+), yang


tercantum dibawah ini menyebabkan
reduksi kekuatan tekan.

Manganese (Mn)
Timah putih (Sn)
Zinc (Zn)
Tembaga (Cu)
Timah hitam (Pb nitrat)

Garam-garam dari seri anion (-) dibawah


ini akan mengurangi kekuatan tekan :

Natrium Yodat
Natrium phosphat
Natrium arsenat
Natrium borat
Natrium Sulphida

Penggunaan ion Ammon.ium adalah umum


dibidang industri dan pertanian.
Ammonium Chlorida dapat sedikit
menambah kekuatan tekan beton.

15
Gas-gas dalam air pembuangan industr1
yang larut ialah zat asam, karbon
dioksida, asam sulphida dan ammonia.
Jenis-jenis gas tersebut yang terdapat
sebagi larutan itu jarang dijumpai
dalam konsentrasi-konsentrasi atau
jumlah yang dapat membahayakan beton.

2.3. Mutu beton semen

2.3.1. Kriteria mutu

Mutu beton semen ditetapkan berdasarkan kriteria


sebagi berikut

1). Kekuatan

Kekuatan tekan beton semen ditentuakn


berdasarkan kekuatan tekan benda uji pada
umur tertentu. Benda uji dapat berbentuk
kubus (10 x 10 x 10 cm 3 , 15 x 15 x 15 cm 3
dan 20 x 20 X 20 cm 3 ) atau silinder diameter
15 Cm tinggi 30 Cm. Jumlah benda uji untuk
setiap pekerjaan ditetapkan berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Kekuatan tarik
lentur ditentukan berdasarkan kekuatan tarik
lentur benda uji pada umur tertentu. Benda
uji berbentuk balok dengan ukuran 15 x 15 x
50 em.

2). Keawetan (durability)

3). Kekedapan air

4). Derajat perubahan Volume (susut)

5). Mikro struktur ·(segregasi, karang beton).

2.3.2. Faktor yang mempengaruhi mutu beton

Mutu beton semen sangat dipengaruhi oleh faktor-


faktor sebagai berikut :

1). Jenis, mutu, dan komposisi komponen bahan

2). Cara pengerjaan ( pencampuran, pengecoran,


pemadatan, perawatan )

3). Pengendalian mutu

4). Iklim, suhu, cuaca

5). Kondisi bekisting

6). Kondisi setempat

16
3. PELAKSANAAN STUD!

3.1. METODOLOGI

Concete hammer adalah salah satu alat yang digunakan


untuk mengukur besarnya nilai kuat tekan beton dengan
car a tidak merusak (non destructive testing = NDT).
Cara pengujian yang dilakukan adalah mengukur besarnya
energi tumbukan yang diterima oleh permukaan beton, dan
berdasarkan besarnya energi tumbukan ini kita dapat
memperkirakan besarnya kuat tekan beton dengan
menggunakan grafik korelasi yang telah dibuat oleh
pabrik pembuat alat itu.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keteli tian hasil
pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan concrete
hammer, tentunya hasil pengUJlan dengan menggunakan
alat ini harus dibandingkan dengan nilai kuat tekan
yang sebenarnya. Cara pengujian nilai kuat tekan beton
yang sebenarnya dilakukan dengan mengacu kepada
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Pera tu ran
Beton Bertulang Indonesia 1971 2. Acuan ini
dipilih dengan pertimbangan bahwa sampai saat ini belum
di kelua rkan seca ra resmi Pe ra tu ran Beton yang ba ru.
Dalam PSI - 1971 dicantumkan bahwa pengujian nilai kuat
tekan beton dilakukan dengan melakukan pengujian benda-
benda u j i be ton. Salah sa tu bend a u j i yang digu nakan
adalah berbentuk kubus dengan ukuran sisi-sisi 15 x 15
x 15 em yang dibuat dengan persyaratan-persyaratan
tertentu.

Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang perbandingan


nilai kuat tekan beton yang diuji dengan concrete
hammer dan nilai kuat tekan beton yang sebenarnya, maka_
pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan beberapa
variasi mutu beton, yaitu beton dengan mutu K-175, K-
225, K-300 dan K-400, masing-masing dengan variasi umur
3 hari - 7 hari - 14 hari - 21 hari - 28 hari - 56 hari
- 84 hari - 112 hari dan 154 hari, untuk setiap variasi
umur disiapkan 20 buah benda uji.

Pengujian nilai kuat tekan beton dengan concrete hammer


dilakukan pada setiap bidang permukaan kubus, untuk
setiap bidang dilakukan pada 5 titik yang berbeda.
Nilai kuat tekan yang mewakili adalah rata-rata dari 4
x 5 titik pengukuran.

17
3.2. P E R A L A T A N

Dalam pelaksanaan studi ini, peralatan yang digunakan


adalah sebagai berikut

1). satu unit peralatan pengujian agregat


2). satu unit peralatan pengujian semen
3). satu unit peralatan untuk membuat rencana
campuran dan benda uji
4). satu unit Universal Testing Machine merk Shimadzu
kapasitas 200 ton
5). satu buah Concerete Hammer tipe N merk Prosseq /
buatan Swiss yang sudah dikalibrasi.

3.3. PENGUJIAN MUTU KOMPONEN BAHAN BETON

3.3.1. Pengujian agregat kasar

Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah


yang diperoleh dari pabrik pemecah batu di
Banjaran Bandung. Secara visuil, jenis batuan
yang digunakan sebagai batu pecah adalah
andesitis.

1) . Ukuran butir

Lewat saringan 1 1/2" 100 %


Lewat saringan 3/4" 76 %
Lewat saringan 3/8" 1 %

2). Modulus kehalusan 7,2 %

3). Be rat isi

a. Lepas 1,38 gram/cc


b. Padat 1,55 gram/cc

4). Be rat jenis

a. Semu 2,79
b. Bulk 2,66
c. Ssd 2,71

5) . Absorbsi 1,72 %

6). Keausan terhadap abrasi: 20 %

18
3.3.2. Agregat halus

Agrega t hal us yang digunakan adalah pasi r ex.


Galunggung.

1) . Uku ran butir

Lewat saringan 3/8" 100 %


Lewat saringan no. 4 88 %
Lewat saringan no. 8 66 %
Lewat saringan no. 16 39 %
Lewat saringan no. 30 16 %
Lewat saringan no. so 5 %
Lewat saringan no. 100 2 %
Lewat saringan no. 200 0 %

2). Modulus kehalusan 3,84 %

3). Be rat isi

a. Lepas 1,40 gram/cc


b. Padat 1,52 gram/cc

4). Berat jenis

a. Semu 2,79
b. Bulk 2,64
c. Ssd 2,64

5). Absorbsi 1,99 %

6). Kotoran organik no. 2

Untuk campuran beton, pasir tersebut di atas


disaring dan yang digunakan adalah fraksi yang
lewat saringan no.3.

3.3.3. Semen portland

Semen portland yang digunakan adalah tipe I


produksi dar:i P. T. Indocement Tunggal Prakasa
Cibinong. Pengujian mutu semen memberikan data
sebagai berikut

1) . Be rat isi curah 3' 15 gram/cc


2). Waktu ikat awal 45 menit
3). Waktu ikat akhir 140 menit
4). Kuat tekan mortar
pad a umur 7 hari. 87 MPa

19
3.3.4. A i r

Untuk campuran beton, air yang digunakan adalah


air yang diambil dari sumur bar di komplek
Pusa t Li tbang Jalan. Jenis air cu kup bai k dan
selama ini sudah digunakan; oleh karena itu
tidak dilakukan pengujian kembali.

3.4. PEMBUATAN R£NCANA CAMPURAN

Untuk mendapatkan mutu benda uji beton yang baik, telah


dibuat rencana campuran untuk beton dengan variasi mutu
K-1 75, K-225, K-300, K-350 dan K-400 dengan komposisi
komponen bahan seperti tercantum dalam daftar 2.

Daftar 2. Komposisi komponen bahan campuran beton

Mutu Berat komponen bahan campuran, kg


F.a.s Slump, em
be ton Semen Batu pecah Pasir

K-175 262 1066 922 0,55 5,0

K-225 303 1088 864 0,55 6,0

K-300 310 1104 861 0,50 4,0

K-350 381 999 838 0,50 6,0

K-400 473 1043 770 0,50 5,0

3.5. PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI

Benda uji untuk setiap mutu beton dibuat dengan


komposisi komponen bahan seperti tercantum dalam
2. Benda u j i dibua t dengan menggu nakan cetakan benda
UJl standard dari baja sesuai dengan tata cara yang
berlaku. Sebelum dilakukan pengujian, benda uji dirawat
dengan cara merendam di dalam bak berisi air.

3.6. PENGUJIAN KUAT TEKAN.

Pengujian kuat tekan untuk setiap kelompok mutu beton


di laku kan sesuai dengan umu rnya. Pengu j ian di laku kan
dalam kondisi benda uji kering permukaan.

20
Sebelum dilakukan pengujian kuat tekan dengan mesin
tekan Universal, setiap benda uji dilakukan pengujian
dengan concrete hammer, yaitu pada setiap bidang
permukaan dilakukan sebanyak 5 titik dengan posisi
vertikal. Hasil pengUJl.an kuat tekan dengan mesin
penekan ( dibe ri notasi K) dan cone rete hammer ( diberi
notasi H) tercantum dalam daftar 3 sampai dengan 7.
Nilai H yang tercantum dalam daftar-daftar tersebut
adalah nilai rata-rata dari 4 x 5 titik pengujian.

21
Daftar 3. PENGUJIAN KU{H TEKI-)N BETCN t1UTU K-175

. I

NILAI KU?H TEKAN. MPa I


I Ut::I'HJH 3 H{,Rl
. .............. ···•···· ................................................................................

84 HARI 112 HARI J54 Rl


7 HARI 14 HARI 21 HARI BHA 56 HARI
'
................ ............................... ························ ······· ··········· .......................................... ............................................................
I LJJJ
H K H K H K H K K H K H K H K H
···:···::··:;:::::.:; :·::":·: .. ................................ ........................... .............................
.. ··- ........ ······ ...................... ... ..... .... ...................... ......... ...... .......... ............................... ............................ ................................ ..........................

1 10.6 5.8 17.3 11.3 23.8 17.9 24.5 21.7 26. 3 0 28.6 29.8 30.0 32.0 30.8 33.2 32.5 33.fJ
2 10.3 6.0 16.8 11.0 23.0 17.2 24.9 21.9 25. 7 4 28.4 30.3 30.0 31.7 31.0 33.0 31.8 34.0
3 10. ·1 5.9 17.0 11.2 22.8 17.1 25.1 22.0 25. 9 6 28.8 30.6 29.6 32.2 30.5 32.9 32.0 5:).6
4 10.2 5.8 17.1 11.4 22.5 16.9 25.2 21.5 26. 5 1 29.0 30.0 29.8 31.8 30.8 33.4 31.6 3·1. i
5 10.2 5.9 16.9 11.9 23.1 17.4 24.4 22.1 25. 9 4 28.5 29.7 30.2 31.8 30.6 33.0 31.6 34.1
6 10.5 5.7 17.0 11.5 22.9 17.6 25.0 21.6 26. 0 7 28.6 29.6 30.2 32.1 30.7 32.8 32.1 34.2
7 10.4 5.7 17.6 11.8 23.3 17.3 25.0 21.9 26. 1 7 28.9 30.0 30.1 32.2 31.0 33.4 32.2 34.0
8 10.5 5.8 17.9 11.4 23.0 17.0 24.8 21.7 26. 0 8 28.9 30.0 30.5 32.0 29.8 33.0 32.0 33.9
9 10.7 5.9 17.0 11.3 22.7 16.9 24.7 21.6 25. 8 4 29.0 29.7 29.7 32.0 29.8 32.8 32.0 34.2
10 10.8 5.9 16.8 11.8 23.5 17.6 24.8 21.8 26. 2 8 29.2 30.1 29.6 31.8 30.5 32.8 31.8 33.9
11 10.8 5.7 17.2 11.0 23.4 17.3 25.1 21.4 26. 2 6 28.6 29.8 29.6 31.7 30.2 33.2 31.7 9
12 10.5 5.6 17.2 11.4 23.2 17.3 25.3 21.5 25. 7 4 28.7 30.2 30.1 31.8 30.4 33.2 32.0 34.0
13 10.3 6.0 17.1 11.6 22.9 17.0 24.5 21.9 26. 2 6 28.7 30.3 30.1 31.8 30.6 33.3 32.2 34,1
14 10.4 6.1 16.9 11.3 23.2 17.1 24.6 22.0 26. 0 8 28.7 30.1 30.0 32.2 30.5 33.4 32.4 33.6
15 10.6 5.6 16.7 11.2 23.0 17.0 24.8 22.2 26. 2 8 28.5 30.0 29.8 32.1 30.7 33.0 32.4 33.9
16 10.3 5.7 16.9 11.4 23.2 17.2 24.8 21.5 26. 1 9 28.8 29.8 30.3 31.7 30.4 33.0 32.2 3:3.5
17 10.6 5.5 17.0 11.5 23.1 17.0 24.6 22.1 26. 3 0 28.6 29.9 30.2 32.0 30.4 33.2 32.6 33.7
18 10.4 5.9 17.0 11.5 22.8 17.2 24.7 22.0 26. 4 0 28.6 30.3 29.9 32.1 30.7 33.2 32.5 33.8
19 10.6 5.7 17.1 11.4 22.7 16.8 24.6 21.4 25. 9 5 28.6 30.0 30.0 32.1 30.5 33.0 31.8 3:3.9
20 10.3 5.8 17.0 11.6 22.9 17.0 24.5 21.7 26. 0 6 28.6 30.0 30.0 32.1 30.5 33.1 32.0 33.9
····················· ······-·· . .......... ................. .......................... ···················-· ..... ........................... .. .... .......................... ... .......... ············•·· ............................. .......... ......... ........ ..... ... .. ...... .... .. .. ..... ........ .................... ........... .................... .. ............................. ......................... ..... ......................

err 10.47
..................................... .........................
5.8 17.0 11.375 23.05 17.19
...... ...... ....................... .... .......... ................ ...................
24.80 21.78 26. 07 0 28.72 30.01 29.99 31.96
...... ........................... ... .................................. . ............................. ............................ ..
30.52 33.1 32.07
........................... ... ............................... ......•........
33.9
..•...............•......•. ···-······""" ············ ...

s 0.18 0.15 0.20 0.24 0.55 0.52 0.26 2 2 0.22 0.24 0.25 0.18 0.32 0.20 0.30 0.20
................ ................ .......................... ... ............................. .................. ....... ....................... ...... ...................... ....... ............................... ....... .... .. ................. ... ....... ...................... . ........................... .................................. ............................... ............................... ............................ .

cv 1.72 2.59 1.18 2.11 2.39 3.02 1.05 4 9 0.77 0.80 0.82 5.60 1.04 0.60 0.94 0.59
......... .............................. ................... ...... ... ........................................................................................... ··········· ...........

N
N
I
NILAI KL IAT TEKAN , MPa
I ............................................................. . ....................................................

3 HL\RI 7 HAFU 14 HARI 21 HARI 28 HA RI 56 HARI 84 HARI 112 154 HARt


............................... ................. ....... . ...................
UJI .. I ...... . ............... ... . ................................ ······ ..... ................

H f<. H. K H K H K H K H K H K H K H
............................. . ......................... ...... ..................... .. ......................... .................... ......... ......................
............... ················ .................................
............... .. .........................
............... ......... ..... ...................... .. ............................ ........................... ... ................

K ········I··
1 11.9 6.5 19.8 12.7 26.6 20.0 28.1 24.0 29.8 28.4 32.4 34.0 34.8 36.7 36.3 39.0 36.6 40.2
2 12.2 6.7 19.4 12.5 26.1 19.7 28.5 24.2 30.3 28.5 32.0 33.9 35.0 36.1 35.9 39.4 37.0
3 11.8 6.6 19.5 12.3 27.0 19.6 28.8 24.2 30.0 27.9 32.9 33.8 35.0 36.5 36.0 39.3 36.4 40.0
4 12.0 6.7 19.5 12.6 25.8 19.8 27.9 24.4 29.7 28.7 31.9 34.1 34.9 36.6 36.5 38.8 36.3 39.8
_,,- 11.7 6.4 19.6 12.6 26.8 20.3 27.6 24.8 29.7 27.8 32.2 33.8 35.3 36.9 36.5 39.0 36.5 39.6
6 11.6 6.3 19.3 12.9 26.5 20.2 28.8 23.9 30.1 28.6 32.5 33.6 34.'7 37.0 36.6 39.6 36.8 40.0
7 11.7 6.5 19.5 12.8 26.5 19.5 28.7 23.6 30.0 28.7 32.5 34.3 35.1 37.0 36.3 39.5 37.0 40.0
8 11.7 '
D.D
/
19.5 13.0 26.4 19.5 28.4 23.8 30.4 28.9 32.3 . 34.4 35.6 36.2 36.7 39.6 37.2 40.tl
9 12.4 6.9 19.8 12.5 26.2 19.6 28.6 24.7 30.5 27.5 32.0 33.7 34.5 36.0 35.5 39.6 36.6 39.6
lO 12.5 6.8 19.0 12.5 26.6 20.1 28.6 24.5 30.5 29.0 32.3 33.6 34.8 36.8 35.6 38.7 36.8 39.8
11 12.0 6.4 19.3 12.8 26.3 20.2 28.6 24.4 30.4 28.5 32.4 34.0 35.1 36.5 36.1 38.9 37.0 40.3
12 12.3 6.4 19.7 12.7 26.3 19.8 28.4 24.2 30.8 28.4 32.6 34.0 36.6 36.0 39.0 36.4 39.9
13 12.0 6.5 19.7 12.7 26.7 20.5 28.4 24.2 29.9 28.6 32.7 33.8 35.0 36.9 36.3 39.3 36.3 40.0
14 12.0 6.6 19.6 12.9 26.1 20.4 28.8 24.5 30.0 28.6 32.9 33.8 34.9 37.3 36.3 38.9 36.6 40.2
15 12.4 6.5 19.5 12.2 26.9 19.7 28.9 24.4 30.5 28.6 32.0 34.1 35.2 37.0 35.7 39.1 36.6 40.4
16 12.2 6.8 19.4 12.2 26.8 19.7 28.8 24.1 30.2 28.5 32.1 34.0 35.5 37.1 35.9 39.1 36.5 39.5
17 12.3 6.8 19.8 13.1 26.2 19.4 28.5 24.3 30.5 28.4 32.4 33.9 35.0 36.8 36.4 39.2 36.8 40.8
18 11.9 6.5 19.2 13.0 26.5 19.9 28.6 24.5 30.4 28.3 32.5 33.9 35.5 36.9 36.3 39.2 36.4 40.6
19 11.7 6.4 19.5 12.7 26.8 20.2 28.6 23.9 30.4 28.7 32.6 33.9 35.1 36.7 36.4 39.0 36.6 40.4
20 11.7 6.3 19.6 12.5 26.4 20.4 28.5 24.2 30.1 28.5 32.4 33.9 35.1 36.4 36.3 39.5 36.5 39.6
......... .......................... ............................... ...... ··········•· .... ·························. ····•·············•······· ..... ...•......... ................ ............................... ······························ .................. ................................ .. ............................... ............................... .. .......................... .................................. ............................. .............

cs-r 12.0 6.6 19.6 12.7 26.5 19.9 28.5 24.2 30.2 28.5 32.4 33.9 35.1 36.7 36.2 39.2
..... ........................ ................. .............. ............................... ........................... .... .................................. .......
36.6 t\0.0
.................. ..
............................. ....... ...................... ......... .......................... .. - ................... .... ........................... ............... .......... ... ...................... ........ ... . ....... .............................. ...... .. ........ .

s 0.28 0.18 0.20 0.26 0.31 0.34 0.32 0.30 0.30 0.33 0.29
.................. ................................. .....
0.19 0.24 0.36 0.32 0.33
.................... ................................ ............................... .. ........................... ........................-.....
0.26
.... .............................
0.38
.................................... .................................. ........ ................ .. ............. ........ .............................. ... ..... ............... .............. ........ ..... ........

Cv 2.33 2.73 1.02 2.10 1.20 1.72 1.13 1.24 1.00 1.16 0.90 0.56 0.68 0.99 0.88 0.84 0.71 0.95
......... ... .... ..... ....... ......................... ... .............................. .................................. .. ........... ... .......... ...... ................. ........ ..... ................ ..... ................................. ............................. .................................. ... .......... -.. ... ............................ ...............

N
w
Daftar
.)
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON MUTU K- 3JO

NILAI KUAT TEKAN, MPa


..............................
BENDA
3 HARI 7 HARI 14 HARI 21 HARI 28 HARI 56 HARI 84 HARI 112 HAR I 154 HARI
··•····· ..,. .........
UJl
K H K H K H K H K H K H K H K H K H
.................... :::1:;:::::::::::::::: :::::::::r:::::::::::::::::::":::"::::::J::c:"::::::"::::::::::::::::::t:::":::::::::::::::::::::::::::lo:::::::::::::::o::::::::::::::t::::::::::::::::::::::: ::::::::1:::: ::::::::::::::::::::::::::::1::: :: ::::::::::::::::::::1:::::::::::::::::::::::::":::::::1::::::::::: ::::::::"c :.:::::::::::: :::1 ......... ::::::::::::::1:.:: .................. .

1. 16.0 8.8 25.2 16.4 35.0 26.2 37.8 32.3 40.5 38.4 43.0 45.0 47.0 49.8 48.0 52.5 49.0 53.6
r>
16.2 9.0 25.8 16.0 34.5 26.0 38.0 32.0 41.0 38.4 43.4 44.9 46.8 49.7 48.4 52.0 42.9 53.9
,.
{.

15.8 8.5 26.0 16.3 34.5 25.7 38.2 31.9 40.8 38.5 43.2 44.7 46.0 49.5 48.2 52.6 48.8 54.0
4 16.4 8.6 25.4 15.9 35.1 26.3 38.0 32.4 39.6 37.9 42.9 44.9 46.4 49.5 48.5 52.8 48.7 53.2
5 16.0 8.5 25.2 16.6 35.1 25.7 37.6 31.5 39.4 37.8 42.9 45.0 46.8 50.0 48.5 52.2 49.4 53.8
6 15.7 9.0 26.2 15.7 34.4 26.0 37.6 31.5 41.2 38.5 43.4 45.4 47.2 50.3 48.5 51.9 49.3 53.7
7 16.5 9.2 26.0 16.0 34.6 26.2 37.9 31.8 40.0 37.7 43.2 45.3 46.5 49.8 48.0 52.6 48.7 53.7
8 15.7 9.0 25.7 16.4 34.5 26.5 38.0 32.0 40.8 38.0 43.0 44.6 46.4 49.2 47.8 52.7 49.1 53.7
9 16.2 8.6 25.7 15.8 34.0 25.7 38.2 32.4 41.0 38.2 42.7 45.2 46.4 50.1 48.3 51.9 49.1 53.5
10 16.2 9.2 25.4 15.8 34.0 25.9 37.5 32.6 40.5 38.0 42.7 44.9 47.4 50.0 48.6 52.0 49.0 54.1
11 16.3 9.0 26.1 16.2 34.6 26.3 38.4 31.5 40.5 38.0 43.0 44.9 47.6 49.5 48.1 52.5 48.7 54.0
12 16.6 8.8 25.9 16.3 35.2 26.3 37.6 31.4 40.6 37.4 43.5 45.2 47.0 49.5 48.8 52.5 49.0 54.2
13 15.8 9.3 25.5 16.0 35.0 26.0 38.2 31.4 40.8 37.3 42.5 45.4 47.3 50.6 49.0 51.8 49.2 54.0
1.4 15.7 9.0 26.0 15.5 34.8 26.1 38.0 32.0 40.2 37.9 43.2 45.5 47.0 50.3 47.6 51.6 48.6 53.8
15 16.2 9.1 25.4 16.6 34.6 25.5 38.1 32.2 39.8 38.5 43.2 45.0 46.9 49.7 47.8 52.9 49.5 53.8
16 16.0 9.2 25.3 16.2 34.6 25.4 38.0 31.7 39.5 38.0 43.6 45.2 47.4 49.7 48.7 52.6 49.7 54.0
17 16.4 9.0 25.8 16.2 35.0 26.2 37.8 31.6 41.4 38.3 42.4 44.6 47.3 50.2 48.4 52.0 49.4 54.1
18 16.4 8.8 25.2 16.2 34.8 26.2 38.3 31.6 41.0 38.2 43.0 44.8 47.3 50.4 48.4 52.1 49.2 54.1
19 16.2 8.6 25.4 16.4 34.7 26.0 38.2 31.8 41.9 38.4 43.4 45.3 47.0 50.0 48.4 52.5 49.0 54.1
20 16.2 8.8 25.5 15.9 34.9 26.3 38.0 32.4 40.7 38.1 43.2 45.1 46.8 49.8 48.5 52.3 49.3 54.0

(jr 16.1 8.9 25.61 16.1 34.7 26.0 38.0 31.9 40.5 38.11 43.1 45.0 46.9 49.9 48.3 52.3 49.1 53.9.

s I 0.26 I 0.251 0.331 0.30 I 0.34 I 0.30 I 0.26 I 0.37 I 0.58 I 0.351 0.29 I 0.27 I 0.42 I 0.35 I 0.37 I 0.38 I 0.30 I '0.25
1-· ····· ............... + -· ·- ····· · +·-·· ·-······ ·····l- ········ ·····-··· +·-··········· ··-·· +····· ····· · · · ··-··-1-··-·-·-·-·············-·-+···-·-····· ········ +·-·--·- ····· ··· ···-I · · ········· l · ·- ··· ····l··· · -· · · ·· 1·········-·· ········ ·· ··-········-···-+-··--·- ······· ·-····!·······-······· ······· +·· · · · · ····I
cv I 1.61 I 2.80 I 1.291 1.86 I 0.97 I 1.15 I 0.68 I 1.16 I 1.43 I 0.921 0.67 I 0.60 I 0.90 I o. 70 I o. 77 I 0. 73 I 0.61 I 0.46
L. .........................._ ......L._ ...........................L .... ----·····-·-········! ............................L........... ......... .l.................................l.......... _. _______ ....•. l ................................ l ................................ l ........................L. ....................! .......................... L. ..............................I..................................L .......................... _.L .................................L........................_ .....L.............................. L..............................1

N
+=-
Daftar f· PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON HUTU K-350

. ................. ... ........ ................. .................... ' . ................................. .

NILAI KUAT TEKAN, HPa


............................... ................................ ..... .................. . ............ ...........
BENDA
3 Ht)Rl 7 HARI 14 HARI 21 HARI 28 HARI 56 HARI 84 HARI 112 HARI 154 HARI
UJI ·············· .. ...... ......................................... _ ................... .... ·- ···············-······· ........................... ................., ............... ························r····
K H K H K H K H K H K H
.........................
K
............................
...... ................................
H K H K T H
... ..... ·······•·······
........................ ......................, .. _•··· .......................... ·············-·····-············ .....
.... ...................... ........................ " " ...................... ............................... . ...............................
........................
.............. .,_,.,........... ................................ ....... ................... .................... .................................

1 16.2 8.9 27.4 17.8 37.0 27.60 40.4 34.0 42 .0 39.5 46.0 48.3 49.7 52.9 50.5 54.8 51.8 55.9
2 16.0 8.5 27.0 17.9 36.5 27.40 39.6 34.5 42 .4 38.9 46.2 48.0 49.0 52.5 50.0 53.6 51.5 56.0
3 16.8 9.0 26.9 17.4 36.8 27.0 39.4 33.8 42 . 4 38.5 45.9 48.9 49.5 52.6 50.8 54.6 52.0 r::

4 17.0 8.7 27.6 17.3 37.2 27.8 40.5 33.5 42 .6 39.4 46.4 48.5 49.8 52.3 51.0 54.5 51.6 55.0
5 16.3 9.2 26.8 17.9 36.6 26.9 40.6 34.8 42 .5 38.7 45.5 47.4 48.9 52.6 50.2 54.5 51.0 54.9
6 16.7 9.2 27.5 ·18.0 36.4 27.0 40.0 33.6 42 .8 38.6 45.8 48.0 49.0 52.0 50.6 54.0 52.2 55.8
7 16.5 8.8 27.5 18.2 37.2 27.5 40.0 33.5 42 .0 39.0 46.3 48.0 49.2 52.7 50.5 54.2 51.8 54.7
8 16.9 9.4 27.3 18.2 37.0 26.7 40.2 34.2 41 .8 39.2 46.6 48.2 49.8 51.9 50.5 53.8 52.0 56.1
9 17.1 8.5 26.9 17.9 37.1 27.7 39.4 34.2 42 .2 39.4 45.4 48.4 50.0 51.6 51.6 54.6 52.0 56.2
10 17.3 9.0 27.1 17.9 36.6 26.9 39.6 34.4 41 . 7 38.6 46.0 47.8 50.2 52.9 49.5 53.2 51.6 55.4
11 17.5 9.2 27.4 17.6 36.4 27.0 39.7 33.8 41 • ..J 38.9 46.0 47.6 45.5 53.0 50.8 54.8 51.4 55.0
12 16.9 8.7 26.7 18.3 37.5 27.2 39.2 33.9 42 .6 38.9 46.4 47.7 49.7 53.2 49.8 53.5 51.0 55.2
13 16.8 8.8 26.9 18.0 36.9 27.2 39.9 34.1 41 .9 39.0 45.5 48.5 48.8 52.8 51.2 53.5 52.5 55.3
14 17.0 8.9 27.5 18.5 36.8 26.9 40.0 34.0 41 .8 39.1 45.7 47.6 48.6 52.2 50.8 54.6 50.9 54.9
15 17.3 9.2 27.6 18.2 37.0 27.5 40.2 33.5 42 . 4 39.2 45. 9. 48.2 48.7 52.4 50.0 53.8 51.6 56.2
16 16.8 9.0 27.2 18.1 36.9 27.1 39.5 33.4 42 . 5 39.2 46.1 48.0 48.5 52.4 49.7 53.9 52.0 56.0
17 16.2 8.8 27.2 17.8 36.8 26.5 39.6 33.2 41 .9 38.8 46.0 47.6 49.0 52.9 49.2 54.0 51.7 56.0
18 16.3 9.1 27.0 17.9 37.4 26.7 39.9 34.8 42 .0 38.6 45.6 47.9 49.2 52.8 50.8 54.2 51.5 56.1
19 16.4 9.0 27.2 17.6 37.2 27.3 40.2 33.8 42 .2 39.0 45.9 48.0 48.9 52.9 55.0 54.5 52.2 56.0
20 16.2 8.9 27.4 17.9 37.0 27.0 40.4 34.0 42 .6 39.4 46.0 48.2 49.0 53.0 50.3 54.8 52.4 55.2
.............. ........ ,_ ...... ................................ ........................... ......................... ............. ................. ...... ......................... ....................... ..... .............. ............. ............ ................. .................... .... ........................ ................................. ......... .................. ....................... ........ ................................. -............................... ..........................

r 16.7 8.9 0.28 17.9 36.9 27.1 39.9 34.0 42 . 2 39.0 46.0 48.0 49.2 52.6 50.4 54.2 51.8 55.6.
...... ....... .................. ............... _.............. ............................. ...................... ....... - .............. .......................... _... ........ _........................ .... ....................... ............ ............... ............... .. ......... ........ .. ................ ................................. ........................... -..... ...........-................ .. ............ .................. ................. ......

s 0.43 0.24 1.03 0.30 0.31 0.35 0.40 0.45 0. 36 0.30 0.32 0.31 0.50 0.42 0.63 0.50
...... ....................... ... ........... .................. ........................ ....................... ........................ .... .................................. ....................... _,., ... .................................. .... ......... ................................ .......... .................... .......................... .... ............................... .................-............. .........................

Cv 2.57 0.27 1.29 1.67 0.84 1.29 1.00 1. 32 0. 85 0. 77 0.70 0.65 1.02 0.80 1.25 0.92
.................... ............... .......... -...... ... .. ..............................................................................................................................................................

N
(Jl
Daftar 7. PENGUJIAN KU{H BETQ\1 MJTU K-400

. ............. .............................
NILAI KUAT MPa
. ............................... ..... ...... .......... .............................. ,................ . .......................
BENDP; .. ..

ARI 14 ..HARI
7 HARI ........... ............................. ........................ ....... ........ .
21
.
HARI 28 HAR 56
........ ............................... ............
84 HARI
......... ............................. ...................
112 Hl1RI
.......... ......................
154 HNU
UJI
K H K H K H K H K H K H K H K H K H
...... ................. .................. ····· ............................... :::::::::::::::::::;;:::::···: .... .................................. .......................... ................... :::::::::::.::::!.. :.: :.::1.::.: ..............................
. .... .................................. .......................... ::::::::::::::.:::::::::::::::::: ::::::::::;:::::::::::::::::::::
............................. ::::::::::::::.:::.::::::.:::::::. .....

1 19 10.9 30.8 20.0 41.0 31.3 45.1 38.0 47.5 4 .1 51.0 53.4 54.0 58.1 57.0 61.0 58.8 63.2
2 19 11.0 30.8 19.4 41.8 30.4 44.9 38.3 47.0 44 .2 50.8 53.6 54.6 57.5 . 56.8 60.7 59.0 62.6
3 19 10.2 31.0 19.6 42.0 31.8 44.6 37.9 47.3 44 .9 51.3 53.8 53.9 58.0 56.5 60.3 58.5 62.2
4 19 10.0 30.2 21.2 41.6 30.9 45.7 38.3 47.4 4 .6 51.5 53.0 54.8 57.1 57.2 61.6 58.0 63.0
5 19 11.2 30.4 20.7 41.4 31.5 45.3 38.0 47.5 44 .5 51.1 52.9 54.5 58.6 57.0 61.8 58.6 63.5
6 18 10.3 30.6 19.9 41.4 30.8 45.0 37.4 47.9 4 .7 50.7 53.7 54.t 58.6 57.0 62.0 58.6 62.9
7 18 11.5 30.6 21.0 41.0 31.0 44.8 38.7 48.0 4 .0 50.9 53.7 54.1 57.3 57.0 60.8 58.7 t.2 . 2
8 19 11.7 30.6 20.5 41.8 32.0 44.6 37.2 47.1 44 .6 51.3 52.6 54.3 57.0 57.2 61.0 59.0 62.0
9 19 10.5 31.2 20.5 41.9 32.2 45.4 37.8 46.9 4 .0 51.3 52.4 53.9 58.0 56.7 60.6 59.2 6-:-.>.4
10 19 11.4 30.4 21.4 41.1 31.9 44.9 38.6 47.4 43 .9 51.6 53.5 53.8 57.5 56.9 60.3 58.4 63.:2
11 19 10.9 30.5 19.8 41.5 31.9 45.2 38.6 47.4 44 .6 50.5 52.3 54.5 57.5 57.1 61.4 58.5 63.0
12 18 10.2 30.0 20.5 42.2 31.3 45.0 37.2 •17 .6 44 .8 51.2 53.6 54.6 58.4 56.8 61.4 58.7 62.7
13 19 10.1 30.9 20.8 41.8 30.7 44.6 37.9 47.6 45 .2 50.9 52.7 53.7 58.6 57.1 62.0 58.0 62.4
14 19 10.0 30.4 20.0 42.0 31.5 45.7 38.0 47.8 45 .4 51.4 53.9 54.0 58.8 56.7 62.1 58.5 63.6
15 19 11.6 30.6 20.3 42.0 32.0 44.8 38.5 47.2 45 .0 51.2 53.9 54.9 57.9 56.5 61.2 58.8 62.S
16 18 11.2 30.7 20.9 40.4 30.5 45.1 37.3 47.0 44 .3 51.0 54.3 57.5 57.0 61.0 58.3 63.3
17 19 10.7 31.0 21.0 40.8 30.8 45.1 37.9 47.2 45 .5 51.6 52.7 54.5 57.0 57.2 61.2 58.2 63.0
18 18 10.4 31.0 20.6 41.7 31.9 45.3 38.6 46.9 44 .9 50.8 52.4 54.2 58.2 56.7 60.8 59.0 63.4
19 19 18.8 30.4 20.3 41.2 31.4 45.0 37.1 47.3 45 .2 50.7 53.0 54.2 58.4 56.9 61.4 58.4 63.1
20 19 10.6 23.6 20.9 ,41.0 31.0 45.2 37.6 47.5 .0
45 ........ 51.2 53.8 54.0 57.6 56.9
...............................
61.0 58.2 63.2
... ............. ..... ............. ...... .............................. ................................ .............................. .................... ...... ................ ....... ... .......... ....

10.8 30.6
..................,.......... .....
20.4 41.4 31.3
.............................. ······-············
45.1 37.9
................... t
47.4 44 .9...........
51.1
................................ .
53.2
....................... ....
54.2
.................................. ....
57.9 56.9
.....................
61.2 58.6 62.9.
s 0. 0.57 0.30 0.54....... 0.49 0.47 0.32 0.52 0.31 0 51 0.30 0.55 0.32 0.57 0.21
.............................. ................................
0.54 0.34
........ ..................
0.47
...... ··············· .... ···············-······ .. ................... ............................... ..................
l
cv 2. 5.28 0.98 2.65 1.18 1.50
..............................................................................................................................................
0.70 1.37 0.65 1 13 0.58 1.03 0.60 0.98 0.37 0.88 0.58 0.75

N
0'1
4. ANALISIS

4.1. METODOLOGI

Nilai kuat tekan rata-rata dan deviasi standard dari n


= 20 benda UJl. untuk setiap mutu beton pada umur
tertentu dihitung dengan kaidah statistik sebagai
berikut

Kuat tekan kubus rata-rata

= ------- (1)
n

Kuat tekan conceret hammer rata-rata

= -------- (2)
n

Deviasi standard kuat tekan K dan H masing-masing


adalah

=
f t<K-K ) 2 }
0,5
... . .... .... (.3)

0,5
=
{ L<H-H )2 }
. . . . . . . .. . . . . (4)

Sedang variabilitas nilai K dan H masing-masing adalah:

(c.v)k = (5)

= ------ (6)

Besarnya nilai Kr, Hr, Sk, SH, (cv)k dan (cv)H


tercantum pada daftar 3 sampal. dengan 7.

27
4.2. HUBUNGAN K DAN H

Korelasi antara nilai kuat tekan K dan H untuk setiap


mutu beton pada umur tertentu ditentukan oleh nilai f,
yaitu perbandingan Kr dan Hr.

Dengan menggunakan nilai Kr dan Hr yang tercantum dalam


daftar 3 s.d 7, dihitung nilai f, yang besarnya
tercantum pada daftar 8.

4.3. GRAFIK KUAT TEKAN - UMUR

Perkembangan nilai kuat tekan untuk setiap mutu beton


dapat digambarkan dalam bentuk grafik antara nilai Kr
dan Hr dengan umur benda uji.

Grafik tersebut tercantum pada gambar 1 s.d 5.

4.4. INTERPRETASI DATA

4.4.1. Perkembangan kuat tekan

Dalam pasal 4.1 Peraturan Beton Indonesia, kuat


tekan beton di tentukan berdasarkan kuat tekan
benda uji pada umur 28 hari.

Berdasarkan ketentuan ini maka perbandingan


kua t tekan kubus rata-rata pada umu r te rtentu
terhadap kua t tekan kubus rata-rata pada umu r
hari dapat dilihat pada daftar 9.

28
DAFTAR 8. PERBANDING?\N KUAT TEK(\I'l KUBUS-CONCRETE HAMMER f

K
I'>IILAl f
....... tL ....
MUTU BETON
............ - ··-·· ,,_,, _____ ... .. ... ... Hfl.RI ..... ......?....HB.RJ · · · · ......... !.4. . . . . HA.RJ . ?$ . . . HB.R I . J ....... ?9. . JJAR.I. . .. . I . ..J?..4... ..HA.R.L .l ....!J?.. . HA.RI ....L. . J?.4.. .H?:\RJ .

K 175 1.81 1.49 1.34 1.14 1.06 I 0.96 I 0.94 0.92 0.94

K 225 1.82 1.54 1.33 I 1.18 1.06 0.96 0.95 0.92 0.92

K 300 1.81 1.59 1.33 I 1.19 1.06 0.96 0.94 0.93 0.91
•'

K 350 1.88 1.52 1.36 1.17 1.08 0.96 0.94 0.93 0.93

1-< 400 1.77 1.50 1.32 I 1.19 1.06 0.96 0.94 0.93 0.93

N
PENGUJIAN XUAT TEXAN BETON MUTU K-358

t K
I H
I

88
II
78 I
·I

68 II
i
I
Il

UI1Ui < HAR I>

Gambar 1. Grafik kuat tekan beton K-350


Gambar 4. Grafik kuat tekan beton K-350

30
PENGUJIAN KUAT TEXAN BETON 11UTU K-388

X
68 !Se 288
I

28 48 148 168
U11UR < HARD

Gambar 3. Grafik kuat tekan beton· K- 300

31
PENGUJIAN TEKAN BETON MUTU K-225

I
f K
I H
i
I
49J
I

II

.
I
II
I
iI _./
-
....... ...a_.-----f
·---------- _A.."

! ,..,.,.'....-:::---t
...---:;-·;

,.
.· . ..-" I
! .f/l.-· :
i -
/ I
:
'

I /

/
/ /

i
I I I I I ! I !
49 6'9 a·9 199 129 149 169
UMUR ( HARI-)
Gambar 2. Grafik kuat tekan beton K-225

32
PEHGUJIAN KUAT BETON MUTU K-1?5
59
9K
I
I
I H
I
I
I

!
ii
i

---·------iJ!l.
• _ _,.....-
--""'1' ----·

----
./.
...··J*--'"-;./
. .· I
l
!
:

'#' .l

i
i i
I
i ..
l /

i •
I
I
i

i I i
i .! .i
l l

!·! t t f
i j ·'
YJ iiI
!lJ
r.l
!
I''
i.iJ
l'
0f I I I
2Q 69 99 1QQ 149
UMUR ( HARI>
Gambar 2. Grafik kuat tekan beton K-175

33
Daftar 9. Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur.

Umu r ( hari)
MUTU BETON -------------------------------------------------------
3 7 14 21 28 56 84 112 154

K - 175 0.402 0.652 0.884 0.951 1.00 1.101 1.150 1.170 1.230

K - 225 0.397 0.649 0.877 0.944 1.00 1.073 1.162 1.198 1.211

K - 300 0.398 0.632 0.857 0.938 1.00 1.064 1.158 1.192 1.212

K - 350 0.396 0.644 0.874 0.945 1.00 1.090 1.166 1.194 1.227

K - 400 0.403 0.646 0.873 0.951 1.00 1.078 1.143 1.200 1.236

-------------------------------------------------------------------
ps.4
PBI - 1971 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.17
-------------------------------------------------------------------
4.4.2. Perbandingan nilai K dan H

Berdasarkan nilai perbandingan K dan H 1..Jntuk


setiap mutu beton yang tercantum pada daftar 8
terlihat bahwa untuk beton muda, besarnya kuat
tekan kubus mempunyai nilai lebih besar
dibandi ng dengan ni lai kuat tekan be ton yang
diukur dengan concrete hammer. Sebaliknya untuk
beton berumur lebih dari 28 hari, kuat tekan
beton yang diukur dengan concrete hammer
memberikan nilai lebih besar dari kuat tekan
kubus. Berdasarkan grafik gambar 1 s.d 5, K
dan H akan memberikan nilai yang sama pada umur
42 - 43 hari.

4.5. APLIKASI HASIL STUDI

Sampai saat ini, alat concrete hammer banyak digunakan


di p royek-p royek, dengan pe rtimbangan pengu ku ran kua t
tekan dengan alat ini mudah dan cepat memberikan data
tanpa merusak struktur bangunan.

Walaupu n hasi l s tudi i ni tidak membe ri kan angka yang


nyata dan berlaku untuk semua kondisi, tetapi setidak-
tidaknya data yang diperoleh dari studi ini cukup
memberikan gambaran umum tentang ketelitian nilai kuat
tekan yang diukur dengan alat concrete hammer.

35
Dengan mengacu kepada hasil studi ini, maka dalam
penggunaan alat concrete hammer disetiap proyek harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut

1). Setiap alat concrete hammer harus dikalibrasi


secara berkala, serta dilakukan uji silang dengan
pengukuran uji silang dengan pengukuran kuat tekan
terhadap benda-benda uji dengan mesin tekan beton
yang sudah terkalibrasi.
I
2). Melihat nilai f yang bervariasi untuk beton muda,
maka pengukuran kuat tekan beton dengan concrete
hammer seharusnya hanya di lakukan untuk beton
yang curingnya mendekati sempurna, atau beton yang
umurnya telah mencapai lebih dari 6 minggu.

3). Untuk beton yang umurnya lebih dari 6 minggu,


nilai kuat tekan yang diukur dengan concrete
hammer harus dikoreksi dengan suatu faktor yang
besarnya 0,90 - 0,95.

36
5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi, dapat diungkapkan beberapa hal


sebagai berikut

1). Pengukuran kuat tekan beton dengan concrete hammer


memberikan

(1) . sampai dengan umu r 28 hari, nilai kuat tekan


concrete hammer 55 94% nilai kuat tekan yang
sebenarnya.

(2). lebih, dari 42 hari, concrete hammer memberikan


nilai kuat tekan sekitar 1.10 lebih besar dari
kuat tekan yang sebenarnya.

2). Oleh karena itu, dalam penggunaan concrete hammer perlu


mempertahati kan hal-hal sebagai berikut

(1) . secara berkala dikalibrasi dan diuji silang dengan


hasil. pengujian kuat takan b enda-benda uji.

(2 ) . concr ete hammer hanya digunakan untu k beton yang


telah mecapai curing sempurna .

Februari 1991

37
PE
p u
depel8

Anda mungkin juga menyukai