BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
2|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Bab II
Pengertian Beton secara umum
2.2 Terminologi
3|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
2. Kekurangan :
4|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
3. Komposisi kimia
Komposisi kimia semen akan menyebabkan perbedaan dari sifat – sifat
semen, secara tidak langsung akan menyebabkan perbedaan naiknya kekuatan
dari beton yang akan dibuat.
5|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Selain kekuatan pasta semen, yang perlu menjadi perhatian adalah agregat.
Proporsi campuran agregat dalam beton adalah sekitar 70 – 80%, sehingga
pengaruh agregat akan menjadi besar, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi
tekniknya. Semakin baik mutu agregat yang digunakan, secara linier dan tidak
langsung akan menyebabkan mutu beton menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
2. Metode pencampuran
6|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
c. Pengecoran (placing)
d. Pemadatan
3. Perawatan
7|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
kekuatannya. Waktu – waktu yang dibutuhkan umtuk merawat beton pun harus
terjadwal dengan baik.
8|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
9|Page
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
10 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Bab III
Perancangan Beton Metode Trial and Error
3.1 Metode
11 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
3. Hitung kuat tekan rata – rata yang ditargetkan (f’cr) , dimana f’cr = f’c +
m = 20 + 12 = 32 MPa
4. Tetapkan jenis semen yang digunakan ( Tipe I )
5. Tentukan jenis agregat yang digunakan, baik agregat halus maupun
agregat kasar. Agregat halus = Alami dan Agregat Kasar = Pecahan
6. Tentukan FAS, jika menggunakan gambar . Ikuti langkah – langkah
berikut :
a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari berdasarkan tabel 1.4. Jenis
semen Tipe I , agregat kasar pecahan , benda uji silinder, akan
menghasilkan kuat tekan sebesar 37 Mpa.
12 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Batu pecah
Tabel 1.4 Perkiraan Kuat tekan Beton Dengan FAS 0.5 dan Jenis Semen Serta
Agregat Kasar yang Biasa dipakai di Indonesia
b. Lihat gambar untuk benda uji silinder. Didapat nilai FAS = 0,58. Lihat
Grafik 1.2
13 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
14 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
15 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Pada tabel 1.8. , didapat perbandingan 1 : 1,5 untuk agregat halus jenis A dengan
jenis B sehingga, Pasir jenis A (40%) dan pasir B (60%).
Diameter % Tertahan % Lolos Hitungan
Ayakan
Jenis A Jenis B Jenis A Jenis B 1A 1.5 B (A+B)/2.5
(mm)
1000 1000
Tabel 1.8. Hitungan
16. Cari MHB , tetapkan nilai MHB = 6.5.
17. Dari tabel diperoleh MHB agregat halus gabungan sebesar 352/100 atau
dibulatkan menjadi 3.52 dan dari tabel MHB agregat kasar sebesar 775/100 =7.75
16 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
17 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Sisa 0 0 -
Agregat
Ukuran berat halus
berat lolos
Saringan tertahan presentase tertahan (%) gabungan
(%)
(mm) (gram) (40% A +
60%B)
40%
A+
A B A B Kum A B
60%
B
10 0 0 0 0 0 0 100 100 100
4.8 90 85 9 9 9 9 91 92 91.6
2.4 110 210 11 21 17 26 80 71 74.6
1.2 320 250 32 25 27.8 53.8 48 46 46.8
0.6 270 175 27 18 21.6 75.4 21 28 25.2
0.3 125 150 13 15 14.2 89.6 9 13 11.4
0.15 75 90 8 9 8.6 98.2 1 4 2.8
sisa 10 40 1 4 2.8 - 0 0 0
jumlah 1000 1000 100 100 100 352
18 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Sifat dan
Jenis A Jenis B
karakteristik
Berat jenis (kondisi
2.75 2.7 2.69
SSD/JPK)
Proposi dalam
40% 60%
campuran
19 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
0.42*2.72+0.58*2.69 =2.7026
Berat jenis relatif
Grafik 1.5 Grafik Perkiraan berat Jenis Beton Basah yang Dimampatkan Secara
Penuh
20 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Bab V
Uraian Pelaksanaan Praktikum
Uraian praktikum yang telah kami lakukan :
1. Pemeriksaan berat volume agregat
2. Analisa saringan agregat kasar dan halus
3. Pemeriksaann bahan lolos saringan No.150
4. Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus
5. Pemeriksaan kasar air agregat
21 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
3. Berat isi agregat ukuran butir maks 38.18 mm ( 1.5 inci ) sampai 101.10
mm (4 inchi ) dengan cara menggoyangkan.
a. Timbang dan catatlah berat wadah ( W1 ).
b. Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
c. Padatkan dengan cara digoyangkan wadah tersebut. Dengan prosedur :
- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh . lalu goyangkan kekanan dan
kekiri setinggi 5 cm .
- Ulangi sampai 25 kali.
d. Ratakan permukaan beda uji dengan menggunakan mistar perata.
e. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji ( W2 )
f. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2-W1).
Agregat Halus
Observasi 1 : Dengan cara lepas
a. Volume wadah = 22.982 lt
b. Berat wadah = 3 Kg
c. Berat Wadah + benda uji = 39.2 Kg
d. Berat benda uji (C-B) = 36.2 Kg
e. Berat Volume (D/A) = 1.575 Kg/lt
22 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
( ) ( )
Cara lepas : = 1.479 Kg/lt
( ) ( )
Cara tusuk : = 1.675 Kg/lt
( ) ( )
Cara goyang : = 1.612 Kg/lt
5.1.6 Perhitungan :
V = isi wadah.
W3 = berat benda uji agregat kasar dengan penusukkan.
5.1.7 Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan kami bahwa cara penusukkan > cara
penggoyangan > cara lepas .
23 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
5.2.2 Peralatan :
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b. Seperangkat saringan dengan ukuran :
24 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
5.2.3 Bahan :
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara penempatan. Berat
dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agragat kasar yang
digunakan, seperti diuraikan pada tabel perangkat saringan.
25 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110±5 ) 0c, sampai
berat contoh tatap.
b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai
dari saringan paling besar diatas paling besar ditetapkan paling atas.
Perangkat saringan diguncang dengan tangan atau mesin penggoncang
selama 15 menit.
5.2.5 PERHITUNGAN
Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji.
5.2.6 LAPORAN
AGREGAT KASAR
26 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
AGREGAT HALUS
5.2.7 Kesimpulan :
Dari hasil percobaan saringan agregat kasar dan halus yang menggunakan
seperangkat saringan dengan ukuran jaring-jaring tertentu kita dapat menentukan
pembagian butiran-butiran (gradasi) agregat, sedang modulus kehalusan dari hasil
analisa agregat untuk agregat halus = 2,4
27 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
28 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Perhitungan :
5.3.7 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan untuk pemeriksaan kadar lumpur dalam
agregat setelah 24 jam dapat diketahui bahwa hasil ternyata memenuhi
persyaratan untuk pembuatan beton sesuai dengan peraturan yang dibuat.
29 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
5.4.6 Laporan
Lakukan perbandingan hasil pemeriksaan kadar lumpur dengan peraturan, dan
berikan kesimpulan dari perbandingan tersebut.
Catatan :
Pemeriksaan kadar lumpur ini merupakan cara lain untuk melakukan pemeriksaan
kadar lumpur dengan penyaringan bahan lewat saringan no 200.
30 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
5.4.8 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan untuk pemeriksaan kadar lumpur dalam
agregat setelah 24 jam dapat diketahui bahwa hasil ternyata memenuhi
persyaratan untuk pembuatan beton sesuai dengan peraturan yang dibuat.
31 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Bab VI
CARA PENGADUKAN BETON
6.1 PENDAHULUAN
6.2 TUJUAN
6.3 BAHAN
Dikarenakan pasir yang tersedia hanya satu macam berat jenis maka pasir
jenis A dan B perhitungannya dijadikan satu. Pasir telah diayak dengan
menggunakan ayakan pasir biasa dan batu split telah diayak dengan menggunakan
saringan ¾ inchi.
1. Semen = 325 kg
2. Air = 195 liter
3. Agregat halus = 800 kg
4. Pasir Jenis A 800*40% = 320 kg
5. Pasir Jenis B 800*60% = 480 kg
6. Agregat Kasar = 1105 kg
32 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
7. Total = 2425 kg
Jadi, berat air yang dibutuhkan dalam proporsi untuk praktik, yakni :
Berat air = 0,6*2,332 = 1,399 lt
33 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
6.4 ALAT
a. Cetakan silinder d = 10cm t=20cm 4 buah
b. Timbangan
c. Gelas ukur
d. Mesin pengaduk
e. Cetak dan serok
f. Nampan tempat mengaduk
g. Besi untuk penusukan
34 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
3. Tumpahkan adukan beton ke dalam ember atau alat lainnya yang tidak
menyerap air. Bila dirasakan perlu bagi konsistensi adukan, lakukan
pengadukan ulang sebelum dimasukkan kedalam cetakan.
35 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
4. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis, tiap-tiap lapis
ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25x. Pada saat melakukan
pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai
dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat
pemadat lebih masuk antara 25,4 mm kedalam lapisan bawahnya.
Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-
lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan beton
dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air dan tahan karat.
Kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan tempatkan
ditempat yang bebas dari getaran.
5. Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari cetakan lalu rendamlah benda uji
dalam perendam berisi air selama waktu yang dikehendaki.
36 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Grafik gaya untuk beton no.1 Grafik gaya untuk beton no.2
37 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Grafik gaya untuk beton no.3 Grafik gaya untuk beton no. 4
6.7. Analisa
Kuat tekan beton yang telah kami rencanakan secara teoritis dengan
menggunakan metode coba-coba yang mengadopsi metode SNI adalah 20 MPa,
akan tetapi beton yang dihasilkan dalam praktikum tidak ada yang memenuhi
target. Beberapa factor yang mungkin mendasari kesalahan tersebut ialah:
1. Kurang akuratnya alat penimbang pasir,kerikil dan semen sehingga
perbandingan ketiganya berbeda dengan perbandingan yang direncanakan.
2. Seharusnya kami menggunakan dua jenis pasir yang berbeda dengan berat
jenis yang berbeda pula,maka dari itu komposisi beton menjadi berbeda
dengan yang direncanakan.
3. Proses penusukan tidak maksimal karena sebagian praktikan tidak
mengerti bagaimana prosedur penusukan yang benar.
4. Dalam penambahan air mungkin terlalu banyak sehingga beton lama untuk
kering.
5. Tidak terlalu terukurnya penambahan superplastisizer dalam pembuatan
beton.
6. Dalam pencopotan beton dari bekisting tidak sempurna, sehingga bagian
bawah beton rusak atau terkelupas.
7. Umur beton yang reltif baru dalam pengujian uji tekan.
38 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
Bab VII
7.2 Saran
Pembuatan beton pun hampir sama. Bagaimana jika kelebihan salah satu
komposisi akan mempengaruhi kualitas beton tersebut. Berhasil atau tidaknya
tahapan-tahapan yang dilaksanakan akan menunjukkan berhasil atau tidaknya
beton yang kita buat. Keempat tahap itu juga mempengaruhi kekuatan, harga serta
karakteristik beton. Ada hukum tak tertulis yang ada pada ilmu sosial. Yakni
semakin besar simpangan pada setiap tahap, maka akan semakin besar pula
pengaruhnya pada hasil akhir.
Seorang ahli beton juga jangan terpaku pada standar pengerjaan. Namun
juga melihat kondisi yang ada. Bagaimana ia memenuhi BMW-S (biaya-mutu-
waktu-safety) sebuah pekerjaan. Misalnya jika pengerjaan beton tersebut ada di
tengah hutan, sang kontraktor harus menghitung waktu pembuatan dan
39 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
pengecoran beton secara teliti dan ekstra. Atau pembuatan beton untuk jalan raya
membutuhkan pengerasan awal yang tinggi.
Efektif dan efisien. Misal di dekat daerah pengerjaan ada pabrik fly ash
(abu terbang). Kita bisa gunakan sebagai pengganti semen. Atau bisa kita
gabungkan kedua unsur tersebut. Bagaimana jika tidak ada split di daerah
tersebut. Bagaimana jika pembuatan beton dilakukan di daerah rawa. Kemampuan
serta pengalaman menjadi senjata utama pembuatan beton.
7.3 Pertanyaan
1.Apa yang terjadi jika dalam pembuatan beton yang telah kalian lakukan tidak
sesuai dengan perencanaan ? (Annisa C.)
Jawab :Kami menggunakan metode trial and error ,maka dari itu ini adalah
pengembangan dari metode-metode yang telah ada, kemungkinan terjadi
kesalahan juga tergantung dari berbagai macam factor . apabila kami gagal
mungkin yang ditekankan dalam metode ini adalah untuk mengkoreksi apa yang
menyebabkan kesalahan terjadi dan melakukan percobaan kembali hingga sesuai
dengan perhitungan.
Jawab : hidrasi bisa diketahui dari test uji slump, kita harus memperhatikan
komposisi material pembentuk beton dengan air.
40 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
41 | P a g e
Teknologi Beton
Metode Trial and Error
Kelompok VI
DAFTAR PUSTAKA
42 | P a g e