Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Bahan Bangunan

Laboratorium Bahan dan Struktur


Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung
Politeknik Pekerjaan Umum

AKTUALISASI BETON SCC

Self Compacting Concrete (SCC), merupakan suatu hasil riset di jepang


pada awal tahun 80an dengan menghasilkan suatu prototype yang cukup sukses
pada tahun 1988. SCC adalah beton berkinerja tinggi, yaitu yang dapat mengalir
dengan sendiri, berdaya tahan yang baik, dan memiliki kekuatan yang tinggi.
Tetapi semua semua hal tersebut hanya dapat dicapai apabila pada campuran
mengalami deformability yang tinggi dan tidak mengalami segregasi.

Gambar 1.1 Self Compacting Concrete


( Sumber : https://www.builder.id/self-compacting-concrete/)

Untuk membuat campuran SCC yang baik, metode Mix Design yang biasa
tidak dapat lagi dipergunakan. Karena itu pada tahun 1995, Okamura dan Ozawa
(1995) mengusulkan metode Mix Design yang sederhana dengan mengacu pada
material yang sudah tersedia pada pabrik beton ready-mix. Kriteria-kriteria beton
SCC :
1. Kemampuan campuran beton untuk mengisi ruangan (Filling Ability).
2. Kemampuan campuran beton untuk melewati elemen struktur dengan
tulangan yang rapat (Passing Ability).
3. Ketahanan beton terhadap segregasi (segregation-resistence).

Pengujian Slump Cone berbeda dengan pengujian Slump yang digunakan


pada beton konvensional, pada pengujian Slump Cone ini alat yang digunakan
terbalik sehingga diameter yang kecil diletakkan dibawah dan diameter yang besar

1
Laporan Praktikum Bahan Bangunan
Laboratorium Bahan dan Struktur
Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung
Politeknik Pekerjaan Umum

terletak diatas. Pengujian dengan Slump Cone dilakukan untuk mengetahui


seberapa besar kemampuan campuran beton untuk menggisi ruangan (Filling
ability). Hal ini dapat dilihat dari diameter lingkaran campuran beton untuk
mengukur Fillingability dari campuran beton. Pengujian ini dapat dilakukan di
lapangan, karena sangat menguntungkan untuk menjaga konsistensi campuran
beton yang direncanakan dan dibuat.

Gambar 1.2 Self Compacting Concrete


( Sumber : http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2012201254SPBab2001)

Di dalam pengujian dengan menggunakan slump cone, terdapat suatu


batasan–batasan dimana kategori SCC dikatakan masuk dalam syarat
Fillingability yang baik. Batasan dalam alat uji Slump Cone, campuran beton
dikategorikan SCC harus mampu mencapai diameter 55-65 Cm. Pada pengujian
yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa pada percobaan ke-4 memenuhi
standar karena memiliki nilai penurunan slump sebesar 56 Cm. Untuk percobaan
1, 2, dan 3 belum memenuhi standar karena memiliki nilai penurunan slump
sebesar 40 Cm, 48 Cm, dan 52 Cm yang disebabkan oleh faktor kesalahan dalam
prosedur pelaksanaan seperti kurangnya kadar air yang berakibat campuran beton
tidak lecak. Hal ini dapat diatasi dengan cara merencanakan mix design dengan
baik sehingga kadar air yang digunakan untuk perancangan beton dapat sesuai
tanpa adanya penambahan air lagi dari perencanaan.
V-Funnel Test, metode ini dikembangkan pertama kali di Jepang dan
digunakan oleh Ozawa. Alat ini terdiri dari corong berbentuk V. Di lapangan

2
Laporan Praktikum Bahan Bangunan
Laboratorium Bahan dan Struktur
Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung
Politeknik Pekerjaan Umum

pengujian dengan menggunakan V-Funnel berguna untuk mengukur flowabilitas


dari campuran beton, dimana kemampuan campuran beton untuk mengisi ruang
(Filling Ability) dapat dilihat. Selain itu penggujian dengan menggunakan V–
Funnel Test dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan campuran beton
untuk menahan segregasi (Segregation Resistance).

Gambar 1.3 Self Compacting Concrete


( Sumber : https://www.researchgate.net/figure/V-FUNNEL-APPARATUS_fig5_321587835)

Campuran beton yang dikategorikan SCC harus mampu mencapai waktu 6–


12 detik sesuai standar Spesifikasi Khusus – Interim SKh-1.10.14 tentang Beton
Memadat Sendiri (SCC). Pada pengujian yang telah dilakukan mendapatkan hasil
bahwa beton SCC kelompok 3 tidak sesuai. Faktor yang harus diperhatikan dalam
prosedur pelaksanakan dalam pengujian ini adalah ketelitian pratikan mengukur
waktu pada saat penutup bawah V funnel dibuka dan kondisi beton scc yang
terlalu lecak.
L-Shaped Box merupakan metode yang dibuat berdasarkan standard jepang
yang diaplikasikan untuk beton untuk konstruksi bawah air, diperkenalkan oleh
petersson. Alat ini berbentuk huruf L dan terbuat dari Plat besi. Pada alat ini,
antara arah horizontal dengan vertikal dipasang pintu penutup yang cara
membukanya dengan menarik ke arah atas dan diberikan alat tambahan di

3
Laporan Praktikum Bahan Bangunan
Laboratorium Bahan dan Struktur
Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung
Politeknik Pekerjaan Umum

depannya yang berupa halangan dari tulangan baja, halangan ini berfungsi untuk
mengkondisikan sesuai dengan keadaan di lapangan.

Gambar 1.4 Self Compacting Concrete


( Sumber : https://binamarga.pu.go.id/uploads/files/294/sni-83482017-tentang-metode-uji-passing-
ability-beton-memadat-sendiri-dengan-l-box.pdf)

Campuran beton yang dikategorikan SCC harus memiliki nilai


perbandingan h2/h1 antara 0,8-1. Pada pengujian yang telah dilakukan
mendapatkan hasil bahwa pengujian telah memenuhi standar karena memiliki
nilai perbandingan h2/h1 0,8. Prosedur pelaksanakan yang harus diperhatikan
dalam pengujian ini adalah memastikan L box dalam kondisi seimbang dan
memastikan permukaan L box rata.
Berat isi beton adalah berat beton segar per satuan isi. Sesuai dengan SNI
03-1973-1990, pengujian berat isi beton bermaksud sebagai pegangan dalam
pengujian untuk menentukan berat isi (unit weight) beton segar (fresh concrete)
serta banyaknya semen per meter kubik beton. Pengujian ini bertujuan untuk
memperoleh angka yang benar dari berat isi beton. Hasil pengujian pada
pengujian berat isi beton normal kelompok 3 sebesar 2,27 kg/liter. Data tersebut
sesuai dengan perencanaan campuran beton yang telah dibuat oleh kelompok 3.
Apabila berat isi beton saat pengujian dan saat perencanaan berbeda, maka berat
isi beton akan berfungsi untuk mengoreksi susunan campuran beton.

4
Laporan Praktikum Bahan Bangunan
Laboratorium Bahan dan Struktur
Program Studi Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung
Politeknik Pekerjaan Umum

Gambar 1.5 Self Compacting Concrete


( Sumber : dok. pribadi)

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
oleh mesin tekan. Sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian
kuat tekan beton, pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk menentukan
kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dibuat dan dimatangkan (curring)
di laboratorium maupun di lapangan. Tujuan pengujian ini untuk memperoleh
nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar.

Anda mungkin juga menyukai