Anda di halaman 1dari 2

Taman, Anak, Masa Depan di Normal Baru

KORAN SINDO

Sabtu, 25 Juli 2020 - 14:13 WIB

Nirwono Joga
Pusat Studi Perkotaan/Kemitraan Kota Hijau

Anak-anak sudah berbulan-bulan tertahan di dalam rumah. Program belajar dari rumah
yang terus berlanjut di ajaran tahun baru ini memaksa anak-anak untuk tetap berkegiatan di
rumah.

Selama pandemi Covid-19, anak-anak telah melalui pembatasan sosial berskala besar
(PSBB), PSBB transisi (adaptasi kebiasaan baru), hingga memasuki normal baru. Anak-
anak termasuk kelompok rentan terhadap Covid-19, disamping kelompok lansia, ibu hamil,
dan mereka yang memiliki riwayat penyakit bawaan.

Anak, sebagai penentu masa depan bangsa, membutuhkan ruang yang baik untuk
menunjang tumbuh kembangnya secara optimal. Bertaman, interaksi dengan alam di taman,
berperan penting dalam tumbuh kembang anak dan perkembangan kesehatan fisik mental
anak-anak, yang tak tergantikan di era teknologi digital ini. Situasi pandemi semakin
memberi tantangan yang menuntut perlunya strategi dalam menghadapi keterbatasan
interaksi anak-anak ke taman agar tidak mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan hijau menunjukkan perkembangan otak yang lebih
baik, terutama dalam keaktifan sel otak dan peningkatan ingatan/memori. Mereka yang
dibesarkan di lingkungan taman cenderung memiliki volume otak yang terisi materi putih dan
abu-abu lebih banyak (The Brain Development and Air Pollution Ultrafine Particles in School
Children/ BREATHE, Barcelona, 2018).

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan positif dalam kemampuan kognitif dan
kecerdasan lainnya pada anak. Kristine Engemann dkk (2019) dalam Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of America menyebutkan bahwa anak-
anak yang tumbuh besar di sekitar ruang terbuka hijau memiliki kemungkinan 55% lebih
kecil untuk mengalami gangguan mental di kemudian hari.

Taman juga berpotensi menjadi ruang belajar dan bermain yang menyehatkan fisik, mental,
dan otak anak. Peranan penting taman juga tercakup dalam indikator Kota Layak Anak dari
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

Taman diharapkan berperan penting untuk menunjang perkembangan anak Indonesia.


Untuk itu perlu diperhatikan prinsip keterkaitan taman dengan perkembangan anak, kriteria
taman layak/ramah anak, praktek pendidikan bagi anak melalui interaksi alam dan taman,
serta strategi interaksi anak di taman di masa normal baru.

Taman harus terintegrasi dengan sistem pendidikan anak-anak yang jadi tanggung jawab
pemerintah. Mereka bisa aman di sekolah yang juga memanfaatkan taman di sekitar
sekolah untuk tempat belajar dan bermain. Taman harus disediakan secara memadai,
terdistribusi merata ke seluruh permukiman, serta mudah diakses oleh anak-anak.

Survei National Recreation and Park Association (NRPA, AS, 9 April 2020) menunjukkan
bahwa taman penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik selama pandemi Covid-19
(83%), kelompok generasi milenial senang melakukan aktivitas fisik di taman (68%), warga
(termasuk anak-anak) memilih berolahraga di taman, melepas stres, menjaga kesehatan
selama krisis (59%), dimana aktivitas fisik populer berjalan kaki, joging, bersepeda dengan
tetap jaga jarak fisik (59%).

Taman menyediakan udara segar dan bersih serta ruang bermain yang lebih lega bagi
anak-anak. Untuk mengajak anak-anak bermain ke taman dengan aman ada beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan (Centers for Disease Control and Prevention,
Coronavirus Disease 2019, Amerika Serikat, Juni 2020).

Kunjungi taman yang terdekat dari rumah, sehingga anak cukup berjalan kaki atau
bersepeda menuju taman. Pastikan anak Anda dalam kondisi sehat dan bugar. Hindari
kerumunan anak-anak dan tetap jaga jarak dengan pengunjung taman lainnya.

Jika taman terlihat sangat ramai, tunda atau tunggu sampai kondisi taman sudah cukup
lengang. Untuk itu pengelola taman wajib mengatur waktu penggunaan taman agar tidak
terjadi penumpukan/kerumunan, misal dua jam pemakaian taman dengan jeda waktu
setengah jam untuk proses sterilisasi taman.

Untuk saat ini, anak-anak jangan memegang dulu seluruh fasilitas di taman seperti bangku
taman, alat permainan anak, atau kolam air mancur. Biarkan anak-anak berlari dan bermain
(membawa alat permainan sendiri) di lapangan rumput atau di alas tikar yang dibawa dari
rumah. Jika sudah terjaga jarak aman, anak-anak dapat melepas masker agar
berkesempatan menghirup udara segar dan bebas riang bermain di taman (The American
Academy of Pediatrics Committee on Infectious Diseases, Juni 2020).

Pengelola taman wajib menyediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan hand
sanitizer (pengunjung sebaiknya membawa sendiri untuk cadangan), serta mengecek suhu
tubuh pengunjung di pintu masuk/keluar. Pengelola taman juga melakukan tes cepat Covid-
19 secara acak kepada pengunjung. Jika ditemukan ada pengunjung yang positif/reaktif
Covid-19, taman segera ditutup sementara dan anak-anak diajak bermain kembali di rumah
dulu. Hal ini bertujuan menghindari taman menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

Taman dan anak-anak sudah seyogyanya hidup berdampingan di masa normal baru.
Taman dan anak-anak, tak ubahnya masa depan kota dan kita.

Anda mungkin juga menyukai