Anda di halaman 1dari 8

Aktualisasi Mortar

Adukan atau juga disebut mortar untuk pasangan baru bata tersusun dari : bahan perekat,
pasir (agregat halus), dan sejumlah air, sehingga merupakan campuran yang memiliki kelemahan
(konsistensi) untuk dikerjakan (workable). Suatu adukan disebut aduk pengisi (grout), bila
kandungan airnya sedemikian banyak sehingga campuran tadi dapat mengalir dengan mudah.
Untuk mendapatkan adukan (mortar) yang baik untuk digunakan kita harus melakukan pengujian
terlebih dahulu, pengujian tersebut antara lain konsistensi dan kuat tekan.

1. Pengujian Konsistensi Mortar

Pengujian konsistensi bertujuan untuk menentukan konsistensi mortar yang dibuat dari
semen Portland, pasir, dan air. Kelecekan mortar tersebut tergantung daripada jumlah air yang
terkandung di dalam mortar tersebut, sifat lecak ini berhubungan dengan kemudahan dan
keenakan pada saat pengerjaannya.

Hasil dari pengujian konsitensi mortar kita terdapat 3 benda uji dengan flow masing –
masingnya yaitu 99,98 %, 112,38 %, dan 129,1 %. Mortar yang sifat leceknya baik, perlu,
memiliki derajat kecairan (flow) antara (100-115) %. Sedangkan dalam praktikum, biasamya
flow dari mortar yang dipakai berkisar antara (120-130) %. Maka dari itu pengujian Konsistensi
ini telah memenuhi standar yang ada. Tetapi bila tidak memenuhi standar terdapat beberapa
peyebabnya mulai dari adukan yang kurang merata secara keseluruhan, komposisi semen, pasir,
dan air yang tidak sesuai. Maka dari itu dapat menyebabkan bleeding dan pemisahan butiran
pasir. Solusi yang dapat dilakukan dengan cara dilakukan pengadukan lagi atau penambahan
bahan sampai batas toleransi tertentu.

2. Pengujian Kuat Tekan Mortar

Kuat Tekan Mortar bertujuan untuk mengklasifikasi jenis mortar dan untuk mengetahui
kekuatan tekan mortar yang terbuat dari semen, pasir, dan air yang dibuat dalam bentuk kubus.
Sifat kekuatan mortar tergantung dari jenis bahan perekat yang dipakai, sifat daya rekatnya serta
sifat lainnya.

Seluruh pengujian yang telah dilaksanakan dalam laboratorium bermanfaat dalam


pembuatan mortar dan aktualisasi dilapangan. Jika pengujian tersebut memenuhi persyaratan
maka akan mendapatakan hasil yang baik dari segi workability durability dan juga strength. Dan
jika penyujian tersebut tidak memenuhi persyaratan akan mengakibatkan buruknya mortar
tersebut.
Aktualisasi Beton Mutu Tinggi

Beton mutu tinggi merupakan beton yang memiliki kekuatan yang relatif cukup besar yaitu
kuat tekan minimal > 41,4 Mpa (SNI 03 – 6468 – 2000). Beton mutu tinggi biasanya digunakan
untuk elemen struktur yang memikul beban yang besar misalnya girder jembatan, pier, poer,
spun pile pondasi, sheet pile, elemen struktur bangunan tingkat tinggi dll. Beton mutu tinggi
umumnya selain memiliki kuat tekan yang tinggi juga memiliki kelemahan yaitu meningkatnya
tingkat getasnya (Brittle), oleh karena itu bisanya beton mutu tinggi dimodifikasi dengan
material serat/batang fiber untuk meningkatkan tingkat daktalitasnya. Beton mutu tinggi dalam
proses pembuatannya (Mix Design) selalu menjaga kadar air – semen (Water/Cement Ratio)
yaitu berkisar 0,2-0,3 agar tingkat porositas dalam beton dapat berkurang, tetapi tidak
menghilangkan sifat workability saat proses pelaksanaannya yaitu dengan penambahan
bahan superplastisizer.

Untuk mengetahui kualitas dari beton mutu tinggi maka perlu dilakukan pengujian.
Beberapa pengujian yang telah dilaksanakan antara lain adalah uji slump, berat isi, kandungan
udara dan kuat tekan. Pengujian tersebut memiliki tujuan yang berbeda beda.

1. Pengujian Slump

Uji slump test bertujuan untuk mengetahui kelecakan adukan beton yang diproduksi karena
apabila beton segar terlalu encer atau air yang digunakan terlalu banyak maka nilai kuat beton
akan menurun namun apabila air yang digunakan terlalu sedikit akan menyulitkan pengerjaan
beton dilapangan.

 Studi Kasus

Apabila kondisi beton segar terlalu encer sehingga nilai slump terlalu tinggi dapat
mengurangi kekuatan beton karena dapat mengakibatkan bleeding, yaitu sebuah kondisi setelah
pengecoran beton kemudian air keluar dari beton itu sendiri. Kondisi ini menyebabkan beton
susut setelah kering sehingga dapat timbul retak. Sebaliknya kondisi beton segar yang kurang air
dan nilai slump terlalu rendah akan menyulitkan pengerjaan (workability rendah). Karena hal
tersebut beton sukar padat sehingga dapat menyebabkan keropos setelah beton kering.
 Solusi

Untuk mencegah bleeding pada beton tidak terjadi dapat mengkombinasikan Agregat halus
dan kasar dengan abu batu sehingga adonan beton lebih kohesif. Cara lain adalah dengan
menambahkan semen (sampai batas tertentu) dan penambahn admixture yang dibutuhkan. Dan
pada beton segar dengan nilai slump terlalu rendah dapat menambahkan air sampai batas
tertentu.

2. Pengujian Berat Volume Beton Mutu Tinggi

Berat volume beton adalah berat beton segar persatuan isi. Tujuan dari uji ini adalah untuk
menilai suatu rancangan campuran beton apakah sudah dipenuhi atau belum. Pengukuran berat
isi segera dilakukan setelah selesai pengadukan, apabila didapat berat isi yang lebih kecil dari
rencana, berarti rencana campuran terjadi kekurangan bahan untuk 1 m³ beton, hal ini perlu
diperbaiki dan dihitung kembali.

 Studi Kasus

 Solusi

3. Pengujian Kandungan Udara Beton Mutu Tinggi

Kandungan udara dalam beton adalah udara yang terjebak dalam beton segar umumnya
disebabkan oleh pemadatan dan pelaksanaan pembetonan yang kurang sempurna dan atau terlalu
banyaknya kandungan pori yang terdapat pada agregat. Apabila kadar udara dalam beton
melebihi yang di syaratkan dapat menyebabkan beton cepat keropos. Syarat maksimal kadar
udara dalam beton adlah kurang dari 7,5% – 4,5% tergantung ukuran maksimum agregat.

 Studi Kasus

Apabila beton segar memiliki nilai kadar udara yang terlalu tinggi disebabkan oleh
pemadatan dan pelaksanaan pembetonan yang kurang sempurna dan atau terlalu banyaknya
kandungan pori yang terdapat pada agregat. Kadar udara sangat memengaruhi kekuatan
beton,apabila nilai kadar udara nya sangat tinggi maka terlalu banyak rongga dalam beton dan
keropos. Sebaliknya jika kadar udaranya rendah maka beton padat sempurna.

 Solusi

Untuk meminimalisir kadar udara pada beton pada saat pengecoran dilakukan secara
bertahap dan digetarkan dengan alat vibrator sehingga beton dapat padat dengan sempurna.

4. Pengujian Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Jadi
dalam proses pengujiannya, benda yang berasal dari beton akan ditekan menggunakan mesin
tekan untuk melihat seberapa jauh kekuatan tekannya. Pada dasarnya kekuatan tekan beton
menjadi sifat yang paling penting dalam kualitas beton dibandingakan dengan sifat lainnya. Hal
ini karena banyak sifat – sifat penting dalam kualitas beton dibandingkan dengan sifat lainnya.
Hal ini karena banyak sifat – sifat fisik utama beton yang dapat ditentukan dari berbagai kuat
tekan beton seperti kuat geser beton, modulus elastisitas beton, kuat tarik belah, syarat kedap air,
syarat keawetan beton dan lainnya.

 Studi Kasus

 Solusi

Semua factor dapat memengaruhi kuat tekan beton. Oleh karena itu diperlukan kualitas
material yang baik dan ketelitian dalam pelaksanaan. Hal yang erlu diperhatikan antara lain
adalah proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat,ketepatan
pemadatan beton, perawatan beton, kandungan klorida, dan tentunya ketelitian pelaksanaan.
Beton SCC

SCC (Self Compacting Concrete) atau juga dikenal sebagai Self Consolidating Concrete
merupakan beton segar dengan karakter mempunyai nilai workability yang tinggi, tanpa
mengalami segregasi dan tidak memerlukan pemadatan mekanik selama proses pengecoran.
Karakteristik workability yang tinggi tersebut menjadi penentu sifat beton SCC dapat menyebar
memenuhi bekisting dan menutup pembesian secara gravitasi tanpa memerlukan pemadatan.
Beton SCC biasa digunakan untuk struktur bangunan dengan tulangan rapat karena dapat lebih
padat dan waktu pelaksanaan pengecoran dapat lebih cepat

1. Pengujian Berat Volume Beton SCC

Berat volume beton adalah berat beton segar persatuan isi. Tujuan dari uji ini adalh untuk
menilai suatu rancangan campuran beton apakah sudah dipenuhi atau belum. Pengukuran berat
isi segera dilakukan setelah selesai pengadukan, apabila didapat berat isi yang lebih kecil dari
rencana, berarti rencana campuran terjadi kekurangan bahan untuk 1 m³ beton, hal ini perlu
diperbaiki dan dihitung kembali.

 Studi Kasus

 Solusi

2. Pengujian Kandungan Udara Beton SCC

Kandungan udara dalam beton adalah udara yang terjebak dalam beton segar umumnya
disebabkan oleh pemadatan dan pelaksanaan pembetonan yang kurang sempurna dan atau terlalu
banyaknya kandungan pori yang terdapat pada agregat. Apabila kadar udara dalam beton
melebihi yang di syaratkan dapat menyebabkan beton cepat keropos. Syarat maksimal kadar
udara dalam beton adlah kurang dari 3%.
 Studi Kasus

Apabila beton segar memiliki nilai kadar udara yang terlalu tinggi disebabkan oleh
pemadatan dan pelaksanaan pembetonan yang kurang sempurna dan atau terlalu banyaknya
kandungan pori yang terdapat pada agregat. Kadar udara sangat memengaruhi kekuatan
beton,apabila nilai kadar udara nya sangat tinggi maka terlalu banyak rongga dalam beton dan
keropos. Sebaliknya jika kadar udaranya rendah maka beton padat sempurna.

 Solusi

Untuk meminimalisir kadar udara pada beton pada saat pengecoran dilakukan secara
bertahap dan digetarkan dengan alat vibrator sehingga beton dapat padat dengan sempurna.
Apabila keropos sudah terlanjur terjadi maka dapat dilakukan grouting untuk menutupi bagian
yang keropos. Namun apabila keropos yang terjadi parah maka harus dilakukan penebangan.

3. Pengujian Kuat Tekan Beton SCC

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Jadi
dalam proses pengujiannya, benda yang berasal dari beton akan ditekan menggunakan mesin
tekan untuk melihat seberapa jauh kekuatan tekannya. Pada dasarnya kekuatan tekan beton
menjadi sifat yang paling penting dalam kualitas beton dibandingakan dengan sifat lainnya. Hal
ini karena banyak sifat – sifat penting dalam kualitas beton dibandingkan dengan sifat lainnya.
Hal ini karena banyak sifat – sifat fisik utama beton yang dapat ditentukan dari berbagai kuat
tekan beton seperti kuat geser beton, modulus elastisitas beton, kuat tarik belah, syarat kedap air,
syarat keawetan beton dan lainnya.

 SK

 Solusi

Semua factor dapat memengaruhi kuat tekan beton. Oleh karena itu diperlukan kualitas
material yang baik dan ketelitian dalam pelaksanaan. Hal yang erlu diperhatikan antara lain
adalah proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat,ketepatan
pemadatan beton, perawatan beton, kandungan klorida, dan tentunya ketelitian pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai