Anda di halaman 1dari 2

AKTUALISASI BETON NORMAL

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture atau additivie)
(Mulyono, 2004).
Beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material
pembentuknya. Dengan demikian, masing-masing komponen tersebut perlu dipelajari
sebelum mempelajari beton secara keseluruhan. Campuran beton harus menghasilkan beton
yang kuat, awet dan ekonomis (Mulyono, 2004).
Berdasarkan SNI 03-2834-2000 Beton normal merupakan beton yang mempunyai
berat isi (2200-2500) kg/ menggunakan agregat alam yang dipecah.
Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada sifat-sifat bahan
yang akan digunakan dalam campuran beton ditentukan berdasarkan hubungan kuat tekan
beton, umur beton dan nilai faktor air semen (fas) beton. Beton normal merupakan beton
yang mempunyai berat satuan 1842 kg/m3 sampai 2483 kg/m3 dan dibuat menggunakan
agregat alam yang dipecah maupun tidak dipecah (SK SNI-03-2847-2002,2002).
Pada pengujian beton normal dengan di uji slump beton normal adalah pengujian
untuk mengetahui seberapa kental kandungan adukan pada beton yang akan di produksi
karena untuk mengetahui atau mencapai kuat tekan yang direncanakan. Hasil yang
didapatkan pengujian slump pada kelompok 3 yaitu sebesar 8,6 cm.
Macam-macam permasalahan di lapangan
 Honeycomb (beton keropos)
Pada beton mutu tinggi juga bisa terjadi permasalahan honeycomb (beton keropos),
kejadian ini sering terjadi diakibat waktu pengecoran lupa melakukan vibrator dan
penanganannya untuk masalah honeycamb kecil dengan cara di grouting sedangkan
honeycomb yang parah tidak ada cara menanganinya selain di hancurkan dan melakukan
pengecoran ulang
 Segregasi
Pada beton mutu tinggi selain terjadi honeycomb juga terjadi segregasi, kejadian ini
diakibatkan karena terlalu lamanya vibrator sehingga agregat menjadi turun dan semen
naik,dalam permasalahan ini tidak ada cara penanganannya,melainkan dibongkar dan
melakukan pengecoran kembali.
 Efflorescence (pengkristalan)
Penyebabnya akibat garam-garam yang bersifat alkali terbawa kepermukaan
plesteran, beton atau batako. Bila kristal-kristal tersebut muncul dibawah lapisan cat dan
disertai kelembaban tembok akan menyebabkan lapisan cat rusak. Dalam permasalhan ini
bisa dicegah dengan Pengecatan dilakukan setelah tembok atau plesteran atau beton telah
kering sempurna dimana kadar alkali dan kadar air dari permukaan tersebut telah memenuhi
syarat yang ditentukan. Permukaan yang mengandung kristal dari garam-garaman harus
dibersihkan terlebih dahulu dan dibiarkan sampai tidak keluar lagi.
Kelebihan Beton adalah sebagai berikut :
a) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b) Mampu memikul beban yang berat.
c) Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
d) Biaya pemeliharaan yang kecil.
Kekurangan Beton
a) Bentuk yang telah dibuat sulit diubah.
b) Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c) Berat.
d) Daya pantul suara besar.

Anda mungkin juga menyukai