Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1

LAPORAN TEKNOLOGI BETON


MATERIAL BETON

Disusun
Ryanditama Pramudya (01.2022.1.06236)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
yang diberikan pada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas yaitu membuat laporan
teknologi beton yang berjudul “Material Beton” yang bertujuan untuk menambah pengetahuan
saya tentang material dan proses pembuatannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini . oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi
memperbaiki laporan ini. Demikian, semoga laporan ini nantinya bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 02 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………... 1
BAB II DASAR TEORI ……………………………………………………………….. 2
2.1 Pengertian Beton ………………………………………………………... 2
2.2 Jenis – Jenis Beton ……………………………………………………… 2
2.3 Sifat – Sifat Beton ………………………………………………………. 4
2.4 Kekuatan Beton …………………………………………………………. 5
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Beton ……………………………………… 6
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 7
3.1 Semen ……………………………………………………………………. 7
3.2 Agregat …………………………………………………………………... 10
3.3 Agregat Halus ……………………………………………………………. 11
3.4 Agregat Kasar ……………………………………………………………. 12
BAB IV PROSES PEMBUATAN BETON …………………………………………… 13
` 4.1 Pembuatan Campuran Beton …………………………………………….. 13
4.2 Percobaan Slump ………………………………………………………… 13
4.3 Mencetak Silinder Beton ………………………………………………… 14
4.4 Evaluasi Mutu Beton …………………………………………………….. 15
4.5 Perhitungan Mix Design Of Concrete ……………………………………. 16
4.6 Data Hasil Uji Beton fc = 20MPa ………………………………………... 20
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………… 22
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 22
5.2 Saran ……………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murahdan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin taktergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yangdimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangantarik yang rendah,
daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agardapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.Dalam pembuatannya,
keseragaman kualitas beton sangatdipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode
pelaksanaan.Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai oleh perusahaan
pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya. Untuk mendapatkan
kualitas dan keseragaman betonsesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan
betonharus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yangdimaksud dengan kualitas
beton seperti yang disyaratkan disini adalahkuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh karena
sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan sedini mungkin

1.2 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan beton.


2. Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun beton
3. Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi
4. Mengetahui cara pembuatan beton sehingga mencapai mutu fc = 20 MPa

1
BAB II

DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN BETON

Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir ygdiaduk dengan air
untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertianumum beton berarti campuran bahan
bangunan berupa pasir dan kerikil ataukoral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton
berubah karena sifatsemen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya.
Untukmendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang
sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan penambahanumur,beton akan semakin
mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrauliklain, agregat halus,
agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campurantambahan yang membentuk massa
padat (SNI-03-2847-2002) Beton juga dapatdidefinisikan sebagai bahan bangunan dan
kontruksi yang sifat-sifatnya dapatditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan
dan pengawasanyang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd
danCandra Rahmadiyanto, S.T.,2001).

2.2 JENIS - JENIS BETON

Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu :

1. Beton Keras

Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatankarakteristik, kekuatan tekan, tegangan
dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapanterhadap
air .

Berbagai test uji kekuatandilakukan pada beton keras ini antara lain :

a) Uji kekuatan tekan ( compression test)


b) Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )
c) Uji kekuatan lenturd.
d) Uji lekatan antara beton dan tulangan
e) Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya

2
2. Beton Segar

Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh manamempengaruhi pemilihan peralatan yang
dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat
beton pada saat mengeras.

Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketikamembuat beton :

a) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lamaoleh beton yang mengeras,
seperti kekuatan, keawetan, dankestabilan volume.
b) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendekketika beton dalam kondisi
plastis (workability)

Pengukuran workabilitas yang telahdikembangkan antara lain:

a) Slump test
b) Compaction test
c) Flow test
d) Remoulding test
e) Penetration test
f) Mixer test

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, beton dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, ialah:

a) Beton Pra – Tegang

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekalidengan beton bertulang.


Perbedaan tipis hanyalah terletak padatulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton harus

3
ditegangkanterlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakanwalaupun
menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga banyak dilakukan untuk
menyangga struktur bangunan bentang lebar.

b) Beton Pra – Cetak

Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-
cetak. Beton ini memang sengajadibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik. Selain itu,
pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek dan tidak adanya
tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan material.

2.3 SIFAT – SIFAT BETON

Sifat dan karakteristik beton :

1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekanyang tinggi serta tegangan
hancur tarik yang rendah
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yangmemikul momen lengkung
atau tarikan
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akanterjadi retak yang makin
lama makin besar
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panasdan dikenal dengan
proses hidrasi

4
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekanantar butiran sehingga
beton dapat dipadatkan dengan mudah
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak
semakin jauh sehingga kekuatan betonakan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untukmemeriksa dan
mengetahui perbandingan campuran agardihasilkan kekuatan beton yang tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban betonharus dipertahankan
untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemenkonstruksi akan
mampu memikul beban luar yang bekerja padanya
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang
tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalammenerima gaya tekan
serta tulangan baja yang kuat menerima gayatarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan hargayang relative rendah.
13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masakonstruksinya mencapai 50 tahun
serta elemen konstruksinya yangmempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap
bahayakebakaran.
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendirikonstruksi dengan massa jenis γc
sekitar 2400 kg/m3 bahan inimemiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan
1 kN,di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan betonsangat berat
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsiwaktu berupa susut dan
rangkak.

2.4 KEKUATAN BETON

Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri Mulyono, 2004) Nilai
kekuatan beton diketahuidengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji
silinderataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekansampai mencapai
beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat
compression testing machine

5
2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON

Bahan bangunan yang berupa beton ini sekarang banyak dipakai untuk konstruksi
bangunan bahkan hampir setiap hari dijumpai bangunan yang terbuat dari beton, mulai dari
yang sederhana (misalnya patungan kecil) sampai pada bangunan besar (gedung bertingkat,
jembatan, jembatan layang, bendungan, dermaga, dan sebagainya.

Menurut Ali Asroni dalam bukunya yang berjudul "Balok dan Pelat Beton Bertulang"
bangunan yang menggunakan konstruksi beton mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :

1. Beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran.


2. Beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran, maupun
beban angin.
3. Berbagai bentuk konstruksi dapat dibuat dari bahan beton menurut selera perancang atau
pemakai.
4. Biaya pemeliharaan atau perawatan sangat sedikit (tidak ada).

Bangunan yang menggunakan konstruksi beton juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
2. Konstruksi beton itu berat, sehingga jika dipakai pada bangunan harus disediakana pondasi
yang cukup besar/ kuat.
3. Untuk memperoleh hasil beton dnegan mutu yang baik, perlu biaya pengawasan tersendiri.
4. Konstruktsi beton tidak dapat dipindahkan, disamping itu bekas beton tidak ada harganya.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 SEMEN

1. Semen

Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampurandengan air atau larutan
garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :

a. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abukebiru-biruan,


dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadarkalsium tinggi yang diolah
dalam tanur yang bersuhu dan bertekanantinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai
perekat untuk memplester.Semen ini berdasarkan prosentase kandungan
penyusunannya terdiri dari 5(lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.

1) Tipe I (Ordinary Portland Cement)

Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Digunakan secara luas sebagai semen untuk
teknik sipil dan konstruksi arsitektur misalnya pembangunan jalan, bangunan beton bertulang,
jembatan dan lain-lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran.

2) Tipe II (Moderate sulfat resistance)

Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau
panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen

7
Portland Tipe I. Secara umum dipakai untuk mencegah serangan sulfat dan lingkungan sistem
drainase dengan kadar konsentrat tinggi didalam tanah. Semen Portland tipe II ini disarankan
untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dan dermaga.

3) Tipe III (High Early Strength)

Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap
permulaan setelah pengikatan terjadi Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland
tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang
dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III
ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portland tipe I pada umur 28
hari. Kegunaannya yaitu untuk menggantikan semen penggunaan umum untuk pekerjaan yang
mendesak. Cocok untuk pekerjaan dimusim dingin. Biasanya dipakai untuk konstruksi
bangunan, pekerjaan pembuatan jalan, dan produk semen.

4) Tipe IV (Low Heat Of Hydration)

Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.


Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk bendungan, dan, lapangan udara. Dimana
kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan
seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa
menimbulkan cracking (retak).

5) Tipe V (Sulfat Resistance Cement)

Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya
mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau, dan
lain-lain.

Pengujian Semen:

1. Pengujian Pengikatan Awal Dan Akhir Semen

Waktu pengikatan awal adalah waktu yang diperlukan semen dari saat mulai bereaksi
dengan air menjadi pasta semen sampai terjadi kehilangan sifat keplastisan. Metode pengujian

8
pengikatan awal menggunakan standar ASTM C 191. Pengujian pengikatan awal
menggunakan alat vicat dengan jarum berdiameter 1 mm. Waktu pengikatan awal semen
diperoleh saat penurunan mencapai 25 mm dan setiap penurunan dicatat suhu kamarnya (°c).
Waktu pengikatan awal pada semen berkisar antara 60–120 menit. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui kapan pengikatan akhir terjadi. Waktu ikat akhir ( final setting time) yaitu waktu
antara terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras/bisa menerima tekanan Alat uang
digunakan adalah Alat VICAT Final setting time beton tidak boleh lebih dari 8 jam

2. Pengujian Kehalusan Semen Portland

Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Dengan semakin halus
butiran semen portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai
dari permukaan butir.

3. Pengujian Berat Jenis Semen

Semen Portland adalah bahan konstruksi yang palin banyak digunakandalam dalam
pekerjaan beton. Menurut ASTM C-150,1985, semen Portlanddidefinisikan sebagai semen
hidrolik yang dihasilkan dengan menggilingklingker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yamg umumnya mengandungsatu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan
yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya.Semen Portland memiliki penyimpangan
seperti ketidak murnian dan penyimpangan mutu yang diakibakan dari perbedaan komposisi
dan lamanya penyimpanan dari semen Portland. Salah satu pengujian yang
dapatmengindikasikan kepada hal tersebut adalah dengan pengujian berat jenis, berat jenis
semen Portland pada umumnya berkisar antara 3.00 sampai 3.20 denganangka rata-rata 3.15
.Jika semen Portland memiliki berat jenis kurang dari 3.00 maka semendianggap tidak murni
lagi atau tercampur dengan bahan lain, dan jika digunakandalam pembuatan beton maka beton
yang dihasilkan akan bermutu rendah danmudah rusak, begitu pula terhadap ikatan-ikatan tidak
akan sempurna.Berat jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :BJ = ( W / ( V1-V2 ) )
* d1

9
4. Pengujian Konsistensi Normal Semen

Konsistensi normal adalah nilai prosentase jumlah air yang dibutuhkan untuk membentuk
pasta semen pada kondisi kebasahan standar guna menunjukkan kualitas semen portland
(Sandor Popovics). Metode pengujian konsistensi normal sesuai standar ASTM C 187 dengan
metode coba–coba menggunakan sejumlah pasta semen yang dibuat dari 300 gram semen
dengan prosentase air yang berbeda–beda. Konsistensi normal pasta semen didapatkan ketika
jarum alat vicat berdiameter 10 mm terjadi penurunan 10 mm di bawah permukaan asli pasta
pada waktu ke 30 detik setelah jarum dilepaskan. Dari data yang diperoleh, buat grafik
prosentase air yang diperlukan sebagai absis dan penurunan jarum sebagai ordinat.
Berdasarkan grafik dapat diketahui jumlah air untuk mencapai konsistensi normal. Konsistensi
normal berkisar 22%–28% untuk semen portland yang diperdagangkan.

3.2 AGREGAT

Menurut Antoni 2007, Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, yang
mencapai 70%-75% dari volume beton, sehingga agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-
sifat beton. Dengan agregat yang baik, beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama
(durable) dan ekonomis. Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil,
pasir, dan lain sebagainya) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat
mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air yang
mempengaruhi daya tahan terhadap agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan.

Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan
(artificial aggregates). Contoh agregat dari alam adalah pasir alami dan kerikil, sedangkan
contoh agregat buatan adalah agregat yang berasal dari stone crusher, hasil residu terak tanur
tinggi (blast furnace slag), pecahan genteng, pecahan beton, fly ash dari residu PLTU, agregat
buatan dapat menjadi agregat alternatif sebagai bahan pengisi dalam beton. Dari ukurannya,
agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat kasar dan agregat halus.

10
3.3 AGREGAT HALUS

Agregat halus (pasir) adalah mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5 mm atau lolos saringan no.4 dan
tertahan pada saringan no.200. Agregat halus (pasir) berasal dari hasil disintegrasi alami dari
batuan alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu (stone crusher).

Syararat Agregat Halus :

1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 2,50 - 3,80.

2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak 5 %

3) Kadar zat organic ditentukan dengan larutan Na-Sulfat 3 %, jika dibandingkan warna
standar tidak lebih tua daripada warna standar.

4) Kekerasan butir jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir pembanding yang
berasal dari pasir kwarsa Bangka memberikan angka hasil bagi tidak lebih dari 2,20.

5) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :

- Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 10 %.

- Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 15 %.

11
3.4 AGREGAT KASAR

Yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat yang berukuran lebih besar dari 5
mm, sifat yang paling penting dari suatu agregat kasar adalah kekuatan hancur dan ketahanan
terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan
karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktu
musim dingin dan agresi kimia serta ketahanan terhadap penyusutan.

Syarat agregat kasar menurut SNI:

1) Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,0 – 7,10.

2) Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak 1 %.

3) Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga, mak 5 %.

4) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :

- Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 12 %.

- Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 18 %.

5) Tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini menggunakan
semen yang kadar alkali sebagi Na2O lebih besar dari 0,6 %.

6) Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat.

12
BAB IV

PROSES PEMBUATAN BETON

4.1 PEMBUATAN CAMPURAN BETON

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah :

Alat :

1. Cetok
2. Timbangan
3. Ember
4. cangkul

Bahan :

1. Semen portland
2. Pasir
3. Batu pecah
4. Air

Prosedur pembuatan campuran beton adalah sebagai berikut :

1. Semua bahan yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan hasil perbandingan


campuran beton dalam keadaan asli
2. Campur jadi satu bahan yang akan digunakan, lalu masukkan air
3. Aduk hingga semua bahan tercampur rata

4.2 PERCOBAAN SLUMP

Untuk melaksanakan pengujian slump diperlukan alat sebagai berikut :

1. Cetakan dari logam berupa kerucut terpancang (cone); bagian bawah dan atas
cetakan terbuka.
2. Tongkat pemadat
3. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata, dan kedap air.
4. Mistar ukur.

13
Untuk melaksanakan pengujian slump beton,harus diikuti beberapa tahapan

sebagai berikut:

1. Basahilah cetakan dan pelat dengan air basah.


2. Letakkan cetakan diatas pelat dengan kokoh.
3. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis, tiap lapis berisi kira-
kira 1/3 isi cetakan.
4. Setiap lapis dirojok dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata,
tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan
pertama perojokan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan
cetakan.
5. Segera setelah selesai perojokan ratakan permukaan benda uji dengan tongkat dan
semua sisi benda uji yang jatuh disekitar cetakan harus disingkirkan, kemudian
cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas, seluruh pengujian mulai dari
pengisian sampai cetakan diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
6. Balikan cetakan dan letakan perlahan-lahan diasamping benda uji. Ukurlah slump
yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata
benda uji.

4.3 MENCETAK SILINDER BETON

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pencetakan beton dalam

bentuk silinder adalah sebagai berikut :

1. Cetakan silinder 30 x 15 cm sebanyak 9 buah


2. Cetok
3. Sendok semen
4. Palu
5. Batang besi rojokan
6. Cangkul
7. Oli/pelumas
8. Beton segar

14
Berikut adalah prosedur pelaksanaan dalam melakukan pencetakan beton

kedalam cetakan bentuk silinder :

1. Bersihkan seluruh cetakan silinder


2. Berikan pelumas/oli pada cetakan agar mudah dibuka saat pembongkaran
3. Masukan beton segar kedalam cetakan,setiap 1/3 dilakukan rojok sekaligus
memukulkan palu karet terhadap permukaan cetakan sebanyak 25 kali
4. Kemudian masukan beton kembali 1/3 bagian ( dalam hal ini 2/3 ) dan kembali
dilakukan rojokan sekaligus memukulkan palu karet terhadap permukaan
cetakan sebanyak 25 kali
5. Selanjutnya masukan beton kembali 1/3 bagian ( dalam hal ini 3/3) dan kembali
dilakukan rojokan sekaligus memukulkan palu karet terhadap permukaan
cetakan sebanyak 25 kali
6. Kemudian ratakan permukaan atas cetakan beton silinder

4.4 EVALUASI MUTU BETON


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat proses test kekuatan tekan

beton silinder yang dilakukan kelmpok kami adalah sebagai berikut :

1. Timbangan
2. Mesin test hidrolis. (Torsee Universal Testing Machine)
3. Minyak / oli
4. Beton uji berbentuk silinder Ф 15 , tinggi 30 cm sebanyak 9 buah

Test kekuatan tekan hancur dilaksanakan saat benda uji berumur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
Berikut prosedur pengujian kuat tekan beton :

1. Sebelum ditest diukur dimensinya (tinggi dan diameter) terlebih dahulu dan
ditimbang beratnya.
2. Lalu letakkan benda uji pada alat tekan mesin test hidrolis dan pilih permukaan
yang rata (yang terdapat belerangnya) sebagai bidang yang dibebani.
3. Gerakkan tuas yang berwarna merah keatas dan tekan tombol penggerak ke posisi
on.
4. Matikan tombol penggerak pada saat beton pecah (jarum sudah tidak bergerak lagi).

15
5. Untuk mengambil kembali benda uji, gerakkan tuas ke bawah sehingga benda uji
terlepas dari jepitan.
6. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dihitung luas
permukaan lingkarannya. Sehingga luas permukaan yang dibebani ialah = (3,14 x
7.5cm x 7.5 cm) = 176.625 cm² = 17662.5 mm2

4.5 PERHITUNGAN MIX DESIGN OF CONCRETE

Berikut ini adalah perhitungan mix design untuk kuat tekan beton 25 Mpa.

Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai mix design campuran beton adalah sebagai berikut.

1. Kuat tekan karakteristik Kuat tekan beton normal telah ditentukan (f’c) sebesar 25
MPa pada usia 28 hari.
2. Deviasi Standar Deviasi standar diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.

3. Nilai Tambah (Margin)

Nilai tambah (margin) dapat diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

𝑀 = 1,64 × 𝑆𝐷
= 1,64 × 7
= 11,48 𝑀𝑃𝑎
4. Kekuatan rata-rata yang hendak dicapai

Kekuatan rata-rata yang hendak dicapai dapat diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑓′𝑐𝑟 = 𝑓′𝑐 + 𝑀
= 25 + 11,48
= 36,48 𝑀𝑃𝑎

16
5. Jenis Semen

Semen yang digunakan dalam praktikum ini adalah semen Portland tipe I.

6. Jenis Agregat

Jenis agregat yang digunakan adalah batu pecah untuk agregat kasar, dan pasir alam
untuk agregat halus.

7. Faktor Air Semen Maksimum

Faktor Air Semen Maksimum yang digunakan yaitu sebesar 0,5.

8. Slump

Slump yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebesar 100 ± 20 mm.

9. Ukuran Agregat Maksimum

Ukuran agregat maksimum pada percobaan ini adalah 20 mm.

10. Kadar Air Bebas

Kadar air bebas diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

11. Jumlah Semen

Jumlah semen dapat dihitung dengan membagikan hasil kadar air bebas dengan faktor
air semen maksimum.

17
12. Jumlah Semen Minimum

Jumlah semen minimum dapat diperoleh dari table

Semen Minumum
Jenis Pembetonan
(kg/m3 Beton)
Beton didalam ruang bangunan:
a. Keadaan keliling non-korosif 275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi 325

Beton diluar ruang bangunan:


a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari 325
langsung 275
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

Beton yang masuk kedalam tanah:


a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti 325
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah

Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar/payau/laut

Jenis pembetonan pada praktikum ini adalah beton diluar ruang bangunan, dengan tidak
terlindung dari hujan dan terik matahari langsung. Sehingga, nilai jumlah semen minimum
yang digunakan adalah 325 kg.

13. Susunan Besar Butir Agregat Halus

Susunan besar butir agregat halus pada percobaan ini berada pada zona 4

14. Persen Agregat Halus

Cara memperoleh nilai persen agregat halus yaitu dengan menarik garis antara faktor
air semen 0,6 dengan zona 4 pada slump 110 mm. Sehingga diperoleh nilai persen agregat
halus sebesar 29 persen atau 0,29.

18
15. Berat Jenis Relatif

Berat jenis relatif dapat diketahui dengan perhitungan berikut :

𝐵𝐽 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = % ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 × 𝐵𝐽 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠 + % 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟

× 𝐵𝐽 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟

= 0,29 × 2,53 + 0,71 × 1,94

= 2,111 𝑔𝑟𝑎𝑚

16. Berat isi beton

nilai berat jenis beton sebesar 2150 kg/m3

17. Kadar Agregat gabungan

Kadar agregat gabungan dapat diperoleh dari pengurangan langkah 20 dengan


penjumlahan langkah 12 dan 11.

𝐾𝐴 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 + 𝐾𝐴 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠)

= 2150 − (410 + 205)

= 1535 𝑘𝑔/𝑚3

18. Kadar Agregat Halus

Kadar agregat halusdiperoleh dengan mengalikan langkah 18 dengan 21.

𝐾𝐴 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 = % ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 × 𝐾𝐴 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

= 0,29 × 1535

= 445,15 𝑘𝑔/𝑚3

19. Kadar Agregat Kasar

Kadar agregat kasar dapat diperoleh dari pengurangan Kadar agregat gabungan dengan
Kadar agregat halus .

𝐾𝐴 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 = 𝐾𝐴 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐾𝐴 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠

= 1603,33 − 445,15

19
= 1089,95 𝑘𝑔/𝑚3

Berdasarkan hasil mix design maka proporsi campuran yang diperoleh untuk
membuat beton silinder 9 benda uji dengan kuat tekan 25 MPa adalah

sebagai berikut:

- Semen : 23,4684 Kg

- Air : 11,734 Kg

- Agregat Halus : 25,48 Kg

- Agregat kasar : 62,383 Kg

4.6 DATA HASIL UJI BETON fc = 20 MPa

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa kuat tekan beton hari ke 7,14 dan 28 untuk
masing-masing beton mengalami kenaikan nilai kuat tekan beton dengan nilai kuat tekan
terbesar pada umur 28 hari adalah 24,06 Mpa pada sampel 3. Hal ini menunjukkan semakin
bertambah umur beton nilai kuat beton semakin baik hal ini disebabkan karena proporsi
campuran yang seimbang, bahan-bahan materialnya memenuhi standar spesifikasi. Dari
masing-masing mutu beton hasilnya tidak ada yang mencapai target mutu beton yang

20
disyaratkan yaitu f’’c 25 MPa namun dari 3 sampel yang ada, sampe 3 yang mendekati mutu
beton yang disyaratkan yaitu sebesar 24 MPa.

21
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,agregat
halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campurantambahan yang membentuk
massa padat. Bahan penyusun beton, yaitusemen, agregat, air dan bahan adiktif, dan bahan
penyusun lainnya yangtelah diuraikan dalam makalah ini.

5.2 SARAN

1. Perlu di perhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur, pekerjaan


penulangan beton harus di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas beton
menurun.

2. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan


pedoman - pedoman standar dalam perencanaan struktur,sehingga bangunan yang dihasilkan
nantinya selalu memenuh persyaratanyang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal
peraturan perencanaanstruktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton, harga
matrialterbaru dan sebagainya.

3. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman


pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan, pengalaman tenaga kerja
serta segi ekonomisnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37920859/Makalah_Beton

https://www.scribd.com/document/521252451/Laporan-Teknologi-Beton-Dan-Bahan-
Bangun-1

https://www.scribd.com/document/444582498/923ef-Modul-3-Rancangan-Campuran-Beton-
final

23

Anda mungkin juga menyukai