Dosen :
Ahmad Andi Solahuddin, ST, MT
Denny Meisandy Hutauruk, ST, MT
Disusun oleh
Arda Surya Kirana (5203550018)
Meyra Qannisa Permana (5203250037)
Disusun oleh:
Arda Surya Kirana (5203550018)
Meyra Qannisa Permana (5203250037)
Telah diperiksa dan disetujui serta memenuhi kriteria layak untuk dinilai sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Tugas Perencanaan Struktur Beton tahun ajaran 2022/2023
Medan, 23, Desember 2022
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
LEMBAR SOAL....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................1
1.3 Referensi...................................................................................................................2
1.4 Metodologi................................................................................................................2
3.2 Pembebanan..............................................................................................................12
3.3 Kombinasi Pembebanan............................................................................................13
(……………………………………….) (……………………………………….)
NIP. NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
Kelemahan :
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan.
Beton segar mengerut pada saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah,
sehingga perlu diadakan dilatasi pada beton yang panjang untuk memberi tempat untuk
kembang susut beton.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air dan air
membawa kandungan garam dapat merusak beton.
Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dengan teliti agar setelah digabungkan
dengan baja tulangan dapat bersifat kokoh terutama pada perhitungan bangunan tahan
gempa.
2
4. Metodologi Laporan
Metodologi laporan adalah proses disain bangunan gedung. Dimulai dari perencanaan
balok, plat lantai, kolom, tangga dan pondasi atau elemen Struktur lain yang di perlukan.
Kemudian dilanjutkan pembebanan, analisis Struktur, Disain Struktur sampai membuat
DED (detail engineering design) dengan CAD.
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk merencanakan Bangunan Toko yang terdiri dari 2
lantai. Laporan ini menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan elemen
pelat, balok, kolom, pondasi dan tangga. Untuk perhitungan perencanaan struktur atas dilakukan
menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program SAP2000.
1.3 Referensi
Standart Nasional Indonesia
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Beton
Buku Perencanaan Struktur Beton
3
1.4 Metodologi
Secara garis besar data yang dibutuhkan dalam perancangan dan perhitungan struktur
utama gedung ini adalah:
a. Deskripsi umum bangunan Deskripsi umum bangunan meliputi fungsi bangunan dan
lokasi yang akan didirikan. Fungsi bangunan berkaitan dengan perencanaan
pembebanan sehingga bisa direncanakan struktur bangunan bawah yang dipakai.
b. Denah dan Sistem Struktur Bangunan Yang di maksud sistem bangunan struktur
meliputi rencana struktur yang akan direncanakan, seperti pondasi, balok, kolom,
tangga, dan lain-lain sebagainya yang berfungsi sebagai perhitungan perencanaan lebih
lanjut.
c. Metode Analisis Pada bagian sub bab ini diuraikan secara garis besar langkah-langkah
(metode yang digunakan) dalam perencanaan bangunan dan perancangan strukturnya.
Langkah-langkah yang di maksud meliputi komponen bangunan struktur atas bagian
bangunan hingga dasar tanah atau bawah bangunan.
BAB II
KRITERIA DESAIN
Syarat SNI dengan tebal pelat minimum sehingga aman adalah 120 mm.
Sehingga asumsi tebal pelat yang diambil adalah = 150 mm
h. Penentuan lebar manfaat
1
be= ×l x (lebar bentang yang dituju)
4
1
be= × 4400=1100 mm
4
Dengan cara lain be didapat
be=bw+ ( 16 x tebal bentang yang dituju )
be=160+ ( 16 ×150 )=2560 mm
X = 1100 mm / 2 = 550 mm
( A 1 ∙ Y 1 ) +(A 2 ∙ Y 2) ( 165000 mm2 ×75 mm ) +(14400 mm2 × 195 mm)
Y= = = 84,63 mm
ATotal 179400 m m
2
lb 1= {121 (1100 × 150 )+165000 ( 84,63−75) }+ {121 (160 ×84,63 )+11760 ( 90−84,63) }
3 2 3 2
lb 1=334818211 mm4
lb1 = lb2
1
ls1= ( 5000 ×90 )3 =303750000 mm4
12
1
ls2= ( 4400× 90 ) =267300000m m
3 4
12
Ecb = Ecs
Jadi,
lb1 334818211
∝1 = = =1,102
ls1 303750000
lb2 334818211
∝ 2= = =1,253
ls2 267300000
7
Maka,
1 1
∝m= ( ∝1 +∝2) = ( 1,102+ 1,253 )=1,177
2 2
Maka, dari hasil di atas diambil tebal pelat lantai dan diambil tebal pelat atap
Untuk tebal pelat lantai = 150 mm
Untuk tebal pelat atap = 120 mm
ATAP
Beban Mati
Berat
Jenis Beban Selfweight t p l
(kg)
Pelat atap 2400 Kg/m³ 0,120 5,0 4,4 6336
Plafound 11 Kg/m² 5,0 4,4 242
Penggantung 7 Kg/m² 5,0 4,4 154
Spesi 21 Kg/m² 5,0 4,4 462
Ducting & plumbing 40 Kg/m² 5,0 4,4 880
L b h Berat (kg)
Balok induk memanjang 2400 Kg/m³ 4,5 0,25 0,4 1080
Balok induk melintang 2400 Kg/m³ 4,5 0,25 0,4 1080
WD TOTAL ATAP (Kg) 10234
Beban Hidup
p l Berat (kg)
Lantai atap 100 Kg/m² 5,0 4,4 2200
Hujan 30 Kg/m² 5,0 4,4 660
WL TOTAL ATAP (Kg) 2860
W TOTAL (Kg) 13094
LANTAI 1 & 2
Beban Mati
10
2.2 Peraturan Yang Menjadi Acuan
2.2.1. Perencanaan Balok dan Pelat
2.2.2.1. Perencanaan balok
Menurut SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom
lantai atas. Fungsi utama dari balok adalah menahan momen lentur dan gaya geser dengan atau
tanpa gaya aksial maupun torsi. Untuk perencanaan tinggi minimum balok nonprategang
mengacu pada Tabel 2 berdasarkan pasal 9.3.1.1 SNI 2847-2019. Untuk fy lebih dari 420 MPa,
persamaan pada Tabel 2 harus dikalikan dengan (0,4 + fy / 700).
11
Tabel 3. Ketebalan minimum pelat dua arah nonprategang dengan balok di antara tumpuan pada
semua sisinya
13
Tabel 5. Kekuatan aksial maksimum
Untuk komponen nonprategang dan komponen komposit baja-beton, nilai Po dihitung dengan
Persamaan:
Po =0,85 f c ' ( A g− A st ) + f y A st (22.4.2.2)
'
Po =0,85 f c ( A g− A st −A pd ) + f y A st − ( f se−0,003 E p ) A pt (22.4.2.3)
dimana Apt adalah luas total tulangan prategang, dan Apd adalah luas total penampang
selongsong (duct), selubung (sheating), dan tulangan prategang; nilai fse minimal 0,003Ep. Untuk
tendon pascatarik terinjeksi (grouted post-tension), nilai Apd sama dengan Apt.
14
2.2.7. Kuat Rencana
Kuat rencana pada penampang dihitung dengan mengalikan kuat nominal dan faktor
reduksi kekuatan ϕ yang telah dijelaskan pada Pasal 21 pada SNI 1726-2019.
c) Torsi 0,75 -
d) Tumpu (bearing) 0,65 -
Zona angkur
e) pascatarik (post- 0,85 -
tension)
V u ≤Φ ( V c +0,066 √ f c bw d )
'
16
BAB III
PEMBEBANAN
3.2 Pembebanan
A. Data
1. Pada pelat atap
- Tebal pelat atap : 0,120 m
- Tebal finishing : 0,030 m
- Tebal volume hujan : 0,030 m
- Berat/ volume beton bertulang : 2400 Kg/m3
- Berat/volume beton : 2200 Kg/m3
- Berat/volume air hujan : 1000 Kg/m3
- Berat beban bergerak lantai atap : 100 Kg/m2
- Berat plafound + penggantung : 18 Kg/m2
- Berat lapisan kedap air : 21 Kg/m2
b. Balok Lantai 2
- Balok C1-C2 = C2-C3 = C3-C4
Q = 2 x 2,5 m x qd lantai 2
= 4,5 m x 464 Kg/ m2 = 2088 Kg/m2
18
b. Balok Lantai 2
- Balok C1-C2 = C2-C3 = C3-C4
Q = 2 x 2,5 m x qd lantai 2
= 4,5 m x 250 Kg/ m2
= 1125 Kg/m2
Beban Eqivalent Dari lantai 2 (Balok 1,2,3,4) + Berat Balok Pada Plat
- P1 = P4 = [2 x (2,531 m2) x 0,150 m x 2,4 T/m3] + 0,086 Ton = 1,91 Ton
- P2 = P3 = [2 x (5,063 m2) x 0,150 m x 2,4 T/m3] + 0,086 Ton = 3,73 Ton
BAB IV
Perencanaan struktur bangunan dalam kasus ini menggunakan alat bantu dari software
SAP2000. SAP2000 merupakan program untuk perhitungan kekuatan struktur khususnya
bangunan-bangunan bertingkat tinggi dan jembatan. Dalam penentuan analisis gaya yang didapat
dalam struktur bangunan, harus melalui langkah-langkah yang tepat dalam penggunaaan
program SAP2000. Adapun langkah-langkah penggunaan SAP2000 adalah sebagai berikut:
Langkah 3: Membuat lembar kerja untuk defenisi bangunan struktur. Klik File→New File→2D
Frames
22
Langkah 5: Mengganti jenis tumpuan dari tumpuan sendi menjadi tumpuan jepit. Blok terlebih
dahulu 4 tumpuan. Klik Assign→Joint→Restraints, pilih tumpuan jepit.
Langkah 6: Mendefenisikan Material Struktur. Klik Define→Materials→Add New Materials,
kemudian sesuaikan semua data dengan material yang akan diterapkan
24
26
Langkah 10: Menentukan Kombinasi beban yang akan digunakan. Klik Define→Load
Combinations→Add New Combo. Input 3 Kombinasi pembebanan.
Langkah 11: Input Frame Section sesuai dengan jenisnya. Blok terlebih dahulu untuk balok,
kemudian klik Assign→Frame→Frame Sections→Pilih section BALOK. Lakukan
hal yang sama untuk penginputan KOLOM.
27
Langkah 12: Input seluruh pembebanan dengan memblok balok ataupun titik joint yang akan
dikenai beban. Input ketiga jenis beban (Dead, Live, and Wind).
Langkah 13: Jalankan program yang telah selesai diinput datanya. Klik Analyze→Set Analysis
Options→Plane Frame. Kemudian Klik Analyze→Run Analysis, klik Run Now.
28
29
BAB V
DESAIN STRUKTUR DAN CEK LENDUTAN
5.1 Desain Balok
5.1.1 Perencanaan Tulangan Longitudinal Balok
5.1.1.a Perencanaan Tulangan Longitudinal Balok Lantai Atap
bw = 160 mm h = 240 mm
d = 200 mm be = 1100 mm
hf = 120 mm b = 367 mm
Momen Ultimate yang digunakan adalah momen dikombinasi 2 karena momen yang
terjadi lebih besar
Momen dititik A kiri = Mu/b.d2
= 2,03 ton.m / (0,367 m . 0,22 m)
= 27,68 ton/ m2
Rasio Tulangan (ρ):
1,4 1,4
ρmin = = =0,0035
fy 400
ρmax =0,75 [
0,85 × f ' c
fy
. β 1.
600
600+fy ]
¿ 0,75
[ 0,85 ×20
400
.0,85 .
600
600+ 400 ]
¿ 0,026
31
ρmin < ρanalisa < ρmax
Mu fy
ρanl = −Φ . ρ . fy [1−0,588. ρ. ' ]
bw d f c
Mu
=( Φ . ρ . fy )−¿
bw d
Mu 40000
=( 0,85. ρ.40000 ) −(0,85 . ρ . 40000. 0,588. ρ . )
bw d 2000
−b ± √ b −4 ac
2
ρ1,2 =
2a
−(−34000)± √ (−34000)2−4(399840)(27,68)
ρ1,2 =
2(399840)
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,00082.
As Total = ρ . b . d
= 0,0008 . 0,367 . 0,2
= 60,288 mm2
Maka tulangan yang dipakai adalah Ø6mm sebanyak 3 batang (3Ø6).
Perhitungan momen-momen serta tulangan dilanjutkan dalam bentuk tabel
MOMEN
ANALISA
ULTIMATE
NO BALOK
COMB
MOMEN Mu/Bd2 p anl As Tulangan
2
1 Kantilever A. MA Kiri 2,03 27,681818 0,000822 60,28876 3 Ø6
2 B. MA 5,22 71,181818 0,002148 157,5078 6 Ø6
3 A2-B2 C. MAB 2,9 39,545455 0,001179 86,49383 4 Ø6
4 D. MB kiri 5,22 71,181818 0,002148 157,5078 6 Ø6
5 E. MB 3,89 53,045455 0,00159 116,5917 5 Ø6
6 B2-C2 F. MBC 1,79 24,409091 0,000724 53,09921 2 Ø6
32
7 G. MC kiri 3,89 53,045455 0,00159 116,5917 5 Ø6
8 H. MC 0 0 0 0 0 Ø6
9 C2-D2 I. MCD 0,885 12,068182 0,000356 26,13898 1 Ø6
10 J. MD kiri 1,77 24,136364 0,000716 52,50084 2 Ø6
11 Kantilever K. MD 2,77 37,772727 0,001126 82,56375 3 Ø6
d = 200 mm be = 1100 mm
hf = 90 mm b = 367 mm
Momen Ultimate yang digunakan adalah momen dikombinasi 2 karena momen yang
terjadi lebih besar
Momen dititik A kiri = Mu/b.d2
= 3,02 ton.m / (0,367 m . 0,22 m)
= 41,18 ton/ m2
33
Rasio Tulangan (ρ):
1,4 1,4
ρmin = = =0,0035
fy 400
−b ± √ b −4 ac
2
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,0012.
As Total = ρ . b . d
= 0,0012 . 0,367 . 0,2
= 90,126 mm2
Maka tulangan yang dipakai adalah Ø6mm sebanyak 4 batang (4Ø6).
34
Perhitungan momen-momen serta tulangan dilanjutkan dalam bentuk tabel
lx = bentang terpendek
35
Tinggi Efektif:
dx=h−P−1/2 ∅ Dx
1
¿ 120−20− . 8=0,096(arah X)
2
dy =h−P−∅ Dx−1/ 2 ∅ Dy
¿ 120−20−8−1/2.(8)=0,088 (arah Y )
−b ± √ b2−4 ac
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,0005. Tetapi karena
nilai ρanl < ρmin maka dipakai ρmin = 0,0018
As Total =ρ.b.d
= 0,0018 . 1 . 0,088
= 158,4 mm2
Maka tulangan yang dipakai adalah Ø8-280
Perhitungan momen serta tulangan dilanjutkan dalam bentuk tabel
Mu fy
ρ anl = −Φ . ρ . fy [1−0,588. ρ. ' ]
bw d f c
Mu
=( Φ . ρ . fy )−¿
bw d
Mu 40000
=( 0,85. ρ.40000 ) −(0,85 . ρ . 40000. 0,588. ρ . )
bw d 2000
−b ± √ b2−4 ac
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,0015. Tetapi karena
nilai ρanl < ρmin maka dipakai ρmin = 0,0018
As Total =ρ.b.d
= 0,0018 . 1 . 0,096
= 172,8 mm2
38
Perhitungan momen-momen serta tulangan dilanjutkan dalam tabel
lx = bentang terpendek
Tinggi Efektif:
dx=h−P−1/2 ∅ Dx
1
¿ 150−20− . 8=0,126(arah X)
2
dy =h−P−∅ Dx−1/ 2 ∅ Dy
¿ 150−20−8−1/2.(8)=0,118 (arah Y )
40
As Total =ρ.b.d
= 0,0018 . 1 . 0,118
= 212,4 mm2
Maka tulangan yang dipakai adalah Ø8-200
Perhitungan momen serta tulangan dilanjutkan dalam bentuk tabel
Mu fy
ρ anl = −Φ . ρ . fy [1−0,588. ρ. ' ]
bw d f c
Mu
=( Φ . ρ . fy )−¿
bw d
Mu 40000
=( 0,85. ρ.40000 ) −(0,85 . ρ . 40000. 0,588. ρ . )
bw d 2000
−b ± √ b2−4 ac
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,00119. Tetapi karena
nilai ρanl < ρmin maka dipakai ρmin = 0,0018
As Total =ρ.b.d
= 0,0018 . 1 . 0,126
= 226,8 mm2
Perhitungan momen-momen serta tulangan dilanjutkan dalam tabel
43
6 7 8
0,48251 34,6534 0,00103 0,001
Mly 0,03 4 2 2 8 212,4 Ø8-200
85,0995 0,00258 0,001 325,241
Mtx 0,084 1,35104 1 1 8 8 Ø8-120
1,19020 85,4784 0,00259 0,001 305,991
Mty 0,074 2 4 3 8 8 Ø8-160
Mti 0,020 0,32971 20,7683 0,00061 0,001
x 5 8 3 5 8 226,8 Ø8-200
Mti 0,24125 17,3267 0,00051 0,001
y 0,015 7 1 3 8 212,4 Ø8-200
2.) Perhitungan Kasus D Skema VI A
0,63688 40,1161 0,00119
Mlx 0,036 4 7 7 0,018 226,8 Ø8-200
0,49535 35,5755
Mly 0,028 4 9 0,00106 0,018 212,4 Ø8-200
1,27376 80,2323 0,00242 306,075
Mtx 0,072 9 4 9 0,018 3 Ø8-160
1,22069 87,6684 0,00266
Mty 0,069 5 1 2 0,018 314,093 Ø8-120
Mti 0,31844 20,0580 0,00059 0,001
x 0,018 2 9 4 8 226,8 Ø8-200
3.) Perhitungan Kasus E Skema II
0,54684 34,4450 0,00102 0,001
Mlx 0,034 9 4 5 8 226,8 Ø8-200
0,40209 28,8778 0,00085 0,001
Mly 0,025 5 5 8 8 212,4 Ø8-200
63,8246 0,00192 0,001 241,992
Mtx 0,063 1,01328 3 1 8 2 Ø8-200
0,86852 62,3761 0,00187 0,001 221,365
Mty 0,054 6 6 6 8 6 Ø8-200
4.) Perhitungan Kasus G Skema II
36,1457 0,00107
Mlx 0,034 0,57385 8 7 0,018 226,8 Ø8-200
0,42194 30,3037 0,00090
Mly 0,025 9 1 1 0,018 212,4 Ø8-200
1,06331 0,00201
Mtx 0,063 1 66,976 8 0,018 254,238 Ø8-160
0,91140 0,00197
Mty 0,054 9 65,456 1 0,018 232,561 Ø8-200
5.) Perhitungan Kasus H Skema II
0,54684 34,4450 0,00102
Mlx 0,034 9 4 5 0,018 226,8 Ø8-200
0,40209 28,8778 0,00085
Mly 0,025 5 5 8 0,018 212,4 Ø8-200
63,8246 0,00192 241,992
Mtx 0,063 1,01328 3 1 0,018 2 Ø8-200
0,86852 62,3761 0,00187 221,365
Mty 0,054 6 6 6 0,018 6 Ø8-200
6.) Perhitungan Kasus J Skema VI A
0,60760 0,00114 0,001
Mlx 0,036 6 38,272 1 8 226,8 Ø8-200
0,47258 33,9401 0,001
Mly 0,028 3 5 0,00101 8 212,4 Ø8-200
1,21521 0,00231 0,001 291,599
Mtx 0,072 3 76,544 4 8 2 Ø8-160
1,16457 83,6382 0,00253 0,001 299,195
Mty 0,069 9 3 6 8 3 Ø8-160
Mti 0,30380 0,00056 0,001
x 0,018 3 19,136 7 8 226,8 Ø8-200
7.) Perhitungan Kasus K Skema VI A
0,40209 25,3272 0,00075 0,001
Mlx 0,025 5 4 2 8 226,8 Ø8-200
0,45034 32,3431 0,00096 0,001
Mly 0,028 7 9 2 8 212,4 Ø8-200
0,86852 54,7068 0,00164 0,001
Mtx 0,054 6 3 1 8 226,8 Ø8-200
0,96502 69,3068 0,001 246,595
Mty 0,06 8 4 0,00209 8 9 Ø8-200
Mti 0,20104 12,6636 0,00037 0,001
x 0,018 8 2 4 8 226,8 Ø8-200
44
5.3 Desain Kolom
5.4.1 Analisa Tulangan Kolom:
f’c = 20 MPa d’ = 10 cm
h = 400 mm
Menghitung nilai e, d’/h, e/h
e = Mu/Pu d’/h = 10/40 cm e/h = 10/40 cm
= 40,2/399,1 = 0,25 = 0,25
= 0,100 m
= 10 cm
Menghitung nilai ρ
Untuk sumbu vertikal
Pu 399,1 x 1000
= =0,1834
∅ Ag .0,85. f c 0,8 x 16000 x 0,85 x 20
'
45
Diagram Interaksi
Nilai β untuk f’c 20 MPa = 0,8, sehingga:
ρ=r . β
= 0,012 . 0,8
= 0,0096
46
Menghitung jumlah tulangan
As perlu = ρ. Agr
= 0,0096 x 160000 mm
= 1536 mm2
Diameter tulangan yang dipakai Ø6
As = ¼ .ᴨ d2 / As perlu
= 28260 / 1536 mm2
= 18,39
Sehingga tulangan yang dipakai adalah Ø6-20
Vu = 0,93 ton
Vu
Syarat kekuatan geser >Vc maka diperlukan tulangan geser
∅g
Dimana: ɸg = 0,6
Vu 0,93
Maka, = =1,46 ton
∅ g 0,6
1,46 ton < 11,92 ton (maka tidak perlu tulangan geser)
47
5.4 Desain Tangga
Data-data Tangga
Lebar bordes = 90 cm
Lebar tangga = 90 cm
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 (PPIUG ’83) diperoleh:
TinggiTangga 1000 mm
Jumlah Optrade 1 = = =5buah
Optrade 200 mm
Jumlah Antrade 1 = Jumlah Optrade – 1 = 5 -1 = 4 buah
TinggiTangga 3500 mm
Jumlah Optrade 2 = = =17 buah
Optrade 200 mm
Jumlah Antrade 2 = Jumlah Optrade – 1 = 17 -1 = 16 buah
Berat 1 anak tangga (P):
1
P= . A . O. b . γ beton
2
= ½ . 0,205 . 0,294. 0,9 . 24
= 0,653 kN/m2
Jumlah anak tangga per meter = 100 cm/ 29 cm = 3,4 buah anak tangga
48
L1 =√ ( a ) + ( b ) L2 =√ ( a ) + ( b )
2 2 2 2
L1=1,802 m L2=5,390 m
Dikarenakan L2/L1 > 2 (pelat 1 arah), maka tebal pelat minimum menurut SKSNI T-15-1991-03
1 fy 1 fy
h min1= . L .(0,4+ ) h min2= . L .(0,4+ )
27 700 27 700
1 400 1 400
h min1= . 1802.(0,4 + ) h min2= . 5390.(0,4 + )
27 700 27 700
49
a. Pembebanan Tangga
1. Beban Mati
Berat sendiri plat = 0,2 m x 24 kN/m3 = 4,8 kN/m2
Berat anak tangga = 3,4 x 0,65 kN/m3 = 2,2551 kN/m2
Berat finishing 3 cm= 0,03 x 21 = 0,63 kN/m2 +
WD = 7,6851 kN/m2
2. Beban Hidup
Berdasarkan Peraturan Pembebanan. Beban hidup (WL) untuk tangga pada bangunan ruko
adalah WL=3,00 kN/m2.
= 1458,503 kN/m2
1,4 1,4
ρmin = = =0,0035
fy 400
Mu fy
ρanl = −Φ . ρ . fy [1−0,588. ρ. ' ]
bw d f c
Mu
=( Φ . ρ . fy )−¿
bw d
Mu 400000
=( 0,8. ρ.400000 ) −(0,8 . ρ . 400000. 0,588. ρ . )
bw d 20000
50
3763200 ρ2−( 320000 ρ )=1458,5
−b ± √ b −4 ac
2
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,00483
= ¼ . 3,14 . (102)
=78,5 mm2
= 10 Ø10 - 90
Tulangan bagi tangga diambil 20% dari As total
= 2Ø 10
51
¿
1
27 (
.900 . 0,4 +
400
700 )
¿ 32,38 mm
Karena tebal minimum plat tidak boleh lebih kecil dari 120 mm, maka diambil tebal plat
untuk bordes (hb) = 120 mm
a. Pembebanan Bordes
1. Beban Mati
Berat sendiri plat bordes = 0,12 m x 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2
Berat finishing 3 cm = 0,03 x 21 = 0,63 kN/m2 +
WD = 3,51 kN/m2
2. Beban Hidup
Berdasarkan Peraturan Pembebanan. Beban hidup (WL) untuk tangga pada bangunan ruko
adalah WL=3,00 kN/m2.
d’ = h – P – ½ . Ø = 120 – 20 – ½ . 10 = 95 mm = 0,095 m
= 4949,22 kN/m2
52
1,4 1,4
ρmin = = =0,0035
fy 400
Mu fy
ρanl = −Φ . ρ . fy [1−0,588. ρ. ' ]
bw d f c
Mu
=( Φ . ρ . fy )−¿
bw d
Mu 400000
=( 0,8. ρ.400000 ) −(0,8 . ρ . 400000. 0,588. ρ . )
bw d 20000
2
4949,22=( 320000 ρ )−( 3763200 ρ )
2
3763200 ρ −( 320000 ρ )=1458,5
−b ± √ b −4 ac
2
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
Kemudian ambil nilai terkecil dari ρ1 atau ρ2, yaitu nilai ρ2 =0,0203
= ¼ . 3,14 . (102)
53
=78,5 mm2
= 30 Ø10 - 90
= 5Ø 10
54
0,745 (8h2 + 1600h) ≥ 399100
2
8 h +1600 h−399100≥ 0
(a) (b) (c)
−b ± √ b2−4 ac
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
B≥
√ 66516,67
0,0316
B ≥1449,31 mm
Maka diambil lebar pondasi (b) = 1500 mm
55
Dalam hal ini pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak, dengan masing-masing sisi =
1500 mm
q net =
Pu
LxL (
× 1+
L
= )
6. e 399,1
1500 2
× 1± (
6.26,55
1500 )
=0,196 ± 0,158
Tegangan akibat Mu
1500
10,6 ×106 ×
Mu . y 2
¿ = =0,0188 MPa
I 1
×15004
12
Maksimum qnet = 0,196 Mpa
56
Desain tulangan lentur pondasi
Hitung momen rencana:
DE EH
Dari gambar diatas, =
DF FG
DF =DI−FI
= 0,215 – 0,177 = 0,037 MPa
FG bw
EH = −
2 2
= (1,5/2) – (0,16/2) = 0,67 m = 670 mm
FG = 1,5 m
DF × EH
DE=
FG
0,037 ×0,67
= =0,016 MPa
1,5
57
EI =DI− DE
= 0,215 – 0,016 = 0,198 MPa
¿ 49531204,8 Nmm
Hitung Rasio Tulangan (ρ)
Tinggi efektif:
d’ = h – P – ½ Ø tul.utama = 240 – 75 – (1/2 * 16) = 157 mm
Mu 49531204,8 2
Rn= 2
= 2
=2,511 N / mm
ϕ .b .d 0,8 ×1000 ×157
Maka,
Mu 2 f y2
=ρ . fy−0,5. ρ .
ϕ .b . d 2 0,85. f c'
2
2 400
2,511= ρ.400−0,5. ρ .
0,85.20
2,511=400 ρ−4705,88 ρ2
2
4705,88 ρ −400 ρ+2,511=0
(a) (b) (c)
−b ± √ b −4 ac
2
ρ1,2 =
2a
ρ1 ¿¿ ρ2 ¿¿
1,4 1,4
ρmin = = =0,0035
fy 20
BAB VI
KESIMPULAN
Merencanakan Bangunan Toko yang terdiri dari 2 lantai. Laporan ini menyajikan hasil
perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan elemen pelat, balok, kolom, pondasi dan
tangga. Untuk perhitungan perencanaan struktur atas dilakukan menggunakan analisa struktur 3
dimensi dengan bantuan program SAP2000.
Secara garis besar data yang dibutuhkan dalam perancangan dan perhitungan struktur
utama gedung ini adalah:
d. Deskripsi umum bangunan Deskripsi umum bangunan meliputi fungsi bangunan dan
lokasi yang akan didirikan. Fungsi bangunan berkaitan dengan perencanaan
pembebanan sehingga bisa direncanakan struktur bangunan bawah yang dipakai.
e. Denah dan Sistem Struktur Bangunan Yang di maksud sistem bangunan struktur
meliputi rencana struktur yang akan direncanakan, seperti pondasi, balok, kolom,
tangga, dan lain-lain sebagainya yang berfungsi sebagai perhitungan perencanaan lebih
lanjut.
f. Metode Analisis Pada bagian sub bab ini diuraikan secara garis besar langkah-langkah
(metode yang digunakan) dalam perencanaan bangunan dan perancangan strukturnya.
Langkah-langkah yang di maksud meliputi komponen bangunan struktur atas bagian
bangunan hingga dasar tanah atau bawah bangunan.
LAMPIRAN