Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEWIRAUSAHAAN BIDANG KONSTRUKSI

BETON POROUS SEBAGAI INOVASI PERKERASAN JALAN TAMAN


KAWASAN KONSERVASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahan Bidang Konstruksi

Dosen Pengampu:

Ir. Agung Sutarto M.T

Drs. M. Pujo Siswoyo M.Pd

Disusun Oleh:

Suwarno 5113414001

Ade Prabowo 5113414026

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016/2017
Beton Porous Gradasi 2:2 1

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN BIDANG KONSTRUKSI


BETON POROUS SEBAGAI INOVASI PERKERASAN JALAN
TAMAN KAWASAN KONSERVASI

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

Ketua Projek : Suwarno

NIM : 5113414001

Makul : Kewirausahaan Bidang Konstruksi

Prodi : Teknik Sipil, S1

Telah disetujui oleh:

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengusul Projek

Ir. Agung Sutarto M.T Suwarno


NIP. 196104081991021001 NIM. 5113414001

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengusul Projek

Drs. M. Pujo Siswoyo, M.Pd Ade Prabowo


NIP. 196504231991021001 NIM. 5113414026
Beton Porous Gradasi 2:2 2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 4

1.2 TUJUAN ..................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6

2.1 DASAR TEORI........................................................................................................... 6

A. Beton ........................................................................................................................ 6

B. Beton Porous............................................................................................................ 6

C. FAS (Faktor Air Semen).......................................................................................... 7

D. Semen Portland ........................................................................................................ 8

E. Agregat Kasar .......................................................................................................... 8

F. Rasio volume Agregat dengan Semen ..................................................................... 9

G. Air ............................................................................................................................ 9

2.2 Alat Dan Bahan ......................................................................................................... 11

2.3 Proses Pembuatan ...................................................................................................... 11

A. Survey alat dan bahan ............................................................................................ 12

B. Pengadaan alat dan bahan ...................................................................................... 12

C. Desain Produk........................................................................................................ 12

D. Proses Pembuatan dan Pengujian Produk .............................................................. 12

BAB III PRODUK DAN PENGUJIAN ............................................................................... 14

3.1 HASIL PRODUK .......................................................................................................... 14

3.2 HASIL PENGUJIAN ..................................................................................................... 14


Beton Porous Gradasi 2:2 3

BAB IV ANGGARAN BIAYA ............................................................................................. 16

A. Biaya bahan baku total .......................................................................................... 16

B. Anggaran Biaya Total ............................................................................................ 17

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 18

LAMPIRAN............................................................................................................................ 19
Beton Porous Gradasi 2:2 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen
hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat. Dewasa ini kebutuhan bahan bangunan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan. Selain baja, pada umumnya material
utama yang digunakan dalam konstruksi bangunan adalah beton. Hal ini dikarenakan material
penyusun beton mudah diperoleh, sifat beton yang fleksibel memungkinkan kemudahan untuk
dibentuk menyesuaikan dengan perencanaan arsitektural yang diinginkan. Namun, dalam
pembuatannya sering kali terjadi ketidaktepatan mutu beton dengan perencanaannya.
Ketidaktepatan mutu beton ini dapat mengakibatkan hasil yang kurang maksimal untuk
pengaplikasian beton di lapangan.

Selain itu, keawetan struktur beton selama masa pelaksanaan masih tetap
memerlukan jaminan pengawasan pelaksanaannya, agar tidak menimbulkan kerusakan pada
kondisi normal selama umur rencana. Namun, sering kali beton rusak selama masa umur
rencananya. Kerusakan-kerusakan tersebut bisa terjadi akibat pengaruh mekanis (gempa
bumi), pengaruh fisika (temperatur, waktu) dan pengaruh kimia (korosi, tingkat keasaman yang
tinggi dan lainnya). Dewasa ini perkembangan teknologi beton begitu cepat dan
mengagumkan. Dari mulai beton yang berkekuatan ultra tinggi (HUC), beton yang mampu
memadat mandiri (SCC), hingga berbagai macam terobosan alternatif bahan penyusun beton
yang digunakan tanpa mengesampingkan keunggulan beton, yaitu kuat tekannya.Sampai saat
ini secara material beton masih lebih jauh lebih murah dari pada baja.

Beton non pasir (no-fines concrete) ialah bentuk inovasi dari jenis beton normal yang
diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak
adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman
rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.
Rongga di dalam beton tersebut mencapai 20-25% (Tjokrodimuljo, 1996). Beton non pasir
lebih menonjolkan estetikanya dan hanya menggunakan sedikit semen yaitu karena untuk
melapisi permukaan agregat kasar saja. Beton non pasir terdiri dari campuran air, semen
portland, dan kerikil/agregat kasar. Beton non pasir merupakan suatu gumpalan butir-butir
Beton Porous Gradasi 2:2 5

kerikil yang saling melekatkarena terlapisi oleh pasta semen dengan ketebalan sekitar 1,3
mm. Adanya rongga dalam beton non pasir mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
Namun, beton non pasir memiliki berat jenis yang rendah dan tidak mudah menghantarkan
panas walaupun mudah lolos air (Tjokrodimuljo dan Sumartono, 1993).

Saat sekarang ini, pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur
dan perkerasan kaku yang kedap air menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak
pada berkurangnya daerah resapan air. Penggunaan beton berpori merupakan alternatif yang
ramah lingkungan, penggunaannya diharapkan dapat meresapkan air ke dalam tanah pada
bagian sisi jalan.

1.2 TUJUAN

1. Mampu menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga tercipta suatu lapangan
pekerjaan baru.
2. Menciptakan inovasi baru dalam bahan bangunan.
3. Memanfaatkan beton porous sebagai inovasi perkerasan jalan pedestrian.
4. Sebagai solusi agar jalan tidak tergenang air, dengan cara air meresap ke dalam tanah.
Beton Porous Gradasi 2:2 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DASAR TEORI


A. Beton

Beton adalah material komposit. Sebagai material komposit, sifat beton sangat
tergantung pada sifat unsur penyusunnya. Beton terdiri dari campuran yang dipilih dari bahan
yang mengikat seperti kapur atau semen, agregat halus dan kasar, air dan adonan (untuk
memproduksi beton dengan sifat khusus). Dalam campuran beton, air dan semen membentuk
perekat atau matriks yang mana sebagai tambahan mengisi kekosongan agregat halus, melapisi
permukaan agregat halus dan kasar,dan mengikat mereka bersama-sama. Matriks biasanya 22-
34% dari total volume (Duggal,2008).

Menurut Tri Mulyono pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% -
2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat(agregat halus dan agregat
kasar) sekitar 60% - 75%.Secara umum kelebihan dan kekurangan beton yaitu :

1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.


2. Mampu memikul beban yang berat.
3. Tahan terhadap temperatur tinggi.
4. Biaya pemeliharaan yang kecil.
5. Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah.
6. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
7. Berat.
8. Daya pantul suara yang besar.

Karakteristik beton umum yang ada dipasaran memiliki massa jenis rata rata 2000
2500 kg/m3, tekanannya sekitar 3 50 MPa. Pembuatan beton secara normal tanpa bahan
campuran memiliki kekuatan beton sebesar 7,83 Mpa, penyerapan airnya 10,06 %, dan
porositasnya sebesar 25,64 % (lakum, 2008).

B. Beton Porous

No fines concrete atau beton non pasir merupakan bentuk sederhana dari jenis beton
ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan aggregat halus (pasir). Tidak adanya
Beton Porous Gradasi 2:2 7

agregat halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya berkurang
( Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Beton non pasir juga dapat disebut permeconcrete atau
pervious concrete yaitu beton yang dibentuk dari campuran semen, aggregate kasar, air dengan
bahan tambah atau admixture. Pervious concrete dibuat dengan menggunakan sedikit
anggregat halus atau bahkan menghilangkan penggunaan aggregat (Van Midde & Son
Concrete, 2009).

Beton yang dibuat tanpa pasir ini disebut beton nonpasir (no-fines concrete). Karena
tanpa pasir maka beton ini mempunyai banyak rongga sehingga berat jenisnya rendah. Selain
itu, karena tanpa pasir maka hanya membutuhkan pasta semen sedikit untuk menyelimuti
agregatnya. Pasta semen yang digunakan untuk mengikat butir-butir agregat halus tidak ada,
yang ada hanya dipakai untuk menyelimuti butir-butir agregat kasar saja, dan merekatkan antar
butiran agregat kasar tersebut. Dengan demikian akan menghemat biaya karena hanya
membutuhkan pasta semen yang sedikit dibandingkan dengan beton normal.

Bentuk dan ukuran :

a. Berdasarkan bentuknya Beton non pasir dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk bata
merah dan bentuk batako
b. Dengan ukuran 20x20x5cm
c. Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.
.

Sedangkan porositas beton non pasir dipengaruhi oleh :

1. Faktor air semen


2. Rasio volume aggregat dengan semen
3. Jenis aggregatnya

C. FAS (Faktor Air Semen)

Faktor air semen (fas) adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara berat air
dan berat semen. Pada beton mutu tinggi dan sangat tinggi, pengertian fas bisa diartikan sebagai
water to cementitious ratio, yaitu rasio berat air terhadap berat total semen dan aditif
cementitious, yang umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi. Faktor air semen
Beton Porous Gradasi 2:2 8

yang rendah, merupakan faktor yang paling menentukan dalam menghasilkan beton mutu
tinggi, dengan tujuan untuk mengurangi seminimal mungkin porositas beton yang dihasilkan.

Dengan demikian semakin besar volume faktor air-semen (fas), maka semakin rendah
kuat tekan betonnya. Idealnya semakin rendah fas kekuatan beton semakin tinggi, akan tetapi
karena kesulitan pemadatan, maka di bawah fas tertentu (sekitar 0,30) kekuatan beton menjadi
lebih rendah, karena betonnya kurang padat akibat kesulitan pemadatan. Untuk mengatasi
kesulitan pemadatan dapat digunakan alat getar (vibrator) atau dengan bahan kimia tambahan
(chemical admixture) yang bersifat menambah kemudahan pengerjaan. Untuk membuat beton
bermutu tinggi faktor air semen yang dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Untuk
beton bermutu sangat tinggi faktor air semen yang dipergunakan lebih kecil dari 0,2.

D. Semen Portland

Portland Pozzolan Cement (PPC) merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari
campuran yang homogen antara semen portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash)
halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan bahan pozzolan
bersama-sama atau mencampur secara merata semen portland dan bahan pozzolan atau
gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen ini digunakan untuk bangunan umum
dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti: jembatan,
jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi, dan fondasi pelat
penuh.

E. Agregat Kasar

Agragat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5
mm sampai 40 mm (SNI 03-2847-2002). Agregat kasar ini harus bersih dari bahan-bahan
organik dan harus mempunyai ikatan yang baik.
Beton Porous Gradasi 2:2 9

F. Rasio volume Agregat dengan Semen

Rasio volume aggregat dengan semen merupakan proporsi penggunaan aggregat


berbanding semen. Jika nilai rasio aggregat semen 10 artinya perbandingan aggregat
berbanding dengan semen adalah 10. Pada nilai faktor air semen yang tetap, pengaruh besar
rasio aggregat dengan semen akan berakibat terhadap pasta yang terbentuk, jika semakin besar
rasio aggregat semen maka semakin sedikit pasta semennya sehingga bahan pengikat antar
aggregat akan sedikit pula sehingga kuat tekan beton non pasir yang terbentuk akan semakin
rendah.

Variasi rasio volume agregat berbanding semen yang sering digunakan beton non pasir

1. 1 Ak : 2 PC Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga


2. 1 Ak : 4 PC Beton non pasir yang dihasilkan sedikit berongga
3. 1 Ak : 6 PC Beton non pasir yang dihasilkan berongga
4. 1 Ak : 8 PC Beton non pasir yang dihasilkan berongga
5. 1 Ak : 10 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga
6. 1 Ak : 12 PC Beton non pasir yang dihasilkan sangat berongga

Menurut ACI 522R- 06 Persentase rongga adalah 15% s/d 25%

Menurut Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009 Persentase rongga 20 % s/d 25 %

G. Air

Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen,
membasahi agregaat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan. Air yang dapat diminum
umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton.

Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam,


minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan
kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat beton yang dihasilkan. Karena pasta semen
merupakan hasil reaksi kimia antara semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air
terhadap total berat campuran yang penting akan tetapi justru perbandingan air dengan semen
atau yang sering disebut sebagai Faktor Air Semen (water cement ratio). Air yang berlebihan
akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang
Beton Porous Gradasi 2:2 10

terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan.

Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi keguaannya dalam pembuatan dan perawatan mortar. Air diperlukan pada
pembuatan mortar untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan
kemudahan dalam pengerjaan mortar. Kekuatan dari pasta pengerasan semen ditentukan oleh
perbandingan beraat antara semen dan faktor air. Persyaratan mutu air menurut PUBI 1982,
adalah sebgai berikut :

1. Air harus bersih


2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung ainnya yang dapat dilihat secara
visual dan tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2gr/l.
3. Tidak mengandung garam yang dapat larut dan merusak beton/mortar.
Beton Porous Gradasi 2:2 11

2.2 Alat Dan Bahan

1. Alat yang dibutuhkan:

No Nama Alat Jumlah


1. Cetakan 20.20.5 cm 2 buah
2. Cetok 2 buah
3. Ember 5 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Saringan 20mm 1 buah

2. Bahan yang dibutuhkan:

No Nama bahan Kebutuhan Satuan

1 Air 1.580 Liter


2 Semen 3.012 Kg
3 Kerikil 15.18 Kg

2.3 Proses Pembuatan


A. Survey alat dan bahan

Pada tahap ini kami mencari dan membuat alat yang digunakan untuk membuat Beton
non pasir dan survey harga bahan (semen dan split) yang digunakan.

Sedangkan untuk penyewaan alat untuk melakukan pembuatan menggunakan fasilitas


lab bahan Jurusan Teknik Sipil Unnes dan pengujian beton menggunakan alat yang telah
disediakan oleh kelompok lain.
B. Pengadaan alat dan bahan

Pada tahap ini melakukan persiapan alat dan bahan (semen, split, dan air) yang dipakai
untuk pembuatan beton dan pesan cetakan 20x20x5 cm dari besi
Desain Produk
Panjang 20 cm
Lebar 20 cm
Tinggi 5 cm
Beton Porous Gradasi 2:2 12

1. menetapkan jenis agregat kasar bahan alami atau batu pecah.


2. menetapkan jenis semen portland.
3. menetapkan jenis beton sesuai dengan penggunaan beton.
4. menetapkan faktor air semen berdasarkan berat air dibagi berat semen.

C. Proses Pembuatan dan Pengujian Produk

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dan perawatan benda uji beton porous
adalah sebagai berikut:

1. Memesan cetakan beton, dengan ukuran cetakan 20 x 20 x 5 kami menggunakan cetakan


yang terbuat dari besi.
2. Menyiapkan bahan-bahan dengan mix desain tiap cetakan yang telah ditentukan berupa:

a. Beton Porous 1:4

No Nama bahan Kebutuhan Satuan

1 Air 0.204 liter


3 Semen 0.704 kg
4 Kerikil 2.813 kg

b. Beton Porous 1:6

No Nama bahan Kebutuhan Satuan

1 Air 0.192 liter


3 Semen 0.662 kg
4 Kerikil 3.972 kg
e. Beton Non Porous

No Nama bahan Kebutuhan Satuan

1 Air 0.408 liter


2 Pasir 1.778 kg
3 Semen 0.907 kg
4 Kerikil 2.667 kg
Beton Porous Gradasi 2:2 13

3. Setelah mendapat perhitungan mix design beton. Menyaring agregat kasar lalu mencuci
dan mengeringkan sehingga didapat agregat dalam kondisi SSD atau kering permukaan.
4. Menimbang bahan yang dibutuhkan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam
perencanaan.
5. Mengaduk bahan didahului dengan memasukkan krikil kemudian dilanjutkan semen dan
bagian air, dan langkah yeng terakhir setelah kurang lebih 5-7 menit sisa dari
superplasticizer dimasukkan selanjutnya dicampur air dan diaduk sampai homogen.
6. Kemudian memasukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 5
cm sambil ditusuk tusuk pake besi diameter 8ml
7. Setelah padat dan cetakan penuh, kemudian ratakan permukaannya lalu di pukul memakai
besi.
8. Cetakan yang berisi adukan beton disimpan di tempat dengan suhu ruang yang sejuk,
letakan di tempat yang rata dan bebas dari ganggguan lain serta dibiarkan selama 24 jam.
9. Setelah 24 jam keluarkan benda uji beton dari cetakan.
10. Kemudian menguji dengan merendam benda uji beton non pasir ke dalam alat uji beton
porous dan amati seberapa banyak rembesan yang terjadi.
Beton Porous Gradasi 2:2 14

BAB III PRODUK DAN PENGUJIAN

3.1 HASIL PRODUK

Pembuatan produk 1 : Menggunakan perbandingan semen dan kerikil 1:4


Tanggal dan Waktu : 09 Januari 2017
Tempat : Laboratorium Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes

Pembuatan produk 2 : Menggunakan perbandingan semen dan kerikil 1:6

Tanggal dan Waktu : 09 Januari 2017


Tempat : Laboratorium Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes

Pembuatan produk 3 : Menggunakan perbandingan semen, pasir, dan kerikil 1:2:3


Tanggal dan Waktu : 09 Januari 2017
Tempat : Laboratorium Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes

3.2 HASIL PENGUJIAN

Pengujian produk 1 : Pengujian produk dengan perbandingan semen dan kerikil 1:4
Tanggal dan Waktu : 12 Januari 2017
Tempat : Laboratorium Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes
Hasil : Air merembes banyak

Pengujian produk 2 : Pengujian produk dengan perbandingan semen dan kerikil 1:6

Tanggal dan Waktu : 12 Januari 2017


Tempat : Laboratorium Hidro, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Beton Porous Gradasi 2:2 15

Unnes
Hasil : Air merembes sangat banyak.

Pengujian produk 3 : Pengujian produk dengan perbandingan semen, pasir, dan

kerikil 1:2:3

Tanggal dan Waktu : 12 Januari 2017


Tempat : Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes
Hasil : Air tidak merembes
Beton Porous Gradasi 2:2 16

BAB IV ANGGARAN BIAYA


A. Biaya bahan baku total

No Uraian Harga Kebutuhan Harga


Satuan Satuan
1 Air Rp 2,000.00 /m3 0.396 liter Rp 0.79
2 Semen Rp 52,000.00 /zak 1.364 kg Rp 1,773.20
3 Pasir Rp 240,000.00 /m3 0 kg Rp -
3 Kerikil Rp 247,500.00 /m3 6.785 kg Rp 1,243.92
4 Baut 13mm Rp 5,000.00 /kg 2 buah Rp 10,000.00
5 Cetakan Besi Rp 50,000.00 /cetakan 2 buah Rp 100,000.00
Jumlah Rp 113,017.91

Dalam tabel di atas merupakan biaya total, untuk biaya bersih pembuatan satu produk
menghabiskan biaya yang berbeda-beda, dengan rincian sebagai berikut :

1) Biaya bahan baku produk 1

No Uraian Harga Kebutuhan Harga


Satuan Satuan
1 Air Rp 2,000.00 /m3 0.204 liter Rp 0.41
2 Semen Rp 52,000.00 /zak 0.703 kg Rp 913.90
3 Kerikil Rp 247,500.00 /m3 2.813 kg Rp 515.72
Total Harga /buah Rp 1,430.02

2) Biaya bahan baku produk 2

No Uraian Harga Kebutuhan Harga


Satuan Satuan
1 Air Rp 2,000.00 /m3 0.192 liter Rp 0.38
2 Semen Rp 52,000.00 /zak 0.661 kg Rp 859.30
3 Kerikil Rp 247,500.00 /m3 3.972 kg Rp 728.20
Total Harga /buah Rp 1,587.88
Dalam hal ini yang menjadi pembeda biaya tiap produk terletak pada kebutuhan kerikil
yang berbeda.
Beton Porous Gradasi 2:2 17

B. Anggaran Biaya Total

Dalam anggaran biaya total, ditambahkan biaya produksi atau biaya tenaga selama
produksi dan over heat sebesar 10%. Over Head disini merupakan biaya tidak terduga, kita bisa
menentukan biaya tidak terduga menurut barang yang kita jual. Seperti biaya perawatan barang
yang kita jual dan lain-lain, biaya tersebut dimasukkan dalam perhitungan harga jual barang
per unit. Jumlah biaya bahan baku menggunakan biaya termahal yakni dari produk 4.

No Pengeluaran Total
1 Biaya Produksi 2 Beton Porous Rp 3,017.91
2 Biaya Bahan Baku Rp 113,017.91
Jumlah Rp 116,035.82
Overhead Rp 11,603.58
Total Rp 127,639.40

1 m2 berisi 25 buah beton porous


Biaya Pembuatan per m2 = Rp 35,750.62
Harga Jual per m2 = Rp 55,000.00
Laba per m2 = Rp 19,249.38
Beton Porous Gradasi 2:2 18

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam proses Pembuatan produk beton porous, porositas sangat dipengaruhi


oleh FAS serta perbandingan semen dan kerikil. Semakin kecil berat semen dan
semakin besar berat kerikil maka semakin besar porositasnya, dan ini terbukti pada
produk beton porous ke 2 dengan perbandingan 1:6, air yang merembes ke bawah lebih
banyak dari produk yang lain. Sedangkan produk beton porous ke 1 dengan
perbandingan 1:4 air yang merembes ke bawah banyak. Sebagai pembanding di uji juga
beton normal dengan perbandingan 1:2:3 dan air tidak ada yang merembes.
Beton Porous Gradasi 2:2 19

LAMPIRAN

A. ALAT DAN BAHAN

Ember, Cetok dan Saringan

Gelas Ukur

Cetakan Ukuran 20cm x 20cm x 5 cm


Beton Porous Gradasi 2:2 20

B. PROSES PEMBUATAN CETAK


Beton Porous Gradasi 2:2 21

C. PROSES MENYARING AGREGAT KASAR


Beton Porous Gradasi 2:2 22

D. PROSES MENCUCI AGREGAT KASAR


Beton Porous Gradasi 2:2 23

E. PROSES MENGERINGKAN AGREGAT KASAR

F. PROSES MENIMBANG BAHAN

Menimbang Semen
Beton Porous Gradasi 2:2 24

Menimbang Agregat kasar

G. PROSES PEMBUATAN PRODUK BETON NON PASIR


Beton Porous Gradasi 2:2 25
Beton Porous Gradasi 2:2 26
Beton Porous Gradasi 2:2 27

H. PROSES PENIMBANGAN PRODUK BETON NON PASIR

1:4 1:6

I. PROSES PENGUJIAN POROSITAS PRODUK BETON NON PASIR


Beton Porous Gradasi 2:2 28

J. PROSES PENGUJIAN POROSITAS PRODUK BETON NORMAL


Beton Porous Gradasi 2:2 29
Beton Porous Gradasi 2:2 30

Anda mungkin juga menyukai