Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Suwarno 5113414001
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 5113414001
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
A. Beton ........................................................................................................................ 6
B. Beton Porous............................................................................................................ 6
G. Air ............................................................................................................................ 9
C. Desain Produk........................................................................................................ 12
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 18
LAMPIRAN............................................................................................................................ 19
Beton Porous Gradasi 2:2 4
BAB I PENDAHULUAN
Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen
hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat. Dewasa ini kebutuhan bahan bangunan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan. Selain baja, pada umumnya material
utama yang digunakan dalam konstruksi bangunan adalah beton. Hal ini dikarenakan material
penyusun beton mudah diperoleh, sifat beton yang fleksibel memungkinkan kemudahan untuk
dibentuk menyesuaikan dengan perencanaan arsitektural yang diinginkan. Namun, dalam
pembuatannya sering kali terjadi ketidaktepatan mutu beton dengan perencanaannya.
Ketidaktepatan mutu beton ini dapat mengakibatkan hasil yang kurang maksimal untuk
pengaplikasian beton di lapangan.
Selain itu, keawetan struktur beton selama masa pelaksanaan masih tetap
memerlukan jaminan pengawasan pelaksanaannya, agar tidak menimbulkan kerusakan pada
kondisi normal selama umur rencana. Namun, sering kali beton rusak selama masa umur
rencananya. Kerusakan-kerusakan tersebut bisa terjadi akibat pengaruh mekanis (gempa
bumi), pengaruh fisika (temperatur, waktu) dan pengaruh kimia (korosi, tingkat keasaman yang
tinggi dan lainnya). Dewasa ini perkembangan teknologi beton begitu cepat dan
mengagumkan. Dari mulai beton yang berkekuatan ultra tinggi (HUC), beton yang mampu
memadat mandiri (SCC), hingga berbagai macam terobosan alternatif bahan penyusun beton
yang digunakan tanpa mengesampingkan keunggulan beton, yaitu kuat tekannya.Sampai saat
ini secara material beton masih lebih jauh lebih murah dari pada baja.
Beton non pasir (no-fines concrete) ialah bentuk inovasi dari jenis beton normal yang
diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak
adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman
rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.
Rongga di dalam beton tersebut mencapai 20-25% (Tjokrodimuljo, 1996). Beton non pasir
lebih menonjolkan estetikanya dan hanya menggunakan sedikit semen yaitu karena untuk
melapisi permukaan agregat kasar saja. Beton non pasir terdiri dari campuran air, semen
portland, dan kerikil/agregat kasar. Beton non pasir merupakan suatu gumpalan butir-butir
Beton Porous Gradasi 2:2 5
kerikil yang saling melekatkarena terlapisi oleh pasta semen dengan ketebalan sekitar 1,3
mm. Adanya rongga dalam beton non pasir mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
Namun, beton non pasir memiliki berat jenis yang rendah dan tidak mudah menghantarkan
panas walaupun mudah lolos air (Tjokrodimuljo dan Sumartono, 1993).
Saat sekarang ini, pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur
dan perkerasan kaku yang kedap air menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak
pada berkurangnya daerah resapan air. Penggunaan beton berpori merupakan alternatif yang
ramah lingkungan, penggunaannya diharapkan dapat meresapkan air ke dalam tanah pada
bagian sisi jalan.
1.2 TUJUAN
1. Mampu menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga tercipta suatu lapangan
pekerjaan baru.
2. Menciptakan inovasi baru dalam bahan bangunan.
3. Memanfaatkan beton porous sebagai inovasi perkerasan jalan pedestrian.
4. Sebagai solusi agar jalan tidak tergenang air, dengan cara air meresap ke dalam tanah.
Beton Porous Gradasi 2:2 6
BAB II PEMBAHASAN
Beton adalah material komposit. Sebagai material komposit, sifat beton sangat
tergantung pada sifat unsur penyusunnya. Beton terdiri dari campuran yang dipilih dari bahan
yang mengikat seperti kapur atau semen, agregat halus dan kasar, air dan adonan (untuk
memproduksi beton dengan sifat khusus). Dalam campuran beton, air dan semen membentuk
perekat atau matriks yang mana sebagai tambahan mengisi kekosongan agregat halus, melapisi
permukaan agregat halus dan kasar,dan mengikat mereka bersama-sama. Matriks biasanya 22-
34% dari total volume (Duggal,2008).
Menurut Tri Mulyono pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% -
2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat(agregat halus dan agregat
kasar) sekitar 60% - 75%.Secara umum kelebihan dan kekurangan beton yaitu :
Karakteristik beton umum yang ada dipasaran memiliki massa jenis rata rata 2000
2500 kg/m3, tekanannya sekitar 3 50 MPa. Pembuatan beton secara normal tanpa bahan
campuran memiliki kekuatan beton sebesar 7,83 Mpa, penyerapan airnya 10,06 %, dan
porositasnya sebesar 25,64 % (lakum, 2008).
B. Beton Porous
No fines concrete atau beton non pasir merupakan bentuk sederhana dari jenis beton
ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan aggregat halus (pasir). Tidak adanya
Beton Porous Gradasi 2:2 7
agregat halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya berkurang
( Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009). Beton non pasir juga dapat disebut permeconcrete atau
pervious concrete yaitu beton yang dibentuk dari campuran semen, aggregate kasar, air dengan
bahan tambah atau admixture. Pervious concrete dibuat dengan menggunakan sedikit
anggregat halus atau bahkan menghilangkan penggunaan aggregat (Van Midde & Son
Concrete, 2009).
Beton yang dibuat tanpa pasir ini disebut beton nonpasir (no-fines concrete). Karena
tanpa pasir maka beton ini mempunyai banyak rongga sehingga berat jenisnya rendah. Selain
itu, karena tanpa pasir maka hanya membutuhkan pasta semen sedikit untuk menyelimuti
agregatnya. Pasta semen yang digunakan untuk mengikat butir-butir agregat halus tidak ada,
yang ada hanya dipakai untuk menyelimuti butir-butir agregat kasar saja, dan merekatkan antar
butiran agregat kasar tersebut. Dengan demikian akan menghemat biaya karena hanya
membutuhkan pasta semen yang sedikit dibandingkan dengan beton normal.
a. Berdasarkan bentuknya Beton non pasir dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk bata
merah dan bentuk batako
b. Dengan ukuran 20x20x5cm
c. Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.
.
Faktor air semen (fas) adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara berat air
dan berat semen. Pada beton mutu tinggi dan sangat tinggi, pengertian fas bisa diartikan sebagai
water to cementitious ratio, yaitu rasio berat air terhadap berat total semen dan aditif
cementitious, yang umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi. Faktor air semen
Beton Porous Gradasi 2:2 8
yang rendah, merupakan faktor yang paling menentukan dalam menghasilkan beton mutu
tinggi, dengan tujuan untuk mengurangi seminimal mungkin porositas beton yang dihasilkan.
Dengan demikian semakin besar volume faktor air-semen (fas), maka semakin rendah
kuat tekan betonnya. Idealnya semakin rendah fas kekuatan beton semakin tinggi, akan tetapi
karena kesulitan pemadatan, maka di bawah fas tertentu (sekitar 0,30) kekuatan beton menjadi
lebih rendah, karena betonnya kurang padat akibat kesulitan pemadatan. Untuk mengatasi
kesulitan pemadatan dapat digunakan alat getar (vibrator) atau dengan bahan kimia tambahan
(chemical admixture) yang bersifat menambah kemudahan pengerjaan. Untuk membuat beton
bermutu tinggi faktor air semen yang dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Untuk
beton bermutu sangat tinggi faktor air semen yang dipergunakan lebih kecil dari 0,2.
D. Semen Portland
Portland Pozzolan Cement (PPC) merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari
campuran yang homogen antara semen portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash)
halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan bahan pozzolan
bersama-sama atau mencampur secara merata semen portland dan bahan pozzolan atau
gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen ini digunakan untuk bangunan umum
dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti: jembatan,
jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi, dan fondasi pelat
penuh.
E. Agregat Kasar
Agragat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5
mm sampai 40 mm (SNI 03-2847-2002). Agregat kasar ini harus bersih dari bahan-bahan
organik dan harus mempunyai ikatan yang baik.
Beton Porous Gradasi 2:2 9
Variasi rasio volume agregat berbanding semen yang sering digunakan beton non pasir
G. Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen,
membasahi agregaat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan. Air yang dapat diminum
umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton.
terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan.
Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi
bangunan meliputi keguaannya dalam pembuatan dan perawatan mortar. Air diperlukan pada
pembuatan mortar untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan
kemudahan dalam pengerjaan mortar. Kekuatan dari pasta pengerasan semen ditentukan oleh
perbandingan beraat antara semen dan faktor air. Persyaratan mutu air menurut PUBI 1982,
adalah sebgai berikut :
Pada tahap ini kami mencari dan membuat alat yang digunakan untuk membuat Beton
non pasir dan survey harga bahan (semen dan split) yang digunakan.
Pada tahap ini melakukan persiapan alat dan bahan (semen, split, dan air) yang dipakai
untuk pembuatan beton dan pesan cetakan 20x20x5 cm dari besi
Desain Produk
Panjang 20 cm
Lebar 20 cm
Tinggi 5 cm
Beton Porous Gradasi 2:2 12
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dan perawatan benda uji beton porous
adalah sebagai berikut:
3. Setelah mendapat perhitungan mix design beton. Menyaring agregat kasar lalu mencuci
dan mengeringkan sehingga didapat agregat dalam kondisi SSD atau kering permukaan.
4. Menimbang bahan yang dibutuhkan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam
perencanaan.
5. Mengaduk bahan didahului dengan memasukkan krikil kemudian dilanjutkan semen dan
bagian air, dan langkah yeng terakhir setelah kurang lebih 5-7 menit sisa dari
superplasticizer dimasukkan selanjutnya dicampur air dan diaduk sampai homogen.
6. Kemudian memasukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 5
cm sambil ditusuk tusuk pake besi diameter 8ml
7. Setelah padat dan cetakan penuh, kemudian ratakan permukaannya lalu di pukul memakai
besi.
8. Cetakan yang berisi adukan beton disimpan di tempat dengan suhu ruang yang sejuk,
letakan di tempat yang rata dan bebas dari ganggguan lain serta dibiarkan selama 24 jam.
9. Setelah 24 jam keluarkan benda uji beton dari cetakan.
10. Kemudian menguji dengan merendam benda uji beton non pasir ke dalam alat uji beton
porous dan amati seberapa banyak rembesan yang terjadi.
Beton Porous Gradasi 2:2 14
Pengujian produk 1 : Pengujian produk dengan perbandingan semen dan kerikil 1:4
Tanggal dan Waktu : 12 Januari 2017
Tempat : Laboratorium Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Unnes
Hasil : Air merembes banyak
Pengujian produk 2 : Pengujian produk dengan perbandingan semen dan kerikil 1:6
Unnes
Hasil : Air merembes sangat banyak.
kerikil 1:2:3
Dalam tabel di atas merupakan biaya total, untuk biaya bersih pembuatan satu produk
menghabiskan biaya yang berbeda-beda, dengan rincian sebagai berikut :
Dalam anggaran biaya total, ditambahkan biaya produksi atau biaya tenaga selama
produksi dan over heat sebesar 10%. Over Head disini merupakan biaya tidak terduga, kita bisa
menentukan biaya tidak terduga menurut barang yang kita jual. Seperti biaya perawatan barang
yang kita jual dan lain-lain, biaya tersebut dimasukkan dalam perhitungan harga jual barang
per unit. Jumlah biaya bahan baku menggunakan biaya termahal yakni dari produk 4.
No Pengeluaran Total
1 Biaya Produksi 2 Beton Porous Rp 3,017.91
2 Biaya Bahan Baku Rp 113,017.91
Jumlah Rp 116,035.82
Overhead Rp 11,603.58
Total Rp 127,639.40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
LAMPIRAN
Gelas Ukur
Menimbang Semen
Beton Porous Gradasi 2:2 24
1:4 1:6