MODUL 10
2016
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi sebagai Materi
Substansi dalam Diklat Teknis Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Dasar.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air (SDA).
Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi disusun dalam 7 (tujuh) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang
senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi,
kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Rehabilitasi Jaringan Irigasi ini terdiri dari lima kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Kegiatan Rehabilitasi Irigasi.
Kegiatan belajar kedua membahas Tata Cara Rehabilitasi Irigasi. Kegiatan
belajar ketiga membahas Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Partisipatif. Kegiatan belajar keempat membahas Pelaksanaan Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Partisipatif. Kegiatan belajar kelima membahas Tugas dan
Tanggung Jawab Institusi Rehabilitasi Jaringan Irigasi Partisipatif.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk
memahami Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Setiap kegiatan belajar dilengkapi
dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan
peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.
Persyaratan
Dalam mempelajari Rehabilitasi Jaringan Irigasi ini peserta diklat dilengkapi
dengan modul bahan ajar, metode dan media lainnya yang dibutuhkan.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu : LCD/projector, Laptop, White
Board dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau
bahan ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami Rehabilitasi Jaringan Irigasi pada diklat teknis operasi dan
pemeliharaan irigasi tingkat dasar.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB II
KEGIATAN REHABILITASI IRIGASI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-4
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-5
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-6
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-7
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-8
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-9
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
2.4. Latihan
1. Sebutkan data pendukung Kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi!
2. Apa yang dimaksud dengan rehabilitasi jaringan!
3. Buatkan tabel Indikasi Kerusakan untuk Rehabilitasi!
2.5. Rangkuman
Kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi dapat berjalan dengan baik, bila
didukung dengan data data awal baik data perencanaan maupun data
pelaksanaan setidaknya harus tersedia data pendukung antara lain :
a) Peta Ikhtisar skala 1:25.000, yaitu peta perkecilan dari petak-petak
yang menggambarkan batas petak tersier, petak sekunder, batas DI,
arah saluran pembawa dan saluran pembuang. Serta jenis dan posisi
bangunan.
b) Skema Daerah irigasi yang menggambarkan letak dan nama-nama
saluran induk & sekunder, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,
bangunan sadap, dan bangunan pelengkap lainnya yang masing-
masing dilengkapi dengan nomenklatur. Skema bangunan yang
mengambarkan letak dan nama bangunan
c) Gambar pelaksanaan konstruksi (as build drawing) yang memberikan
informasi tentang infrastruktur irigasi hasil pelaksanaan fisik yang
sebenarnya. Gambar ini akan sangat bermanfaat dalam mencari
penyebab kerusakan bangunan dan mencari alternatif perbaikannya
d) Nota Penjelasan Perencanaan (design note) yang memberikan
informasi pertimbangan teknis, pendekatan, asumsi, rumus yang
dipakai, serta justifikasi teknik perencana dalam merencanakan
irigasi. Dokumen ini sangat penting bagi perencana rehabilitasi dalam
menelusuri pertimbangan teknis dalam rangka melakukan rehabilitasi.
e) Buku laporan kerusakan dan buku catatan pemeliharaan (BCP)
yang memberikan informasi kerusakan apa saja yang terjadi serta
pemeliharaan apa saja yang pernah dilakukan.
f) Laporan kejadian bencana meliputi bencana alam berupa banjir,
gempa bumi maupun bencana biasa misal longsoran tebing,
g) overtoping, kemacetan pintu, tanggul retak, pencurian air,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-10
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-11
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB III
TATA CARA REHABILITASI IRIGASI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-4
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-5
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-6
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-7
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-8
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-9
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
yang benar.
Penyempurnaan analisa teknik dapat berupa:
1) Konsep pendekatan yang sesuai
2) Anggapan-anggapan yang benar
3) Rumus yang lebih tepat
4) Perhitungan arithmatik yang betul
5) Besaran standar yang wajar
6) Angka keamanan yang memadai.
f) Teknik penggambaran: Setelah elaborasi teknik perbaikan dilakukan,
dilanjutkan dengan penuangannya dalam gambar teknik. Gambar
harus sesuai dengan standar penggambaran KP 07/tahun 1986: jelas,
rapi, bersih, mudah dibaca.
g) Tata laksana perencanaan rehab: perencanaan rehab adalah upaya
untuk perbaikan dengan menyempurnakan perencanaan lama. Maka
untuk keperluan efisiensi, ditinjau dari segi waktu, biaya, dan teknis,
tidak perlu dilakukan pengulangan perencanaan secata utuh. Cukup
dilakukan perencanaan penyempurnaan saja. Namun tata laksana
perencanaan rehab harus dibedakan dalam 3 keadaan:
1) Gambar dan nota penjelasan lama tersedia : kegiatan
perencanaan rehabilitasi tinggal mencocokkan dengan keadaan
lapangan, ketepatan data, kebenaran analisa dan perhitungan,
kebenaran penggambaran. Tahap terakhir adalah
menyempurnakan gambar dan nota penjelasan.
2) Gambar dan nota penjelasan lama hilang: kegiatan rehab
harus mengulang seluruh kegiatan perencanaan. Satu- satunya
bahan pembanding adalah wujud fisik infrstruktur di lapangan.
3) Gambar dan nota penjelasan lama hilang sebagian: kegiatan
rehab harus mengulang sebagian kegiatan perencanaan. bahan
pembanding adalah gambar dan nota penjelasan serta wujud fisik
infrstruktur di lapangan.
h) Tanggung jawab perencanaan rehabilitasi: mengingat perencana
rehabilitasi tidak bebas menerapkan konsep, pemikiran, dan
kemampuan tehnisnya. Maka tanggung jawab teknis rehabilitasi dari
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-10
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-11
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-12
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
3.9. Latihan
1. Sebutkan 5 indikator Untuk melakukan evaluasi indeks kondisi
jaringan irigasi!
2. Gambarkan Sekenario 1-4 input OP tetap tinggi!
3. Sebutkan 3 cara pelaksanaan rehabilitasi terkait dengan partisipasi
P3A dapat dilaksanakan!
3.10. Rangkuman
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah,
dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data
ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada
setiap daerah irigasi. Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap
tahun mengacu pada hasil inspeksi saluran dan bangunan yang
dilakukan oleeh petugas OP 2 kali dalam setahun yang di amanatkan
dalam permen PUPR No,12 tahun 2015.
Setelah aspirasi masyarakat ditampung dan dimasukkan dalam
perencanaan rehabilitasi, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan fisik
rehabilitasi irigasi. Pelaksanaan rehabilitasi terkait dengan partisipasi P3A
dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
a) Kerja sama operasional (KSO) : pekerjaan diborongkan dengan
fihak lain, sedang P3A ikut mengerjakan sebagian pekerjaan dari
pemborong. Jadi semacam pekerjaan sub kontraktor.
b) Surat Perintah Kerja Sama (SPKS) : pekerjaan dilaksanakan oleh
P3A dengan cara swakelola. Jadi semacam hibah pekerjaan.
c) Surat Kesepakatan Kerja Sama (SKKS) : pekerjaan dilaksanakan
oleh dinas atau Balai dengan swakelola, dimana P3A ikut
berpartisipasi sebagian pekerjaan swakelola tersebut. Pelaksanaan
rehabilitasi secara detail akan diuraikan dalam bab V.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi III-13
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB IV
PERENCANAAN REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
PARTISIPATIF
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pasal 9:
(1) Dalam hal pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilakukan
pada sistem irigasi tersier, P3A mempunyai hak dan tanggung jawab
dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier.
(2) Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan
dan pengelolaan sistem irigasi meliputi :
a) Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
tersier;
b) Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier yang
menjadi tanggung jawabnya; dan
c) Memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan,
pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau
saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan
pendekatan partisipatif.
Pasal 10:
(1) Pengembangan sistem irigasi meliputi kegiatan pembangunan
jaringan irigasi baru dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah
ada.
(2) Dalam menyelenggarakan pengembangan sistem irigasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat
petani/P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipasi mulai dari pemikirian
awal, pengambilan keputusan, dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan, dan peningkatan jaringan irigasi.
(3) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diwujudkan dalam
bentuk sumbangan pemikiran awal, gagasan, waktu, tenaga, material,
dan dana.
(4) Partisipasi masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilaksanakan berdasarkan
prinsip:
a) sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat;
b) kebutuhan, kemampuan, dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A di daerah irigasi yang
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-4
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
bersangkutan; dan
c) bukan bertujuan untuk mencari keuntungan.
Pekerjaan SID Partisipatif akan dilaksanakan oleh konsultan/perencana
yang dikontrakkan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten yang berwenang
mengelola Daerah Irigasi yang akan direhabilitasi. Pekerjaan SID jaringan
irigasi secara partisipatif dibagi dalam 4 (empat) kelompok kegiatan pokok
yaitu :
a) Kegiatan A: Pengumpulan Data.
Ini berupa pengumpulan gambar purnalaksana, buku PSETK yang
ada, Informasi kerusakan dari sumber juru pengairan dan lain-lain.
b) Kegiatan B : Inventarisasi Kerusakan.
Ini berupa kegiatan penelusuran jaringan bersama Masyarakat Petani/
P3A/GP3A/IP3A, untuk melihat kerusakan dan membuat usulan
perbaikan, serta melakukan pengukuran untuk keperluan
penggambaran nanti. Juga penelitian geoteknik, bila perlu.
c) Kegiatan C : System Planning.
Konsultan/Perencana supaya menuangkan semua temuan
dilapangan, hasil diskusi dan lain-lain, dalam Buku System Planning
yang berisi antara lain:
a) Penjelasan Daerah Irigasi;
b) Rencana luas yang dapat ditanam;
c) Usulan Pekerjaan Rehabilitasi;
d) Urutan Prioritas, dll.
Sebelum final, perlu di-diskusi-kan dengan semua pihak terkait
(GP3A dan lain- lain).
d) Kegiatan (D): Desain Rinci
Konsultan/Perencana supaya membuat draft desain untuk di-diskusi-
kan, sehingga akhirnya diperoleh final desain rinci. Kemudian perlu
dilengkapi lebih lanjut dengan:
a) Gambar Desain
b) Daftar Volume Pekerjaan
c) Rencana Biaya Rehabilitasi
d) Petunjuk O & P
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-5
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-6
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
4) P3A/GP3A/IP3A.
5) Pihak konsultan/perencana.
6) Dan lain – lain yang dipandang perlu (misalnya, tokoh
masyarakat).
c) Topik yang dibahas :
1) Dinas Pengairan memberi penjelasan mengenai PPSIP
(Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif),
sesuai dengan PerMen PUPR No:30/PRT/M/2015 tentang
Pengembangan dan Pengelolaan system irigasi.
2) Penjelasan dari konsultan/perencana menguraikan perihal
Rencana Rehabilitasi :
(a) Pihak konsultan/perencana lebih dulu sudah melihat kondisi
Daerah Irigasi yang akan direhabilitir dan sudah mendapat
masukan/ penjelasan dari pejabat Dinas Pengairan
(Pengamat Pengairan dll) sehingga konsultan/perencana
sudah mempunyai gambaran awal bagaimana arah desain
Rehabilitasi tersebut.
(b) Kemudian pihak konsultan/perencana menjelaskan kepada
yang hadir : bagian – bagian mana dari jaringan irigasi yang
perlu dilihat untuk lebih dicermati dan kemungkinan ada
saran/usul dari instansi lain termasuk P3A/GP3A/IP3A.
3) Membentuk team penelusuran jaringan, yang terdiri dari: unsur
Pemerintah, para pemakai air dan lain – lain.
(a) Dari Pemerintah : Dinas Pengairan, Dinas Pertanian, dan
lain-lain.
(b) Dari Pemakai Air : Masyarakat Petani/P3A/GP3A/IP3A. Dari
Konsultan/Perencanaan. Dan lain-lain dipandang perlu.
(c) Sebagai Ketua team adalah dari Dinas Pengairan.
(d) Sebagai Sekretaris team adalah dari konsultan/perencana.
(e) Total anggota team, sebaiknya tidak lebih dari 7 orang
(terdiri dari unsur Pemerintah dan dari unsur lain
P3A/GP3A/IP3A).
d) Jadwal penelusuran jaringan : Team lalu membuat jadwal, kapan akan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-7
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-8
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-9
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-10
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-11
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-12
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-13
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-14
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
4.7. Latihan
1. Sebutkan pasal-pasal tentang Pengembanganan Pengelolaan sistem
irigasi!
2. Sebutkan isi Hasil pengukuran harus digambar diatas kertas kalkir
ukuran A1 dan dicetak sebagai Album Gambar!
3. Sebutkan Persyaratan untuk gambar pengukuran!
4.8. Rangkuman
Pada prinsipnya semua kegiatan rehabilitasi irigasi harus melibatkan
Masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A untuk partisipasi. Hanya pekerjaan-
pekerjaan yang khusus dan teknologi tinggi yang tidak memungkinkan
Mayarakat Petani/P3A/GP3A/IP3A berpartisipasi, dapat dilakukan
pemerintah sendiri, misal:
a) Pekerjaan elektro-mekanikal
b) Pekerjaan penuh risiko ditengah sungai
c) Pekerjaan pintu dan alat ukur fabrikan
d) Pekerjaan listrik
e) Pekerjaan grouting
f) Pekerjaan pemancangan tiang atau sheet pile
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi IV-15
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB V
PELAKSANAAN REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
PARTISIPATIF
5.3. Persiapan/Prakonstruksi
Dari hasil desain partisipatif dan usulan GP3A dapat diketahui bagian-
bagian pekerjaan yang akan disub-kontrakkan, swakelola atau
penyediaan tenaga dan material oleh GP3A.
a) Kontraktual
1) Pekerjaan secara kontraktual dilakukan melalui proses pelelangan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
kontraktor.
4) Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh P3A/GP3A dibawah
pengarahan/bimbingan kontraktor dan diawasi oleh penanggung
jawab kegiatan/Dinas PSDA.
5) Pembuatan laporan dan dokumen pelaksanaan pekerjaan
P3A/GP3A dibuat oleh kontraktor.
6) Monitoring dan evaluasi (ME) pelaksanaan pekerjaan dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan/Dinas PSDA Provinsi/
Kabupaten.
7) Pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi/kemajuan
pekerjaan dan dilakukan dengan cara mengajukan surat
permohonan pembayaran kepada Dinas PSDA Provinsi/
Kabupaten atau Satuan Kerja yang menangani pekerjaan,
sedangkan P3A/GP3A mengajukan permohonan pembayaran
kepada kontraktor dengan tembusan surat kepada penanggung
jawab kegiatan.
b) Swakelola
Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten memberi tahukan secara tertulis
kepada P3A/GP3A mengenai dimulainya pekerjaan.
1) Dilakukan pemeriksaan awal bersama oleh penanggung jawab
kegiatan/Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten dengan P3A/GP3A.
2) Pelaksanaan pekerjaan P3A/GP3A diawasi/dibimbing oleh
petugas Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten.
3) Pembuatan laporan dan dokumen pelaksanaan pekerjaan
dilakukan oleh Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten dengan dibantu
data-data dari P3A/GP3A.
4) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten.
5) Pembayaran dilakukan oleh Dinas PSDA Provinsi/Kabupaten
melalui rekening milik P3A/GP3A setelah P3A/GP3A mengajukan
permohonan tertulis permintaan pembayaran.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
5.6. Latihan
1. Partisipasi dari P3A yang diharapkan adalah!
2. Sebutkan Isi nota kesepakatan tersebut antara lain!
5.7. Rangkuman
Sebelum kegiatan rehabilitasi dilakukan, harus dibuat Nota Kesepahaman
antara pemerintah dengan P3A, yang berisi niat pemerintah akan
melakukan rehabilitasi jaringan irigasi dengan kesanggupan P3A ikut
berpartisipasi. Partisipasi dari P3A yang diharapkan adalah :
a) Partisipasi dalam perencanaan rehabilitasi
b) Partisipasi dalam pelaksanaan rehabilitasi
c) Partisipasi dalam operasi dan pemeliharaan kelak pada saat irigasi
selesai direhabilitasi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-4
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-5
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB INSTITUSI REHABILITASI
JARINGAN IRIGASI PARTISIPATIF
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VI-2
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
6.4. Latihan
1. Sebutkan tugas dan tanggung jawab P3A/GP3A!
2. Sebutkan tanggung jawab Provinsi/Kabupaten dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi!
3. Sebutkan rincian tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan!
6.5. Rangkuman
Perkumpulan Petani Pemakai Air/Gabungan Petani Pemakai Air
(P3A/GP3A) sebagai salah satu unsur pelaksana konstruksi mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a) Membentuk P3A/GP3A yang berbadan hukum dan membuka
rekening bank yang akan menampung penyaluran dana untuk
kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi sesuai Surat Perjanjian Kerja
Sama (SPKS).
b) Membuat dan mengajukan proposal kegiatan rehabilitasi jaringan
irigasi sesuai lokasi yang telah disepakati bersama antara P3A/GP3A
dengan Pengamat Pengairan.
c) Melaksanakan kegiatan yang disetujui oleh Dinas PSDA
Provinsi/Kabupaten sesuai dengan surat perjanjian kerjasama yang
telah ditandatangani bersama.
d) Membuat laporan/dokumentasi hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VI-3
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VI-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
BAB VII
PENUTUP
1.1. Simpulan
Kegiatan rehabilitasi jaringan Irigasi dapat berjalan dengan baik, bila
didukung dengan data data awal baik data perencanaan maupun data
pelaksanaan setidaknya harus tersedia data pendukung.
Praktek di lapangan selama ini dibedakan rehabilitasi ringan, sedang dan
berat. Klasifikasi rehabilitasi ini ditandai dengan tingkat kesulitan teknis,
cakupan pekerjaan, tingkat kerusakan, dan besarnya biaya rehabilitasi.
Rehabilitasi ringan dilakukan akibat akumulasi sisa kerusakan yang tidak
bisa dilakukan perbaikan dalam pemeliharaan tahunan; dulu biasanya
disebut special maintenance.
Rehabilitasi sedang dilakukan akibat kerusakan yang menumpuk dan
lalainya kegiatan OP selama periode waktu menengah.
Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini harus dilaksanakan secara
partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas/aparat
Balai secara berjenjang bersama-sama dengan Masyarakt Petani/P3A/
GP3A/IP3A dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi.
Dari hasil inventarisasi tersebut akan dipakai sebagai masukan dalam
perencanaan rehabilitasi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi VII-1
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi viii
Modul 10 Rehabilitasi Jaringan Irigasi
GLOSARIUM
1. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
2. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
3. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
4. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
5. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperoleh air irigasi.
6. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan kesatuan dan
mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama.
7. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.
8. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
9. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah
tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
10. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier
untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
11. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.
12. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi
yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi
yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk
lembaga lain yang memanfaatkan fasilitas irigasi termasuk irigasi pompa yang
dibentuk secara demokratis.
22. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi
yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, konservasi
dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun
rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, pemantauan dan
evaluasi.
23. Rencana Tata Tanam Detail (RTTD) adalah rencana tata tanam yang
menggambarkan rencana luas tanam pada suatu Daerah Irigasi dan terperinci
per petak tersier.
24. Rencana Tata Tanam Golongan (RTTG) adalah rencana tata tanam yang
menggambarkan rencana luas tanam pada suatu daerah irigasi, belum
terperinci per petak tersier sehingga yang terlihat hanya total rencana luas
tanam per DI.
25. Debit Andalan adalah debit perhitungan ketersediaan air berdasarkan
probabilitas 80% terjadinya debit sungai.
26. Golongan vertikal adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan kepada petak-petak tersier dari hulu ke hilir dalam
suatu saluran sekunder, dengan tenggang waktu pemberian air antar
golongan ini biasanya antara 10 sd. 15 hari
27. Golongan horisontal adalah cara penentuan waktu pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan kepada petak-petak tersier yang berada dibagian
hulu dari saluran-saluran sekunder yang berlainan dan diteruskan pada
periode berikutnya ke petak-petak tersier yang berada di bagian hilirnya,
dengan tenggang waktu pemberian air antar golongan ini biasanya antara 10
sd. 15 hari.
28. Golongan tersebar adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan kepada petak-petak tersier yang telah ditentukan
dan tersebar pada satu daerah irigasi, dengan tenggang waktu pemberian air
antar golongan ini biasanya antara 10 sd. 15 hari.