MODUL 02
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi
Menggunakan SMOPI sebagai Materi Susbtansi dalam Pelatihan Teknologi Sistem
Manajemen Operasi Dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI). Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
Sumber Daya Air.
Modul Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI ini disusun dalam 4
(empat) bab yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup.
Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta
pelatihan dalam memahami pelaporan operasi jaringan irigasi menggunakan SMOPI.
Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif
dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Pelatihan, sehingga modul ini dapat disajikan
dengan baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan
dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang
terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................7
1.1. Latar Belakang................................................................................................ ………………7
1.2. Deskripsi Singkat............................................................................................ ………………7
1.3. PetunjukPembelajaran......................................................................................... ……………….7
1.3.1 Hasil Belajar............................................................................................................. 7
1.3.2 Indikator Hasil Belajar............................................................................................... 8
1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..............................................................………………8
BAB II UMUM................................................................................................................9
2.1 Pengertian operasi jaringan irigasi................................................................. ………………9
2.2 Kegiatan Operasi Irigasi................................................................................. ………………9
2.3 Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Irigasi............................................................ ……………….11
2.4 Bagan Alir Tahapan Kegiatan Operasi Irigasi...............................................………………17
2.5 Latihan................................................................................................... ……………..17
2.6 Rangkuman.................................................................................................. ………………17
2.7 Evaluasi........................................................................................................ ………………20
BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 23
4.1. Simpulan....................................................................................................... ………………23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 28
GLOSARIUM...............................................................................................................29
KUNCI JAWABAN......................................................................................................32
LAMPIRAN..................................................................................................................33
Deskripsi
Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI ini terdiri dari dua
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Gambaran
umum Operasi jaringan Irigasi. Kegiatan ketiga membahas mengenai Pelaporan
Pelaksanaan Operasi menggunakan SMOPI.
Persyaratan
Metode
Alat Bantu/Media
BAB I
PENDAHULUAN
Berbanding terbalik dengan penggunaan air irigasi yang sangat besar, kondisi
jaringan irigasi di lapangan kinerjanya sudah mengalami penurunan yang
signifikan, dan juga banyak yang telah mengalami kerusakan, sehingga
berakibat banyak air yang hilang disaluran, dan tidak dapat dimanfaatkan
dengan optimal.
1.3. PetunjukPembelajaran
BAB II
UMU
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan agar air
irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui kegiatan
membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun
sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
Kegiatan operasi jaringan irigasi dilakukan guna mencapai tujuan operasi, yaitu:
Air yang tersedia dapat dipergunakan atau dimanfaatkan secara efektif dan
efisien.
Air yang tersedia dibagi secara adil dan merata
Air yang dibagikan ke jaringan sekunder/primer atau diberikan ke petak-petak
tersier secara tepat waktu dan jumlah (sesuai dengan kebutuhan air pada
berbagai tahap pertumbuhan tanaman), serta cara pembagiannya (sesuai dengan
ketersediaan air irigasi).
Akibat negatif yang mungkin terjadi akibat kelebihan air dapat dihindari.
1. Pengumpulan data
Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia
data pendukung antara lain:
1) Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), sumber air, waduk, bendung,
saluran induk, lahan irigasi
2) Peta Daerah Irigasi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikan) dengan batas daerah
irigasi dan ploting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta
pembagian golongan.
3) Skema Jaringan Irigasi yang menggambarkan saluran induk & sekunder,
bangunan air & bangunan lainnya yang ada di setiap ruas panjang saluran,
petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang
masing-masing dilengkapi dengan nomenkaltur
4) Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air yang dapat
menggambarkan skema petak dengan data pembagian dan pemberian air
mulai dari petak tersier, saluran sekunder, saluran induk dan
bendung/sumber air
5) Gambar Purna Konstruksi ( as built drawing)
Gambar kerja purna konstruksi untuk saluran maupun bangunan
6) Dokumen & data lain berupa
- Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan
khusus lainnya;
- Data seri dari catatan curah hujan;
- Data debit sungai;
- Data klimatologi;
2. Kalibrasi alat pengukur debit;
Untuk dapat dicapai operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian
air harus diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat
ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan
memakai rumus standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping
itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus dikalibrasi yaitu
dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan
besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum. Teknis
mengenai kalibrasi alat ukur yang lebih detail akan dijelaskan dalam modul
monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi.
3. Membuat rencana penyediaan air tahunan, pembagian ,
pemberian air tahunan, rencana tata tanam tahunan.
4. Pelaksanaan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan: membuat l
aporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);
5. Pengaturan pintu•pintu air jaringan irigasi berkaitan dengan pelaksanaan operasi
jaringan irigasi;
6. Koordinasi antar instansi terkait;
7. Monitoring dan Evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi.
Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi disusun oleh dinas
Kabupaten atau Kota atau Provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyedia air irigasi dan
pemakaian air untuk keperluan lainnya.
Rencana pembagian dan pemberian air setelah disepakati oleh Komisi Irigasi
Kab/Kota atau Provinsi ditetapkan melalui keputusan Bupati/Walikota,
Gubernur, atau Menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan
wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan.
Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi
lintas provinsi dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada
pemerintah provinsi atau pemerintah Kabupaten atau Kota disusun oleh
instansi pusat yang membidangi irigasi/sumber daya air dan disepakati
bersama dalam forum koordinasi komisi irigasi atau yang disebut dengan nama
lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Rencana Pembagian Air (RPA) disusun untuk menjadi pedoman pelaksanaan
operasi jaringan irigasi.
6) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air pada Jaringan Primer dan
Sekunder
Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian air tahunan oleh
Bupati/Walikota, Gubernur, atau Menteri maka masing-masing pengelola irigasi
tersebut menyusun rencana pembagian dan pemberian air pada jaringan
sekunder dan primer.
Perencanaan tersebut disesuaikan dengan luas areal yang telah ditetapkan
akan mendapatkan pembagian dan pemberian air dari jaringan sekunder dan
primer. Perencanaan tersebut merupakan jumlah rencana pemberian air (RPA)
di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran primer dan sekunder.
Besarnya kehilangan air ini biasanya sebesar 10 % sd. 20 % (tergantung
panjang saluran, jenis saluran, dll)
2. Pelaksanaan Operasi Irigasi
1) Laporan keadaan air dan tanaman
Laporan ini dilaksanakan oleh juru/mantri setiap 2 (dua) mingguan, sehingga
dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing wilayah
kerja juru pengairan/mantri.
2) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan
Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan
kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2
(dua) mingguan.
9) Rekap Provinsi
Petugas dinas propinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan rekapitulasi Pencatatan ini dilakukan setiap satu
tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana
luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru
pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan.
3. Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi
Konsep dari monitoring dan evaluasi adalah membandingkan antara rencana
dan realisasi dilapangan untuk mencari perbedaannya, kemudian dari
perbedaan itu dievaluasi dimana letak masalah sehingga terdapat perbedaan
antara rencana dan realisasi untuk dilakukan perbaikan.
Lingkup kegiatan dalam monitoring dan evaluasi adalah :
Monitoring debit saluran.
Monitoring kehilangan air di saluran
Monitoring pelaksanaan rencana tanam dan realisasi tanam.
Monitoring tingkat pertumbuhan tanaman, apakah sesuai dengan rencana
atau tidak.
Monitoring air pada waktu banjir, berapa luas lahan yang tergenang, kedalaman
genangan, dan lama genangan, hal ini dilakukan karena akan berakibat pada
tingkat produksi tanaman.
2) Kalibrasi alat ukur
Untuk dapat dicapai operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian
air harus diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat
ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan
memakai rumus standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping
itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus dikalibrasi yaitu
dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan
besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum.
Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata
cara kalibrasi setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimal lima
tahun sekali.
3) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
Kegiatan evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi yang meliputi :
1. Prasarana fisik
2. Produktivitas tanaman
3. Sarana penunjang
4. Organisasi personalia
5. Dokumentasi
6. Kondisi Kelembagaan P3A / usaha tani
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk
DI dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)
Indeks kinerja sistem irigasi dengan nilai :
1. 80 – 100 : kinerja sangat baik
2. 70 – 79 : kinerja baik
3. 55 – 69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
4. < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
5. Maksimal 100, minimal 55 optimum 77,5
Penilaian kinerja jaringan irigasi tersebut menggunakan blangko indeks kinerja
jaringan irigasi. Pembobotan dilaksanakan melalui pengamatan dilapangan
serta peraturan yang menjadi acuan penilaian. Nilai tersebut merupakan total
dari kinerja satu sistem irigasi, mulai dari prasarana fisik, produktivitas tanam,
sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi serta perkumpulan
petani pemakai air (P3A).
2.5 Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan operasi jaringan irigasi?
2. Jelaskan secara lengkap kegiatan operasi irigasi!
3. Jelaskan lingkup kegiatan operasi irigasi!
4. Jelaskan cara pemberian air irigasi!
5. Apa fungsi dari perhitungan faktor K ?
6. Sebutkan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi ?
7. Bagaimana cara mengetahui debit yang mengalir pada saluran jika alat ukur
debit yang ada tidak dapat dipakai atau rusak ?
8. Bagaimana cara menilai kinerja jaringan irigasi !
2.6 Rangkuman
1. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
agar air irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui
kegiatan membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
2. Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
Kabupaten/tingkat Propinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata
tanam, rencana kebutuhan air tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.
3. Rencana tata tanam adalah rencana dan jadwal penyusunan rencana tata tanam
tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif
masyarakat petani. Dalam penyusunan rencana tata tanam pada daerah irigasi
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
16. Petugas dinas propinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan rekapitulasi.
2.7 Evaluasi
1. Apa fungsi dari perhitungan faktor K ?
2. Sebutkan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi ?
3. Bagaimana cara mengetahui debit yang mengalir pada saluran jika alat ukur
debit yang ada tidak dapat dipakai atau rusak ?
4. Bagaimana cara menilai kinerja jaringan irigasi !
BAB III
PELAPORAN OPERASI MENGGUNAKAN SMOPI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan Pelaporan
Operasi Menggunakan SMOPI
Manual Pemakai:
MANTRI / JURU & Petugas BENDUNG
http://smoi.irigasi.net
1. Blangko-01
1.1 Login
Untuk entri Blangko lakukan login terlebih dahulu. Nama pemakai (username) dan kata
sandi (password ) dapat ditanyakan kepada Administrator.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:
6.0
tab
tab
Klik tombol B01, B04, dan B06 untuk membuat data atau mengedit data Blangko-01,
Blangko- 04, Blangko-06, namun isi pilihan berikut sebelum klik tombol tersebut:
Pilih tahun musim tanam, misalkan 2017/2018
Pilih daerah Irigasi, misal CIHEA
Pilih bulan dan tahun pelaporan, misal: Agustus 2018
Pilih IP3A/GP3A, misalkan: Karyabakti
Tampilan yang muncul, setelah pilh tab B01 dan klik tombol B01:
Ini contoh tampilan yang sudah diisi. Klik tombol “Simpan” untuk menyimpan data baru
maupun hasil edit.
3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):
Aturan penghapusan:
Data Blangko-01 tidak bisa dihapus
jika Blangko-03 sudah diproses.
Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 1.3 di atas.
2. Blangko-04
Untuk entri Blangko-04, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada
subbab 1.1
6.0
tab
Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):
5.0
Klik edit atau klik hapus pada baris
data yang diinginkan untuk di-edit
atau dihapus.
Aturan penghapusan:
Data Blangko-04 tidak bisa dihapus
jika Blangko-05 sudah diproses.
3. Blangko-06
Untuk entri Blangko-06, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada
subbab 1.1
6.0
tab
3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):
5.0
Klik edit pada baris data yang diinginkan untuk di-edit atau dihapus.
Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 3.2 di
atas.
Manual Pemakai –
hlm.10
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai –
hlm.11
SMOI Versi
6.0
6. Blangko-08
Untuk entri Blangko-08, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada subbab 1.1
Tampilan entrian Blangko-08 di bawah ini. Jika sudah diisi, klik “Simpan”.
Manual Pemakai –
hlm.12
SMOI Versi
6.0
3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit
(disable):
5.0
Klik edit atau klik hapus
pada baris data yang
diinginkan untuk di-edit
atau dihapus.
Aturan penghapusan:
Data Blangko-08 tidak
bisa dihapus jika
Blangko- 09 sudah
diproses.
Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 6.1 di atas.
Manual Pemakai –
hlm.13
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai:
RANTING / PENGAMAT
Manual Pemakai –
hlm.14
SMOI Versi
6.0
http://smoi.irigasi.net
Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
6.0
Manual Pemakai –
hlm.15
SMOI Versi
6.0
6.0
Manual Pemakai –
hlm.16
SMOI Versi
6.0
Pada menu ranting akan muncul tombol untuk mengakses (melihat dan membuat) Blangko-
blangko yang sesuai dengan kewenangan ranting (tombol-tombol sebelah bawah).
Jika belum semua tombol muncul, ini disebabkan terkait dengan opsi yang belum dipilih.
Opsi ini adalah: parameter sebelah kiri yang harus dipilih, dan ini tergantung Blangko
apa. Untuk mengetahui parameter yang harus dipilih terkait blangko apa, bisa dilihat
pada tabel yang di tengah (yang dicek berarti harus dipilih).
Misal untuk melihat Blangko-01 harus dipilih mantri mana dan IPA3A/GP3A apa, misal
untuk data yang dientri oleh user mantri1 (yaitu Bojongpicung), dan IPA3A/GP3A
Sukatani.
Lalu klik tombol “Blangko-01”.
Menu bar tersebut akan dibahas pada sub-bab khusus, setelah menjelaskan
penggunaan tombol setiap Blangko.
2. Blangko-01
Untuk menampilkan data Blangko-01, pastikan sudah memilih parameter yang ada di
sebelah kiri (sesuai dengan petunjuk pada tabel petunjuk yang di tengah), misalkan:
Manual Pemakai –
hlm.17
SMOI Versi
6.0
Sebelum dicetak, isi dahulu nama Ketua IP3A/GP3A , lalu klik “Simpan” dan klik “Cetak PDF”:
Manual Pemakai –
hlm.18
SMOI Versi
6.0
Untuk memverikasi Blangko-01, klik checkbox “Verifikasi IP3A/GP3A” yang ada di bawah form.
Manual Pemakai –
hlm.19
SMOI Versi
6.0
3. Blangko-02
Data di atas adalah hasil rekap dari semua Blangko-01 pada seluruh cakupan mantri yang
adalah di bawah ranting yang bersangkutan.
Hasil rekap ini otomatis langsung disimpan pada tabel rekap.
Untuk mencetak, klik “Cetak PDF (P)” untuk mencetak dengan orientasi portrait, atau klik
“Cetak PDF (L)” untuk cetak landscape.
Untuk memverikasi Blangko-02, klik checkbox “Verifikasi Ranting . . .” yang ada di bawah form.
Manual Pemakai –
hlm.20
SMOI Versi
6.0
4. Blangko-04
Untuk melihat hasil entri Blangko-04, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu
klik “Blangko-04”.
Tampilannya:
Manual Pemakai –
hlm.21
SMOI Versi
6.0
Untuk memverikasi Blangko-04, klik checkbox “Verifikasi Mantri . . .” yang ada di bawah form.
Manual Pemakai –
hlm.22
SMOI Versi
6.0
5. Blangko-05
Untuk membuat Blangko-05, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-
05”. Ada perbedaan tampilan untuk perioda 10 harian dan yang non-10 harian (7 dan 15
harian).
Untuk perioda pengambilan air 10 harian akan langsung menampilkan Blangko-05, berikut ini:
Catatan:
Butir nomor 8 (Kebutuhan air di pintu tersier) sudah terisi karena data ini sudah pernah
disimpan. Jika masih baru, maka saat Faktor Tersier sudah diisi maka harus klik “Simpan”
terlebih dahulu, lalu Browser di-refresh agar program menghitung dan menampilkan
“Kebutuhan air di pintu tersier “ tersebut.
Manual Pemakai –
hlm.23
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai –
hlm.24
SMOI Versi
6.0
Untuk perioda pengambilan air 7 dan 15 harian tidak akan langsung menampilkan Blangko-
05, namun ada form yang terlebih dahulu harus diisi, seperti berikut ini:
Khusus untuk palawija, karena parameter yang dibutukan pada Blangko-05 adalah:
Palawija:
1) yang memerlukan sedikit air, dan
2) yang memerlukan banyak air
maka semua palawija yang dipilih untuk kedua kelompok tersebut, masing-masing
akan diambil nilai koefisien yang paling besar.
Berikut adalah hasil perhitungan dan pencarian pada tabel referensi setelah memilih
parameter pada form di atas (tertulis di bawah Blangko-05):
Manual Pemakai –
hlm.25
SMOI Versi
6.0
Catatan:
Faktor tersier (butir 7) dan Kerusakan Tanaman (butir 9) bisa diedit/diisi, misal
sebagai berikut:
Manual Pemakai –
hlm.26
SMOI Versi
6.0
Untuk mencetak, klik tombol “Tampilan Laporan”), lalu klik tombol “Cetak PDF A4”
atau “Cetak PDF A3” (untuk yang jumlah mantrinya banyak, sehingga melebar ke
kanan):
Manual Pemakai –
hlm.27
SMOI Versi
6.0
6. Blangko-06
Berikut contoh daftar bangunan yang muncul di tampilan entri Blangko-06 dari Mantri Cianjur:
5.0
Sebelum proses input data Blangko-06 oleh Mantri (seperti yang ditunjukkan pada form
entri di atas), ada beberapa langkah yang harus disiapkan dahulu oleh Rantingnya,
yaitu:
1) Entri nama dan parameter saluran dan bangunan pada daerah irigasi kewenangannya
2) Penyiapan daftar bangunan sesuai kewenangan masing-masing mantri, untuk
nantinya diisi debitnya pada Blangko-06
Kedua hal di atas modulnya terdapat di menu ranting, merupakan link yang ada di
bawah menu utama:
Untuk entri saluran dan
bangunan
6.0
Manual Pemakai –
hlm.28
SMOI Versi
6.0
Klik Jenis
untuk edit
bangunan
pengambilan
Manual Pemakai –
hlm.29
SMOI Versi
6.0
a) Edit Saluran
6.0
Klik “Ubah koordinat”: untuk menandai posisi saluran pada peta (baru atau edit/mengubah).
Jika sudah pernah ditandai, maka dapat dilihat dengan mengklik “Tampil peta”.
Manual Pemakai –
hlm.30
SMOI Versi
6.0
b) Edit Bangunan
Manual Pemakai –
hlm.31
SMOI Versi
6.0
6.0
Klik “Ubah koordinat”, lakukan
zoom dan panning (geser peta)
untuk mencari lokasi yang
tepat. Jika perlu, pilih mode
Satelite
Untuk mengedit Bangunan Pengambilan, klik Jenis (hanya jika berisi Primer), tampilannya:
Manual Pemakai –
hlm.32
SMOI Versi
6.0
Setelah entri nama dan parameter saluran dan bangunan, yang kedua yang harus
dilakukan Ranting adalah:
Penyiapan daftar bangunan sesuai kewenangan masing-masing mantri, untuk nantinya diisi
debitnya pada Blangko-06
Seperti halnya yang pertama, modulnya terdapat di menu ranting, merupakan link yang ada
di bawah menu utama:
Untuk mengatur
bangunan sesuai
kewenangan
mantri
Jika diklik akan tampil berikut ini:
Panel kiri:
Daftar bangunan pada saluran di daerah irigasi ini
Panel kanan:
Daftar bangunan wewenang
Mantri yang dipilih
Panel kiri adalah daftar bangunan tersier yang ada di Daerah Irigasi dari petugas ranting ini,
yang sudah dientri dari menu sebelumnya (saluran dan bangunan).
Manual Pemakai –
hlm.33
SMOI Versi
6.0
Panel kanan adalah bangunan yang akan ditentukan sebagai kewenangan dari mantri yang
dipilih.
Manual Pemakai –
hlm.34
SMOI Versi
6.0
5.0
6.3 Menampilan Laporan Blangko-06
Untuk melihat hasil entri, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-06”:
Manual Pemakai –
hlm.35
SMOI Versi
6.0
7. Blangko-07
Untuk membuat Blangko-07, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-07”.
Catatan:
Pilih perioda setelah perioda yang ada data Blangko-06nya
Nilai K harus dihitung melalui Blangko-09, sehingga kolom ke-11 dan 12 masih
Mantri tidak bisa menghapus data Blangko-06 yang dientri jika Blangko-07 ini sudah diproses.
Manual Pemakai –
hlm.36
SMOI Versi
6.0
8. Blangko-08
Untuk melihat hasil entri, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-08”.
Tampilannya:
Untuk memverikasi Blangko-06, klik checkbox “Verifikasi Petugas Bendung . . .” yang ada di
bawah form.
Manual Pemakai –
hlm.37
SMOI Versi
6.0
9. Blangko-09
Untuk menganalisis Blangko-09, pilih parameter sesuai kebutuhkan, lalu klik “Blangko-09”.
Tampilannya:
5.0
Catatan:
Jika Nilai K ada 3 pilihan, klik radio buttonnya lalu klik “Simpan”.
Setelah tahap ini, maka kita bisa kembali melihat Blangko-07, karena nilai K sudah
Manual Pemakai –
hlm.38
SMOI Versi
6.0
[K=1.00]
Catatan:
Jika kolom 12 masih kosong, maka klik “Simpan” agar kolom tersebut dihitung
menggunakan nilai K yang ada.
Manual Pemakai –
hlm.39
SMOI Versi
6.0
11. Blangko-10
Manual Pemakai –
hlm.40
SMOI Versi
6.0
Untuk menyalin hasil proses, klik Blangko-10 lalu klik kanan dan pilih Save Page As atau Simpan sebagai...
Silakan ikuti perintah di atas, maka file yang dihasilkan bisa dapat dibuka menggunakan Excel.
Manual Pemakai –
hlm.41
SMOI Versi
6.0
Tampilan saat klik Blangko-10, lalukan klik kanan dan pilih Simpan:
Manual Pemakai –
hlm.42
SMOI Versi
6.0
11.3Menampilkan Kurva K
Ada perubahan penggunaan parameter untuk menghitung faktor K, yaitu yang semula
3.0 menggunakan kolom 14, 20, dan 21 menjadi menggunakan kolom 13, 20, 21
Manual Pemakai –
hlm.43
SMOI Versi
6.0
3.1
Untuk
menghapus
Untuk nampilkan
daftar staf
Manual Pemakai –
hlm.44
SMOI Versi
6.0
Menu digunakan untuk memantau laporan atau blangko yang sudah dientri oleh mantri dan
petugas bendung. Sehingga melalui fitur ini, atasannya yaitu Ranting bisa mengetahui
blangko yang belum diinput ke aplikasi SMOI.
Menu ini ada di batang menu Ranting, yaitu “Ceklis Laporan”:
Daftar ceklis ini tetap sesuai dengan musim tanam dan daerah irigasi yang dipilih. Jika ingin
melihat ceklis laporan untuk daerah irigasi yang masih menjadi kewenangan ranting yang
bersangkutan, maka harus kembali ke menu utama, lalu memilih daerah irigasi yang
dikehendaki. Demikian juga untuk musim tanam yang lain.
Manual Pemakai –
hlm.45
SMOI Versi
6.0
Masukkan kata sandi saat ini (kata sandi lama), lalu masukkan kata sandi yang baru (dua
kali sebagai konfirmasi)
Manual Pemakai –
hlm.46
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai:
Manual Pemakai –
hlm.47
SMOI Versi
6.0
http://smoi.irigasi.net
Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:
Manual Pemakai –
hlm.48
SMOI Versi
6.0
1. Blangko-03
Pada tampilan di atas, sebelum mengklik tombol “Blangko-03”, harus memilih musim tanam
dan daerah Irigasi dahulu.
Daerah irigasi yang bisa dipilih hanya daerah irigasi dari pejabat yang Login yaitu user
kasioi1 (dalam contoh ini: Teguh Pribadi), yaitu di bawah kabupaten Cianjur.
Setelah data keputusan komisi irigasi ini disimpan, maka bisa dilihat format
laporannya dengan mengklik tombol “Cetak PDF”:
Catatan:
Data Blangko-01 tidak bisa dihapus oleh Mantri jika data tersebut sudah diproses
pada Blangko-03 ini.
Manual Pemakai –
hlm.49
SMOI Versi
6.0
2. Blangko-11
Untuk menampilkan Blangko-11, klik tombol Blangko-11, tampilannya adalah sebagai berikut:
Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka pilihlah cetak dengan
ukuran A3. Contoh:
Manual Pemakai –
hlm.50
SMOI Versi
6.0
Untuk menambah/edit/hapus data Ranting, klik menu ini, lalu pilih daerah irigasi
dahulu. Klik “Simpan” untuk menyimpan.
Kode = 2 dijit, buat saja terurut. Sekali sudah dibuat dan Ranting tersebut sudah
mengisi blangko, maka Ranting tersebut tidak bisa dihapus. Namun pegawai/staf yang
bersangkutan bisa diganti/mutasi dengan pegawai/staf yang lain (tanpa mengubah
Kodenya).
Untuk
menghapus
Untuk nampilkan
daftar staf
Manual Pemakai –
hlm.51
SMOI Versi
6.0
4. Referensi Blangko-05
Ini adalah isi parameter untuk daerah yang tidak menggunakan AWS:
Masukkan kata sandi saat ini (kata sandi lama), lalu masukkan kata sandi yang baru (dua
kali sebagai konfirmasi)
Manual Pemakai –
hlm.52
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai:
Manual Pemakai –
hlm.53
SMOI Versi
6.0
http://smoi.irigasi.net
Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:
Manual Pemakai –
hlm.54
SMOI Versi
6.0
1. Blangko-12
Seperti telah disebutkan, untuk menampilkan Blangko-12, bisa dengan cara klik teks “Jawa
Barat” untuk menampilkan rekap propinsi, atau klik Kabupaten untuk menampilkan rekap
per kabupaten.
Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka dapat memilih
mencetak dengan ukuran A3.
Manual Pemakai –
hlm.55
SMOI Versi
6.0
Jika pilih propinsi, akan diminta terlebih dahulu memilih Musim Tanam:
Klik Blangko-12, yang akan ditampilkan merupakan rekap dari kabupaten-kabupaten yang
3.1 menjadi kewenangannya saja, tidak seluruh kabupaten di propinsi ini (lihat cara pemberian
kewenangan di modul Admin):
Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka dapat memilih
mencetak dengan ukuran A3.
3.0
Manual Pemakai –
hlm.56
SMOI Versi
6.0
Untuk edit/hapus data Kasi.O.Irigasi, terlebih dahulu memilih Kabupaten, lalu klik menu ini.
Untuk Untuk
nampilkan menghapus
daftar staf
Manual Pemakai –
hlm.57
SMOI Versi
6.0
Manual Pemakai:
ADMINISTRATOR SISTEM
Manual Pemakai –
hlm.58
SMOI Versi
6.0
http://smoi.irigasi.net
Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:
5.0
Tanggal yang ada di bawah kotak Log Masuk
defaultnya tanggal saat ini.
Manual Pemakai –
hlm.59
SMOI Versi
6.0
Untuk SMOI yang digunakan spesifik kabupaten tertentu seperti Banyumas, maka
tampilan utama akun Admin tidak perlu memilih propinsinya, karena langsung
default pilihannya adalah propinsi dari kabupaten tersebut:
Manual Pemakai –
hlm.60
1. Kelola Data Pegawai
Untuk menambah data, mengedit, menghapus, dan membuat username pegawai, pilih
propinsi, lalu klik “Kelola Data Pegawai”:
6.0
Hapus pegawai
Edit pegawai
Tambah pegawai
1.1 Tambah pegawai
Untuk semua tombol “Tambah Pegawai” akan menampilkan form tambah pegawai:
Isi kotak yang sebelah kiri untuk mencari ranting, lalu klik “Pilih >>” untuk memindahkan ke
kotak sebelah kanan.
Lakukan kembali mencari ranting pada kotak kiri, klik lagi tombol “Pilih >>”, dst.
Jika ada yang salah pilih pada kotak kanan, maka hapus secara manual.
Jika sudah terkumpul daftar ranting pada kotak sebelah kanan, klik “Simpan”.
Berikut adalah contoh petugas bendung yang memiliki beberapa cakupan ranting:
5.0 2. Kelola Data Staf Irigasi
Tampilannya:
Klik “Tambah Staf UPTD” untuk menambahkan staf yang setingkat propinsi.
Tampilannya:
Daftar kabupaten.
Pilih kabupaten mana saja yang
menadi cakupan dari staf UPTD ini
Kotak pencarian
penggalan nama
Tombol “close”
Jika belum dipilih cakupan kabupatennya maka, tampilannya menjadi seperti ini:
Untuk melalukan melalui modul ini, klik nama kabupatan dari kolom “Cakupan Kabupaten”:
Kotak pencarian
penggalan nama
Tombol “close”
Hasilnya:
Klik kabupatennya
Data referensi yang dikelola Admin untuk kode ADM01 sampai dengan ADM04 adalah data
acuan yang menyangkut batas golongan tiap kelompok.
Batas golongan ini digunakan untuk menyaring data pada Modul Edit/Ubah data
mantri, ranting, dan sebagainya, sehingga data yang ditampilkan di masing-masing
modul (pada user masing-masing) tidak menampilkan data pegawai yang bukan di
bawah kewenangannya.
Data referensi kode P101 sampai dengan P105 adalah data acuan LPR untuk
perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05) khusus perioda 10 harian.
Kode referensi ADM05 untuk perhitungan Intensitas masa tanam (faktor pengali
untuk palawija).
3.1 Kode referensi ADM06 untuk mengaktifkan dan menonaktifkan penggunaan
formula perhitungan air. Jika opsi ini dimatikan, maka akan menggunakan
konstanta, tidak menggunakan perhitungan yang dari AWS
7. Data Referensi Perioda Laporan
Modul ini digunakan untuk menambah, edit, dan menghapus perioda laporan propinsi
tertentu.
Untuk propinsi yang tidak didaftarkan maka akan menggunakan perioda DEFAULT.
Jika perioda suatu propinsi sudah ditentukan dan sudah ada blangkonya, dan akan
diberlakukan perioda baru, maka data lama jangan diedit, namun tambahkan record baru
dengan ditentukan TMT-nya (terhitung mulai tanggal).
Modul ini digunakan untuk menambah, edit, dan menghapus tahun musim
tanam. Tahun musim tanam tidak bisa dihapus jika sudah digunakan pada
Blangko.
Data referensi persiapan lahan (PL) adalah data acuan untuk perhitungan satuan
kebutuhan air (Blangko-05) perioda 7 dan 15 harian.
3.0 10. Tabel Koefisien Padi
Koefisien Padi adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-
05) perioda 7 dan 15 harian.
Koefisien Tebu adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05)
perioda 7 dan 15 harian.
3.0 12. Tabel Koefisien Palawija
Koefisien Palawija adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05)
perioda 7 dan 15 harian.
Modul ini digunakan untuk mereset password pegawai yang lupa akan passwordnya.
14. Kelola Pemakai (Akun) Umum
Propinsi
Karena data SMOPI terkait dengan data yang ada di lokasi tertentu, termasuk perioda yang
terkait dengan propinsi, maka akun umum juga tergantung dengan entri propinsi tertentu.
Tanggal kadaluarsa
Setiap akun dibatas pada tanggal ini. Setelah melewati tanggal ini akun tidak bisa login.
Pengaktifan
Setelah pendaftar akun mendaftar (sign-up), maka admin bisa mengaktifkan dengan
mengisi checkbox ini
Penghapusan
Klik checkbox ini untuk menghapus akun
b) Daftar pemohon akun
Saat seseorang sudah sign-up dan melalukan aktifasi melalui akses di emailnya, maka akan
muncul di daftar ini.
Di daftar ini juga menampilkan daftar pemohon akun yang dinon-aktifkan oleh
administrator. Untuk melihat cara mendaftar, bisa dilihat di Bab Pengguna/Akun Umum.
Melalui tampilan di atas admin dapat mengijinkan akun dengan cara mengisi checkbox
“Aktif” atau menghapuskan dengan mengisi di checkbox X.
Misal akun arifin diaktifkan, maka akan hilang dari daftar, dan muncul di daftar kelola akun:
Manual Pemakai:
PENGGUNA/AKUN UMUM
Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:
http://smoi.irigasi.net
Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut, kemudian klik link yang ada di bawah kotak login:
Jika sudah mempunyai akun bisa langsung login/login masuk. Jika belum punya, bisa
mendaftar dengan mengklik “sign-up” (daftar akun umum).
Link yang kedua adalah untuk kembali ke tampilan log-masuk default (untuk staf).
1. Daftar Akun Umum
Setelah mengklik “sign-up”, calon pemakai umum diminta mengisi beberapa data berikut:
Jika akun yang dientri belum ada, maka akan diminta ,mengisi data lainnya:
Jika data tidak ada yang keliru, maka akan muncul pesan berikut:
Berikut contoh tampilan pada email box Gmail akun tersebut di atas:
Catatan:
Jika email di atas tidak ada, bisa periksa di folder SPAM, mungkin masuk kesana.
Lakukan klik pada link yang ada di email tersebut untuk melakukan
aktifasi. Jika berhasil, akan muncul pesan berikut:
Untuk melalukan login, akun umum harus memastikan tampilannya adalah tampilan layar
login untuk pengguna umum.
Sehingga dalam tampilan ini terlihat ada 3 blangko yang tidak bisa diakses, yaitu Blangko
10, 11, 12 (disabled), yaitu sesuai dengan hak akses yang diberikan administrator:
MODUL OPERASI IRIGASI
3.4. Latihan
3.5. Rangkuman
3.6. evaluasi
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
1. Komponen-komponen jaringan irigasi dalam satu Daerah Irigasi (DI) terdiri dari :
Bendung, saluran induk, saluran sekunder, bangunan bagi, bangunan sadap
bebas, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, petak tersier.
2. Pemerintah Pusat mempunyai wewenang dan tanggungjawab melakukan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah
irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, daerah irigasi lintas daerah provinsi,
daerah irigasi lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional.
3. Pemerintah daerah provinsi mempunyai wewenang dan tanggungjawab
melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnnya 1000 ha-3000 ha, dan daerah irigasi lintas
daerah kabupaten/kota.
4. Pemerintah daerah kabupaten/kota mempunyai wewenang dan tanggunjawab
melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnnya kurang dari 1000 ha dalam 1 (satu) daerah
kabupaten/kota.
5. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
agar air irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui
kegiatan membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
6. Dalam rangka mengikutsertakan masyarakat petani pemakai air,
P3A/GP3A/IP3A kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui
usulan dari P3A/GP3A/IP3A.
7. Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
Kabupaten/tingkat Propinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata
tanam, rencana kebutuhan air tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.
8. Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk
kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi.
Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih
rendah dari debit andalan adalah 20%).
9. Kebutuhan air irigasi merupakan air yang dibutuhkan oleh jaringan tersier,
jaringan sekunder atau jaringan primer. Dalam suatu daerah irigasi, air tidak
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum. 2007. Manual Operasi dan Pemeliharaan daerah irigasi Mrican
Kanan. Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. Surabaya.
Direktorat Irigasi dan Rawa. 2013. Standar Perencanaan Irigasi : Jilid I Bagian jaringan
irigasi. Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015
tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang
dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Jakarta
Tim Balai irigasi. 2011. Monitoring dan Evaluasi Operasi Jaringan Irigasi. Bekasi.
GLOSARIUM
5. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air
laut yang berada di darat.
6. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah.
7. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
8. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
9. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
10. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
11. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
12. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan
pelengkapnya.
13. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperoleh air irigasi.
14. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan satu kesatuan dan
mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama.
15. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian
dan keperluan lainnya.
16. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
17. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu
dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
18. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk
mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
19. Pembuangan air irigasi selanjutnya disebut drainase adalah pengaliran kelebihan
air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
20. Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut P3A adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam
suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
21. Gabungan petani pemakai air yang selanjutnya disebut GP3A adalah
kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air
irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan
beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.
22. Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut IP3A adalah
kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk
memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer,
gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.
23. Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat
daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
24. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi,
wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi
kabupaten/kota yang terkait.
25. Komisi irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi yang
terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakil pengguna jaringan
irigasi di suatu daerah irigasi lintas provinsi.
26. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
27. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
nya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun
rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian
air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau,
dan mengevaluasi.
28. Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
29. Rencana tata tanam detail yang selanjutnya disebut dengan RTTD adalah
rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu
daerah irigasi dan terperinci per petak tersier.
30. Rencana tata tanam golongan yang selanjutnya disebut RTTG adalah rencana
tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu daerah irigasi,
belum terperinci per petak tersier sehingga yang terlihat hanya total rencana luas
tanam per daerah irigasi.
31. Debit andalan adalah debit perhitungan ketersediaan air berdasarkan
probabilitas 80% terjadinya debit sungai.
32. Golongan vertikal adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal tanam)
secara bersamaan pada petak tersier dari hulu ke hilir dalam suatu saluran
sekunder dengan tenggang waktu pemberian air antar golongan, biasanya antara
10 sampai dengan 15 hari.
33. Golongan horisontal adalah cara penentuan waktu pemberian air (awal tanam)
secara bersamaan pada petak tersier yang berada di bagian hulu dari saluran
sekunder yang berlainan dan diteruskan pada periode berikutnya ke petak tersier
yang berada di bagian hilirnya dengan tenggang waktu pemberian air
antargolongan, biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
34. Golongan tersebar adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan pada petak tersier yang telah ditentukan dan tersebar
pada satu daerah irigasi dengan tenggang waktu pemberian air antargolongan,
biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
KUNCI JAWABAN
Berisi kunci jawaban dari setiap latihan dan evaluasi yang terdapat pada setiap BAB.
LAMPIRAN
MODUL OPERASI IRIGASI