Anda di halaman 1dari 143

MODUL OPERASI

MODUL 02

MODUL PELAPORAN OPERASI JARINGAN IRIGASI


MENGGUNAKAN SMOPI
PELATIHAN TEKNOLOGI SISTEM MANAJEMEN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN IRIGASI

2019

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi
Menggunakan SMOPI sebagai Materi Susbtansi dalam Pelatihan Teknologi Sistem
Manajemen Operasi Dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI). Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
Sumber Daya Air.

Modul Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI ini disusun dalam 4
(empat) bab yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup.
Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta
pelatihan dalam memahami pelaporan operasi jaringan irigasi menggunakan SMOPI.
Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif
dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Pelatihan, sehingga modul ini dapat disajikan
dengan baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan
dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang
terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.

Bandung, April 2019


Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Sumber Daya Air dan
Konstruksi

Ir. Yudha Mediawan, M.DEV.PLG

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI i


MODUL OPERASI IRIGASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................7
1.1. Latar Belakang................................................................................................ ………………7
1.2. Deskripsi Singkat............................................................................................ ………………7
1.3. PetunjukPembelajaran......................................................................................... ……………….7
1.3.1 Hasil Belajar............................................................................................................. 7
1.3.2 Indikator Hasil Belajar............................................................................................... 8
1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..............................................................………………8

BAB II UMUM................................................................................................................9
2.1 Pengertian operasi jaringan irigasi................................................................. ………………9
2.2 Kegiatan Operasi Irigasi................................................................................. ………………9
2.3 Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Irigasi............................................................ ……………….11
2.4 Bagan Alir Tahapan Kegiatan Operasi Irigasi...............................................………………17
2.5 Latihan................................................................................................... ……………..17
2.6 Rangkuman.................................................................................................. ………………17
2.7 Evaluasi........................................................................................................ ………………20

BAB III PELAPORAN OPERASI MENGGUNAKAN SMOPI.................................... 21


3.1. Manual Pemakai Untuk Mantri/Juru ......................................................... ……………...21
3.2. Manual Pemakai Untuk Ranting/Pengamat..................................................………………21
3.3. Manual Pemakai Untuk Kasie OP................................................................………………21
3.4. Latihan................................................................................................... ……………..22
3.5. Rangkuman.................................................................................................. ………………22
3.6. evaluasi......................................................................................................... ………………22

BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 23
4.1. Simpulan....................................................................................................... ………………23

4.2. Tindak Lanjut........................................................................................... 27

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 28

GLOSARIUM...............................................................................................................29

KUNCI JAWABAN......................................................................................................32

LAMPIRAN..................................................................................................................33

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI i


i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi....................................................... 17

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iv


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI ini terdiri dari dua
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Gambaran
umum Operasi jaringan Irigasi. Kegiatan ketiga membahas mengenai Pelaporan
Pelaksanaan Operasi menggunakan SMOPI.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang


berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk
memahami Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI. Setiap
kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur
tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul
ini.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi pelaporan operasi jaringan irigasi dengan
SMOPI. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca
terlebih dahulu peraturan dan pedoman Pelaksanaan Operasi Irigasi.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah


dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya brainstorming, ceramah interaktif, praktek dan tanya jawab.

Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat


Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/proyektor, Laptop, white board/
Flip Chart dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul
dan/atau bahan ajar.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


Tujuan Kurikuler Khusus

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada mata pelatihan


Pelaporan Operasi Jaringan Irigasi Menggunakan SMOPI, peserta mampu
menggunakan Teknologi Sistem Manajemen Operasi Dan Pemeliharaan Irigasi
khususnya bagian operasi irigasi.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI vi


MODUL OPERASI IRIGASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketersediaan air baik secara kualitas maupun kuantitas semakin menurun,
sementara kebutuhan semakin meningkat, akibatnya penggunaan air
diberbagai aspek kehidupan harus seefisien mungkin. Disisi lain, penggunaan
air untuk irigasi membutuhkan jumlah yang paling besar jika dibandingkan
dengan kebutuhan untuk sektor yang lain.

Berbanding terbalik dengan penggunaan air irigasi yang sangat besar, kondisi
jaringan irigasi di lapangan kinerjanya sudah mengalami penurunan yang
signifikan, dan juga banyak yang telah mengalami kerusakan, sehingga
berakibat banyak air yang hilang disaluran, dan tidak dapat dimanfaatkan
dengan optimal.

Penurunan kinerja jaringan irigasi disebabkan oleh beberapa faktor,


diantaranya adalah akibat umur bangunan, kurang optimalnya operasi dan
pemeliharaan serta kurangnya kemampuan pengelola dalam mengelola
jaringan irigasi.

Pengelolaan irigasi membutuhkan suatu teknik operasi yang baik serta


perangkat yang terkait. Pelaksanaan operasi irigasi diperlukan SDM yang
menguasai teknik tersebut.

1.2. Deskripsi Singkat


Mata pelatihan ini memfasilitasi peserta dengan pengetahuan terkait operasi
jaringan irigasi melalui pembelajaran : Gambaran umum Operasi jaringan
Irigasi; Pelaporan Perencanaan Operasi jaringan Irigasi; Pelaporan
Pelaksanaan Operasi jaringan Irigasi; monitoring dan evaluasi operasi irigasi;
metode pembelajaran : dengan cara brainstorming, ceramah interaktif, praktek
dan tanya jawab.

1.3. PetunjukPembelajaran

1.3.1 Hasil Belajar

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada mata pelatihan


operasi jaringan irigasi peserta mampu melaksanakan pengisian blangko
operasi jaringan irigasi serta monitoring dan evaluasi operasi irigasi.
1.3.2 Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat:
a) Menjelaskan Gambaran umum Operasi jaringan Irigasi.
b) Melaksanakan Pelaporan Perencanaan Operasi jaringan Irigasi
c) Melaksanakan Pelaporan Pelaksanaan Operasi jaringan Irigasi
d) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi

1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi Pokok dan Sub Materi modul ini sebagai berikut:
a) Umum
1) Pengertian Operasi Jaringan irigasi
2) Kegiatan Operasi Irigasi
3) Struktur Organisasi Pelaksana Operasi Jaringan Irigasi
4) Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Irigasi
b) Pelaporan Operasi Menggunakan SMOPI
1) Manual Pemakai Untuk Mantri/Juru
2) Manual Pemakai Untuk Ranting/Pengamat
3) Manual Pemakai Untuk Kasie OP

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

BAB II
UMU

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan Operasi
Irigasi

2.1 Pengertian operasi jaringan irigasi

Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan agar air
irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui kegiatan
membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun
sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.

2.2 Kegiatan Operasi Irigasi

Kegiatan operasi jaringan irigasi dilakukan guna mencapai tujuan operasi, yaitu:
 Air yang tersedia dapat dipergunakan atau dimanfaatkan secara efektif dan
efisien.
 Air yang tersedia dibagi secara adil dan merata
 Air yang dibagikan ke jaringan sekunder/primer atau diberikan ke petak-petak
tersier secara tepat waktu dan jumlah (sesuai dengan kebutuhan air pada
berbagai tahap pertumbuhan tanaman), serta cara pembagiannya (sesuai dengan
ketersediaan air irigasi).
 Akibat negatif yang mungkin terjadi akibat kelebihan air dapat dihindari.

Kegiatan operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi :

1. Pengumpulan data
Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia
data pendukung antara lain:

1) Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), sumber air, waduk, bendung,
saluran induk, lahan irigasi
2) Peta Daerah Irigasi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikan) dengan batas daerah
irigasi dan ploting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta
pembagian golongan.
3) Skema Jaringan Irigasi yang menggambarkan saluran induk & sekunder,

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

bangunan air & bangunan lainnya yang ada di setiap ruas panjang saluran,

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang
masing-masing dilengkapi dengan nomenkaltur
4) Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air yang dapat
menggambarkan skema petak dengan data pembagian dan pemberian air
mulai dari petak tersier, saluran sekunder, saluran induk dan
bendung/sumber air
5) Gambar Purna Konstruksi ( as built drawing)
Gambar kerja purna konstruksi untuk saluran maupun bangunan
6) Dokumen & data lain berupa
- Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan
khusus lainnya;
- Data seri dari catatan curah hujan;
- Data debit sungai;
- Data klimatologi;
2. Kalibrasi alat pengukur debit;
Untuk dapat dicapai operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian
air harus diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat
ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan
memakai rumus standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping
itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus dikalibrasi yaitu
dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan
besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum. Teknis
mengenai kalibrasi alat ukur yang lebih detail akan dijelaskan dalam modul
monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi.
3. Membuat rencana penyediaan air tahunan, pembagian ,
pemberian air tahunan, rencana tata tanam tahunan.
4. Pelaksanaan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan: membuat l
aporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);
5. Pengaturan pintu•pintu air jaringan irigasi berkaitan dengan pelaksanaan operasi
jaringan irigasi;
6. Koordinasi antar instansi terkait;
7. Monitoring dan Evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

2.3 Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Irigasi

Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi meliputi :

1. Perencanaan Operasi Irigasi


1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
Kabupaten/tingkat Propinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata
tanam, rencana kebutuhan air tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.
2) Perencanaan Tata Tanam Tahunan
Rencana tata tanam adalah rencana dan jadwal penyusunan rencana tata
tanam tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan melibatkan
peran aktif masyarakat petani. Secara aktif petani mendiskusikan komoditas
yang akan ditanam bersama dengan petani lain dalam P3A maupun dengan
kelompok P3A lainnya, sementara pemerintah bertindak dan berperan sebagai
pembimbing atau penasehat yang memberi masukan dan pertimbangan
berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin bisa dipergunakan untuk
pertanian.
Dalam penyusunan rencana tata tanam pada daerah irigasi perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
 Keinginan dan kebiasaan petani
 Kebijaksanaan pemerintah
 Kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman
 Ketersediaan air
 Iklim dan hama
 Ketersediaan tenaga kerja
 Hasil dan biaya usaha tani
Secara lengkap langkah penyusunan rencana tata tanam adalah sebagai
berikut:
 Langkah 1 Pertemuan P3A untuk menentukan usulan rencana tata tanam
yang diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak
guna air yang diberikan dengan mengisi blangko 01-O selambat-lambatnya 1
bulan sebelum MT-I.
 Langkah 2 GP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat
lengkap untuk membahas usulan Rencana Tata Tanam (RTT) di masing-
masing wilayah kerjanya.
 Langkah 3 Pengurus GP3A membawa usulan RTT tersebut ke dinas
melalui juru/pengamat yang selanjutnya direkap dalam blangko 02-O dan 03-

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

O selambat-lambatnya 1 bulan sebelum MT-I dan dievaluasi serta


dikoordinasikan dengan Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi guna
menentukan rencana tata tanam tahunan.
 Langkah 4 Komisi Irigasi kabupaten/kota atau provinsi mengkoordinaskan
usulan dari Gabungan P3A dalam rapat penentuan RTT Tahunan dalam
satu daerah irigasi (DI). Dalam penentuan RTT Tahunan tersebut agar
mepertimbangkan ketersediaan air irigasi, rencana pemeliharaan jaringan
irigasi, hama dan penyakit tanaman. Pihak penyedia sarana produksi
pertanian mengacu kepada RTT Tahunan yang ditetapkan.
 Langkah 5 RTT Tahunan meliputi rencana tanam global (RTTG) dan
rencana tata tanam detail (RTTD).
 Langkah 6 Hasil koordinasi ini disosialisasikan dalam forum GP3A yang
selanjutnya disebarluaskan kepada para P3A dan disosialisasikan kepada
para anggota P3A untuk dapat dilaksanakan di daerah masing-masing
 Langkah 7 Masing-masing P3A mensosialisasikan kesepakatan RTT
Tahunan tersebut kepada anggota P3A
Dalam penyusunan rencana tata tanam, mengingat ketersediaan air pada
sumber air tidak merata (konstan) sepanjang tahun, maka rencana tata tanam
dapat diatur dengan sistem golongan. Pengaturan jadwal waktu mulai
pengolahan tanah tiap golongan berbeda antara 10 s/d 15 hari menyesuaikan
ketersediaan debit air serta dengan pengaturan golongan beban puncak
kebutuhan air dapat ditekan sehingga mendekati debit maksimum ketersediaan
air di bendung.
3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam
Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim
tanam ke-1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-
usulan dari GP3A guna menentukan rencanan tata tanam tahunan dari setiap
daerah irigasi yang meliputi RTTG dan RTTD, RTT Tahunan ini diusulkan ke
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk ditetapkan.
4) SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam
Setelah ada kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun penetapan
melalui SK Bupati/Walikota atau Gubernur tentang Rencana Tata Tanam
Tahunan. SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan
pemberian air serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah
terbit/jadi.
5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi disusun oleh dinas
Kabupaten atau Kota atau Provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyedia air irigasi dan
pemakaian air untuk keperluan lainnya.
Rencana pembagian dan pemberian air setelah disepakati oleh Komisi Irigasi
Kab/Kota atau Provinsi ditetapkan melalui keputusan Bupati/Walikota,
Gubernur, atau Menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan
wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan.
Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi
lintas provinsi dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada
pemerintah provinsi atau pemerintah Kabupaten atau Kota disusun oleh
instansi pusat yang membidangi irigasi/sumber daya air dan disepakati
bersama dalam forum koordinasi komisi irigasi atau yang disebut dengan nama
lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Rencana Pembagian Air (RPA) disusun untuk menjadi pedoman pelaksanaan
operasi jaringan irigasi.
6) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air pada Jaringan Primer dan
Sekunder
Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian air tahunan oleh
Bupati/Walikota, Gubernur, atau Menteri maka masing-masing pengelola irigasi
tersebut menyusun rencana pembagian dan pemberian air pada jaringan
sekunder dan primer.
Perencanaan tersebut disesuaikan dengan luas areal yang telah ditetapkan
akan mendapatkan pembagian dan pemberian air dari jaringan sekunder dan
primer. Perencanaan tersebut merupakan jumlah rencana pemberian air (RPA)
di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran primer dan sekunder.
Besarnya kehilangan air ini biasanya sebesar 10 % sd. 20 % (tergantung
panjang saluran, jenis saluran, dll)
2. Pelaksanaan Operasi Irigasi
1) Laporan keadaan air dan tanaman
Laporan ini dilaksanakan oleh juru/mantri setiap 2 (dua) mingguan, sehingga
dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing wilayah
kerja juru pengairan/mantri.
2) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan
Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan
kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2
(dua) mingguan.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

3) Pencatatan Debit Saluran


Pencatatan debit saluran dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB) /
petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder,
dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan guna
mengetahui realisasi detail yang dialirkan setiap luas saluran sesuai dengan
rencana pembagian dan pemberian air.
4) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier
serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka, dapat ditetapkan pembagian air
pada jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah kebutuhan air di
petak-petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer ditambah
dengan kehilangan air sebesar 10 % sampai 20 % atau sesuai dengan kondisi
daerah tersebut.
5) Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan
Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2
kali setiap hari (pagi dan sore) oleh petugas pintu air baik yang dialirkan ke
jaringan primer ataupun yang limpas bendung. Hal ini dilakukan guna
mengetahui apakah yang tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
6) Perhitungan faktor•K atau Faktor Palawija Relatif (FPR)
Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi
kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian pemberian air irigasi
perlu dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K.
Perhitungan faktor K ini akan mempengaruhi pola pemberian air di suatu
jaringan irigasi, yaitu cara terus menerus (continous flow), dengan pola rotasi
atau giliran, maupun dengan cara pemberian air secara terputus-putus.
7) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah Irigasi
Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/cabang dinas/ranting//UPTD/korwil PSDA melaksanakan pencatatan
realisasi luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah irigasi
dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun
8) Rekap Kabupaten per Masa Tanam
Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim
tanam (MT) per kabupaten/kota. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun
sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas
tanam, dan areal terkena musibah.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

9) Rekap Provinsi
Petugas dinas propinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan rekapitulasi Pencatatan ini dilakukan setiap satu
tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana
luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.
10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru
pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan.
3. Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi
Konsep dari monitoring dan evaluasi adalah membandingkan antara rencana
dan realisasi dilapangan untuk mencari perbedaannya, kemudian dari
perbedaan itu dievaluasi dimana letak masalah sehingga terdapat perbedaan
antara rencana dan realisasi untuk dilakukan perbaikan.
Lingkup kegiatan dalam monitoring dan evaluasi adalah :
 Monitoring debit saluran.
 Monitoring kehilangan air di saluran
 Monitoring pelaksanaan rencana tanam dan realisasi tanam.
 Monitoring tingkat pertumbuhan tanaman, apakah sesuai dengan rencana
atau tidak.
Monitoring air pada waktu banjir, berapa luas lahan yang tergenang, kedalaman
genangan, dan lama genangan, hal ini dilakukan karena akan berakibat pada
tingkat produksi tanaman.
2) Kalibrasi alat ukur
Untuk dapat dicapai operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian
air harus diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat
ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan
memakai rumus standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping
itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus dikalibrasi yaitu
dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan
besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata
cara kalibrasi setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimal lima
tahun sekali.
3) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
Kegiatan evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi yang meliputi :
1. Prasarana fisik
2. Produktivitas tanaman
3. Sarana penunjang
4. Organisasi personalia
5. Dokumentasi
6. Kondisi Kelembagaan P3A / usaha tani
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk
DI dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)
Indeks kinerja sistem irigasi dengan nilai :
1. 80 – 100 : kinerja sangat baik
2. 70 – 79 : kinerja baik
3. 55 – 69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
4. < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
5. Maksimal 100, minimal 55 optimum 77,5
Penilaian kinerja jaringan irigasi tersebut menggunakan blangko indeks kinerja
jaringan irigasi. Pembobotan dilaksanakan melalui pengamatan dilapangan
serta peraturan yang menjadi acuan penilaian. Nilai tersebut merupakan total
dari kinerja satu sistem irigasi, mulai dari prasarana fisik, produktivitas tanam,
sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi serta perkumpulan
petani pemakai air (P3A).

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

2.4 Bagan Alir Tahapan Kegiatan Operasi Irigasi

Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi

2.5 Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan operasi jaringan irigasi?
2. Jelaskan secara lengkap kegiatan operasi irigasi!
3. Jelaskan lingkup kegiatan operasi irigasi!
4. Jelaskan cara pemberian air irigasi!
5. Apa fungsi dari perhitungan faktor K ?
6. Sebutkan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi ?
7. Bagaimana cara mengetahui debit yang mengalir pada saluran jika alat ukur
debit yang ada tidak dapat dipakai atau rusak ?
8. Bagaimana cara menilai kinerja jaringan irigasi !

2.6 Rangkuman
1. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
agar air irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui
kegiatan membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
2. Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
Kabupaten/tingkat Propinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata
tanam, rencana kebutuhan air tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.
3. Rencana tata tanam adalah rencana dan jadwal penyusunan rencana tata tanam
tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

masyarakat petani. Dalam penyusunan rencana tata tanam pada daerah irigasi
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Keinginan dan kebiasaan petani


 Kebijaksanaan pemerintah
 Kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman
 Ketersediaan air
 Iklim dan hama
 Ketersediaan tenaga kerja
 Hasil dan biaya usaha tani
4. Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim
tanam ke-1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-
usulan dari GP3A guna menentukan rencanan tata tanam tahunan dari setiap
daerah irigasi yang meliputi RTTG dan RTTD, RTT Tahunan ini diusulkan ke
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk ditetapkan.
5. Setelah adakesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun penetapan
melalui SK Bupati/Walikota atau Gubernur tentang Rencana Tata Tanam
Tahunan. SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan
pemberian air serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah
terbit/jadi.
6. Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi disusun oleh dinas
Kabupaten atau Kota atau Provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyedia air irigasi dan
pemakaian air untuk keperluan lainnya. Rencana pembagian air (RPA) disusun
untuk menjadi pedoman pelaksanaan operasi jaringan irigasi. Tata cara
pembuatan RPA adalah sebagai berikut:

 Menghitung potensial air (debit air) yang tersedia


 Memperhatikan RTTG tahunan
 Mengevaluasi alokasi air yang ditetapkan
 Menetapkan perkiraan kehilangan air
 Menetapkan pembagian air dengan sistem :
- Pemberian air menerus
- Pemberian air giliran
 Menetapkan sistem giliran
7. Pengelola irigasi tersebut menyusun rencana pembagian dan pemberian air
pada jaringan sekunder dan primer. Perencanaan tersebut disesuaikan dengan
luas areal yang telah ditetapkan akan mendapatkan pembagian dan
pemberian air
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL OPERASI IRIGASI

dari jaringan sekunder dan primer. Perencanaan tersebut merupakan jumlah


rencana pemberian air (RPA) di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran
primer dan sekunder.
8. Berdasarkan laporan yang dilaksanakan oleh juru/mantri setiap 2 (dua)
mingguan dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing
wilayah kerja juru pengairan/mantri
9. Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan
kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2
(dua) mingguan.
10. Pencatatan debit saluran dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB) /
petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder,
dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan guna
mengetahui realisasi detail yang dialirkan setiap luas saluran sesuai dengan
rencana pembagian dan pemberian air.
11. Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta
kebutuhan air di pintu pengambilan maka, dapat ditetapkan pembagian air pada
jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah kebutuhan air di petak-
petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan
kehilangan air sebesar 10 % sampai 20 % atau sesuai dengan kondisi daerah
tersebut.
12. Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2
kali setiap hari (pagi dan sore) oleh petugas pintu air baik yang dialirkan ke
jaringan primer ataupun yang limpas bendung. Hal ini dilakukan guna
mengetahui apakah yang tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
13. Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi
kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian pemberian air irigasi
perlu dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K. Pemberian terus
menerus/proporsional bisa diberikan pada K ≥ 1 atau K < 1 sedangkan pola
rotasi dan giliran hanya diberikan pada K < 1.
14. Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/cabang dinas/ranting/UPTD/korwil PSDA melaksanakan pencatatan
realisasi luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah irigasi
dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun.
15. Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim
tanam (MT) per kabupaten/kota.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

16. Petugas dinas propinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan rekapitulasi.

2.7 Evaluasi
1. Apa fungsi dari perhitungan faktor K ?
2. Sebutkan lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi operasi jaringan irigasi ?
3. Bagaimana cara mengetahui debit yang mengalir pada saluran jika alat ukur
debit yang ada tidak dapat dipakai atau rusak ?
4. Bagaimana cara menilai kinerja jaringan irigasi !

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

BAB III
PELAPORAN OPERASI MENGGUNAKAN SMOPI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan Pelaporan
Operasi Menggunakan SMOPI

3.1. Manual Pemakai Untuk Mantri/Juru

3.2. Manual Pemakai Untuk Ranting/Pengamat

3.3. Manual Pemakai Untuk Kasie OP

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


SMOI Versi
6.0

Manual Pemakai:
MANTRI / JURU & Petugas BENDUNG

Manual Pemakai – hlm.1


SMOI Versi
6.0

Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

1. Blangko-01

1.1 Login
Untuk entri Blangko lakukan login terlebih dahulu. Nama pemakai (username) dan kata
sandi (password ) dapat ditanyakan kepada Administrator.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:

Tanggal yang ada di bawah kotak Log


Masuk defaultnya tanggal saat ini.
6.0
Klik tombol “SMOI” untuk login.
Misalkan login salah satu mantri (yaitu mantri1,
dimana ini adalah mantri Bojongpicung).

Manual Pemakai – hlm.2


SMOI Versi
6.0

1.2 Menu Utama Blangko-01, 04, dan 06

Tampilan setelah Login, tampilan jika menggunakan smartphone atau Tablet:

6.0

Untuk keluar dari aplikasi klik “Log-Keluar”

Untuk mengganti password (kata sandi)


klik “Ganti Kata Sandi”.

Dari tampilan ini kita bisa memilih Blangko-


01, Blangko-04, dan Blangko-06

Untuk menampilkan menu pulldown klik


Menu “Entri/Ubah Data IP3A/GP3A”
muncul setelah Daerah Irigasi dipilih.

tab

Jika menggunakan PC, tampilannya adalah sebagai berikut:

Menu “Entri/Ubah Data IP3A/GP3A”


muncul setelah Daerah Irigasi dipilih.

tab

Manual Pemakai – hlm.3


SMOI Versi
6.0

Klik tombol B01, B04, dan B06 untuk membuat data atau mengedit data Blangko-01,
Blangko- 04, Blangko-06, namun isi pilihan berikut sebelum klik tombol tersebut:
 Pilih tahun musim tanam, misalkan 2017/2018
 Pilih daerah Irigasi, misal CIHEA
 Pilih bulan dan tahun pelaporan, misal: Agustus 2018
 Pilih IP3A/GP3A, misalkan: Karyabakti

1.3 Menu Edit Blangko-01

Tampilan yang muncul, setelah pilh tab B01 dan klik tombol B01:

Ini contoh tampilan yang sudah diisi. Klik tombol “Simpan” untuk menyimpan data baru
maupun hasil edit.
3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):

Manual Pemakai – hlm.4


SMOI Versi
6.0

1.4 Menu Lihat/Edit/Hapus Blangko-01

Untuk melihat/edit/hapus klik , akan muncul tampilan berikut:

Klik edit atau klik hapus pada baris data


5.0 yang diinginkan untuk di-edit atau dihapus.

Aturan penghapusan:
Data Blangko-01 tidak bisa dihapus
jika Blangko-03 sudah diproses.

Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 1.3 di atas.

Misal akan menghapus Karyabakti.


Karena data pada tahun musim tanam ini sudah diproses pada Blangko-03, maka
akan muncul:

Manual Pemakai – hlm.5


SMOI Versi
6.0

2. Blangko-04

2.1 Menu Utama Blangko-01, 04, dan 06

Untuk entri Blangko-04, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada
subbab 1.1

6.0

tab

Untuk memilih Blangko-04, pilih tab

B04. Lalu pilih MT-nya: MT1, MT2,

atau MT3 Kemudian klik periodanya.

Manual Pemakai – hlm.6


SMOI Versi
6.0

2.2 Menu Edit Blangko-04


Tampilan yang muncul:

Manual Pemakai – hlm.7


SMOI Versi
6.0

Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):

2.3 Menu Lihat/Edit/Hapus Blangko-04

Untuk melihat/edit/hapus klik , akan muncul tampilan berikut:

5.0
Klik edit atau klik hapus pada baris
data yang diinginkan untuk di-edit
atau dihapus.

Aturan penghapusan:
Data Blangko-04 tidak bisa dihapus
jika Blangko-05 sudah diproses.

Jika klik edit, maka akan tampil


sesuai dengan subbab 2.2 di atas.

Manual Pemakai – hlm.8


SMOI Versi
6.0

3. Blangko-06

3.1 Menu Utama Blangko-01, 04, dan 06

Untuk entri Blangko-06, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada
subbab 1.1

6.0

tab

Untuk memilih Blangko-06, pilih tab

B06. Kemudian klik periodanya.

3.2 Menu Edit & Hapus Blangko-06

Tampilan entrian Blangko-06:

Klik “Simpan” untuk menyimpan

Manual Pemakai – hlm.9


SMOI Versi
6.0

Klik “Hapus” untuk menghapus data yang ditampilkan.


Aturan penghapusan:
Data Blangko-06 tidak bisa dihapus jika Blangko-07 sudah diproses.

3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit (disable):

3.3 Menu Lihat/Edit Blangko-06

Untuk melihat/edit klik , akan muncul tampilan berikut:

5.0

Klik edit pada baris data yang diinginkan untuk di-edit atau dihapus.

Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 3.2 di

atas.

Manual Pemakai –
hlm.10
SMOI Versi
6.0

4. Entri/Ubah data IP3A/GP3A

Fasilitas ini ada di menu bar dari tampilan utama.


Klik menu ini untuk entri/ubah/hapus data IP3A/GP3A.

Jumlah IP3A/GP3A maksimal adalah 15.


Ketikkan langsung pada baris baru untuk
menambah, atau edit IP3A/GP3A yang sudah
ada.

Klik “Simpan” untuk menyimpan.

Icon disebelah kanan untuk


menghapus IP3A/GP3A.

Untuk kembali ke layar utama:


Tekan kembali (escape) pada smartphone atau Tab

5. Ganti Kata Sandi

Fasilitas ini ada di menu bar dari tampilan


utama. Klik menu ini untuk ubah password:

Masukkan kata sandi saat ini (kata sandi


lama), lalu masukkan kata sandi yang baru
(dua kali sebagai konfirmasi)

Manual Pemakai –
hlm.11
SMOI Versi
6.0

6. Blangko-08

Untuk entri Blangko-08, lakukan login terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan pada subbab 1.1

6.0 Untuk mengentri Blangko-08, dilakukan oleh


petugas bendung, tampilan setelah login:

Pilih tahun musim tanam, bulan/tahun misalnya.

Kemudian pilih periodanya dengan mengklik tombol 1,


2, 3, 4, yaitu yang menyatakan menyatakan perioda ke-
1 sampai ke-4 pada bulan yang dipilih.

6.1 Menu Edit Blangko-08

Tampilan entrian Blangko-08 di bawah ini. Jika sudah diisi, klik “Simpan”.

Manual Pemakai –
hlm.12
SMOI Versi
6.0

3.0 Jika blangko sudah diverifikasi oleh Ranting, maka blangko ini tidak bisa diedit
(disable):

6.2 Menu Lihat/Edit/Hapus Blangko-08

Untuk melihat/edit klik , akan muncul tampilan berikut:

5.0
Klik edit atau klik hapus
pada baris data yang
diinginkan untuk di-edit
atau dihapus.

Aturan penghapusan:
Data Blangko-08 tidak
bisa dihapus jika
Blangko- 09 sudah
diproses.

Jika klik edit, maka akan tampil sesuai dengan subbab 6.1 di atas.

Manual Pemakai –
hlm.13
SMOI Versi
6.0

Manual Pemakai:

RANTING / PENGAMAT

Manual Pemakai –
hlm.14
SMOI Versi
6.0

Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.

Tampilan layar login adalah sebagai berikut:

6.0

Klik tombol “SMOI” untuk login.


Tanggal yang ada di bawah kotak Log Masuk defaultnya tanggal saat ini.

Tanggal ini berhubungan dengan:


 Laporan yang dicetak (akan tercantum tanggal ini)
 Pengaturan yang berhubungan dengan TMT (terhitung mulai tanggal), seperti
pengaturan perioda laporan.
Misalnya user ranting1 adalah staf irigasi yang bertugas di Jawa Barat, maka perioda yang
tampil akan sesuai dengan perioda pelaporan yang berlaku saat ini (misal saat ini Jawa
Barat menggunakan pola perioda 4 kali per bulan).
 Namun jika 3 tahun lalu Jawa Barat menganut pola perioda 2 kali per bulan, maka jika
tanggal tersebut di-set menjadi tanggal 3 tahun yang lalu, maka perioda yang muncul
adalah 2 kali per bulan.

Manual Pemakai –
hlm.15
SMOI Versi
6.0

Misalkan login salah satu Ranting (yaitu


ranting1). Tampilan setelah Login:

Untuk keluar dari aplikasi klik “Log-Keluar”


Untuk mengganti password (kata sandi) klik “Ganti Kata Sandi”.

Untuk menjalankan fungsi utama dari menu ranting:


 Pilih Daerah Irigasi staf ini (seorang staf ranting bisa bertugas di beberapa Daerah Irigasi).
 Pilih musim tanam.
 Klik tombol “Daftar Menu” atau menu “Utama Ranting”.

1. Menu Utama Ranting

Berikut adalah tampilan daftar menu untuk staf ranting:

6.0

Manual Pemakai –
hlm.16
SMOI Versi
6.0

Pada menu ranting akan muncul tombol untuk mengakses (melihat dan membuat) Blangko-
blangko yang sesuai dengan kewenangan ranting (tombol-tombol sebelah bawah).
Jika belum semua tombol muncul, ini disebabkan terkait dengan opsi yang belum dipilih.
Opsi ini adalah: parameter sebelah kiri yang harus dipilih, dan ini tergantung Blangko
apa. Untuk mengetahui parameter yang harus dipilih terkait blangko apa, bisa dilihat
pada tabel yang di tengah (yang dicek berarti harus dipilih).

Misal untuk melihat Blangko-01 harus dipilih mantri mana dan IPA3A/GP3A apa, misal
untuk data yang dientri oleh user mantri1 (yaitu Bojongpicung), dan IPA3A/GP3A
Sukatani.
Lalu klik tombol “Blangko-01”.

Terkait dengan link pada menu bar:


 Untuk mengisi/tambah/edit/hapus Mantri klik “Entri/Ubah data Mantri”
 Untuk entri dan ubah saluran dan bangunan klik “Saluran & Bangunan”
 Untuk mengatur mantri siapa berwenang terhadap bangunan mana,
klik “Kewenangan Bangunan Mantri”
 Ceklis Laporan: untuk melihat daftar laporan yang sudah dibuat para mantri
 Log-keluar: untuk keluar dari aplikasi

Menu bar tersebut akan dibahas pada sub-bab khusus, setelah menjelaskan
penggunaan tombol setiap Blangko.

2. Blangko-01

Untuk menampilkan data Blangko-01, pastikan sudah memilih parameter yang ada di
sebelah kiri (sesuai dengan petunjuk pada tabel petunjuk yang di tengah), misalkan:

Parameter yang harus dipilih


untuk Blangko-01 (B01):
Mantri dan IP3A/GP3A

Tombol Blangko-01 muncul


setelah parameter dipilih

Manual Pemakai –
hlm.17
SMOI Versi
6.0

Tampilan blangko-01 untuk IPA3A/GP3A Sukatani:

Sebelum dicetak, isi dahulu nama Ketua IP3A/GP3A , lalu klik “Simpan” dan klik “Cetak PDF”:

Manual Pemakai –
hlm.18
SMOI Versi
6.0

Contoh tampilan PDF, yang siap cetak:

3.0 Verifikasi Blangko-01

Untuk memverikasi Blangko-01, klik checkbox “Verifikasi IP3A/GP3A” yang ada di bawah form.

Saat klik “Simpan” akan menyimpan status verifikasi ini.


Saat Blangko sudah diverifikasi, maka mantri tidak bisa mengubah entrian blangko ini (lihat
efeknya pada Manual Pemakai untuk yang Mantri).

Manual Pemakai –
hlm.19
SMOI Versi
6.0

3. Blangko-02

Untuk menampilkan rekap Blangko-01 yaitu Blangko-02, klik tombol “Blangko-02”.


Tampilannya:

Data di atas adalah hasil rekap dari semua Blangko-01 pada seluruh cakupan mantri yang
adalah di bawah ranting yang bersangkutan.
Hasil rekap ini otomatis langsung disimpan pada tabel rekap.
Untuk mencetak, klik “Cetak PDF (P)” untuk mencetak dengan orientasi portrait, atau klik
“Cetak PDF (L)” untuk cetak landscape.

3.0 Verifikasi Blangko-02

Untuk memverikasi Blangko-02, klik checkbox “Verifikasi Ranting . . .” yang ada di bawah form.

Saat klik “Simpan” akan menyimpan status verifikasi ini.


Saat Blangko sudah diverifikasi, maka mantri tidak bisa mengubah entrian blangko ini (lihat
efeknya pada Manual Pemakai untuk yang Mantri).

Manual Pemakai –
hlm.20
SMOI Versi
6.0

4. Blangko-04

Untuk melihat hasil entri Blangko-04, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu
klik “Blangko-04”.

Tampilannya:

Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.


Klik “Simpan” untuk menyimpan entrian dan perubahan yang dilakukan.

Manual Pemakai –
hlm.21
SMOI Versi
6.0

3.0 Verifikasi Blangko-04

Untuk memverikasi Blangko-04, klik checkbox “Verifikasi Mantri . . .” yang ada di bawah form.

Saat klik “Simpan” akan menyimpan status verifikasi ini.


Saat Blangko sudah diverifikasi, maka mantri tidak bisa mengubah entrian blangko ini (lihat
efeknya pada Manual Pemakai untuk yang Mantri).

Manual Pemakai –
hlm.22
SMOI Versi
6.0

5. Blangko-05

Untuk membuat Blangko-05, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-
05”. Ada perbedaan tampilan untuk perioda 10 harian dan yang non-10 harian (7 dan 15
harian).

3.0 5.1 Blangko-05 Perioda 10 Harian

Untuk perioda pengambilan air 10 harian akan langsung menampilkan Blangko-05, berikut ini:

Catatan:
Butir nomor 8 (Kebutuhan air di pintu tersier) sudah terisi karena data ini sudah pernah
disimpan. Jika masih baru, maka saat Faktor Tersier sudah diisi maka harus klik “Simpan”
terlebih dahulu, lalu Browser di-refresh agar program menghitung dan menampilkan
“Kebutuhan air di pintu tersier “ tersebut.

Manual Pemakai –
hlm.23
SMOI Versi
6.0

Bagian pelaksana kegiatan diisi jika ada.

Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

Klik “Hapus” untuk menghapus data yang tampil ini.


Mantri tidak bisa menghapus data Blangko-04 yang dientri jika Blangko-05 ini sudah

diproses. Contoh tampilan saat klik “Cetak PDF”:

Manual Pemakai –
hlm.24
SMOI Versi
6.0

3.0 5.2 Blangko-05 Perioda 7 Harian

Untuk perioda pengambilan air 7 dan 15 harian tidak akan langsung menampilkan Blangko-
05, namun ada form yang terlebih dahulu harus diisi, seperti berikut ini:

Nilai default untuk


penyiapan lahan (T dan
S)

Pilih palawija yang ada


dan ½ bulan keberapa,
misal buncis ke-1,
Pilih Standar jagung ke-3:
Padi yang
digunakan

Parameter untuk Tebu,


dengan nilai-nilai defaultnya

Khusus untuk palawija, karena parameter yang dibutukan pada Blangko-05 adalah:
Palawija:
1) yang memerlukan sedikit air, dan
2) yang memerlukan banyak air
maka semua palawija yang dipilih untuk kedua kelompok tersebut, masing-masing
akan diambil nilai koefisien yang paling besar.

Berikut adalah hasil perhitungan dan pencarian pada tabel referensi setelah memilih
parameter pada form di atas (tertulis di bawah Blangko-05):

Parameter Satuan Kebutuhan Air Perioda 7 harian


Tanggal AWS: 01-04-2014 s.d 07-04-2014

ETo rata2 = 3.36


Eo = 3.696
Re80 = 1.654
Re50 = 2.299
Perkolasi = 5
PL = 13.3

ETc padi (koef: 1.10) = 3.696


ETc tebu semai (koef: 0.60) = 2.016
ETc tebu muda (koef: 0.85) = 2.856
ETc tebu tua (koef: 0.85) = 2.856
ETc palawija dikit air (koef: 0.50) = 1.68
ETc palawija banyak air (koef: 0.50)= 1.68
Ada penggantian lapisan air, WLR=3.300
NFR padi olah tanah = 2.354
NFR padi ada ganti lapisan air = 1.197
NFR padi tanpa ganti lapisan air = 0.815
NFR tebu persemaian = 0.546
NFR tebu muda = 0.643
NFR tebu tua = 0.643
NFR palawija sedikit air = 0.507
NFR palawija banyak air = 0.507

Manual Pemakai –
hlm.25
SMOI Versi
6.0

Sedangkan Blangko-05 akan tampil sebagai berikut:

Catatan:
Faktor tersier (butir 7) dan Kerusakan Tanaman (butir 9) bisa diedit/diisi, misal
sebagai berikut:

Untuk mendapatkan hasilnya, klik “Simpan”, hasilnya setelah di-Refresh:

Manual Pemakai –
hlm.26
SMOI Versi
6.0

Untuk mencetak, klik tombol “Tampilan Laporan”), lalu klik tombol “Cetak PDF A4”
atau “Cetak PDF A3” (untuk yang jumlah mantrinya banyak, sehingga melebar ke
kanan):

3.0 5.3 Parameter Referensi untuk Blangko-05

Ada beberapa data referensi yang digunakan pada Blangko-05, yaitu:

Nama parameter Sumber tabel Modul untuk edit/updatenya


LPR r_acuan Menu “Referensi Parameter Blangko” akun Admin
FPR r_daerahirigasi Menu “Data Master/Ref.” Aplikasi SPDI akun Admin
Perkolasi r_daerahirigasi Menu “Data Master/Ref.” Aplikasi SPDI akun Admin
Persiapan Lahan r_siaplahan Menu “Tabel Persiapan Lahan” akun Admin
Datadari AWS: nama database Menu “Nama Database AWS” akun Admin
 ETo AWS ditentukan di
 Curah hujan r_acuanch1
Koef.padi r_koefpadi Menu “Tabel Koefisien Padi” akun Admin
Koef.tebu r_koeftebu Menu “Tabel Koefisien Tebu” akun Admin
Koef.palawija r_koefpala Menu “Tabel Koefisien Palawija” akun Admin
WLR r_acuan Menu “Referensi Parameter Blangko” akun Admin
Semua parameter r_acuan Menu “Referensi Blangko-05” akun Kasi.O.Irigasi (semua
parameter Blangko-05 untuk daerah yang
tidak menggunakan AWS)
Catatan: Penjelasan lebih lanjut lihat Manual Pemakai Administrator Sistem dan Kasi.O.Irigasi

Manual Pemakai –
hlm.27
SMOI Versi
6.0

6. Blangko-06

6.1 Update Data Saluran dan Bangunan

Berikut contoh daftar bangunan yang muncul di tampilan entri Blangko-06 dari Mantri Cianjur:
5.0

Sebelum proses input data Blangko-06 oleh Mantri (seperti yang ditunjukkan pada form
entri di atas), ada beberapa langkah yang harus disiapkan dahulu oleh Rantingnya,
yaitu:

1) Entri nama dan parameter saluran dan bangunan pada daerah irigasi kewenangannya
2) Penyiapan daftar bangunan sesuai kewenangan masing-masing mantri, untuk
nantinya diisi debitnya pada Blangko-06

Kedua hal di atas modulnya terdapat di menu ranting, merupakan link yang ada di
bawah menu utama:
Untuk entri saluran dan
bangunan
6.0

Manual Pemakai –
hlm.28
SMOI Versi
6.0

Jika diklik akan tampil berikut ini:

Klik Nama Saluran untuk


tambah/edit/hapus bangunan

Klik kode untuk edit saluran

Klik Jenis
untuk edit
bangunan
pengambilan

Klik untuk hapus


Baris untuk saluran
menambah saluran

Bangunan pengambilan (kolom 5) harus diisi untuk saluran primer.


Saluran induk (kolom 7) harus diisi untuk saluran sekunder.

Manual Pemakai –
hlm.29
SMOI Versi
6.0

a) Edit Saluran

Jika kita klik Kode (edit saluran), tampilannya:

6.0

Bangunan pengambilan harus


diisi untuk saluran primer

Tampil peta: menampilkan posisi saluran pada peta


Ubah koordinat: untuk menandai posisi pada peta

Klik “Ubah koordinat”: untuk menandai posisi saluran pada peta (baru atau edit/mengubah).
Jika sudah pernah ditandai, maka dapat dilihat dengan mengklik “Tampil peta”.

Klik “Ubah koordinat”, lakukan


zoom dan panning (geser
peta) untuk mencari lokasi
yang tepat

Klik posisi untuk


“menandai”, kemudian
klik Simpan

Tampilan saat klik “Tampil peta”

Manual Pemakai –
hlm.30
SMOI Versi
6.0

b) Edit Bangunan

Jika kita klik Nama Saluran (edit bangunan), tampilannya:


6.0

Untuk kembali ke daftar saluran

Pilih rentang tanggal berlaku bangunan (TMT)

Klik Nama Bangunan untuk edit


bangunan

Untuk menghapus bangunan

Baris untuk menambah bangunan baru:


Tentukan nomor urut
Terhitung mulai tanggal (TMT)
Jenis bangunan
Dimensi
Bangunan induknya

Jika kita klik Nama Bangunan (edit bangunan), tampilannya:

Tampil peta: menampilkan posisi bangunan pada peta


Ubah koordinat: untuk menandai posisi pada peta

Manual Pemakai –
hlm.31
SMOI Versi
6.0

6.0
Klik “Ubah koordinat”, lakukan
zoom dan panning (geser peta)
untuk mencari lokasi yang
tepat. Jika perlu, pilih mode
Satelite

Klik posisi untuk


“menandai”, kemudian
klik Simpan

Tampilan saat klik


“Tampil peta”

c) Edit Jenis Bangunan Pengambilan

Untuk mengedit Bangunan Pengambilan, klik Jenis (hanya jika berisi Primer), tampilannya:

Manual Pemakai –
hlm.32
SMOI Versi
6.0

6.0 6.2 Atur Kewenangan Bangunan

Setelah entri nama dan parameter saluran dan bangunan, yang kedua yang harus
dilakukan Ranting adalah:
Penyiapan daftar bangunan sesuai kewenangan masing-masing mantri, untuk nantinya diisi
debitnya pada Blangko-06

Seperti halnya yang pertama, modulnya terdapat di menu ranting, merupakan link yang ada
di bawah menu utama:

Untuk mengatur
bangunan sesuai
kewenangan
mantri
Jika diklik akan tampil berikut ini:

Pilih mantri yang akan


diatur/ditentukan bangunannya

Tampilan berikutnya (jika belum pernah diisi):

Panel kiri:
Daftar bangunan pada saluran di daerah irigasi ini

Panel kanan:
Daftar bangunan wewenang
Mantri yang dipilih

Panel kiri adalah daftar bangunan tersier yang ada di Daerah Irigasi dari petugas ranting ini,
yang sudah dientri dari menu sebelumnya (saluran dan bangunan).

Manual Pemakai –
hlm.33
SMOI Versi
6.0

Panel kanan adalah bangunan yang akan ditentukan sebagai kewenangan dari mantri yang
dipilih.

Cara memilihnya bisa dengan salah satu berikut ini:


 Klik nama bangunannya (satu persatu)
 Klik tanda “” atau “”

(semuanya) Setelah selesai, klik simpan.

Tampilan jika sudah pernah diisi (edit):

Yang perlu diperhatikan:


1. Lakukan pemindahan dari panel kiri ke kanan sesuai dengan uturan yang
diinginkan, karena urutan ini yang kan dijadikan patokan saat tampil di
Blangko-06.
2. Jika ukuran browser terlalu kecil, kedua panel akan ditampilkan atas-bawah:

Jika browser lebarnya terlalu


kecil, maka kedua panel
ditampilkan atas-bawah (panel
kiri menjadi atas, panel kanan
bawahnya).

Jika ingin ditampilkan posisi


kiri- kanan, maka lebarkan
browsernya

Manual Pemakai –
hlm.34
SMOI Versi
6.0

5.0
6.3 Menampilan Laporan Blangko-06

Untuk melihat hasil entri, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-06”:

Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

6.4 Verifikasi Blangko-06


3.0
Untuk memverikasi Blangko-06, klik checkbox “Verifikasi Mantri . . .” yang ada di bawah form.

Saat klik “Simpan” akan menyimpan status verifikasi ini.


Saat Blangko sudah diverifikasi, maka mantri tidak bisa mengubah entrian blangko ini (lihat
efeknya pada Manual Pemakai untuk yang Mantri).

Manual Pemakai –
hlm.35
SMOI Versi
6.0

7. Blangko-07

Untuk membuat Blangko-07, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-07”.

Catatan:
Pilih perioda setelah perioda yang ada data Blangko-06nya

Nilai K harus dihitung melalui Blangko-09, sehingga kolom ke-11 dan 12 masih

kosong. Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

Mantri tidak bisa menghapus data Blangko-06 yang dientri jika Blangko-07 ini sudah diproses.

Manual Pemakai –
hlm.36
SMOI Versi
6.0

8. Blangko-08

Untuk melihat hasil entri, pilih parameter sesuai yang dibutuhkan, lalu klik “Blangko-08”.
Tampilannya:

Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

3.0 Verifikasi Blangko-08

Untuk memverikasi Blangko-06, klik checkbox “Verifikasi Petugas Bendung . . .” yang ada di
bawah form.

Saat klik “Simpan” akan menyimpan status verifikasi ini.


Saat Blangko sudah diverifikasi, maka mantri tidak bisa mengubah entrian blangko ini (lihat
efeknya pada Manual Pemakai untuk yang Mantri/Bendung).

Manual Pemakai –
hlm.37
SMOI Versi
6.0

9. Blangko-09

Untuk menganalisis Blangko-09, pilih parameter sesuai kebutuhkan, lalu klik “Blangko-09”.
Tampilannya:

5.0

Semula hanya ada 2 pilihan,


untuk versi 3.0 dst menjadi ada
3 pilihan: Data yang ketiga 
diambil rata- rata 5 hari terakhir
dari Blangko 08. Nanti tetap
ambil terkecil di di antara ketiga
data ini.

Ada 2 nilai K yang bisa


dipilih

Catatan:
Jika Nilai K ada 3 pilihan, klik radio buttonnya lalu klik “Simpan”.
Setelah tahap ini, maka kita bisa kembali melihat Blangko-07, karena nilai K sudah

didapat. Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

Manual Pemakai –
hlm.38
SMOI Versi
6.0

10. Blangko-07 (setelah ada nilai K)

Berikut ini adalah tampilan Blangko-07 (nilai K sudah ditampillkan)

[K=1.00]

Catatan:
Jika kolom 12 masih kosong, maka klik “Simpan” agar kolom tersebut dihitung
menggunakan nilai K yang ada.

Klik “Cetak PDF” untuk mencetak.

Manual Pemakai –
hlm.39
SMOI Versi
6.0

11. Blangko-10

Untuk menampilkan Blangko-10, perhatikan rentang tahun yang dipilih.


Tampilannya:

Pilihan yang ada:


Simpan: Menyimpan semua data rekap yang ada (termasuk data yang
dientri) Cetak PDF: Format cetakan Blangko-10
Link Kurva K: Menampilkan kurva K

Manual Pemakai –
hlm.40
SMOI Versi
6.0

11.1Tampilan Laporan (PDF)

11.2Ekspor CSV (ke tabel Excel)

Setelah diklik akan muncul komentar:

--- proses selesai --

Untuk menyalin hasil proses, klik Blangko-10 lalu klik kanan dan pilih Save Page As atau Simpan sebagai...

Silakan ikuti perintah di atas, maka file yang dihasilkan bisa dapat dibuka menggunakan Excel.

Manual Pemakai –
hlm.41
SMOI Versi
6.0

Tampilan saat klik Blangko-10, lalukan klik kanan dan pilih Simpan:

Saat dibuka menggunakan Excel:

Manual Pemakai –
hlm.42
SMOI Versi
6.0

11.3Menampilkan Kurva K

Link untuk menampilkan kurva K ada di header kolom “Faktor K rata-rata”:

Saat diklik, tampilannya misalnya sebagai berikut:

Ada perubahan penggunaan parameter untuk menghitung faktor K, yaitu yang semula
3.0 menggunakan kolom 14, 20, dan 21 menjadi menggunakan kolom 13, 20, 21

Manual Pemakai –
hlm.43
SMOI Versi
6.0

12. Entri/Ubah data Mantri

Klik menu ini untuk entri/ubah/hapus data mantri.


Klik “Simpan” untuk menyimpan.
Kode = 2 dijit, buat saja terurut. Sekali sudah dibuat dan Mantri tersebut sudah
mengisi blangko, maka Mantri tersebut tidak bisa dihapus. Namun pegawai/staf yang
bersangkutan bisa diganti/mutasi dengan pegawai/staf yang lain (tanpa mengubah
Kodenya).

3.1

Untuk
menghapus

Untuk nampilkan
daftar staf

Klik untuk memilih

Manual Pemakai –
hlm.44
SMOI Versi
6.0

13. Pemantauan Entrian Blangko

Menu digunakan untuk memantau laporan atau blangko yang sudah dientri oleh mantri dan
petugas bendung. Sehingga melalui fitur ini, atasannya yaitu Ranting bisa mengetahui
blangko yang belum diinput ke aplikasi SMOI.
Menu ini ada di batang menu Ranting, yaitu “Ceklis Laporan”:

Setelah diklik, akan tampil seperti berikut:

Tanda contreng () menyatakan data yang sudah dientri.


P1/2/3/4 menyakan periodanya (bisa berbeda untuk propinsi tertentu).

Daftar ceklis ini tetap sesuai dengan musim tanam dan daerah irigasi yang dipilih. Jika ingin
melihat ceklis laporan untuk daerah irigasi yang masih menjadi kewenangan ranting yang
bersangkutan, maka harus kembali ke menu utama, lalu memilih daerah irigasi yang
dikehendaki. Demikian juga untuk musim tanam yang lain.

Manual Pemakai –
hlm.45
SMOI Versi
6.0

14. Ganti Kata Sandi

Klik menu pada layar utama untuk ubah password:

Masukkan kata sandi saat ini (kata sandi lama), lalu masukkan kata sandi yang baru (dua
kali sebagai konfirmasi)

Manual Pemakai –
hlm.46
SMOI Versi
6.0

Manual Pemakai:

Kasi O.IRIGASI Kabupaten

Manual Pemakai –
hlm.47
SMOI Versi
6.0

Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:

Klik tombol “SMOI” untuk login.


5.0
Tanggal yang ada di bawah kotak Log Masuk
defaultnya tanggal saat ini.

Tanggal ini berhubungan dengan:


 Laporan yang dicetak (akan tercantum
tanggal ini)

Tampilan setelah Login:

Untuk keluar dari aplikasi


klik “Log-Keluar”

Pilihan untuk update


blangko menyangkut:
 Blangko-03
 Blangko-11

Manual Pemakai –
hlm.48
SMOI Versi
6.0

1. Blangko-03

Pada tampilan di atas, sebelum mengklik tombol “Blangko-03”, harus memilih musim tanam
dan daerah Irigasi dahulu.

Daerah irigasi yang bisa dipilih hanya daerah irigasi dari pejabat yang Login yaitu user
kasioi1 (dalam contoh ini: Teguh Pribadi), yaitu di bawah kabupaten Cianjur.

Misalnya dipilih untuk daerah Irigasi Cihea:

Klik “Simpan” untuk menyimpan hasil entri Keputusan.


Klik “Hapus” untuk menghapus data yang ditampilkan tersebut.

Setelah data keputusan komisi irigasi ini disimpan, maka bisa dilihat format
laporannya dengan mengklik tombol “Cetak PDF”:

Catatan:
Data Blangko-01 tidak bisa dihapus oleh Mantri jika data tersebut sudah diproses
pada Blangko-03 ini.

Manual Pemakai –
hlm.49
SMOI Versi
6.0

2. Blangko-11

Untuk menampilkan Blangko-11, klik tombol Blangko-11, tampilannya adalah sebagai berikut:

Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka pilihlah cetak dengan
ukuran A3. Contoh:

Manual Pemakai –
hlm.50
SMOI Versi
6.0

3. Entri/Ubah data Ranting

Untuk menambah/edit/hapus data Ranting, klik menu ini, lalu pilih daerah irigasi
dahulu. Klik “Simpan” untuk menyimpan.
Kode = 2 dijit, buat saja terurut. Sekali sudah dibuat dan Ranting tersebut sudah
mengisi blangko, maka Ranting tersebut tidak bisa dihapus. Namun pegawai/staf yang
bersangkutan bisa diganti/mutasi dengan pegawai/staf yang lain (tanpa mengubah
Kodenya).

Untuk
menghapus

Untuk nampilkan
daftar staf

Klik untuk memilih

Manual Pemakai –
hlm.51
SMOI Versi
6.0

4. Referensi Blangko-05

Ini adalah isi parameter untuk daerah yang tidak menggunakan AWS:

5. Ganti Kata Sandi

Masukkan kata sandi saat ini (kata sandi lama), lalu masukkan kata sandi yang baru (dua
kali sebagai konfirmasi)

Manual Pemakai –
hlm.52
SMOI Versi
6.0

Manual Pemakai:

Kasi OP. UPTD Provinsi / Balai WS

Manual Pemakai –
hlm.53
SMOI Versi
6.0

Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:

Klik tombol “SMOI” untuk login.


5.0
Tanggal yang ada di bawah kotak Log Masuk
defaultnya tanggal saat ini.

Tanggal ini berhubungan dengan:


 Laporan yang dicetak (akan tercantum
tanggal ini)

Tampilan setelah Login:

Untuk menampilkan Blangko-12, bisa dengan cara


klik teks “Jawa Barat” untuk menampilkan
rekap propinsi, atau klik Kabupaten untuk
menampilkan rekap per kabupaten.

Untuk ganti Kata Sandi (password) klik “Ganti


Kata Sandi”.

Untuk keluar dari aplikasi klik “Log-Keluar”.

Manual Pemakai –
hlm.54
SMOI Versi
6.0

1. Blangko-12

Seperti telah disebutkan, untuk menampilkan Blangko-12, bisa dengan cara klik teks “Jawa
Barat” untuk menampilkan rekap propinsi, atau klik Kabupaten untuk menampilkan rekap
per kabupaten.

Klik nama propinsi untuk


menampilkan rekap propinsi

Klik area kabupaten untuk


menampilkan rekap per kabupaten

Setelah memilih Kabupaten (misalkan memilih Cianjur), ditampilkan pilihan berikut:

Pilih tahun musim tanam, kemudian klik “Blangko-12”, akan ditampilkan:

Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka dapat memilih
mencetak dengan ukuran A3.

Manual Pemakai –
hlm.55
SMOI Versi
6.0

Jika pilih propinsi, akan diminta terlebih dahulu memilih Musim Tanam:

Klik Blangko-12, yang akan ditampilkan merupakan rekap dari kabupaten-kabupaten yang
3.1 menjadi kewenangannya saja, tidak seluruh kabupaten di propinsi ini (lihat cara pemberian
kewenangan di modul Admin):

Untuk mencetak ada 2 pilihan kertas, jika A4 tidak mencukupi maka dapat memilih
mencetak dengan ukuran A3.

2. Ganti Kata Sandi

3.0

Masukkan kata sandi saat ini (kata


sandi lama), lalu masukkan kata
sandi yang baru (dua kali sebagai
konfirmasi)

Manual Pemakai –
hlm.56
SMOI Versi
6.0

3. Entri/Ubah data Kasi.O.Irigasi

Untuk edit/hapus data Kasi.O.Irigasi, terlebih dahulu memilih Kabupaten, lalu klik menu ini.

Akan ditampilkan data staf Kasi.O.Irigasi untuk Cianjur:

Untuk Untuk
nampilkan menghapus
daftar staf

Klik untuk memilih

Klik “Simpan” untuk menyimpan.


Pegawai/staf yang ditugaskan sebagai Kasi.O.Irigasi dilakukan di menu Admin, dan penugasan
tersebut tidak bisa diubah jika staf tersebut sudah di-set sebagai petugas melalui menu
ini.
Artinya, melalui menu ini staf tersebut harus dihapus atau diganti dahulu, baru Admin bisa
menugaskan Kasi.O.Irigasi yang lain.

Manual Pemakai –
hlm.57
SMOI Versi
6.0

Manual Pemakai:

ADMINISTRATOR SISTEM

Manual Pemakai –
hlm.58
SMOI Versi
6.0

Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut:

5.0
Tanggal yang ada di bawah kotak Log Masuk
defaultnya tanggal saat ini.

Tanggal saat Log masuk akan menentukan versi


Daerah Irigasi (DI) yang diakses, yaitu akan diambil
data DI dengan TMT (terhitung mulai tanggal)
sebelum tanggal ini.

Tampilan setelah Login untuk Admin:

Manual Pemakai –
hlm.59
SMOI Versi
6.0

1) Kelompok yang “Berbasis Propinsi”


Kelompok ini harus pilih propinsi dahulu:

4.0 Kelola Data Pegawai:


Tambah/Edit/Hapus pegawai. Juga penugasan (khusus Kasi.o.irigasi dan
pejabat setingkat propinsi/UPTD). Penugasan staf sudah berdasarkan waktu
(TMT, terhitung mulai tanggal).

3.0 Nama Database AWS:


Menentukan nama database AWS untuk tiap Daerah Irigasi.

Untuk SMOI yang digunakan spesifik kabupaten tertentu seperti Banyumas, maka
tampilan utama akun Admin tidak perlu memilih propinsinya, karena langsung
default pilihannya adalah propinsi dari kabupaten tersebut:

3.0 2) Kelompok “Referensi”:


Referensi Pendidikan & Gol:
Batas pendidikan dan golongan staf irigasi. Batas-batas ini menentukan kelompok
Kasi.O.irigasi, ranting, mantri, dan sebagainya.
Referensi Parameter Blangko:
Data acuan parameter Blangko-05 perioda 10 harian dan acuan parameter Blangko-
10 Referensi Perioda Laporan: Pengaturan jenis perioda pelaporan pada suatu
propinsi Tambah Tahun Musim Tanam: Menambah tahun musim tanam

3.1 3) Kelompok “Perhitungan Satuan Air”:

Tabel Persiapan Lahan, Koefisien Padi, Tebu, Palawija:


Tabel referensi untuk pengolahan perhitungan satuan kebutuhan air Blangko-05
perioda 7 dan 15 harian.

6.0 4) Kelompok “Administratif”:


Reset Kata Sandi: Digunakan untuk menginisialisasi kata sandi user Kelola
Pemakai Umum: Digunakan untuk mengelola pengguna umum (non staf)

Manual Pemakai –
hlm.60
1. Kelola Data Pegawai

Untuk menambah data, mengedit, menghapus, dan membuat username pegawai, pilih
propinsi, lalu klik “Kelola Data Pegawai”:

6.0

Untuk menampilkan, mengedit, memberi penugas, atau menghapus pegawai:


 Gunakan pencarian pada kotak pencarian (bisa penggalan

nama) Tombol “Tambah Pegawai” untuk menambah pegawai baru.

Misal mengetikkan “so”:

Tampil data rinci dan penugasan pegawai

Hapus pegawai
Edit pegawai
Tambah pegawai
1.1 Tambah pegawai
Untuk semua tombol “Tambah Pegawai” akan menampilkan form tambah pegawai:

1.2 Hapus pegawai


Saat klik hapus, akan menampilkan konfirmasi.

1.3 Edit data pegawai


Tampilan saat klik edit pegawai:

Hyperlink ini untuk mengedit NIP

Baca petunjuk ini


Berikut ini contoh mengedit data dengan menambahkan nama usernya:

Setiap staf pegawai dapat mempunyai dua akun


(username). Untuk menghapus user, kosongkan nama
usernya.

3.0 1.4 Edit NIP pegawai


 Semula NIP tidak bisa diedit karena merupakan kunci field. Namun karena kadang
terjadi kesalahan input/entri NIP maka ditambahkan fasilitas untuk bisa mengedit
NIP.
 Fasilitas ini adalah fasilitas khusus dan darurat, seharusnya tidak banyak
digunakan, karena BUKAN hal yang normal untuk mengubah-ubah NIP, karena ini
adalah ID utama

1.5 Data rinci pegawai


Contoh jenis tampilan data rinci pegawai untuk yang bukan petugas bendung:
Contoh jenis tampilan data rinci pegawai untuk yang petugas bendung:

Link untuk mengatur cakupan wilayah


rantingnya (dijelaskan pada sub.bab
1.6)

3.1 1.6 Penentuan ranting pada bendung


Untuk menentukan Ranting mana saja yang bisa menggunakan dan mengakses data
bendung, klik pada hyperlink usernamenya (seperti yang dtunjukkan pada tampilan di
sub-bab 1.5):

Klik username untuk memilih ranting yang


bisa menggunakan data bendungnya

Isi kotak yang sebelah kiri untuk mencari ranting, lalu klik “Pilih >>” untuk memindahkan ke
kotak sebelah kanan.
Lakukan kembali mencari ranting pada kotak kiri, klik lagi tombol “Pilih >>”, dst.
Jika ada yang salah pilih pada kotak kanan, maka hapus secara manual.
Jika sudah terkumpul daftar ranting pada kotak sebelah kanan, klik “Simpan”.

Kotak ini adalah “smart-search”,


dimana kita bisa mencari
ranting dengan mengetikkan
penggalan nama user, nama
staf, atau wilayahnya, maka akan
tampil hasil pencariannya.
3.1

Misal saat diketikkan “r” maka Daftar ranting setelah dipindahkan


akan tampil penggalan nama user, dari kotak sebelah kiri.
nama staf, atau wilayahnya. Ini bisa dihapus jika
Dalam contoh ini menemukan keliru. Klik “Simpan” jika
nama user yang mengandung sudah OK
huruf “r”

Berikut adalah contoh petugas bendung yang memiliki beberapa cakupan ranting:
5.0 2. Kelola Data Staf Irigasi

Modul ini digunakan untuk memberikan penugasan (assignment), khususnya pejabat


setingkat propinsi dan setingkat kabupaten.

Tampilannya:

2.1 Penentuan staf UPTD

Klik “Tambah Staf UPTD” untuk menambahkan staf yang setingkat propinsi.
Tampilannya:

Daftar kabupaten.
Pilih kabupaten mana saja yang
menadi cakupan dari staf UPTD ini

Ketikkan nama jabatannya

Ini tombol untuk memilih nama staf


Saat diklik akan ditampilkan kotak pop-up daftar pegawai:

Kotak pencarian
penggalan nama

Tombol “close”

Klik baris untuk pilih staf

Misalkan dipilih “Ahmad Yani”:

Jika belum dipilih cakupan kabupatennya maka, tampilannya menjadi seperti ini:

Untuk mengeditnya klik nama jabatan UPTD-nya.


Berikut tampilan yang tadi, lengkapi cakupan kabupatennya:

Hasilnya ditampilkan daftar cakupan kabupaten dari Ahmad Yani:

2.2 Penentuan staf Kasi Operasi Irigasi


Penentuan staf setingkat Kasi Operasi Irigasi dapat dilakukan melalui modul ini atau bisa
juga melalui akun staf UPTDnya (lihat manual SMOI untuk akun UPTD).

Untuk melalukan melalui modul ini, klik nama kabupatan dari kolom “Cakupan Kabupaten”:

Klik kabupaten untuk


assingnment Kasi.OI
Akan ditampilkan berikut ini:

Saat diklik akan ditampilkan kotak pop-up daftar pegawai:

Kotak pencarian
penggalan nama

Tombol “close”

Klik baris untuk pilih staf

Hasilnya:

Jika kembali ke menu sebelumnya (Daftar Staf irigasi):


3.0 3. Nama Database AWS

Database AWS berasal dari peralatan pantau/sensor cuaca AWS.


Dari peralatan AWS data dikirim secara langsung ke server menjadi database dengan
nama yang telah ditentukan.
Setiap Daerah Irigasi bisa mempunyai nama database yang sama atau berbeda.
Modul ini berfungsi untuk memberi informasi kepada aplikasi SMOI nama dari database
AWS suatu Daerah Irigasi tertentu. Jika suatu Daerah Irigasi tidak ditentukan nama file
databasenya maka akan menggunakan nama standar (default).

Untuk memilih Daerah Irigasi, maka harus dipilih dahulu kabupatennya:

Klik kabupatennya

Tampilan berikutnya: Nama database AWS


default

Nama database AWS yang


ditentukan utk CIHEA
4. Ekspor ke CSV

Saat sudah dipilih Kabupaten, maka akan tampil berikut


ini. Selanjutnya pilih Daerah Irigasinya, dan kriteria
lain:

Contoh misal dipilih sebagai berikut:

Lalu pilih tombol berikut:


Browser akan menampilkan perintah penyimpanan ke komputer lokal:

Maka saat B06.CSV dibuka menggunakan Excel, tampilannya sebagai berikut.


Perhatikan header table (row header) yang merupakan nama field, sudah dikonversi menjadi
caption yang lebih mudah dimengerti:
5. Referensi Pendidikan & Golongan

Data referensi yang dikelola Admin untuk kode ADM01 sampai dengan ADM04 adalah data
acuan yang menyangkut batas golongan tiap kelompok.
Batas golongan ini digunakan untuk menyaring data pada Modul Edit/Ubah data
mantri, ranting, dan sebagainya, sehingga data yang ditampilkan di masing-masing
modul (pada user masing-masing) tidak menampilkan data pegawai yang bukan di
bawah kewenangannya.

6. Referensi Parameter Blangko

 Data referensi kode P101 sampai dengan P105 adalah data acuan LPR untuk
perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05) khusus perioda 10 harian.
 Kode referensi ADM05 untuk perhitungan Intensitas masa tanam (faktor pengali
untuk palawija).
3.1  Kode referensi ADM06 untuk mengaktifkan dan menonaktifkan penggunaan
formula perhitungan air. Jika opsi ini dimatikan, maka akan menggunakan
konstanta, tidak menggunakan perhitungan yang dari AWS
7. Data Referensi Perioda Laporan

Modul ini digunakan untuk menambah, edit, dan menghapus perioda laporan propinsi
tertentu.
Untuk propinsi yang tidak didaftarkan maka akan menggunakan perioda DEFAULT.
Jika perioda suatu propinsi sudah ditentukan dan sudah ada blangkonya, dan akan
diberlakukan perioda baru, maka data lama jangan diedit, namun tambahkan record baru
dengan ditentukan TMT-nya (terhitung mulai tanggal).

Berikut ini contoh pengeditan record:

Dan ini contoh penambahan record baru:


8. Tambah Data Musim Tanam

Modul ini digunakan untuk menambah, edit, dan menghapus tahun musim
tanam. Tahun musim tanam tidak bisa dihapus jika sudah digunakan pada
Blangko.

3.0 9. Tabel Persiapan Lahan

Data referensi persiapan lahan (PL) adalah data acuan untuk perhitungan satuan
kebutuhan air (Blangko-05) perioda 7 dan 15 harian.
3.0 10. Tabel Koefisien Padi

Koefisien Padi adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-
05) perioda 7 dan 15 harian.

3.0 11. Tabel Koefisien Tebu

Koefisien Tebu adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05)
perioda 7 dan 15 harian.
3.0 12. Tabel Koefisien Palawija

Koefisien Palawija adalah data acuan untuk perhitungan satuan kebutuhan air (Blangko-05)
perioda 7 dan 15 harian.

13. Reset Password

Modul ini digunakan untuk mereset password pegawai yang lupa akan passwordnya.
14. Kelola Pemakai (Akun) Umum

Modul ini digunakan untuk mengelola pengguna non-staf (pengguna umum/publik).


Tampilan awalnya adalah sebagai berikut:

a) Kelola pemakai umum


Untuk mengelola pemakai umum yang sudah ada, cari berdasarkan penggalan namanya,
maka akan ditampilkan daftar yang mempunyai penggalan nama tersebut:

Ada 5 jenis entri yang menyangkut pengelola pemakai umum:


1. Hak akses terhadap menu blangko
2. Propinsi
3. Tanggal kadaluarsa
4. Pengaktifan
5. Penghapusan
Hak akses terhadap menu blangko
Hak akses ini menunjukkan blangko yang bisa diakses oleh akun
tersebut. Cara mengubahnya: klik link nama akunnya:

Propinsi
Karena data SMOPI terkait dengan data yang ada di lokasi tertentu, termasuk perioda yang
terkait dengan propinsi, maka akun umum juga tergantung dengan entri propinsi tertentu.

Tanggal kadaluarsa
Setiap akun dibatas pada tanggal ini. Setelah melewati tanggal ini akun tidak bisa login.

Pengaktifan
Setelah pendaftar akun mendaftar (sign-up), maka admin bisa mengaktifkan dengan
mengisi checkbox ini

Penghapusan
Klik checkbox ini untuk menghapus akun
b) Daftar pemohon akun
Saat seseorang sudah sign-up dan melalukan aktifasi melalui akses di emailnya, maka akan
muncul di daftar ini.
Di daftar ini juga menampilkan daftar pemohon akun yang dinon-aktifkan oleh

administrator. Untuk melihat cara mendaftar, bisa dilihat di Bab Pengguna/Akun Umum.

Melalui tampilan di atas admin dapat mengijinkan akun dengan cara mengisi checkbox
“Aktif” atau menghapuskan dengan mengisi di checkbox X.
Misal akun arifin diaktifkan, maka akan hilang dari daftar, dan muncul di daftar kelola akun:
Manual Pemakai:

PENGGUNA/AKUN UMUM
Aplikasi SMOI dapat diakses menggunakan Browser dengan alamat:

http://smoi.irigasi.net

Media yang digunakan: Smartphone, Tablet, atau PC

Namun ada beberapa modul yang lebih nyaman menggunakan PC karena ukuran tampilan
blangkonya yang besar.
Sebaiknya menggunakan Browser Google Chrome atau Opera untuk tampilan yang terbaik.
Tampilan layar login adalah sebagai berikut, kemudian klik link yang ada di bawah kotak login:

Jika sudah mempunyai akun bisa langsung login/login masuk. Jika belum punya, bisa
mendaftar dengan mengklik “sign-up” (daftar akun umum).
Link yang kedua adalah untuk kembali ke tampilan log-masuk default (untuk staf).
1. Daftar Akun Umum

Setelah mengklik “sign-up”, calon pemakai umum diminta mengisi beberapa data berikut:

Jika akun yang dientri belum ada, maka akan diminta ,mengisi data lainnya:

Jika data tidak ada yang keliru, maka akan muncul pesan berikut:
Berikut contoh tampilan pada email box Gmail akun tersebut di atas:

Catatan:
Jika email di atas tidak ada, bisa periksa di folder SPAM, mungkin masuk kesana.

Lakukan klik pada link yang ada di email tersebut untuk melakukan
aktifasi. Jika berhasil, akan muncul pesan berikut:

Sampai di sini proses pendaftaran sudah selesai.


2. Cara Menggunakan SMOI Akun Umum

Untuk melalukan login, akun umum harus memastikan tampilannya adalah tampilan layar
login untuk pengguna umum.

Jika ada link ini, berarti


ini
tampilan untuk login
staf.
Ini layar login untuk akunlink
Klik umumini.

Jika log-masuk berhasil, tampilan awal adalah sebagai berikut:

Lokasi link untuk ganti kata sandi dan log-


out

Baca petunjuk ini


untuk memilih
daerah irigasi
Setelah memilih daerah irigasi, akan muncul tampilan semua menu blangko (sesuai
dengan hak akses yang diberikan). Misal administrator memberikan hak akses sebagai
berikut:

Sehingga dalam tampilan ini terlihat ada 3 blangko yang tidak bisa diakses, yaitu Blangko
10, 11, 12 (disabled), yaitu sesuai dengan hak akses yang diberikan administrator:
MODUL OPERASI IRIGASI

3.4. Latihan

3.5. Rangkuman

3.6. evaluasi

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan

1. Komponen-komponen jaringan irigasi dalam satu Daerah Irigasi (DI) terdiri dari :
Bendung, saluran induk, saluran sekunder, bangunan bagi, bangunan sadap
bebas, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, petak tersier.
2. Pemerintah Pusat mempunyai wewenang dan tanggungjawab melakukan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah
irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, daerah irigasi lintas daerah provinsi,
daerah irigasi lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional.
3. Pemerintah daerah provinsi mempunyai wewenang dan tanggungjawab
melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnnya 1000 ha-3000 ha, dan daerah irigasi lintas
daerah kabupaten/kota.
4. Pemerintah daerah kabupaten/kota mempunyai wewenang dan tanggunjawab
melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder
pada daerah irigasi yang luasnnya kurang dari 1000 ha dalam 1 (satu) daerah
kabupaten/kota.
5. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
agar air irigasi dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui
kegiatan membuka menutup bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
6. Dalam rangka mengikutsertakan masyarakat petani pemakai air,
P3A/GP3A/IP3A kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui
usulan dari P3A/GP3A/IP3A.
7. Rencana Penyediaan Air Tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
Kabupaten/tingkat Propinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata
tanam, rencana kebutuhan air tahunan, dan kondisi hidroklimatologi.
8. Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk
kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi.
Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih
rendah dari debit andalan adalah 20%).
9. Kebutuhan air irigasi merupakan air yang dibutuhkan oleh jaringan tersier,
jaringan sekunder atau jaringan primer. Dalam suatu daerah irigasi, air tidak

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


hanya dipakai untuk kebutuhan air irigasi saja, tetapi dapat juga dipakai untuk
keperluan air, seperti keperluan air minum dan keperluan lainnya, sehingga
untuk perhitungan kebutuhan air irigasi secara keseluruhan harus
dipertimbangkan kebutuhan untuk domestik dan industri. Metode dalam
menghitung kebutuhan air irigasi dalam satu musim tanam, yaitu metode NFR
(Net Field Requirement) dan metode LPR-FPR (Luas Palawija relatif-Faktor
Palawija relatif).
10. Neraca air merupakan perhitungan debit antara kebutuhan air untuk tanaman
dan kebutuhan lain-lain dibandingkan dengan debit andalan yang tersedia.
11. Rencana tata tanam adalah rencana dan jadwal penyusunan rencana tata tanam
tahunan dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif
masyarakat petani. Dalam penyusunan rencana tata tanam pada daerah irigasi
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Keinginan dan kebiasaan petani
 Kebijaksanaan pemerintah
 Kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman
 Ketersediaan air
 Iklim dan hama
 Ketersediaan tenaga kerja
 Hasil dan biaya usaha tani
12. Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim
tanam ke-1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-
usulan dari GP3A guna menentukan rencanan tata tanam tahunan dari setiap
daerah irigasi yang meliputi RTTG dan RTTD, RTT Tahunan ini diusulkan ke
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk ditetapkan.
1. Setelah adakesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun penetapan
melalui SK Bupati/Walikota atau Gubernur tentang Rencana Tata Tanam
Tahunan. SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan
pemberian air serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah
terbit/jadi.
2. Rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi disusun oleh dinas
Kabupaten atau Kota atau Provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyedia air irigasi dan
pemakaian air untuk keperluan lainnya. Rencana pembagian air (RPA) disusun
untuk menjadi pedoman pelaksanaan operasi jaringan irigasi. Tata cara
pembuatan RPA adalah sebagai berikut:
 Menghitung potensial air (debit air) yang tersedia
 Memperhatikan RTTG tahunan
 Mengevaluasi alokasi air yang ditetapkan
 Menetapkan perkiraan kehilangan air
 Menetapkan pembagian air dengan sistem :
- Pemberian air menerus
- Pemberian air giliran
 Menetapkan sistem giliran
3. Pengelola irigasi tersebut menyusun rencana pembagian dan pemberian air
pada jaringan sekunder dan primer. Perencanaan tersebut disesuaikan dengan
luas areal yang telah ditetapkan akan mendapatkan pembagian dan pemberian
air dari jaringan sekunder dan primer. Perencanaan tersebut merupakan jumlah
rencana pemberian air (RPA) di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran
primer dan sekunder.
4. Blangko 01-0 digunakan untuk dua keperluan, yaitu usulan IP3A /GP3A dan
keputusan Komisi Irigasi. Untuk usulan P3A sebaiknya dibuat 1 (satu) bulan
sebelum dimulainya MT. 1. Untuk penggunaan dalam keputusan komisi irigasi
blangko ini disalin dari blangko 03-0, dan menjadi pedoman P3A mengenai
berapa luas tanam yang diizinkan.
5. Blangko 02-0 digunakan untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A /GP3A dan
keputusan komisi irigasi per musim tanam (MT). Pada periode musim tanam
yang tidak diperlukan diberi tanda agar memberi arti bahwa musim tanam
tersebut tidak dipergunakan.
6. Blangko 03-0 merupakan kutipan lampiran keputusan komisi irigasi mengenai
rencana tata tanam per daerah irigasi. Blangko ini diisi oleh Kasubdin/ Ka Dinas
Pengairan Kabupaten, yang dikutip dari lampiran keputusan komisi irigasi
kabupaten tentang pola tanam dan rencana tata tanam.
7. Berdasarkan isian blangko 04-O yang dilaksanakan oleh juru/mantri setiap 2
(dua) mingguan dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-
masing wilayah kerja juru pengairan/mantri
8. Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan
kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2
(dua) mingguan dengan menggunakan blangko 05-O.
9. Pencatatan debit saluran dengan menggunakan blangko 06-O dilakukan oleh
petugas operasi bendung (POB) / petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan
pengambilan utama, sekunder, dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan
setiap 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detail yang dialirkan setiap
luas saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian air.
10. Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta
kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan menggunakan blangko 07-O
dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang
merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-masing
jaringan sekunder dan primer ditambah dengan kehilangan air sebesar 10 %
sampai 20 % atau sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
11. Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2
kali setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan blangko 08-O oleh petugas
pintu air baik yang dialirkan ke jaringan primer ataupun yang limpas bendung.
Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah yang tersedia sesuai dengan yang
direncanakan.
12. Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi
kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian pemberian air irigasi
perlu dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K (blangko 09-O).
Pemberian terus menerus/proporsional bisa diberikan pada K ≥ 1 atau K < 1
sedangkan pola rotasi dan giliran hanya diberikan pada K < 1.
13. Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/cabang dinas/ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil PSDA
melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam dan pembagian serta pemberian
airnya per daerah irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam
selama satu tahun dengan menggunakan blangko 10-O.
14. Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim
tanam (MT) per kabupaten/kota. Dengan menggunakan blangko 11-O yang
dilaksanakan oleh petugas Dinas kabupaten yang membidangi irigasi/sumber
daya air.
15. Petugas dinas propinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA
melaksanakan pencatatan rekapitulasi dari blangko 12-O yang diisi oleh petugas
Dinas Propinsi/Balai yang membidangi irigasi / sumber daya air.
16. Konsep dari monitoring dan evaluasi adalah membandingkan antara rencana
dan realisasi dilapangan untuk mencari perbedaannya, kemudian dari perbedaan
itu dievaluasi dimana letak masalah sehingga terdapat perbedaan antara
rencana dan realisasi untuk dilakukan perbaikan.
17. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu
tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus standar yang berlaku. Hal
ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain kekasaran, endapan, umur dan
kekentalan air itu sendiri. Disamping itu pengerjaan dan pemasangan alat ukur
pada saat pembangunan juga sangat berpengaruh. Sebelum dipergunakan, alat
ukur harus dikalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit
yang mengalir dengan besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan
rumus umum.
18. Kegiatan evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi dilaksanakan setiap tahun

4.2. Tindak Lanjut


Peserta pelatihan diharapkan dapat memahami kegiatan pelaporan operasi irigasi
menggunakan SMOPI dalam pengelolaan daerah irigasi, terutama terkait dengan
perencanaan operasi irigasi dan pelaksanaan operasi irigasi. Apabila peserta ingin
mendalami materi operasi irigasi, peserta pelatihan dapat membaca literatur yang
tertera dalam Daftar Pustaka Modul ini.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum. 2007. Manual Operasi dan Pemeliharaan daerah irigasi Mrican
Kanan. Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. Surabaya.

Direktorat Irigasi dan Rawa. 2013. Standar Perencanaan Irigasi : Jilid I Bagian jaringan
irigasi. Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015
tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang
dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Jakarta

Tim Balai irigasi. 2011. Pengenalan Operasi Jaringan Irigasi. Bekasi.

Tim Balai irigasi. 2011. Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi. Bekasi.

Tim Balai irigasi. 2011. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi. Bekasi.

Tim Balai irigasi. 2011. Monitoring dan Evaluasi Operasi Jaringan Irigasi. Bekasi.
GLOSARIUM

5. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air
laut yang berada di darat.
6. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah.
7. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
8. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
9. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
10. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
11. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
12. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan
pelengkapnya.
13. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperoleh air irigasi.
14. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan satu kesatuan dan
mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama.
15. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian
dan keperluan lainnya.
16. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
17. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu
dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
18. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk
mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
19. Pembuangan air irigasi selanjutnya disebut drainase adalah pengaliran kelebihan
air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
20. Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut P3A adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam
suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis
oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
21. Gabungan petani pemakai air yang selanjutnya disebut GP3A adalah
kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air
irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan
beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.
22. Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut IP3A adalah
kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk
memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer,
gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.
23. Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat
daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
24. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi,
wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi
kabupaten/kota yang terkait.
25. Komisi irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi yang
terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakil pengguna jaringan
irigasi di suatu daerah irigasi lintas provinsi.
26. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
27. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangan
nya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun
rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian
air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau,
dan mengevaluasi.
28. Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
29. Rencana tata tanam detail yang selanjutnya disebut dengan RTTD adalah
rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu
daerah irigasi dan terperinci per petak tersier.
30. Rencana tata tanam golongan yang selanjutnya disebut RTTG adalah rencana
tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu daerah irigasi,
belum terperinci per petak tersier sehingga yang terlihat hanya total rencana luas
tanam per daerah irigasi.
31. Debit andalan adalah debit perhitungan ketersediaan air berdasarkan
probabilitas 80% terjadinya debit sungai.
32. Golongan vertikal adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal tanam)
secara bersamaan pada petak tersier dari hulu ke hilir dalam suatu saluran
sekunder dengan tenggang waktu pemberian air antar golongan, biasanya antara
10 sampai dengan 15 hari.
33. Golongan horisontal adalah cara penentuan waktu pemberian air (awal tanam)
secara bersamaan pada petak tersier yang berada di bagian hulu dari saluran
sekunder yang berlainan dan diteruskan pada periode berikutnya ke petak tersier
yang berada di bagian hilirnya dengan tenggang waktu pemberian air
antargolongan, biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
34. Golongan tersebar adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan pada petak tersier yang telah ditentukan dan tersebar
pada satu daerah irigasi dengan tenggang waktu pemberian air antargolongan,
biasanya antara 10 sampai dengan 15 hari.
KUNCI JAWABAN

Berisi kunci jawaban dari setiap latihan dan evaluasi yang terdapat pada setiap BAB.
LAMPIRAN
MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 49


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 51


MODUL OPERASI IRIGASI

52 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 53


MODUL OPERASI IRIGASI

54 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 55


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 56


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 57


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 58


MODUL OPERASI IRIGASI

MBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 59


MODUL OPERASI IRIGASI

60 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

MBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 61


MODUL OPERASI IRIGASI

62 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

MBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 63


MODUL OPERASI IRIGASI

64 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

MBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 65


MODUL OPERASI IRIGASI

66 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

MBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 67


MODUL OPERASI IRIGASI

68 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL OPERASI IRIGASI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 41

Anda mungkin juga menyukai