BIDANG KEGIATAN :
PKM-KARSA CIPTA
Diusulkan Oleh:
Indah Puspita Sari
Ivanny Kusumawati
3112110030 / 2012(Anggota)
4.
5.
6.
7.
ii
ABSTRAK
Buis beton tanpa semen tanpa pasir merupakan buis beton berbentuk
silinder untuk resapan air dan sebagai jebakan-jebakan air sebelum ia teralirkan
bebas ke laut . Dengan memanfaatkan limbah pembakaran batu bara (fly ash) dan
Na2SiO3 natrium silikat beserta NaOH akan didapatkan larutan sebagai perekat
hidrolis pengganti semen dalam beton. Buis beton tanpa pasir, akan menghasilkan
beton dengan pori pori yang dapat ditembus oleh air. Penentuan perbandingan
komposisi campuran beton tanpa semen tanpa pasir yang sesuai untuk bangunan
resapan adalah sesuai dengan konsentrasi NaOH 11 molar, dengan rasio
Na2SiO3/NaOH sebesar 2, sedangkan rasio aktivator/fly ash sebesar 0,3 dengan
perbandingan fly ash : agregat kasar 1 : 3. Metode perawatan digunakan udara
terbuka selama 28 hari. Pengujian selanjutnya meliputi sifat fisis dan mekanik beton
tanpa semen tanpa pasir, seperti tampak luar, ukuran, penyerapan air, resapan air
dan kekuatan tekan.
Kata Kunci: Buis Beton, Geopolimer, Fly Ash, Aktivator, sumur resapan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan anugerah-Nya, yang telah membuat segalanya jadi mudah, sehingga
kami dapat menyelesaikan karya cipta ini tepat pada waktunya.
Kami membuat karya cipta dengan judul BUIS BETON TANPA SEMEN
TANPA PASIR UNUK SUMUR RESAPAN AIR untuk membantu mengatasi
permasalahan genangan air dan banjir di daerah perkotaan khususnya Ibukota
Jakarta.
Karya ini secara prinsip dapat mengatasi kebutuhan air atau mencegah
banjir di lokasi perkotaan. Karena sumur resapan ini merupakan lubang untuk
memasukan air ke dalam tanah. Dengan menggunakan buis beton tanpa semen
dan tanpa pasir dapat berfungsi sebagai konstruksi sumur resapan dengan biaya
yang dapat bersaing.
Untuk kesempurnaan penulisan dan karya cipta ini dikemudian hari, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Hanya dengan kritik
saran tersebut kesalahan, kekurangan dan kekhilafan yang ada dalam penulisan
dan karya cipta ini dapat diperbaiki.
Tak ada gading yang tak retak, kami yakin masih banyak kekurangan yang
masih harus disempurnakan dari penulisan ini. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, kami berharap dan berdoa semoga penulisan dan karya cipta
kami dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat luas.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2
1.3
Tujuan .................................................................................................. 2
1.4
1.5
4.2
4.3
4.4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 5.1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 2
Kwitansi Pembelian
vi
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut para ahli penurunan muka air tanah di kota Jakarta mencapai 0,5-
12 cm per tahun, sedangkan kenaikan air laut sekitar 0,9 cm per tahun. Diperkirakan
bahwa kota Jakarta akan tenggelam dalam waktu 50 tahun ke depan. Kondisi
tersebut juga diperkirakan akan terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia. Selama
ini, di Jakarta hampir 85% air hujan menjadi limpasan dan kurang dari 10% yang
masuk terserap kedalam tanah dan menjadi air tanah. Jawa Barat diperkirakan
hanya memiliki cadangan air 8 miliar meter kubik pada musim kemarau. Itu hanya
9% air yang tersimpan saat musim hujan 81 miliar meter kubik. 91% tidak terserap
jadi cadangan karena rusaknya lingkungan. Di Semarang penurunan muka air
tanahnya antara 1-2,5% meter per tahun, amblas tanahnya antara 1-8 cm per tahun.
Sebagai gambaran solusi adalah seperti kawasan pemukiman seluas 1.000 hektar
dan tertutupi 3/4 bagiannya. Setiap kali turun hujan yang curah hujannya 1000 mm
akan ada 750.000 kubik air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah. Jumlah
sekian akan berkumpul dengan aliran permukaan dari kawasan lain pada lahan yang
rendah sehingga dapat mengakibatkan banjir. Maka sebuah kawasan yang jumlah
rumahnya 1000 buah, jika masing-masing penghuni membuat sumur resapan
dengan volume 2 kubik berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000
kubik air. Sementara itu, jika dibangun sebanyak 265 ribu sumur resapan
(berukuran 1 m x 1 m dengan kedalaman 3 m) di kota Jakarta fungsinya dapat
disetarakan dengan Banjir Kanal Timur. Hal lain yang menjadi perhatian adalah
panas hidrasi dari Portland cement sebagai senyawa kimia utama pengikat agregat
pada beton. Alternatif pengganti semen yaitu dengan senyawa geopolimer, masih
berkembang terus. Senyawa ini sangat berpotensi untuk mengurangi panas hidarasi
dari proses pembuatan beton.
Secara prinsip sumur resapan ini dapat mengatasi kebutuhan air atau
mencegah banjir di lokasi perkotaan. Sumur resapan merupakan lubang untuk
memasukkan air ke dalam tanah. Dengan menggunakan Buis beton tanpa semen
dan tanpa pasir dapat berfungsi sebagai konstruksi sumur resapan dengan biaya
yang dapat bersaing.
1.2
Perumusan Masalah
Beton geopolimer merupakan beton baru yang karakteristiknya masih di
Tujuan
Tujuan yang akan dicapai setelah dilakukan penelitian ini adalah:
a. Mendapatkan
1.4
ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah hasil industri yaitu fly ash untuk
di daerah perkotaan yang kekurangan lahan resapan air.
1.5
a.
Kegunaan Program
Dapat memanfaatkan limbah buangan pabrik industri batu bara yang berupa
fly ash atau bahan buangan lainnya yang banyak mengandung SiO2 dan Al2O3.
b.
dari material
Sumber:https://dwikusumadpu.wordpress.com/2012/11/21/beton-non-pasir-no-finesconcrete/
Beton non pasir ialah suatu bentuk sederhana dari jenis beton ringan
yang diperoleh dengan cara tidak menyertakan pasir dalam pembuatannya.
Pembuatan beton non pasir ini relatif lebih sederhana dengan bahan kerikil,
semen dan campuran air. Karena tanpa pasir maka sifatnya lebih ringan
dengan sedikit rongga. Bahan beton non pasir imbuh cocok diterapkan untuk
sumur resapan, perkerasan jalan, barang kerajinan (buis beton, bak pupuk,
bataton dsb) (Tjokrodimulyo, 2009).
Pada umumnya beton non pasir memiliki berat jenis yang rendah jika
dibandingkan dengan beton normal. Berat jenis beton non pasir dipengaruhi
oleh berat jenis dan gradasi agregat penyusunnya. Berat jenis beton non pasir
dengan agregat lempung bekah (pembakaran shale) berkisar 1,20. Berat jenis
beton non pasir dengan menggunakan agregat batu apung berkisar 1,60
(Sulistyowati, 2000).
Sedangkan kuat tekan beton non pasir dipengaruhi oleh:
1. Faktor air semen
2. Rasio volume agregat dengan semen
3. Jenis agregatnya
1.
sedangkan nilai faktor air semen optimum sekitar 0,40. Perkiraan faktor
air semen tidak dapat terlalu besar karena jika faktor air semen terlalu
besar maka pasta semen akan terlalu encer sehingga pada waktu
pemadatan pasta semen akan mengalir ke bawah dan tidak menyelimuti
permukaan agregat. Sedangkan jika faktor air semen terlalu rendah maka
pasta semennya tidak cukup menyelimuti butir-butir agregat kasar
penyusun beton. Maka pada beton non pasir perlu ditambahkan admixture
untuk menambah workability. Nilai slump umumnya sangat kecil bahkan
mencapai 0 (nol), sehingga untuk pada pelaksanaan dalam jumlah besar
beton non pasir menggunakan conveyor dan tidak disarankan
menggunakan concrete pump. Dengan nilai faktor air semen optimum
akan dihasilkan pula kuat tekan maksimum suatu beton non pasir
(Tjokrodimulyo, 1992).
2.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
Jenis Agregat
Telah dijelaskan di atas bahwa jenis agregat yang digunakan
mempengaruhi berat jenis dari beton non pasir yang dibentuk. Berat beton
non pasir umumnya berkisar 60% s/d 75% dari beton biasa
(Tjokrodimulyo, 2009). Berat beton non pasir berkisar 2/3 dari beton biasa
dengan agregat yang sama. Ukuran agregat maksimum yang lazim dipakai
pada beton non pasir adalah 10 mm samapi 20 mm. Pemakaian agregat
dengan gradasi rapat dan bersudut tajam (batu pecah) akan menghasilkan
beton non pasir yang kuat tekan dan berat jenisnya sedikit lebih tinggi
daripada penggunaan agregat dengan ukuran seragam dan bulat.
2.1.2 Keunggulan Beton Non Pasir
Beton Non Pasir mempunyai kelebihan beberapa diantaranya
adalah :
1. Penyusutan kecil, sehingga bahaya retak lebih kecil bila dibandingkan
dengan beton normal.
2. Bobotnya ringan, karena menggunakan agregat ringan atau tanpa
agregat halus.
3. Tidak ada kecenderungan untuk bersegregasi sehingga dapat
dijatuhkan dengan ketinggian yang lebih tinggi.
4. Cara pembuatannya sederhana dan lebih cepat.
5. Mudah meloloskan air dapat digunakan sebagai bahan pembuat sumur
resapan sehingga meningkatkan resapan ke dalam tanah.
6. Kebutuhan semen sedikit (karena tidak ada pasir, maka luas
permukaan butir agregat berkurang sehingga kebutuhan semen hanya
sedikit).
2.1.3 Kekurangan Beton Non Pasir
1. Porous, beton non pasir tidak direkomendasikan dengan baja tulangan
apalagi jika berada pada lingkungan yang agresif, sifatnya yang
porous dapat mempercepat laju korosi pada struktur.
2. Kuat tekan relatif rendah, karena bobot ringan maka kuat tekan beton
non pasir sangat rendah sehingga aplikasi sangat terbatas.
2.2
Buis Beton
2.2.1 Definisi Buis Beton
Buis Beton adalah unsur bangunan terbuat dari beton dan dibentuk
sedemikian rupa, sehingga penampangnya berbentuk pipa, dan dibuat
dengan/tanpa tulangan sebagai penguat. Buis beton untuk saluran air atau
gorong-gorong yang terbuat dari beton cetak/precast. Penggunaan beton precast
memiliki beberapa keunggulan antara lain hasil pekerjaan yang lebih rapi, serta
kualitas yang lebih bagus dan pelaksanaannya pekerjaan di lapangan menjadi
lebih cepat karena tinggal dipasang saja.
2.2.2 Fungsi Buis Beton
Buis beton pada umumnya berfungsi sebagai sumur air, sumur resapan,
dan sumur pembunagan (septic tank). Karena bentuknya yang bulat dan
memiliki kemampuan dalam menampung air, sehingga buis beton cocok
digunakan untuk sumur resapan.
2.2.3 Buis Beton Tanpa Pasir
Memiliki fungsi yang sama dengan buis beton pada umumnya, hanya
buis beton tanpa pasir memiliki kelebihan yaitu buis beton non pasir ini bisa
dilalui air dengan mudah, karena pembuatannya tidak menggunakan pasir,
sehingga buis beton memiliki celah pori yang banyak, sehingga air dapa dengan
mudah melalui pori buis beton. Buis beton ini sangat cocok untuk pembuatan
sumur resapan air, karena tidak menahan air dan membantu menyalurkan air ke
samping dan mempercepat penyerapan air. Tujuan sumur resapan adalah untuk
menampung dan menghantarkan air ke tanah resapan tanpa mengurangi
kekuatan dari buis beton itu sendiri dalam hal sabagai pelapis sumur.
2.3
Geopolimer
Geopolimer merupakan material ramah lingkungan yang dikembangkan
sebagai alternatif pengganti beton semen. Material ini tersusun dari sintesa bahanbahan alam non organik melalui proses polimerisasi. Bahan dasar utama pembuatan
beton geopolimer, adalah bahan yang banyak mengandung silikon dan alumunium.
disatukan dengan air. Beton tanpa semen mulai diperkenalkan Davidovits pada
tahun 1979, yaitu beton yang menggunakan bahan pengikat yang dihasilkan dari
reaksi polimer larutan alkali dengan silica dan alumunium yang terkandung
dalam material seperti fly ash, blast furnace slag, metakolin atau abu sekam padi
disebut sebagai beton geopolimer (Davidovits, 2002). Geopolimer merupakan
material ramah lingkungan yang biasa dikembangkan sebagai alternatif
pengganti beton semen di masa mendatang.
Geopolimer dikatakan ramah lingkungan, karena selain dapat
menggunakan bahan-bahan buangan industri, proses pembuatan beton
geopolimer tidak terlalu memerlukan energi, seperti halnya proses pembuatan
semen yang setidaknya memerlukan suhu hingga 800 Celcius. Dengan
pemanasan lebih kurang 60 Celcius selama satu hari penuh sudah dapat
dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi. Karenanya, pembuatan beton
geopolimer mampu menurunkan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan oleh
proses produksi semen hingga tinggal 20% saja.
Pada proses geopolomerisasi larutan alkaline yang sering digunakan
merupakan kombinasi sodium hiroksida (NaOH) atau potassium hiroksida
(KOH) dan sodium silikat (K2SiO3). Jenis larutan alkali berperan penting dalam
proses polimerisasi. Reaksi lebih cepat terjadi jika mengandung silikat dibanding
hiroksida. Adapun larutan NaOH memberikan reaksi yang lebih baik dibanding
larutan KOH. Penggunaan bahan sodium (Na) yaitu sodium hiroksida atau
sodium silikat akan lebih murah sehingga biaya dapat ditekan dan teknologi yang
digunakan lebih feasible (Hardjito dan Rangan, 2005).
Sodium
silikat
mempunyai
fungsi
untuk
mempercepat
reaksi
10
a. Fly Ash
Fly Ash merupakan material yang memiliki ukuran butiran yang
halus, berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari hasil pembakaran batu
bara. Pada intinya fly ash mengandung unsur kimia antara lain silika (SiO2),
alumina (Al2O3), fero oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga
mengandung unsur tambahan lain yaitu magnesrum oksida (MgO), titanium
oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan K2O), sulfur trioksida (SO3), pospor
oksida (P2O5) dan carbon. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik,
kimia dan teknis dari fly ash adalah tipe batu bara, kemurnian batu bara,
tingkat penghancuran, tipe pemanasan dan operasi, metode penyimpanan
dan penimbunan. Adapun komposisi kima dan klasifikasinya dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Menurut ASTM C 618-03 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly
ash kelas F dan kelas C. Perbedaan utama dari kedua fly ash tersebut adalah
banyaknya calcium, silica, alumunium dan kadar besi di fly ash tersebut.
Walaupun kelas F dan kelas C sangat ketat ditandai untuk digunakan fly ash
yang memenuhi spesifikasi ASTM C 618-03, namun istilah ini lebih umum
digunakan berdasarkan asal produksi batu bara atau kadar CaO. Yang
penting diketahui, bahwa tidak semua fly ash dapat memenuhi persyaratan
ASTM C 618-03, kecuali pada aplikasi untuk beton, persyaratan tersebut
harus dipenuhi.
Fly ash kelas F merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran
batu bara anthracite atau bituminous, mempunyai sifat pozzolanic dan untuk
mendapatkan sifat cementitious harus diberi penambahan quick line,
hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah (CaO
< 10%). Adapun fly ash kelas C diproduksi dari oembakaran batu bara
lignite atau sub-bituminous selain mempunyai sifat pozzolanic juga
mempunyai sifat self-cementing (kemampuan untuk mengeras dan
menambah strength apabila bereaksi dengan air) dan sifat ini timbul tanpa
penambahan kapur. Biasanya mengandung kapur (CaO) > 20%.
11
Bituminus
Subbitumins
Lignit
SiO2
Al2O3
Fe2O3
CaO
MgO
SO3
Na2O
K2O
LOI
20 - 60
5 - 35
10 - 40
1 - 12
0-5
0-4
0-4
0-3
0 - 15
40 - 60
20 - 30
4 - 10
5 - 30
1-6
0-2
0-2
0-4
0-3
15 - 45
20 - 25
4 - 15
15 - 40
3 - 10
0 - 10
0-6
0-4
0-5
b. Sodium silikat
Sodium silikat merupakan salah satu bahan tertua dan paling aman yang
sering digunakan dalam industri kimia, hal ini dikarenakan proses produksi
yang lebih sederhana, maka sejak tahun 1818 sodium silikat berkembang
dengan cepat.
Sodium silikat dapat dibuat dengan 2 proses yaitu proses kering dan
proses basah. Pada proses kering, pasir (SiO2) dicampur dengan sodium
carbonate (Na2CO3) atau dengan potassium carbonate (K2CO3) pada
temperatur 1100-1200 C. Hasil reaksi tersebut menghasilkan kaca (cullets)
yang dilarutkan ke dalam air dengan tekanan tinggi menjadi cairan yang bening
dan agak kental. Sedangkan pada proses pembuatan basah, pasir (SiO2)
dicampur dengan sodium hidroxide (NaOH) melalui proses filtrasi akan
menghasilkan sodium silikat yang murni (Andi dan Calvin, 2006).
Sodium silikat terdapat dalam dua bentuk, yaitu berupa padat dan larutan.
Untuk campuran beton lebih banyak digunakan dengan bentuk larutan. Sodium
silikat atau yang lebih dikenal dengan nama water glass, pada mulanya
digunakan sebagai campuran dalam pembuatan sabun. Tetapi dalam
perkembangannya sodium silikat dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan, antara lain untuk bahan campuran semen, pengikat keramik, coating,
campuran cat serta dalam keperluan industri, seperti kertas, tekstil dan serat.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa sodium silikat dapat digunakan
12
13
14
1.
2.
3.
4.
5.
Persiapan Bahan :
Natrium
Water glass
Air
Agregat Kasar
Fly Ash
Rancangan campuran
Beton Geopolimer
Pembuatan / Pengadukan
Buis Beton Geopolimer
Tanpa Pasir
Perawatan:
didiamkan pada suhu ruang
Percobaan Pembuatan
Benda Uji dengan Variasi
Larutan:
8M, 11M, dan 14M
Kesimpulan
Selesai
15
16
suhunya telah turun, pembuatan sampel beton dapat dilakukan. Karena hingga
saati ini belum ada rancangan campuran yang pasti untuk beton geopolimer
pada penelitian ini kami mencoba membuat rancangan campuran. Rancangan
campuran kami terdiri dari dua macam:
1. Rancangan campuran untuk Trial Mix : 8M, 11M, dan 14M
2. Rancangan campuran Buis Beton dengan variasi Larutan Natrium: 11 M
4.1.3 Pembuatan Buis Beton Tanpa Semen Tanpa Pasir
Perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan mengikuti
standard SNI yang ada, seperti : Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar,
tidak pada tanah berlereng, curam atau labil dan sumur resapan harus dijauhkan dari
tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m diukur dari tepi),
dan berjarak 1 m dari fondasi bangunan. Penggalian sumur resapan bisa sampai
tanah berpasir atau maksimal 2 m dibawah permukaan air tanah. Kedalaman muka
air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan. Struktur tanah harus
mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau
sama dengan 2,0 cm/jam artinya, genangan air setinggi 2 cm akan terserap habis
dalam 1 jam.
Bentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8 m dan
maksimum 1,4 m, serta kedalamannya disesuaikan denagn tipe konstruksi sumur
resapan air. Sementara itu, pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari
fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran
spesi 1 semen : 5 pasir tidak di plester, tebal bata (Balitbang Kimpraswil, 2001).
Dalam karsa cipta ini, Buis Beton bertulang digantikan dengan buis beton tanpa
semen dan tanpa pasir dengan ukuran sama. Prosedur untuk pembuatan sumur
resapan dengan buis beton normal adalah sebagai berikut :
17
1.
Siapkan 2 buah buis beton resapan yang berdiameter, 0,8 m beserta bahan dan
peralatan lainnya. Buatlah lubang pada salah satu Buis beton sebesar 15-16 cm
sebagai tempat pemasukan dan limpasan jarak dari atas setinggi 20 cm.
3.
Masukan Buis beton yang tidak dilubangi pada galian tersebut kemudian
masukan lagi buis beton yang lainnya. Setelah itu, rongga antara Buis beton
dan dinding galian tanah di sisi dengan ijuk atau kerikil hingga penuh.
4.
Pasang pipa untuk pemasukan dan pelimpasan air, lalu beri adukan pada
sambungan hong dan pipa. Pemasangan pipa dilakukan dengan cara menggali
tanah sedalam 20 cm lalu ditimbun. Saluran pemasukan mengarah ke talang
air rumah, sedangkan saluran limpasan mengarah ke parit pembuangan.
Kemudian buat tutup sumur sperti pada sumur resapan tembok.
Dengan buis beton tanpa pasir fungsi dari pada kerikil dan ijuk tidak di perlukan.
Air akan mengalir melalui pori-pori yang terdapat pada buis beton.
Pembuatan Buis beton tanpa semen tanpa pasir ini dilakukan setelah pembuatan
benda uji beton geopolimer dilakukan. Karena untuk dapat membuat buis beton,
perlu diketahui campuran berapa molar yang optimal untuk pembuatan buis
18
beton. Benda uji yang sebelumnya telah dibuat dan dirawat pada suhu ruang
selama 14 hari, kemudian dilakukan pengujian kuat tekan dan melihat
konsentrasi larutan pada benda uji secara visual untuk mandapatkan hasil yang
optimum dari ketiga variasi larutan tersebut. Setelah didapatkan hasil yang
optimum, dimulai pembuatan benda buis beton geopolimer non pasir dengan
merancang rancangan campuran untuk buis beton (mix design).
4.2
No.
Kegiatan
Pengujian Bahan
4.3
Instrumen Pelaksanaan
Bulan
Mar 2014 / t
Apr 2014
Mei 2014
Juni 2014
19
Peralatan Penunjang
Material
Harga Satuan
(RP)
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Uji Tarik
20
10,000.00
200,000.00
Uji Tekan
20
2
10,000.00
350,000.00
200,000.00
700,000.00
Keterangan
Sewa Molen
Pengadukan Beton
100,000.00
100,000.00
Polybag
Perawatan
9,000.00
9,00.00
Sarung tangan
12
10,000.00
120,000.00
1,329,000.00
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan
(RP)
Keterangan
Campuran beton 1
45 kg
18,000.00
810,000.00
Campuran beton 2
40 kg
18,000.00
720,000.00
Campuran beton 3
15 kg
18,000.00
270,000.00
Fly ash
Larutan geopolimer
50 kg
1,000.00
50,000.00
Natrium
Larutan geopolimer
5 kg
30,000.00
150,000.00
Water glass
Larutan geopolimer
SUB TOTAL (Rp)
7 kg
10,000.00
70,000.00
2,070,000.00
Agregat Kasar
3. Perjalanan
Material
Justifikasi Perjalanan
Kuantitas
Harga Satuan
(RP)
Keterangan
Transportasi
700,000.00
1,400,000.00
Transportasi
900,000.00
1,600,000.00
Transportasi
Monev
80,000.00
400,000.00
3,400,000.00
20
4. Lain - Lain
Justifikasi
Kuantitas
Harga Satuan
(RP)
Buku literatur
125,000.00
250,000.00
Internet
Browsing literatur/hari
30
9,000.00
270,000.00
ATK
90,000.00
90,000.00
Dokumentasi
120,000.00
240,000.00
Tinta printer
Pencetakan
80,000.00
160,000.00
75,000.00
150,000.00
Laporan Akhir
45,000.00
225,000.00
Publikasi artikel
a. Pembuatan buis
1
1
400,000.00
150,000.00
400,000.00
150,000.00
150,000.00
300,000.00
c. Galian tanah
500,000.00
500,000.00
Laboratorium
Kegiatan pengujian
500,000.00
500,000.00
Bahan Tambah
216,000.00
216,000.00
Material
Penggandaan
Publikasi
Upah kerja
Keterangan
3,451,000.00
10,250,000.00
TOTAL (Keseluruhan)
HASIL
SYARAT
SPESIFIKASI
KET
2.691
2.0-2.7
SNI 03-6861.1-2002
PENYERAPAN AIR
7.723 %
Maks 3
SNI 03-6861.1-2002
1.300 Kg/m3
SNI 03-6861.1-2002
VOIDS
47.861 %
Maks 50
SNI 03-6861.1-2002
1.501 Kg/m3
SNI 03-6861.1-2002
VOIDS
39.801 %
Maks 50 %
SNI 03-6861.1-2002
KADAR AIR
1.411 %
SK-SNI M 11-1989-F
KADAR LUMPUR
0.997 %
<1%
SK-SNI M 11-1989-F
21
2.469
2.2-2.8
ACI
Manual
Concrete Practise
of
1168,04
Kg/m3
VOIDS
52.59 %
1220.063
Kg/m3
VOIDS
50.489 %
22
saat pengujiannya kuat tekan yang dihasilkan pun bagus karena larutan dan
agregatnya seimbang.
Dari tiga variasi larutan yaitu 8M, 11M, 14M untuk dijadikan bahan dasar
beton untuk konstruksi sumur resapan air, didapatkanlah larutan yang optimum
adalah 11 Molar. Larutan 11 M menghasilkan kuat tekan bagus karena larutan
dan agregatnya seimbang.
b.
Untuk pembuatan buis hal yang paling utama adalah dinding sumur resapan
harus memiliki celah pori yang banyak agar dapat dilalui air dengan mudah.
Sehingga disimpulkan bahwa beton geopolimer dapat digunakan sebagai
konstruksi sumur resapan.
Saran
Mengingat penelitian yang dilakukan ini masih mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Perbesar dimensi sumur resapan agar debit yang mampu ditampung sumur akan
menjadi lebih besar.
2. Pada penelitian selanjutnya agar dicari tahu seberapa besar penerapannya pada
lingkungan.
3. Pengujian buis beton sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali dalam tiap lokasi
pengujiannya.
23
VII.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM 618-03 Standart Specificatin for Coal Fly Ash and Raw or Calcined
Natural Pozzoland for Use as a Mineral Admixtyre in Concrete,
American Society of Testing Material.
Davidovits, J., 2002, 30 Year of Successes and Failures in Geopolimer
Applications, Market Trends and Potentials Brakthroughs, Geopolimer
2002 conference, October 28-29, Melbourne, Australia.
Hardjito, D., dan Rangan, B.V., 2005, Development and Properties of Low
Calcium Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, Research Report GC 1,
Curtin University of Tecnology, Pearth, Australia.
Hardjito, D., 2005, Studies of Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, Doctor of
Philosoph Thesis, Curtin University of Tecnology, Pearth, Australia.
Tjokrodimuljo, K., 2007, TeknologiBeton, Biro Penerbit Teknik Sipil KMTS FT
UGM, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wallah, S.E., And Rangan, B.V., 2006, Low-Calcium A buter bang - Based
Geopolymer Concrete : Long-Term Properties, Research Report GC2
Faculty of Engineering ,access dated 24 Januari 2011,
http://www.google.com/geopolymer
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan
Untuk Lahan Pekarangan SNI No.03-2459-1991. Departemen
Kimpraswil,Jakarta
http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/sn
i-03-2459-1991.htm
Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Benda Uji
Pengayakan Agregat
22 Maret 2014
Pembuatan Natrium
25 Maret 2014
Pembuatan Natrium
25 Maret 2014
Pembuatan Natrium
25 Maret 2014
Persiapan Cetakan
25 Maret 2014