Satelit GPS
Hasanuddin Z. Abidin
Jurusan Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
E-mail : hzabidin@indo.net.id
l
l
l
l
l
l
peralatan
geometri
strategi pengamatan
strategi pengolahan data
organisasi pelaksanaan
pengenalan lapangan
(reconnaissance)
l
l
l
l
monumentasi
pengamatan satelit
data meteorologi
data pelengkap
l
l
l
l
l
pemrosesan awal
perhitungan baseline
perhitungan jaringan
transformasi koordinat
kontrol kualitas
revisi
PENGUMPULAN DATA
revisi
PENGOLAHAN DATA
perhitungan
tambahan
PELAPORAN
l
l
l
Geometri
PERENCANAAN
SURVAI GPS
Strategi
pengamatan
l
l
l
l
lokasi titik
jumlah titik
konfigurasi jaringan
karakteristik baseline
jumlah satelit
lokasi & distribusi satelit
mask angle
kekuatan geometri
metode pengamatan
waktu pengamatan
lama pengamatan
pengikatan ke titik tetap
l
l
l
l
l
l
l
Strategi
pengolahan data
Organisasi
pelaksanaan
l
l
l
l
l
perangkat lunak
pemrosesan awal
eliminasi kesalahan & bias
penentuan baseline
perataan jaringan
kontrol kualitas
transformasi koordinat
jumlah personil
pembagian tugas
transportasi & komunikasi
logistik
akomodasi
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
PROLOG
Dalam pelaksanaan Survei dengan GPS,
berdasarkan pengalaman, problem dan permasalahan
umumnya timbul bukan karena hal-hal yang terkait dengan
TEKNOLOGI tapi karena hal-hal yang terkait dengan
LEMAHNYA MANAJEMEN SURVEI.
PERENCANAAN
PERALATAN
Perangkat Lunak
l perangkat lunak utama (pengolahan
awal, pengolahan baseline, perataan
jaringan, transformasi koordinat).
l prediksi satelit.
l kemampuan downloading data.
l pilihan-pilihan pengolahan data.
Kesesuaian Lapangan
l berat
l ukuran
l kekuatan
l kekedapan terhadap air
l selang suhu operasional
l kebutuhan enerji/baterai
Perekaman Data
l media perekaman data.
l kecepatan perekaman data.
l kapasitas/volume perekaman.
l metode penyimpanan data.
l metode downloading data.
l jenis data yang dapat di download.
Receiver GPS
Berdasarkan pemakainya dikenal tipe-tipe receiver GPS :
Tipe Navigasi
Penentuan
Posisi
RECEIVER
GPS
Tipe Sipil
Tipe Militer
Tipe Pemetaan
Tipe Geodetik
Tipe Satu-Frekuensi
Tipe Dua-Frekuensi
Penentuan
Waktu
Timing Receiver
Pada survai GPS yang digunakan adalah receiver GPS tipe geodetik.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
60-80 Juta
30-35 Juta
Geodetik (Dua-Frekuensi)
Geodetik (Satu-Frekuensi)
Pemetaan
10-15 Juta
Navigasi
(Militer)
Navigasi
(Sipil)
Harga
(Rp)
mm-cm cm-dm
1-5m
?
0.4-1.0 Juta
Ketelitian Posisi
Hasanuddin Z.
Z. Abidin,
Abidin, 1997
1997
Hasanuddin
l
l
l
l
Tipe Receiver
satu frekuensi
(pseudorange dan fase)
dua frekuensi
40
60
80
100
120
140
Jumlah Receiver
Jumlah receiver GPS yang digunakan dalam suatu survai GPS
(minimal 2 buah) akan mempengaruhi beberapa hal seperti :
Garmin 38
Eagle Explorer
Magellan 4000XL
Garmin 12XL
Magellan Trailblazer XL
US$. 149.00
US $. 199.99
US $. 249.95
US $. 249.99
US $. 279.99
l
l
Sensor Meteorologi
l
l
l
Kendaraan Bermotor
Setiap tim survai GPS umumnya akan memerlukan
satu kendaraan bermotor untuk pergerakan dari
titik ke titik.
o Jenis kendaraan bermotor disesuaikan dengan kondisi
medan survai (e.g. 4-wheel drive, speed boat, dll.)
o Supir kendaraan sebaiknya penduduk lokal, yang lebih
mengetahui jalan-jalan di kawasan daerah survai.
o Penghematan jumlah kendaraan kadang dapat dilakukan
dengan perencanaan sesi pengamatan serta pergerakan
tim yang baik dan ketat.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Radio Komunikasi
Peralatan radio komunikasi mutlak diperlukan dalam
pelaksanaan suatu survai GPS.
o Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tim survai.
Jangan lupa backup !
o Penting untuk sinkronisasi waktu pengamatan antar tim.
o Penting untuk menjaga komunikasi antar tim ataupun
antara tim dengan basecamp.
o Jarak jangkau dari peralatan radio komunikasi yang digunakan
harus lebih panjang dari panjang baseline maksimum dalam
jaringan yang disurvai.
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Komputer
Tim survai GPS di lapangan harus dilengkapi dengan
komputer, sebaiknya laptop, yang berfungsi :
o Untuk down-loading data dari receiver.
o Untuk pengolahan baseline dari hari ke hari.
o Untuk perataan jaringan awal di lapangan
(perhitungan secara bertahap).
Peralatan Lainnya
Beberapa peralatan survai GPS lainnya :
o Tripod
o Unting-Unting
o Tribrach
o Pengukur Tinggi Antena
o Penunjuk Waktu (Jam)
o Senter (untuk pengamatan malam hari)
Belum
Jumlah
Keterangan
Receiver + Antena
Tribrach
Kabel-Kabel
Pengukur Tinggi Antena
Baterai + Charger
Radio Komunikasi
Komputer + Disket
Tripod + Unting-Unting
Formulir-Formulir Isian
PERENCANAAN
ASPEK GEOMETRI
Geometri Pengamat
Satelit GPS
Parameter-parameter perencanaan
suatu survai GPS yang terkait dengan
geometri pengamat adalah :
l
l
l
l
LOKASI TITIK
JUMLAH TITIK
KONFIGURASI JARINGAN
KARAKTERISTIK BASELINE
Tidak seperti halnya survai terestris, survai GPS tidak memerlukan saling
keterlihatan (intervisibility) antara titik-titik pengamat.
Lokasi Titik
l
l
l
l
l
l
Punya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15 derajad.
Jauh dari obyek/benda yang mudah memantulkan sinyal GPS, untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya multipath.
Jauh dari kabel-kabel listrik tegangan tinggi ataupun obyek-obyek bermedan
elektromagnetik yang kuat yang dapat mendistorsi karakteristik meda elektromagnetik
dari antena GPS.
Kondisi dan struktur tanahnya stabil.
Mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor).
Sebaiknya ditempatkan di tanah milik negara.
Titik harus ditempatkan pada lokasi dimana monumen/pilar tidak mudah terganggu
atau rusak, baik akibat gangguan manusia, binatang, ataupun alam.
Penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan rencana penggunaan
lokasi yang bersangkutan di masa depan.
Titik-titik harus dapat diikatkan ke minimal satu titik yang telak diketahui koordinatnya
- pendefinisian datum.
- penjagaan konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian
titik-titik dalam jaringan
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Jumlah Titik
l
Titik-titik terdiri dari titik-titik yang telah diketahui koordinatnya dan titik-titik
yang akan ditentukan koordinatnya :
- untuk pendefinisian datum dari survai GPS tersebut.
- dituntut oleh spesifikasi teknis dari survai GPS.
- untuk penentuan parameter transformasi antara datum GPS dan datum lokal.
- untuk kontrol kualitas.
- untuk menjaga konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik.
Minimal satu titik harus dijadikan sebagai titik datum dari survai GPS,
yang koordinatnya diketahui dalam sistem WGS-84.
Konfigurasi Jaringan
l
Sebatas tahap perhitungan baseline, bentuk jaring titik-titik GPS bukanlah suatu isu
yang krusial dibandingkan dengan ukuran (besar) jaringan. Dengan kata lain panjang
baseline lebih berpengaruh dibandingkan letak dan orientasi nya.
Untuk keperluan penentuan cycle ambiguity, panjang baseline dalam suatu jaring GPS
sebaiknya bervariasi secara gradual dari pendek ke panjang (bootstraping method).
Tapi dari segi menjaga tingkat dan konsistensi ketelitian titik-titik dalam jaringan, jarak
antar titik sebaiknya tidak terlalu panjang dan juga titik-titik tersebut sebaiknya
terdistribusi secara merata dan teratur.
Baseline Trivial
l
l
l
l
l
Baseline trivial adalah baseline yang dapat diturunkan dari baselinebaseline lainnya dari satu sesi pengamatan.
Baseline yang bukan trivial dinamakan baseline bebas (independent).
Pada satu sesi pengamatan, jika ada n receiver yang beroperasi secara
simultan maka akan ada (n-1) baseline bebas.
Ada beberapa kombinasi dari (n-1) baseline bebas tersebut.
Set dari (n-1) baseline bebas yang akan digunakan akan mempengaruhi
kualitas dari posisi titik yang diperoleh.
5 receiver GPS
satu sesi pengamatan
baseline bebas
baseline trivial
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Karakteristik Baseline
METODE
RADIAL
l
l
4 baseline bebas.
geometri untuk penentuan posisi
relatif lebih lemah.
ketelitian posisi yang diperoleh relatif
akan lebih rendah.
waktu pengumpulan dan pengolahan
data relatif akan lebih cepat.
jumlah receiver dan/atau sesi
pengamatan yang diperlukan relatif
lebih sedikit.
biaya untuk logistik, transportasi, dan
akomodasi relatif akan lebih murah.
kontrol kualitas relatif lemah.
METODE
JARINGAN
l
l
10 baseline bebas.
geometri untuk penentuan posisi
relatif lebih kuat.
ketelitian posisi yang diperoleh relatif
akan lebih tinggi.
waktu pengumpulan dan pengolahan
data relatif akan lebih lambat
jumlah receiver dan/atau sesi
pengamatan yang diperlukan relatif
lebih banyak.
biaya untuk logistik, transportasi, dan
akomodasi relatif akan lebih mahal.
kontrol kualitas relatif lebih baik.
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Karakteristik Baseline
Karakteristik Baseline
l
Baseline sebaiknya tidak terlalu panjang (< 20 km); karena semakin panjang baseline
pengaruh kesalahan orbit dan refraksi ionosfir akan semakin besar.
Untuk kontrol kualitas dan menjaga kekuatan
jaringan, sebaiknya baseline yang diamati saling
menutup dalam suatu loop dan tidak terlepas
begitu saja. Kalau karena sesuatu hal, pengamatan
baseline harus dilakukan secara terlepas (metode
radial), maka sebaiknya setiap baseline diamati
2 kali pada 2 sesi pengamatan yang berbeda.
Semakin banyak jumlah baseline bebas (independent) yang diamati dalam suatu
jaringan akan semakin baik.
Hindari baseline trivial, gunakan baseline bebas (independent).
Dalam perhitungan jaringan, baseline trivial tidak digunakan.
Karakteristik Baseline
Loop yang terlalu besar (terdiri dari banyak baseline) tidak terlalu baik
secara geometris, meskipun dilihat dari lamanya pengamatan yang
diperlukan akan lebih menguntungkan.
l Dengan kata lain jumlah baseline dalam suatu loop sebaiknya
jangan terlalu banyak
l Baseline-baseline dalam suatu jaringan GPS sebaiknya mempunyai
panjang yang relatif tidak terlalu jauh berbeda satu sama lainnya.
l
loop kecil
loop besar
loop kecil
kurang baik
lebih baik
Konfigurasi Baseline
Pada survai GPS, konfigurasi jaringan baseline dibuat dengan
mempertimbangkan :
l Spesifikasi teknis yang ditetapkan.
l Kondisi medan daerah survai
Apa Begini ?
Jalan
Titik GPS
18 baseline
Atau Begini ?
Jalan
Titik GPS
16 baseline
Mungkin Begini ?
Jalan
Titik GPS
17 baseline
Geometri Satelit
Satelit GPS
Parameter-parameter perencanaan
suatu survai GPS yang terkait dengan
geometri pengamat adalah :
l
l
l
l
JUMLAH SATELIT
LOKASI & DISTRIBUSI SATELIT
MASK ANGLE
KEKUATAN GEOMETRI
dari fase.
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Jumlah Satelit
Pada prinsipnya semakin banyak satelit yang diamati
akan semakin baik :
l
l
l
Pilih selang waktu pengamatan dimana jumlah satelit yang dapat diamati di
atas horison pengamat adalah paling banyak.
Gunakan receiver GPS yang dapat mengamati seluruh satelit yang nampak.
Pilih lokasi titik yang mempunyai ruang pandang bebas ke langit
yang seluas mungkin.
30
Elevation
0
330
16
60
60
11
6
90
270
30
19
90
18
120
240
Azimuth
starting epoch
150
210
180
Mask Angle
l
mask angle
PERENCANAAN
STRATEGI PENGAMATAN
Strategi Pengamatan
Satelit GPS
METODE PENGAMATAN
WAKTU PENGAMATAN
LAMA PENGAMATAN
PENGIKATAN KE TITIK TETAP
Metode Pengamatan
k
k
Sesi Pengamatan
l Sesi pengamatan adalah suatu selang waktu pengamatan
R2
R2
R1
R2
R1
R3
Sesi-1
R3
Sesi-2
R3
Sesi-3
R1
R3
R1
Sesi-4
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
n-m
s =
r-m
b = s.(r-1)
b = jumlah baseline
Pergerakan Receiver
l Dalam survai GPS, perencanaan pergerakan receiver harus
C
D
E
A
Sesi
Pengamatan
Penempatan
Receiver
Baseline bebas
yang diamati
1
2
3
4
A, B, C
A, D, C
A, D, E
A, C, E
AB dan BC
AC dan CD
AD dan DE
AE dan EC
Pergerakan Receiver
Untuk keperluan perhitungan awal di lapangan
(pengolahan baseline dan perataan jaringan bertahap),
pergerakan receiver hendaknya dimulai dari titik tetap.
Titik Baru
Titik
Tetap
Arah
Pengukuran
Titik Tetap
Pergerakan Receiver
l Dalam pergerakan ke titik-titik pengamatan,
Waktu Pengamatan
Satelit GPS
Lama Pengamatan
Satelit GPS
Lama Pengamatan
Jumlah satelit
(GDOP 8)
4 atau 5
4 atau 5
Panjang
Siang
baseline
hari
Rapid Static
< 5 km
5 - 10 menit
5 - 10 km
10 - 20 menit
Malam
hari
5 menit
5 - 10 menit
4 atau 5
10 - 15 km
> 30 menit
5 - 20 menit
1 - 2 jam
2 - 3 jam
1 jam
2 jam
Static
4 atau 5
4 atau 5
15 - 30 km
> 30 km
Lama Pengamatan
Metode
Periode pengamtan
(hanya L1)
0 - 5 km
Stop-and-Go
2 menit *
2 menit *
0 - 5 km
Rapid Static
30 menit
15 menit
5 - 10 km
Rapid Static
50 menit
25 menit
10 - 30 km
Static
90 menit
60 menit
30 - 50 km
Static
180 menit
120 menit
Panjang baseline
Periode pengamatan
(L1 dan L2)
* ambiguitas fase dianggap telah ditentukan dengan benar sebelum receiver bergerak.
Lama Pengamatan
Satelit GPS
Lama pengamatan
lebih panjang
perubahan geometri
yang lebih besar
l perubahan kondisi atmosfir
yang lebih bervariasi
l ketelitian posisi
yang lebih baik
l lebih mahal
Lama pengamatan
lebih pendek
Lapisan Ionosfir
Lapisan Troposfir
Pengamat
Interval data
yang lebih kecil
data lebih banyak.
l hanya meningkatkan presisi
dan bukan akurasi data.
l kapasitas pengamatan
receiver berkurang.
l kontributas pada peningkatan
ketelitian posisi tidak besar.
Interval data
yang lebih besar
Pengamat
4
Sebaiknya titik tetap ini mempunyai orde ketelitian yang lebih tinggi.
Sebaiknya titik-titik tetap tersebut terdistribusi secara merata meliputi
seluruh jaringan.
Konektivitas ke titik tetap sebaiknya dibuat relatif lebih kuat.
Konektivitas Titik
Konektivitas lebih
lemah = 2 baseline
Konektivitas lebih
kuat = 5 baseline
Titik Tetap
Titik tetap
BERANTING
Daerah Survai
l Pengamatan
LANGSUNG
lebih lama
l Receiver
dua-frekuensi
Daerah Survai
Pengaruh
Lokasi
Titik Tetap
N10239
N10240
N10237
N0006
Jaring GPS
KDKN Orde-2
Jawa Timur 1994
N10237
N10240
N10240
N10239
N0006
N10237
N10240
N10240
N10239
2 titik
Pengaruh
Jumlah
Titik Tetap
N10237
N10239
N10240
N10240
Jaring GPS
KDKN Orde-2
Jawa Timur 1994
N10239
N10239
3 titik
N0006
N0006
N10237
N10237
N10240
4 titik
N10240
N10240
N10239
N10239
1 titik kontrol
2 titik kontrol
Pengaruh
Jumlah
Titik Tetap
Ellips kesalahan garis
N10240
N10239
3 titik kontrol
N10239
4 titik kontrol
N0006
Jaring GPS
KDKN Orde-2
Jawa Timur 1994
N10237
N10237
N10240
N10240
PERENCANAAN STRATEGI
PENGOLAHAN DATA
Pengukuran baseline
Alur
Pengolahan
Data pada
Survai GPS
Pengolahan baseline
tidak
bisa diterima
Perataan Jaringan
bisa diterima
tidak
Transformasi datum
dan koordinat
Perangkat
Lunak
Komputer
& Software
Pengolahan
Data GPS
Sumber
Daya
Manusia
Transformasi
Datum dan
Koordinat
Kontrol
Kualitas
DATA
JELEK
Berbasiskan komputer
Menggunakan software komersial
Sulit untuk dimanipulasi
Memerlukan kemampuan interpretasi dan
analisis hasil tertentu
HASIL
JELEK
Geodetik
l Geodesi Satelit
l Survai Satelit
l Transformasi Koordinat dan
Sistem Proyeksi Peta
l
l
l
Pengolahan Baseline.
Dilakukan setiap malam hari terhadap
baseline yang diamati pada siang hari nya.
Pengolahan Baseline
Data Fase
Satelit GPS
Pengolahan Baseline
dZ
Stasion
Referensi
Vektor Baseline
(dX,dY,dZ)
dY
dX
Perhitungan Baseline
Perhitungan vektor baseline dalam suatu jaringan
sebaiknya dimulai dari titik tetap.
17
15
6
16
11
18
4
1
20
19
12
21
8
2
5
3
13
9
10
14
23
24
22
Trimble
Leica
Ashtech
Geotronics
GEOLAB
GEOLAB adalah perangkat lunak perataan jaringan
yang dapat melakukan fungsi-fungsi berikut :
GEOsurv Inc
Unit 6-1050 Baxter Road, Ottawa, Ontario, Canada
http://www.geosurv.com
Hasanuddin Z. Abidin, 1994