Anda di halaman 1dari 13

Laporan Penginderaan Jarak Jauh Medan, Oktober 2020

LAYER STACKING

Dosen Penanggung Jawab:


Dr. Anita Zaitunah, S.Hut, M.Si

Oleh:
Rahma Dewi Harahap
171201042
MNH7

DEFARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
praktikum Penginderaan Jarak Jauh ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun judul laporan ini adalah “Layer Stacking” Penulis mengucapkan
terima kasih kepada sebagai dosen matakuliah dan praktikum Penginderaan Jarak
Jauh yang telah memberikan materi dengan baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kesalahan yang
terjadi baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.

Medan, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan............................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat.........................................................................................5
Alat dan Bahan...............................................................................................5
Metode Praktikum..........................................................................................5

PEMBAHASAN
Hasil.................................................................................................................8
Pembahasan.....................................................................................................8

KESIMPLAN DAN SARAN


Kesimpulan………………………………………………………………....9

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU No.41 Tahun.
1999). Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan
mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi.
Hutan lindung adalah hutan yang diperuntukan bagi perlindungan tata tanah dan air
bagi kawasan di sekitarnya. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu yang diperuntukan bagi perlindungan alam, pengawetan jenis-jenis flora dan
fauna, wisata alam dan keperluan ilmu pengetahuan. Hutan produksiadalah hutan
yang diperuntukan bagi produksi kayu dan hasil hutan lainnya untuk mendukung
perekonomian negara dan perekonomian masyarakat. Fungsi-fungsi hutan yang
sangat penting bagi lingkungan hidup perlu dijaga dari ancaman-ancaman yang dapat
merusakkawasan hutan. Untuk memantau hutan diperlukan suatu informasi mengenai
persebaran kawasan hutan, salah satu data yang dapat dimanfaatkan untuk memantau
kawasan hutan yaitu penginderaan jauh (Yudha, 2018).
Perkembangan teknologi penginderaan jauh dalam hubungannya dengan skala
peta dimulai sekitar tahun 1980-an. Pada masa itu, satelit penginderaan jauh yang
diluncurkan seperti Landsat, ASTER dan SPOT lebih banyak digunakan untuk
membantu proses pemetaan skala kecil disebabkan keterbatasan dalam resolusi
spasial yang dimiliki satelit penginderaan jauh tersebut. Namun saat ini muncul
berbagai teknologi penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan
untuk pemetaan skala besar seperti IKONOS dan Quickbird
(Arimbawa dan Khomsin, 2010).
Penginderaan jauh merupakan ilmu untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah, atau gejala dengan cara analisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpakontak la ngsung terhadap obyek, daerah, atau gejala
tersebut. Pada penginderaan jauh menggunakan satelit akan menghasilkan data citra

1
2

dan salah satu data citra satelit yang digunakan untuk memantau area pertanian
adalah data cita satelit Landsat-8. Sebagai dataset, data citra tersebut dapat diolah
menggunakan algoritma atau metode (persamaan matematis) tertentu, dalam hal ini
menggunakan metode yang disebut indeks vegetasi (Andana, 2015).
Stacking merupakan proses menggabungkan beberapa band citra yang
berbeda sehingga membentuk suatu tampilan yang di inginkan. Diketahui data citra
Landsat 7 ETM+ terdiri dari 8 band dan Landsat 8 OLI terdiri dari 11 band yang
masing-masing memiliki fungsi masingmasing. Proses dalam menampilkan suatu
tampilan baku dari citra landsat yang terdiri dari beberapa band, diperlukan suatu
proses penggabungan saluran/band yang disebut layer stacking. Penentuan citra
subset (cropping) dilakukan untuk mengakomodasikan ukuran citra dari objek
penelitian, citra dicrop sesuai dengan ukuran lokasi penelitian. Gabungan (komposit)
saluran/band dilakukan untuk mendapatkan ketajaman objek dan menghasilkan warna
komposit yang optimum. Citra Landsat merupakan citra resolusi menengah yang
mana memiliki cakupan yang cukup luas, pada data yang digunakan yaitu path 121
dan row 65 wilayah Segara Anakan dilakukan cropping sesuai luasan wilayah kajian
(Tarigan dkk, 2016).
Citra Landsat 8 merupakan satelit yang dibangun oleh Orbital Sciences
Corporation. Orbital Sciences Corporation adalah yang menjabat sebagai kontraktor
utama untuk misi instrumen pesawat ruang angkasa yang dibangun oleh Ball
Aerospace dan NASA Goddard Space Flight Center, dan peluncurannya dikontrak
oleh United Launch Alliance. Pada dasarnya Landsat 8 lebih cocok disebut sebagai
satelit yang melanjutkan misi dari Landsat 7 daripada disebut sebagai satelit baru
dengan spesifikasi yang baru (NASA, 2011).

Tujuan
Tujuan dari praktikum “Penginderaan Jarak Jauh” yang berjudul “Layer
Stacking” ini adalah untuk menggabungkan beberapa band untuk menjadika suatu
informasi yang utuh.

2
3

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan Teknik Geodesi dan Geomatika sudah mencapai kemajuan


signifikan pada bidang penginderaan jauh. Hal ini ditandai dengan bermunculannya
berbagai jenis satelit, baik yang bersifat militer, sumber daya alam maupun yang
bersifat lingkungan dan cuaca. Satelit sumber daya alam memiliki resolusi spasial
dari 0,5 meter sampai puluhan meter (sekitar 60 meter). Satelit tersebut ada yang
memiliki resolusi temporal tinggi dan ada juga yang rendah. Sensor bawaan yang
digunakan dalam perekamancitra terdiri dari sensor aktif dan sensor pasif. Sensor
aktif atau yang lebih dikenal dengan radar memiliki kelebihan bebas dari efek awan.
(Julzarika, 2010).
Pesatnya perkembangan teknologi penginderaan jauh mempermudah
melakukan pekerjaan maupun penelitian dalam berbagai bidang. Saat ini kondisi data
satelit semakin baik terutama resolusi spasial maupun resolusi spektral. Dengan
bertambah baiknya resolusi spasial maka dimungkinkan untuk mengekstraksi objek-
objek yang relatif lebih rinci dalam ukurannya, begitu pula dengan bertambah
baiknya resolusi spektral maka memungkinkan citra satelit dapat digunakan untuk
mengekstraksi informasi atau objek didasarkan pada nilai spektral dari objek tertentu.
(Fadilah, 2018).
Citra satelit merupakan produk pencitraan yang dilakukan secara
penginderaan jauh dengan menggunakan wahana satelit dengan sensor pasif, aktif,
radio, microwave, dan sonar. Citra satelit dengan sensor pasif memiliki kelemahan
tidak bebas efek awan akan tetapi memiliki tampilan secara alami. Citra satelit
dengan sensor aktif memiliki kelebihan bebas efek awan akan tetapi memerlukan
kemampuan khusus untuk menganalisa data tersebut (SAR (Julzarika, 2016).
Landsat-8 adalah sebuah satelit observasi bumi Amerika yang diluncurkan
pada tanggal 11 Februari 2013, satelit landsat 8 menggambarkan seluruh bentuk bumi
setiap 16 hari. Landsat membawa dua instrumen push-broom: The Operational Land
Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) (USGS, 2018). Landsat-8
diorbitkan pada ketinggian 705 Km mendekati lingkaran singkron matahari, dengan

3
4

inklinasi 98,2°, laju pengamatan data 384 M bits/sec. Terapan interpretasi citra
landsat telah dilakukan didalam disiplin ilmu seperti, pertanian, botani, kartografi,
geodesi, geologi, geografi, geofisika, teknik sipil, kehutanan, perencanaan tataguna
lahan, oseanografi, dan analisis sumberdaya air. Untuk interpretasi citra landsat perlu
adanya pemilihan saluran/band untuk perpaduan yang paling sesuai dengan
tujuannya, untuk kegunaannya pada survei batimetri saluran yang perlu dipadukan
yaitu saluran 4, 3, dan 2 (red, green, dan blue), hal ini dikarenakan pada saluran red,
green, dan blue dapat menembus air, maka dengan pemodelan hitungan tertentu maka
dapat diketahui kedalaman suatu perairan di suatu daerah tertentu (area survei)
(Sampurno, 2016).
Pengolahan data citra digital merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mengolah dan menganalisis citra dengan bantuan komputer. Pada pengolahan citra
digital terdapat beberapa proses yang harus dilakukan terhadap data penginderaan
jauh, yaitu : a) Layer stacking merupakan sebuah teknik untuk menggabungkan
beberapa saluran citra yang terpisah menjadi satu file yang tergabung, dengan prinsip
penggabungan; daerah perekaman masih pada satu area, lebar dimensi citra yang
dimiliki sama. b) Cropping citra merupakan cara pengambilan data yang dilakukan
dengan memisahan/memotongan suatu area tertentu dari suatu data citra yang
memiliki area yang lebih luas, yang bertujuan untuk mendapatkan daerah penelitian
dengan maksud untuk dapat melakukan pengolahan data yang lebih fokus, rinci, dan
lebih optimal. c) Koreksi radiometrik merupakan proses untuk memperbaiki kualitas
visual citra dalam hal memperbaiki nilai piksel yang tidak sesuai dengan nilai
pantulan atau pancaran spektral objek yang sebenarnya. Efek atmosfer menyebabkan
nilai pantulan objek dipermukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi bukan nilai
aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya hamburan atau lebih kecil
karena proses serapan. d) Koreksi atmospheric merupakan salah satu algoritma
koreksi radiometrik yang relatif baru. Koreksi ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai parameter atau indikator atmosfer dalam proses koreksi.
e) Masking bertujuan untuk menghapus nilai piksel yang tidak diperlukan dan
memungkinkan akan mengganggu area yang sedang diteliti (Suprayogi, 2016)

4
5

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Penginderaan Jarak Jauh yang berjudul “Layer Stack”
dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020 pukul 11.40 s.d 13.30 WIB.
Praktikum ini dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi google classroom.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop, alat tulis, buku dan
aplikasi Erdas Imagine 9.1.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah hasil citra satelit dari web
earthexplorer.usgs.gov.
Prosedur Praktikum
1. Dibuka aplikasi erdas imagine 9.1

2. Kemudian klik interpreter, utilities, layer stack, kemudian pada tampilan layer
stack di kolom input masukan band dari citra yang telah di dwonload. Setelah
semua di add pada kolom output pilih dimana hasil layer stack di simpan.

3. Kemudian tunggu proses sampai selesai.

5
6

4. Setelah selesai untuk menampilkan hasil layer stack yang telah di jadi, klik viewer,
file kemudian open kemudian klik raster layer kemudain cari file hasil layer stack
tadi.

5. Untuk menampilkan citranya klik kanan di viwers kemudian klik fit image to
windwos.

6. Untuk menampilkan citra original klik raster kemudian klik band combination,
ubah layernya menjadi 6, 5, 4 untuk citra medan 2020 dan band combination 5, 4,
3.

7. Hasil layers stack medan 2010 selesai, untuk citra 2020 cara nya sama dengan cara
sebelumnya.

6
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil yang didapatkan dalam praktikum Penginderaan Jarak Jauh yang
berjudul “Layer Stack” adalah.

Gambar 1. Hasil Layer stack Citra Medan 2010 Gambar 2. Hasil Layer stack citra Medan 2020

Pembahasan
Menurut Tarigan dkk (2016) Stacking merupakan proses menggabungkan
beberapa band citra yang berbeda sehingga membentuk suatu tampilan yang di
inginkan. Diketahui data citra Landsat 7 ETM+ terdiri dari 8 band dan Landsat 8 OLI
terdiri dari 11 band yang masing-masing memiliki fungsi masingmasing. Proses
dalam menampilkan suatu tampilan baku dari citra landsat yang terdiri dari beberapa
band, diperlukan suatu proses penggabungan saluran/band yang disebut layer
stacking. Penentuan citra subset (cropping) dilakukan untuk mengakomodasikan
ukuran citra dari objek penelitian, citra dicrop sesuai dengan ukuran lokasi penelitian.
Gabungan (komposit) saluran/band dilakukan untuk mendapatkan ketajaman objek
dan menghasilkan warna komposit yang optimum. Citra Landsat merupakan citra
resolusi menengah yang mana memiliki cakupan yang cukup luas, pada data yang
digunakan yaitu path 121 dan row 65 wilayah Segara Anakan dilakukan cropping
sesuai luasan wilayah kajian.
Dalam Pengolahan Pada pengolahan citra digital terdapat beberapa proses
yang harus dilakukan terhadap data penginderaan jauh, yaitu : a) Layer stacking, b)
Cropping citra, c) Koreksi radiometrik dan d) Koreksi atmospheric

7
8

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Penginderaan jauh merupakan ilmu untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan cara analisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpakontak la ngsung terhadap obyek, daerah, atau gejala
tersebut.
2. Layer stacking merupakan sebuah teknik untuk menggabungkan beberapa
saluran citra yang terpisah menjadi satu file yang tergabung, dengan prinsip
penggabungan; daerah perekaman masih pada satu area, lebar dimensi citra yang
dimiliki sama
3. Citra satelit merupakan produk pencitraan yang dilakukan secara penginderaan
jauh dengan menggunakan wahana satelit dengan sensor pasif, aktif, radio,
microwave, dan sonar.
4. Citra adalah gambar pada bidang dua dimensi yang dihasilkan dari gambar
analog dua dimensi dan kontinus menjadi gambar diskrit, melalui proses
sampling gambar analog
5. Citra Landsat 8 merupakan satelit yang dibangun oleh Orbital Sciences
Corporation. Orbital Sciences Corporation adalah yang menjabat sebagai
kontraktor utama untuk misi instrumen pesawat ruang angkasa yang dibangun
oleh Ball Aerospace dan NASA Goddard Space Flight Center, dan
peluncurannya dikontrak oleh United Launch Alliance.
Saran

Pada praktikum ini disarankan agar dapat mengerti dalam proses dalam
penggabungan suatu band agar mendapatkan informasi yanng bagus.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

[NASA] National Aeronautics and Space Administration (US). 2011. Landsat Data
Continuity Mission. http://ldcm.gsfc.nasa.gov/. Tanggal akses 17 Februari
2017.

Andana, E. K. (2015). Pengembangan Data Citra Satelit Landsat-8 Untuk Pemetaan


Area Tanaman Hortikultura Dengan Berbagai Metode Algoritma Indeks
Vegetasi (Studi Kasus: Kabupaten Malang Dan Sekitarnya). In Prosiding
Seminar Nasional Program Pascasarjana Jurusan Teknik Geomatika. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (Vol. 22, No. 15, Pp. 1-10).

Arimbawa, I. K., & Khomsin, K. (2010). Kajian Berbagai Macam Citra Satelit
Terhadap Skala Peta (Planimetris). Geoid, 5(1), 055-058.

Fadilah, S. R. (2018). Ekstraksi Data Kedalaman Menggunakan Data Citra Landsat-8.


Jurnal Online Mahasiswa (Jom) Bidang Teknik Geodesi, 1(1). 23 - 45

Julzarika, A. (2010). Perbandingan Teknik Orthorektifikasi Citra Satelit Spot5


Wilayah Semarang Dengan Metode Digital Mono Plotting (Dmp) Dan
Metode Rational Polynomial Coefficients (Rpcs). Jurnal Penginderaan Jauh
Dan Pengolahan Data Citra Digital, 6.

Julzarika, A. (2016). Pembuatan Citra 3d Lapan Tubsat Dan Lapan A2/Lapan Orari
Secara Depth Cue Perceptive. Media Dirgantara, 11(1). 61 – 70.

Sampurno R M, Thoriq R. 2016. Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra


landsat 8 operational land imager (oli) di kabupaten sumedang. Jurnal
Teknotan. 10(2). 61-70

Suprayogi A, Sasmito B. 2018. Kajian ekstraksi unsur dalam identifikasi tutupan lahan
berbasis layer stacking indeks citra. Elipsoida. 1(1): 26-32

Tarigan A K, Nasution S T, Suginam dan Karim A. 2016. Aplikasi Pembelajaran


Citra Dengan Menggunakan Metode Computer Assisted Instruction (Cai).
Sumatera Utara. Vol 3(4). Hal 22.

Yudha, G. R. P. (2018). Perbandingan Pemanfaatan Citra Satelit Hasil Perekaman


Sensor Aktif Dan Pasif Untuk Klasifikasi Hutan-Non Hutan (Studi Kasus:
Kabupaten Malang) (Doctoral Dissertation, Itn Malang).

Anda mungkin juga menyukai