Dosen penangjawab:
Oding Affandi, S.Hut, M.Si
Disusun Oleh:
Rahma Dewi Harahap
171201042
MNH6
Puji syukur penulis ucapkan kehadieat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan
penulisan paper ini. Paper yang berjudul “ Penyuluhan Pengembangan Perhutanan
Sosial” ini dibuat untuk memenuhi syarat tugas sebagai mahasiswa di Program Studi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Paper ini membuat keterangan mengenai Penyuluhan Kehutanan Tentang
Pengembangan Perhutanan Sosial. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Komunikasi dan Informasi Kehutanan, Bapak Oding Affandi, S.Hut,
M.Si serta teman-teman dilingkungan kampus yang telah ikut serta membantu dalam
penyelesaian makalah ini dengan memberikan ide dan dorongan semangat.
Penulisan menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................iii
BAB I
I.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
I.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II
II.1 Metode Penyuluhan........................................................................................ 3
BAB III
III.1 Pengembangan perhutanan social.................................................................. 4
III.2 Alternatif strategi dan arah kebijakan yang lebih tepat untuk mengembangkan
perhutanan social............................................................................................ 5
BAB IV
IV.1 Kesimpulan.................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAK
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dalam hutan tanaman, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman,
pemanfaatan air, pemanfaatan energi air, pemanfaatan jasa wisata alam, pemanfaatan
sarana wisata alam, pemanfaatan penyerapan karbon di hutan produksi dan hutan
lindung dan pemanfaatan penyimpanan karbon di hutan lindung dan hutan produksi.
Perhutanan sosial dapat diberikan pada wilayah kerja dengan tutupan lahan yang
terbuka atau terdapat tegakan hutan kurang dari atau sama dengan 10% (sepuluh
perseratus) secara terus menerus dalam kurun waktu 5 (lima) tahun atau lebih
Kegiatan Perhutanan Sosial (social forestry) didefinisikan sebagai bentuk
kehutanan industrial (konvensional) yang dimodifikasi untuk memungkinkan
distribusi keuntungan kepada masyarakat local. Konsep perhutanan sosial dapat
dilaksanakan pada lahan hutan tradisional, yaitu kawasan hutan negara maupun
lahan-lahan lainnya, seperti pekarangan, tegalan, atau kebun. Tujuan pengembangan
perhutanan sosial adalah melibatkan masyarakat yang mendiami sekitar dan di dalam
kawasan hutan untuk turut serta memberdayakan sumber daya hutan yang ada. Jika
mengacu pada data yang ada, di mana luas hutan rakyat (HR) diperkirakan 1.265.460
ha, hutan kemasyarakatan sampai tahun 2006 seluas 33.576 ha dan akan ditingkatkan
sampai tahun 2015 menjadi 2,1 juta ha, sementara untuk program Gerakan Nasional
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) sampai tahun 2006 seluas 551.739 ha untuk
reboisasi, 618.261 untuk hutan rakyat, 5.602 ha untuk hutan kota, dan 4.963 ha untuk
hutan bakau, maka menampakkan kecenderungan peningkatan kemampuan
pemerintah untuk mengelola model-model perhutanan sosial yang ada
(Sumanto, 2009)
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengembangan perhutanan social ?
2. Apa alternatif strategi dan arah kebijakan yang lebih tepat untuk
mengembangkan perhutanan social?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara Pengembangan perhutanan social
2. Untuk mengetahui alternatif strategi dan arah kebijakan yang lebih tepat untuk
mengembangkan perhutanan social
3
BAB II
METODE
BAB III
PEMBAHASAN
konflik. Besar atau kecilnya konflik yang terjadi, jumlah aktor yang terlibat maupun
tingkat eskalasi konflik sangat ditentukan oleh seberapa besar kondisi struktural yang
mempengaruhi konflik, adanya faktor pendorong (accelerator) dan faktor pemicu
terjadinya konflik.
III.2 Alternatif strategi dan arah kebijakan yang lebih tepat untuk
mengembangkan perhutanan social
Perhutanan sosial sebagai salah satu model pemberdayaan yang ditawarkan
Departemen Kehutanan setidaknya merupakan langkah maju dalam mengatasi
persoalan konflik pengelolaan hutan antara pihak departemen dengan masyarakat,
sebab persoalan konflik terjadi setelah implementasi program tersebut di lapangan.
Adanya perbedaan kepentingan antara aktor-aktor yang terlibat program, persoalan
teknis dan non teknis (administrasi, perijinan, dan lain-lain) di lapangan hingga
persoalan hak-hak masyarakat menjadi sumber konflik baru dalam pengelolaan
kawasan hutan.
Strategi pemberdayaan masyarakat, misalnya melalui program perhutanan
sosial, sudah langkah-langkah yang fleksibel, menghargai proses alamiah yang terjadi
dalam masyarakat serta berjalan dalam tujuan dan peran yang berimbang. Tahapan
proses belajar bersama (learning together), membangun komunikasi yang efektif,
melakukan strategi bagi tindakan, pembuatan perangkat-perangkat aturan atau sarana,
pemantauan dan evaluasi serta pemberlakuan sanksi-sanksi yang membangun,
merupakan beberapa langkah yang mungkin dapat ditawarkan. Proses belajar
bersama dapat melalui pengertian terhadap proses-proses tradisional/lokal yang
berkembang, penghargaan terhadap setiap individu/kelompok yang terlibat, dan
pemilihan isu atau strategi yang dapat mewakili semua kelompok/individu yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Sebab pada intinya, program
perhutanan sosial memiliki tujuan yang baik, meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat sekitar hutan menjadi lebih baik dengan bersama-sama memanfaatkan
sumberdaya hutan yang ada, sekaligus juga mereduksi gejolak dan ketimpangan
sosial yang ada sehingga perselisihan atau konflik pengelolaan hutan dapat dihindari.
6
BAB IV
PENUTUPAN
IV.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA