Anda di halaman 1dari 22

“LAPORAN MATA KULIAH PENYULUHAN DAN

KOMUNIKASI KEHUTANAN”
“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikian
Mata Kuliah Penyuluhan Dan Komunikasi Kehutanan”

Oleh :

KELOMPOK VI
BASO ANGIN PARIBEK L13119135

MOHAMAD NAZMUL L13119153

SRI WAHYUNI L13119102

JANIATI L13119119

ZULKIFLI L13119178

NURWAHIDA L13119108

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaannya dalam
kehidupan setiap hari. Sehingga kami boleh menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab kami sebagai mahasiswa fakultas kehutanan dengan menyelesaikan
praktikum terpadu dan laporan akhir dari mata kuliah Penyuluhan Kehutanan
dengan baik dan tepat waktu.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pengampuh mata kulian


Penyuluhan kehutanan yang sudah membimbing kami dalam proses pembelajaran
maupun praktek yang telah dilaksanakan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
asisten dosen yang juga terus membantu kami dalam praktikum terpadu hingga
proses pembuatan laporan ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman dan masyarakat yang ikut serta dalam pengambilan data di
lokasi praktikum.

Proposal ini berisi pembahasan mengenai kelayakan dan pengamatan potensi


wisata alam air panas di desa kamarora b kecamatan nokilalaki kabupaten sigi.
Semoga laporan ini menjadi salah satu sarana belajar dan referensi baru untuk
setiap orang yang membacanya. Banyak kekurangan dalam laporan yang kami
buat, kami mohon dimaafkan. Kami hanya manusia biasa tidak luput dari
kesalahan. Kedepannya kami akan terus belajar membuat laporan yang lebih baik
dan benar.

Palu, 12 juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5

1.1 Latar Belakang..................................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................7
1.3 Tujuan dan Kegunaan.......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi penyuluhan.........................................................................................8

2.2 hasil hutan kayu dan bukan kayu.....................................................................10

2.3 agroforestry......................................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat.........................................................................................13


3.2. Alat dan Bahan...............................................................................................13
3.3. Data dan Pengambilan Data..........................................................................13
3.4. Tahapan Praktikum........................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

LAMPIRAN.........................................................................................................21

3
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1..............................................................................................................21

Gambar 2..............................................................................................................21

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang


mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar
dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai
dengan pola atau rencananya. Penyuluhan dengan demikian merupakan suatu
sistem pendidikan yang bersifat non formal atau suatu sistem pendidikan diluar
sistem persekolahan yang biasa, dimana orang ditunjukkan cara-cara mencapai
sesuatu dengan memuaskan sambil orang itu tetap mengerjakannya sendiri, jadi
belajar dengan mengerjakan sendiri (Kartasapoetra, 2018).

Di dalam kenyataannya, kualifikasi penyuluhan tidak cukup hanya dengan


memenuhi persyaratan keterampilan sikap dan pengetahuan saja, tetapi keadaan
atau latar belakang sosial budaya, bahasa, agama, kebiasaan-kebiasaan. Seringkali
justru lebih banyak menentukan keberhasilan penyuluhan yang dilakukan. Karena
itu penyuluhan yang baik, sejauh mungkin harus memiliki latar belakang sosial
budaya yang sesuai dengan keadaan seorang penyuluh akan bertugas di wilayah
kerja yang memiliki kesenjangan sosial budaya yang telah dimilikinya
(Mardikanto, 2018).

Kegiatan penyuluhan sebenarnya bukanlah sekedar penyampaian


informasi dan menerangkan segala sesuatu yang perlu kita terangkan kepada
masyarakat, akan tetapi penyuluhan bertujuan agar masyarakat benar-benar
memahami, menghayati dan atas kesadarannya sendiri mau menerima,
menerapkan dan melaksanakan sesuatu yang terbaik untuk meningkatkan
kesejahteraan pribadi, keluarga, dan masyarakatnya serta kemajuan bangsa dan
negara. Dapat dikatakan, penyuluhan bukanlah kegiatan pengubahan perilaku
melalui pemaksaan atau ancaman-ancaman, tetapi penyuluhan adalah upaya

5
pengubahan perilaku melalui proses pendidikan, sehingga kegiatan penyuluhan
sungguh tidak gampang, tetapi memerlukan ketekunan, kesabaran, menuntut
banyak waktu, tenaga, biaya dan merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan
(Anonim, 2017).

Pada unit yang paling kecil di daerah pedesaan, pendekatan berdasarkan


kelembagaan dalam proses adopsi inovasi adalah melalui lembaga yang disebut
dengan Balai Penyuluhan Kehutanan (BPK). Di BPK ini ada sejumlah penyuluh
Kehutanan, mereka merencanakan dan membuat programa penyuluhan, kemudian
dituangkan dalam praktek, misalnya melalui Demonstrasi Plot (Demoplot),
Demonstrasi Farm (Demfarm), Demonstrasi Area (Demarea), atau melalui cara
lain. Selanjutnya oleh Penyuluh Kehutanan Lapangan (PKL) dan pembantu-
pembantunya ditingkat desa, yaitu para kelompok tani, maka informasi tersebut
diteruskan kepara petani, apakah melalui cara kunjungan, rapat atau lainnya
(Soekartawi, 2016).

Dalam prakteknya penempatan penyuluh dapat diklasifikasikan sebagai


berikut (Suhardiyono, 2015) :

1) Penyuluh lapangan yaitu seorang penyuluh ditempatkan di Wilayah Kerja


Penyuluh Kehutanan (WKPK).
2) Penyuluh tingkat kecamatan yang ditempatkan di Balai Penyluhan
Kehutanan (BPK).
3) Penyuluh tingkat kabupaten yang ditempatkan di Dinas Lingkup
Kehutanan Dati II.
4) Penyuluh tingkat provinsi yang ditempatkan di Dinas Lingkup Kehutanan
Dati I maupun Balai Informasi Kehutanan.
5) Penyuluh tingkat nasional yang ditempatkan di Badan Pengendalian Bimas

Menurut Mardikanto (2018), Salah satu unsur utama yang menyebabkan


kurangnya partisipasi masyarakat adalah lemahnya komunikasi antara penyuluh
dengan masyarakatnya, karena kurang adanya kontak pribadi yang disebabkan
oleh :

a. Bentuk komunikasi yang paling efektif adalah tatap muka.

6
b. Kebutuhan serta kemampuan masyarakat bawah umumnya bersifat
situasional dan bersifat individual (orang per orang).
c. Semua kegiatan dan bantuan, cenderung diawasi oleh pemerintah atau
penyedia sumber dana yang sering membatasi ruang gerak dan kelincahan
penyuluh.

Sistem penyuluhan akan sangat tidak efektif bila terdapat kekurangan-


kekurangan teknis seperti kurangnya informasi, dan teknologi yang memadai yang
bisa disampaikan ke petani. Selain itu adanya kekurangan staf dan model
penyuluhan menyangkut penyebaran informasi dan teknik penyampaian adalah
contoh dari faktor penghambat kelancaran penyuluhan (Bayer et al, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah praktikum ini adalah tentang bagaimana cara


kita sebagai mahasiswa untuk mengetahui penyuluhan apa yang baik untuk
dilaksananakan di Desa Kamarora B serta untuk mengetahu potensi apa sajakah
yang bisa dikembangkan di Desa Kamarora B tersebut

1.3 Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan dan kegunaan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengenalkan kepada Mahasiswa tentang penyuluhan secara tepat


berdasarkan kebutuhan sasaran, lengkap dengan alat bantu, dan alat
peraganya serta kegiatan penyuluhan kehutanan
2. Menambah pengetahuan masyarakat dan pengalaman bagi bagi mahasiswa
dalam proses penyuluhan
3. Dapat mengetahui karakteristik masyarakat yang akan disuluh
4. Menguraikan persoalan yang dihadapi masyarakat

7
BAB II
TINJAUAN PUSTKA

2.1 Definisi Penyuluhan


Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
(Setiana.L, 2019).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang
dewasa. Dalam bukunya (A.W. van den Ban dkk, 2017) dituliskan bahwa
penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi
informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat
sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan
penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat
membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik (Ban,
2016).
Menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat.Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang
tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi
sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan (Margono
Slamet, 2017).
Margono Slamet (2018) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak
sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an.
Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki
tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better business,
dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk
mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya
perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat
(dalam jangka panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya.

8
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak
sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih
penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan (Mardikanto, 2016).
Menurut Slamet (2015). Istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut
dan dikenal sebagai Agricultural Extension. Dengan pengembangan
penggunaannya di bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah menjadi
Extension Education dan Develoment Communication. Meskipun antara ketiga
istilah tersebut terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin
ilmu yang sama.
Menurut Sapoetro (2013), Kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses
pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan
adalah masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik
lemah dalam permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah
dalam hal peralatan dan teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga
seringkali lemah dalam hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan
yang lebih baik.
Menurut Slamet (2012), Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah
terjadinya perubahan perilaku sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari :
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu
melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang
ingin dicapai.
Wiriaatmadja (2012). Yang menyatakan bahwa penyuluhan merupakan
sistim pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk
menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi
secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu
bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan keadaan,

9
kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya yang demikian maka
penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.
Rahmat Pambudi, Pada awal 1996 mulai melontarkan pentingnya istilah
pengganti penyuluhan, dan untuk itu dia menawarkan penggu-naan istilah transfer
teknologi sebagaimana yang digunakan oleh Lionberger dan Gwin (2019). Pada
tahun 1998, Mardikanto mena-warkan penggunaan istilah edfikasi, yang
merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi: edukasi,
diseminasi inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi.
Meskipun tidak ada keinginan untuk mengganti istilah penyuluhan, Margono
Slamet pada kesempatan seminar penyuluhan pembangunan (2011) menekankan
esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai
lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada
dasawarsa 1990-an ( Cangara H, 2013).
2.2 Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu
Hasil hutan non-kayu adalah bahan-bahan atau komoditas yang didapatkan
dari hutan tanpa harus menebang pohon. Mencakup hewan buruan, rambut hewan,
kacang-kacangan, biji, buah beri, jamur, minyak, daun, rempah-rempah, rempah
daun, gambut, ranting untuk kayu bakar, pakanhewan ternak dan madu. Selain itu,
tumbuhan paku, kayu manis, lumut, karet, resin, getah, dan ginseng juga masuk ke
dalam kategori hasil hutan non-kayu ( Kurniawati N.Y, 2015).
Hasil hutan non-kayu dihargai tinggi oleh masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan dan seringkali merupakan sumber mata pencaharian mereka.Hasil
hutan non-kayu juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
hutan non-kayu dipandang sebagai cara alternatif dalam menggerakkan
perekonomian kehutanan selain dengan melakukan penebangan kayu. Hasil hutan
non-kayu juga mampu menghasilkan diversitas perekonomian suatu wilayah.
(Setiana L, 2015).
2.3 Agroforestri
Nair (2019) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif
untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras
berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya)
ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan

10
suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal,
dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang
bersangkutan.
Salah satu alternatif sistem penggunaan lahan untuk tujuan produksi dan
konservasi adalah sistem agroforestri, yaitu pengelolaan komoditas pertanian,
peternakan dan atau perikanan dengan komoditas kehutanan berupa pohon-
pohonan. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan
dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus
meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan (Hairiah et al., 2000; de
Foresta et el., 2000).
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan
juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2019) :

1. Agroforestry adalah metode biologis untuk konservasi dan pemeliharaan


penutup tanah sekaligus memberikan kesempatan menghubungkan
konservasi tanah dengan konservasi air.
2. Dengan agroforestry yang produktif dapat digunakan untuk memelihara
dan meningkatkan produksi bersamaan dengan tindakan pencegahan erosi.
3. Kegiatan konservasi yang produktif memperbesar kemungkinan
diterimanya konservasi oleh masyarakat sebagai kemauan mereka sendiri.
Digunakannya tehnik diagnostik dan designing untuk merumuskan pola
tanam secara partisipatif merupakan kelebihan dari tehnik agroforestry.

Dalam sistem agroforestri terdapat interaksi ekologis dan ekonomis antara


komponen-komponen yang berbeda. Agroforestri ditujukan untuk
memaksimalkan penggunaan energi matahari, meminimalkan hilangnya unsur
hara di dalam sistem, mengoptimalkan efesiensi penggunaan air dan
meminimalkan runoff serta erosi. Dengan demikian mempertahankan manfaat-
manfaat yang dapat diberikan oleh tumbuhan berkayu tahunan (perennial) setara
dengan tanaman pertanian konvensional dan juga memaksimalkan keuntungan
keseluruhan yang dihasilkan dari lahan sekaligus mengkonservasi dan
menjaganya. Salah satu keuntungan yang paling banyak diakui agroforestri adalah
potensinya untuk melestarikan dan memelihara kesuburan tanah dan

11
produktivitas. Hal ini sangat relevan terjadi di daerah tropis karena laju
dekomposisi bahan organiknya tinggi dan secara umum kesuburannya rendah.

Menurut Young dalam Suprayogo et al (2013) ada empat keuntungan


terhadap tanah yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain adalah:

1. Memperbaiki kesuburan tanah,


2. Menekan terjadinya erosi
3. Mencegah perkembangan hama dan penyakit,
4. Menekan populasi gulma.

12
BAB III

METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Penyuluhan dan komunikasi Kehutanan ini


dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2022. Pada pukul 16.00 – 17.30
WITA. Bertempat di Desa Kamarora B, Kecamatan Nokilalaki, Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum Penyuluhan dan


Komunikasi antara lain :Almamater Universitas Tadulako, Alat Tulis,Kuisioner,
Dokumentasi (foto dan video),PC/Laptop (penyusunan laporan) dan CD+RW
(File Laporan Akhir)

3.3 Data dan Pengambilan Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi dan diolah sehingga
mendapatkan data sesuai topik yang diangkat oleh praktikum. Adapun data yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan praktikum adalah sebagai berikut;

3.4 Tahapan Praktikum

a. Menyusun persiapan dan pembagian tugas tim (Kelompok)


dalam praktek lapangan
b. Membuat topik dan menyusun rencana praktek lapangan mata kuliah
Penyuluhan Kehutanan
c. Melakukan praktek lapangan ;
1) Mengambil data kondisi atau gambaran umum lokasi praktek
2) Membuat media penyuluhan kehutanan sesuai topik penyuluhan
3) Melakukan penyuluhan sesuai topik dan memuat kedalam vidio
berdurasi maksimal 10 m
d. Menganalisis data hasil praktek lapangan sesuai dengan tujuan
praktek.

13
e. Membuat laporan akhir praktek lapangan dan vidio
berdurasi maksimal 10 menit.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil responden sebagai berikut :

1. Nama Responden : Ibu Rajiah


2.Umur : 35 Tahun
3.Jenis Kelamin : Perempuan
4.Alamat
Dusun II
Desa : Jl. Cempaka, Desa Kamarora B
5.Suku : Kaili
6.Agama : Islam
7.Lama Menetap : 15 Tahun
8.Pendidikan Terakhir: S1 Pendidikan Agama
9.Pekerjaan Utama : Guru Pengaji
10.Pekerjaan Tambahan : Penyuluh
11.Penghasilan/Bln : Rp. 2.500.000
12.Jumlah Tanggungan: 3 ( Tiga Orang )
Suami : 1 ( Satu Orang )
Anak : 3 ( Tiga orang )

A. Daftar Pertanyaan

1. Apakah anda setuju TNLL bisa mencegah banjir?


a. Setuju
2. Apakah anda setuju Wilayah TNLL mampu mencegah erosi?
a. Ragu-ragu
3. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menjadi daerah resapan
air?
a. Ragu-ragu

15
4. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menyaring air
sehingga air disekitar menjadi lebih jernih?
a. Setuju
5. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menyimpan air di
tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik?
a. Setuju
6. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mmmpu menjaga
kesuburan tanah disekitar desa anda?
a. Ragu-ragu
7. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu membuat suasana
lingkungan lebih sejuk?
a. Setuju
8. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menetralisir
bahan-bahan pencemar?
a. Setuju
9. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menjadi tempat
pelestarian plasma nutfah?
a. Ragu-ragu
10. Apakah anda setuju jika keberadaan wilayah TNLL berguna untuk ruang
hidup flora dan fauna?
a. Sangat Setuju
11. Apakah anda setuju jika pihak BBTNLL mengadakan penyuluhan
mengenai kegunaan atau fungsi wilayah TNLL?
a. Sangat Setuju
12. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan secara teratur dari Pihak
BBTNLL mengenai fungsi dan pentingnya wilayah TNLL?
a. Sering
13. Apakah anda terlibat dalam penyuluhan tersebut?
a. Sering
14. Pernahkah anda mendapatkan pamflet, pengumuman, brosur dari
BBTNLL tentang fungsi kawasan TNLL?
a. Sering

16
15. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang fungsi
wilayah TNLL?
a. Sering
16. Apakah anda setuju jika keberadaan wilayah TNLL tidak berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar?
a. Tidak Setuju
17. Apakah anda setuju jika keberadaan Wilayah TNLL tidak berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar?
a. Sangat tidak Setuju
18. Apakah Anda setuju jika masyarakat melakukan pengrusakan didalam
kawasan TNLL contohnya tambang ilegal?
a. Tidak Setuju
19. Penyuluhan seperti apa yang Anda harapkan dilakukan di desa
Anda? Melakukan penyuluhan meliputi pertanian dan perkebunan
20. Apa harapan Anda terkait penyuluhan saat
ini? Semoga memberikan

4.2 Pembahasan

Dalam proses penyuluhan yang kami lakukan di desa kamarora B, kami

mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, yang dimana mereka

sangat mendukung aktivitas pengelolaan yang di lakukan di Kawasan

taman nasional lore lindu. Adapun beberapa pertanyaan yang kami

anjurkan kepada masyarakat, mereka tidak setuju jika melakukan

perusakan di dalam Kawasan TNLL, contohnya tambang illegal, sebab itu

akan mengakibatkan mudah terjadinya bencana alam, menganggu habitat

flora dan fauna di Kawasan taman nasional lore lindu.

Masyarakat juga banyak yang mendukung pengelolaan taman nasional

lore lindu, karena itu sangat berguna untuk ruang flora dan fauna dan

17
menjaga keanekaragaman hayati. Dan mereka percaya dengan menjaga

Kawasan tidak menebang pohon sembarang (illegal loging) mampu

menyiman air di tanah sehingga air ditanah sekitar terpelihara dengan baik

dan dapat mencegah terjadinya banjir dan kebakaran, dan mampu

membuat suasana menjadi lebih sejuk dan dapat memberikan banyak

oksigen.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat mengetahui tentang Kawasan Taman Nasional Lore Lindu

(TNLL), serta mengetahui batas-batas Kawasan yang ada. Dari segi

pemanfaatan masyarakat di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu

2. Respon masyarakat terhadap Taman Nasional Lore Lindu (TNLL),

masyarakat paham dengan fungsi Kawasan tersebut dan sadar terhadap

tanggung jawab.

5.2 Saran

1. Perlu adanya tindakan dari BBTNLL perihal harapan yang mereka

inginkan yaitu perlu di adakan nya penyuluhan berkelanjutan terkait TNLL

tersebut di desa setempat

2. Perlu ada nya pengevaluasian terkait praktikum terpadu khusus nya mata

kuliah penyuluhan dan komunikasi kehutanan serta tindak lanjut daripada

hasil pengevaluasian praktikum terpadu yang terkhusus nya mata kuliah

penyuluhan dan komunikasi kehutanan

19
DAFTAR PUSTAKA

Asngari, Pang S, 2018, Peranan Agen Pembaruan/Penyuluh Dalam Usaha


Memberdayakan (Empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola
Agribisnis. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Sosial Ekonomi.
Fakultas Peternakan. IPB.

Setiana L. 2013. Sistem Penyuluhan Pertanian. Lembaga Pengembangan


Pendidikan UNS dan UNS Press : Surakarta.
Mardikanto, Totok, 2012. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas
Maret University Press : Surakarta.

P3P UNRAM, 2011. Kinerja Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Lombok Timur.


Laporan Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdesaan (P3P)
Universitas Mataram: Mataram

Samsuddin, U, 2014. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.,


Binacipta : Bandung.

Sastraatmadja, Entang, 2017, Penyuluhan Pertanian, Alumni : Bandung.

Van Den Ban dan Hawkins. 2018. Penyuluhan Pertanian. Agnes Dwina
Herdiastuti (Pent). Judul Asli : Agricultural Extention (Second Edition).
Kanisius. Jogjakarta

Yustina, Ida dan Sudrajat, Adjat (Penyt.), 2019, Membentuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan : Didedikasikan Kepada Prof. Dr. H.R. Margono
Slamet, IPB Press : Bogor.

20
LAMPIRAN

Gambar 1. Wawancara narasumber 1

Gambar 2. Wawancara narasumber 2

21
22

Anda mungkin juga menyukai