KOMUNIKASI KEHUTANAN”
“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikian
Mata Kuliah Penyuluhan Dan Komunikasi Kehutanan”
Oleh :
KELOMPOK VI
BASO ANGIN PARIBEK L13119135
JANIATI L13119119
ZULKIFLI L13119178
NURWAHIDA L13119108
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaannya dalam
kehidupan setiap hari. Sehingga kami boleh menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab kami sebagai mahasiswa fakultas kehutanan dengan menyelesaikan
praktikum terpadu dan laporan akhir dari mata kuliah Penyuluhan Kehutanan
dengan baik dan tepat waktu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
2.3 agroforestry......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20
LAMPIRAN.........................................................................................................21
3
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1..............................................................................................................21
Gambar 2..............................................................................................................21
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
pengubahan perilaku melalui proses pendidikan, sehingga kegiatan penyuluhan
sungguh tidak gampang, tetapi memerlukan ketekunan, kesabaran, menuntut
banyak waktu, tenaga, biaya dan merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan
(Anonim, 2017).
6
b. Kebutuhan serta kemampuan masyarakat bawah umumnya bersifat
situasional dan bersifat individual (orang per orang).
c. Semua kegiatan dan bantuan, cenderung diawasi oleh pemerintah atau
penyedia sumber dana yang sering membatasi ruang gerak dan kelincahan
penyuluh.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
8
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak
sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih
penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan (Mardikanto, 2016).
Menurut Slamet (2015). Istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut
dan dikenal sebagai Agricultural Extension. Dengan pengembangan
penggunaannya di bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah menjadi
Extension Education dan Develoment Communication. Meskipun antara ketiga
istilah tersebut terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin
ilmu yang sama.
Menurut Sapoetro (2013), Kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses
pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan
adalah masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik
lemah dalam permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah
dalam hal peralatan dan teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga
seringkali lemah dalam hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan
yang lebih baik.
Menurut Slamet (2012), Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah
terjadinya perubahan perilaku sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari :
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu
melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang
ingin dicapai.
Wiriaatmadja (2012). Yang menyatakan bahwa penyuluhan merupakan
sistim pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk
menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi
secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu
bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan keadaan,
9
kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya yang demikian maka
penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.
Rahmat Pambudi, Pada awal 1996 mulai melontarkan pentingnya istilah
pengganti penyuluhan, dan untuk itu dia menawarkan penggu-naan istilah transfer
teknologi sebagaimana yang digunakan oleh Lionberger dan Gwin (2019). Pada
tahun 1998, Mardikanto mena-warkan penggunaan istilah edfikasi, yang
merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi: edukasi,
diseminasi inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi.
Meskipun tidak ada keinginan untuk mengganti istilah penyuluhan, Margono
Slamet pada kesempatan seminar penyuluhan pembangunan (2011) menekankan
esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai
lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada
dasawarsa 1990-an ( Cangara H, 2013).
2.2 Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu
Hasil hutan non-kayu adalah bahan-bahan atau komoditas yang didapatkan
dari hutan tanpa harus menebang pohon. Mencakup hewan buruan, rambut hewan,
kacang-kacangan, biji, buah beri, jamur, minyak, daun, rempah-rempah, rempah
daun, gambut, ranting untuk kayu bakar, pakanhewan ternak dan madu. Selain itu,
tumbuhan paku, kayu manis, lumut, karet, resin, getah, dan ginseng juga masuk ke
dalam kategori hasil hutan non-kayu ( Kurniawati N.Y, 2015).
Hasil hutan non-kayu dihargai tinggi oleh masyarakat yang tinggal di
sekitar hutan dan seringkali merupakan sumber mata pencaharian mereka.Hasil
hutan non-kayu juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
hutan non-kayu dipandang sebagai cara alternatif dalam menggerakkan
perekonomian kehutanan selain dengan melakukan penebangan kayu. Hasil hutan
non-kayu juga mampu menghasilkan diversitas perekonomian suatu wilayah.
(Setiana L, 2015).
2.3 Agroforestri
Nair (2019) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif
untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras
berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palma, bambu dan sebagainya)
ditanam secara bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan, dengan
10
suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal,
dan didalamya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi diantara komponen yang
bersangkutan.
Salah satu alternatif sistem penggunaan lahan untuk tujuan produksi dan
konservasi adalah sistem agroforestri, yaitu pengelolaan komoditas pertanian,
peternakan dan atau perikanan dengan komoditas kehutanan berupa pohon-
pohonan. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan
dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus
meningkatkan penghasilan petani secara berkelanjutan (Hairiah et al., 2000; de
Foresta et el., 2000).
Peluang bagi digunakannya sistem agroforestry dalam pengelolaan lahan
juga disebabkan karena (Sabarnurdin, 2019) :
11
produktivitas. Hal ini sangat relevan terjadi di daerah tropis karena laju
dekomposisi bahan organiknya tinggi dan secara umum kesuburannya rendah.
12
BAB III
METODE PRATIKUM
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi dan diolah sehingga
mendapatkan data sesuai topik yang diangkat oleh praktikum. Adapun data yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan praktikum adalah sebagai berikut;
13
e. Membuat laporan akhir praktek lapangan dan vidio
berdurasi maksimal 10 menit.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil responden sebagai berikut :
A. Daftar Pertanyaan
15
4. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menyaring air
sehingga air disekitar menjadi lebih jernih?
a. Setuju
5. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menyimpan air di
tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik?
a. Setuju
6. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mmmpu menjaga
kesuburan tanah disekitar desa anda?
a. Ragu-ragu
7. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu membuat suasana
lingkungan lebih sejuk?
a. Setuju
8. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menetralisir
bahan-bahan pencemar?
a. Setuju
9. Apakah anda setuju jika Wilayah TNLL mampu menjadi tempat
pelestarian plasma nutfah?
a. Ragu-ragu
10. Apakah anda setuju jika keberadaan wilayah TNLL berguna untuk ruang
hidup flora dan fauna?
a. Sangat Setuju
11. Apakah anda setuju jika pihak BBTNLL mengadakan penyuluhan
mengenai kegunaan atau fungsi wilayah TNLL?
a. Sangat Setuju
12. Pernahkah anda mendapatkan penyuluhan secara teratur dari Pihak
BBTNLL mengenai fungsi dan pentingnya wilayah TNLL?
a. Sering
13. Apakah anda terlibat dalam penyuluhan tersebut?
a. Sering
14. Pernahkah anda mendapatkan pamflet, pengumuman, brosur dari
BBTNLL tentang fungsi kawasan TNLL?
a. Sering
16
15. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang fungsi
wilayah TNLL?
a. Sering
16. Apakah anda setuju jika keberadaan wilayah TNLL tidak berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar?
a. Tidak Setuju
17. Apakah anda setuju jika keberadaan Wilayah TNLL tidak berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat sekitar?
a. Sangat tidak Setuju
18. Apakah Anda setuju jika masyarakat melakukan pengrusakan didalam
kawasan TNLL contohnya tambang ilegal?
a. Tidak Setuju
19. Penyuluhan seperti apa yang Anda harapkan dilakukan di desa
Anda? Melakukan penyuluhan meliputi pertanian dan perkebunan
20. Apa harapan Anda terkait penyuluhan saat
ini? Semoga memberikan
4.2 Pembahasan
lore lindu, karena itu sangat berguna untuk ruang flora dan fauna dan
17
menjaga keanekaragaman hayati. Dan mereka percaya dengan menjaga
menyiman air di tanah sehingga air ditanah sekitar terpelihara dengan baik
oksigen.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tanggung jawab.
5.2 Saran
2. Perlu ada nya pengevaluasian terkait praktikum terpadu khusus nya mata
19
DAFTAR PUSTAKA
Van Den Ban dan Hawkins. 2018. Penyuluhan Pertanian. Agnes Dwina
Herdiastuti (Pent). Judul Asli : Agricultural Extention (Second Edition).
Kanisius. Jogjakarta
Yustina, Ida dan Sudrajat, Adjat (Penyt.), 2019, Membentuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan : Didedikasikan Kepada Prof. Dr. H.R. Margono
Slamet, IPB Press : Bogor.
20
LAMPIRAN
21
22