Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI ASUHAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
DI PUSKESMAS MOMPANG

Oleh kelompok 14
1. Brigita Melisa Sormin (211102004)
2. Angel Aprilia Simorangkir (211102126)
3. Nina Sinaga (211102090)
4. Nila Sari (211102089)
5. Ester Fransisca Zebua (211102056)
6. Ori Safitri Marito Saragih (211102093)
7. Mutiara Saragih (211102123)
8. Irma Wirananda BR Manurung(211102132)
9. Agnes Claresta Halawa (211102088)
10.Tri Aininsyah Sitepu (211102114)

FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas

kemurahan- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan

praktik Keperawatan Komunitas di Puskemas pada tanggal 2022 berjalan

dengan baik dan lancar. Adapun laporan praktik ini sebagai laporan hasil akhir

dari praktik lapangan yang sudah dilakukan kepada masyarakat di wilayah

puskesmas. Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

Komunitas Ibu Dr. Siti Zahara Nasuion, S.Kp, MNS atas bimbingan dan

arahan selama mengikuti proses praktik lapangan di komunitas.

Kelompok berharap dengan adanya laporan akhir ini bisa dijadikan

sebagai sumber informasi mengenai keadaan masyarakat di lingkungan

komunitas, memberi informasi mengenai masalah kesehatan yang sering

terjadi di lingkungan masyarakat, memberi informasi metode pengkajian yang

tepat kepada masyarakat, dan sebagai referensi untuk pembelajaran bersama.

Kelompok menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca

untuk laporan ini agar lebih baik. Demikian laporan ini disusun, semoga

pembaca mendapat ilmu yang bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Medan, 26
Maret 2022

Kelompok 14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA

R
1.1. Tujuan Penulisan Laporan..................................................................................6
Tujuan Umum............................................................................................................6
Tujuan Khusus............................................................................................................6
1.2. Ruang Lingkup...................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................8
2. Konsep dan Dasar Keperawatan Komunitas..............................................................8
2.1. Definisi Komunitas.............................................................................................8
2.2. Keperawatan Komunitas.....................................................................................9
2.3. Perawat Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)....................................................11
2.4. Teori dan Model Praktik Keperawatan Komunitas...........................................12
2.5. Jenis Pelayanan Puskesmas...............................................................................15
2.6. Asuhan Keperawatan Komunitas......................................................................15
BAB III...........................................................................................................................17
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..........................................17
3.1. Deskripsi Lingkungan..........................................................................................17
Planning of Action (POA)...............................................................................................27
Tabel Analisa SWOT.....................................................................................................31
BAB IV..........................................................................................................................128
EVALUASI...................................................................................................................128
BAB V...........................................................................................................................130
KESIMPULAN............................................................................................................130
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN MAHASISWA.....................................................131
LAMPIRAN LINK VIDEO KEGIATAN MAHASISWA........................................138
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Keperawatan kesehatan komunitas/ masyarakat adalah perpaduan antara

praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat (Nies & McEwen,

2019). American Nurse Asosiation (ANA) mendefinisikan keperawatan

kesehatan komunitas adalah sintesis praktik keperawatan klinis dan kesehatan

masyarakat yang bersifat komprehensif, holistik dan berlangsung secara terus

menerus, dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan populasi

dengan fokus praktik pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan

kuratif dan rehabilitatif serta ditujukan pada masyarakat secara keseluruhan

baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Perawat kesehatan komunitas perlu memahami indikator sehat dan sakit,

determinan kesehatan dan interaksi faktor-faktor yang menyebabkan penyakit,

kematian dan kecacatan dalam mengembangkan praktik keperawatan

dimasyarakat. Determinan kesehatan dapat berupa akses pelayanan kesehatan,

ekonomi, nilai dan budaya, kondisi sosial, lingkungan dan kebijakan

kesehatan.

Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah

“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomi”. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental
yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan

dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari

berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa dihindari, meskipun

kadang bisa dicegah. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu

mutlak dan universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang

mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi, sangat penting

menumbuhkan pengertian yang benar pada masyarakat tentang konsep sehat

dan sakit karena dengan konsep yang benar, maka masyarakat dapat

menyelesaikan masalah kesehatannya dengan baik. (Foster, 2006).

Perawat sebagai pemberi asuhan yang komprehensif mampu

menekan stresor dan meningkatkan peran komunitas dalam mengatasi

stresor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier. Upaya ini

dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan

sekaligus memberikan perhatian kepada masyarakat serta memberi

kemampuan pada masyarakat untuk mampu mempertimbangkan

pengaruh masalah kesehatan masyarakat terhadap kesehatan individu,

keluarga atau kelompok (Fallen & Dwi K, 2010).

Tujuan umum asuhan keperawatan komunitas adalah meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya sehingga dapat

mencapai derajat kesehatan yang optimal, yang berarti masyarakat


tidak hanya terbebas dari penyakit namun mampu produktif sampai

usia senja.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat maka perlu

diberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kesehatan dan masalah

kesehatan. Dalam praktik kesehatan keperawatan komunitas, melakukan

promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan perawatan kesehatan populasi

melalui pemberian pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan

kelompok adalah hal yang harus dilakukan oleh perawat komunitas. Maka

kelompok 4 mengadakan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Tanah Seribu Binjai dengan

menekankan pada masyarakat itu dalam meningkatkan dan memelihara

kesehatan individu, keluarga dan juga komunitas.

1.1. Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan Umum

Tujuan laporan ini disusun adalah sebagai bukti dari aplikasi

konsep ilmu keperawatan komunitas yang didapatkan selama proses

perkuliahan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas UPT

Mompang Jae.

Tujuan Khusus

1. Pengumpulan data dilakukan sebagai salah satu bagian dari proses

pengkajian untuk mendapatkan data mengenai gambaran masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas UPT Mompang Jae


2. Analisa data dilakukan setelah memperoleh data pada proses pengkajian

3. Intervensi dilakukan berdasarkan prioritas masalah dalam komunitas,

untuk mengatasi masalah kesehatan diperlukan Planning of Action

(POA).

4. Implementasi dilakukan berdasarkan kegiatan yang telah disusun dalam

Planning of Action (POA).

5. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dan tercapainya tujuan

dari kegiatan yang sudah direncanakan dalam Planning of Action (POA).

1.2. Ruang Lingkup

Laporan ini meliputi hasil proses pengkajian yang meliputi

pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa data. Setelah itu,

merumuskan masalah dan melakukan skoring untuk mendapatkan prioritas

masalah, dari prioritas masalah yang ada dilakukan perencanaan

keperawatan. Implementasi dari setiap rencana keperawatan dilakukan

secara langsung kepada masyarakat dengan media berupa leaflet.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Konsep dan Dasar Keperawatan Komunitas

2.1. Definisi Komunitas

Komunitas merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi

satu sama lain, memiliki kepentingan yang sama dimana

karakteristik yang dimiliki membentuk dasar bagi sebuah rasa

kesatuan dan kepemilikan (Allender,Rector,and Wamer,2014).

Stanhope & Lancaster (2020) menjelaskan bahwakomunitas atau

masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama dalam

suatu daerah atau suatu lokasi, membentuk budaya dan saling

berinteraksi satu dengan lainnya, bersifat berkelanjutan serta

terikat oleh identitas bersama. Konsep komunitas diddefinisikan

dengan tiga atrubut yaitu, orang,tempat, dan interaksi sosial atau

karakteristik umum, kepentingan dan tujuan (Maurer &

Smith,2012).

Widagdo (2016) menjelaskan tiga komponen komunitas

terdiri dari:

1. Manusia (people)

Program kesehatan disesuaikann dengan sasaran dan

karakteristik komunitas, Program kesehatan untuk

komunitas lansia tentu berbeda dengan komunitas ibu


hamil.

2. Ruang dan waktu (space andtime)

Waktu dan tempat yang tepat menjadi pertimbangan

dalam melaksanakan program kesehatan. Kebutuhan

komunitas desa tentu berbeda dengan komunitas kota.

3. Tujuan (purpose)

Penyebab timbulnya masalah kesehatan pada komunitas

tetntu berbeda dengan komunitas petani.

Pelayanan kesehatan pada tatanan komunitas berfokus pada

prmosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada populasi atau

sekelompok orang tertentu.

2.2. Keperawatan Komunitas

2.2.1. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas/masyarakat adalah

perpaduan antara praktik keperawatan dan praktik kesehatan

masyarakat. American Nurse Association (ANA) mendefinisikan

keperawatan kesehatan komunitas atau keperawatan kesehatan

masyarakat sebagai sintesis praktik keperawatan klinis dan

kesehatan yang bersifat komprehensif, holistis dan berlangsung

secara terus menerus yang bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik pada

upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan


rehabilitatif serta ditujukan pada masyarakat baik individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

2.2.2. Tiga Level Pencegahan

Level pencegahan dalam praktik kesehatan, yaitu:

pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

1. Pencegahan primer ditujukan kepada individu/populasi

sehat. Pencegahan primer berkaitan dengankegiatan

yang diarahkan pada pencegahan sebuah masalah

sebelum masalah tersebut terjadi dengan mengubah

kerentanan atau mengurangi paparan pada individu

yang rentan. Pencegahan primer terdiri dari; promosi

kesehatan, edukasi kesehatan dan perlindungan

spesifik. Bentuk upaya promosi kesehatan antara lain;

pola makan seimbang, kegiatan berolahraga, pola tidur

cukup dan lainnya. Sedangkan perlindungan kesehatan

antara lain; imunisasi, pemurnian air dan lainnya.

2. Pencegahan sekunder ditujukan kepada

individu/populasi berisiko, pencegahan sekunder

berupa deteksi dini dan intervensi segera selama

periode awal patogenesis penyakit. Contoh

pencegahannya yaitu, mamografi, screening tekanan

darah, pap smear.


3. Pencegahan tersier ditujukan kepada populasi yang

telah mengalami penyakit atau cedera dan berfokus

kepada pembatasan kecacatan seerta rehabilitasi.

Contoh pencegahannya yaitu; fisioterapi dan terapi

okupasi pada pasien stroke dan cedera hidung,

mengajarkan pemakaian insulin dirumah pada pasien

diabetes mellitus dan keluarga.

2.3. Perawat Keseahatn Masyarakat (Perkesmas)

2.3.1. Definisi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

279/Menkes/SK/IV/2006 tentang pedoman penyelenggaraan

upaya pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas

didefinisikan bahwa Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah

suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan

promotif, preventif secara berkesinambungan.

Pelayanan seorang perawat kesehatanmasyarakat atau

perawat komunitas adalah:

1. Perpaduan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat

2. Fokus pada populasi dan berorientasi pada komunitas

3. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan (continuity of


care)

4. Intervensi dilakukan pada tingkat komunitas atau populasi

5. Fokus intervensi keperawatan pada pencegahan

primer,sekunder, dan tersier

6. Kemitraan perawat dengan klien dalam upaya kemandirian

klien

7. Kolaborasi multidisiplin

8. Peran serta aktif klien

9. Proses alih peran dari perawat kepada klien (individu,

keluarga, kelompok, masyarakat) sehigga terjdi kemandirian.

10. Kepedulian terhadap kesehatan seluruh anggota populasi atau

komunitas terutama populasi yang rentan.

2.4. Teori dan Model Praktik Keperawatan Komunitas

2.4.1. Tujuan

Tujuan utama dari teori keperawatan adalah untuk

memperbaiki dan sebagai panduan dalam melaksanakan praktik

keperawatan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Tujuan keperawatan komunitas yaitu

mengoptimalkan kesehatan baik individu, keluarga, kelompok,

maupun masyarakat. Ada beberapa teori dan model keperawatan

yaiitu seperti; teori lingkungan menurut Nightingale, model self


care menurut Dorothy Orem, community as partner,the health

belief model (HBM), health care system model (Betty Neuman),

teori king dan model promosi kesehatan (Pender).

2.4.2. Teori lingkungan (Nightingale’s Theory of Environment)

Teori ini penting untuk keperawatan komunitas, dikarenakan

berfokus pada pencegahan penyakit pada populasi. Pada

keperawatan komunitas, perawat harus memastikan rumah yang

dimiliki oleh masyarakat mempunyai ventilasi yang cukup,

sehingga terjadi pertukaran udarayang baik. Di komunitas selain

lingkungan yang bersih, bahwa layanan sosial seperti transportasi

umum, pendidikan dan kesehatan juga sangat diperlukan.

2.4.3. Orem’s Self Care Model

Teori ini merupakan teori yang fokus pada perubahan

individu, karena praktik keperawatan yang diberikan bertujuan

pada aktivitas perawatan diri (self care). Oleh karena itu, tujuan

dari keperawatan kesehatan komunitas yaitu, mengoptimalkan

kemandirian self care komunitas untuk mempertahankan

kehidupan, kesehatan, kesejahteraan komunitas baik dalam

kondisi sehat atau sakit.

2.4.4. Model Health Care System (Neuman)

Pada model inin manusia dipangdang sebagai suatu sistem

terbuka yang secara konstan dan berinteraksi secara timbal balik


dengan lingkungannnya. Model Neuman ini juga dikembangkan

berdasarkanfilosofi pelayanan kesehatan utama (primary health

care), dikarenakan komunitas dipandang sebagai klien yang

meliputi individu, keluarga, komunitas, kelompok lainnya sebagai

sistem terbuka meliputi; fungsi, input, output, dan feedback.

2.4.5. Community as Partner

Model keperawatan sebagai mitra (community as partner)

merupakan model yang dikembangkan dari model Neuman

dengan pendekatan totalitas manusia yang menggambarkan

masalah kesehatan yang ada. Model ini menekankan tentang

Primary health care (PHC) merupakan suatu filosofi dasar

komunitas untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan,

pencegahan, dan mengatasi masalah melalui upaya pemberdayaan

komunitas dan kemitraan.

2.4.6. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Salah satu metode untuk mengklarifikasikan pelayanan

kesehatan dan sosial adalah dengan membedakan antara fasilitas

yang berada diluar komunitas (extracommunity) dan ada yang

didalam komunitas (intracommunity). Setalah fasilitas kesehatan

dan sosial diidentifikasi, kelompokkan ke dalam kategori,

mungkin menurut jenis layanan yang ditawarkan (seperti rumah

sakit, klinik, perawatan tambahan).


2.5. Jenis Pelayanan Puskesmas

2.5.1. Kesehatan Ibu dan Anak

Peran puskesmas perlu diperkuat dalam hal prevensi, deteksi

dan respon sesuai kewenangannya sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama. Di sisi lain, puskesmas memiliki tugas

dan fungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) untuk

pemenuhan standar pelayanan minimal bagi masyarakat yang

tidak boleh ditinggalkan walaupun di masa pandemi. Pelayanan

kesehatan ibu dan anak merupakan bagian dari pelayanan

kesehatan keluarga dalam UKM yang diselenggarakkan

puskesmas dengan sasaran utama adalah ibu hamil, bayi, dan

balita. Di masa pandemi Covid-19 terdapat beberapa kegiatan

dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang wajib dilaksanakan

yaitu pemeriksaan kehamilan pertama kali dan trimester III,

persalinan normal pada kasus non Covid-19, pelayanan KB rutin

dan pasca salin, kunjungan nifas pertama, dan pelayanan neonatal

esensial dan KN 1. Kegiatan yang dapat ditunda pelaksanaannya

adalah pemeriksaan USG dan Doppler pada ibu terkonfirmasi

Covid-19.

2.6. Asuhan Keperawatan Komunitas

2.6.1. Definisi Asuhan Keperawatan


Asuhan eperawatan adalah faktor penting dalam

kelangsungan hidup pasien dan aspek-aspek pemeliharaan,

rehabilitatif, dan prevenmtif perawatan kesehatannya. Proses

keperawatan terdiri dari tiga tahap yaitu, pengkajian, perencanaan

dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah pengamatan.,

pengukuran, pengumpulan data dan penganalisaan temuan.

Selama bertahu adanya kajian terhadap asuhan keperawatan yaitu

penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada

pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah yang

konkret (pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi) yang memberikan metode efisien

tentang pengorganisasian proses berfikir untuk pembuatan

keputusan klinis.
BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1. Deskripsi Lingkungan

Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU melakukan

survey secondary Puskesmas Mompang Mandailing Natal melalui

penelitian mahasiswa terdahulu dan profil puskemas. Puskesmas

mompang merupakan puskesmas perawatan, tidak hanya melayani

pasien berobat jalan dan rujukan tetapi Puskesmas Mompang juga

memiliki fasilitas rawat inap. Secara administratif wilayah kerja

Puskesmas Mompang yang berada di kecamatan Panyabungan Utara

terdiri atas 12 desa yaitu desa Baringin Jaya, Desa Simanondong,

Desa Rumbio, Desa Mompang Jul, Desa Mompang Jae, Desa Huta

Dame, Desa Sukaramai, Desa Jambur P.Tinggi, Desa Sopo Sorik,

Desa Tanjung Mompang, Desa Torbanuaraja, Desa kampung baru.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mompang yaitu 21.262

jiwa dengan mayoritas penduduknya adalah petanu dan pekebun.

Kategori UPTD Puskesmas Mompang berdasarkan karakteristik

wilayah adalah kategori perdesaan dan merupakan puskesmas rawat

inap dengan jarak tempuh terjauh dari pemukiman warga ke

puskesmas kurang lebih 3 km dan jarak tempuh terdekat kurang lebih

20 menit.

Batas wilayah Puskesmas Mompang sebagai berikut :


 Sebelah Utara : Kecamatan Bukit Malintang
 Sebelah Selatan: Kecamatan payabungan, kecamtan Hutabargot
 Sebelah Barat : Kecamtan Naga Juang, Kecamaan Hutabargot
 Sebelah timur: Kecamatan Panyabungan, Dolok Malea
Sumber:BPS Kabupaten Mandailing Natal

Pada saat ini puskesmas mompang memiliki 2 puskesmas pembantu untuk


menjangkau wilayah kerja yaitu yang bertempat di Desa Jambur Padang Matinggi
dan Desa Simanondong. Selain itu, ada 6 Posekesdes di Wilayah kerja puskesmas
Mompang sebanyak 6 yang bertempat di Mompang Julu, Mompang Jae,
Torbanuaraja, Tanjung Mompang, Baringin Jaya, Sopo Sorik. Untuk posyandu
balita sudah tersebaar di seluruh desa di wilayah kerja puskesmas Mompang.
Wilayah kerja Puskesmas Mompang terdiri dari:
1. Jumlah desa : 12 desa/kelurahan
2. Jumlah penduduk : 21.262 jiwa
3. Suku bangsa penduduk: suku Mandailing
4. Pendidikan masarakat: mayoritas tingkat pendidikan SMA/Sederajat

Cakupan pelayanan puskesmas


 Jumlah tenaga kesehatan:
a) Dokter umum : 2 orang
b) Dokter Gigi : 1orang
c) Perawat : 25 orang
d) Bidan : 54 orang
e) Apoteker : 2 orang
f) Tenaga kesling/sanitarian:2 orang
g) Tenaga laboratorium : 2 orang
h) Tenaga Gizi : 2 orang

 Faslitas puskesmas
a) UGD
b) Rawat inap
c) Poli umum
d) Ruang anamnesa
e) Ruang persalinan
f) Ruang rawat pasca persalinan
g) Ruang ASI
h) Ruang kesehatan gigi dan mulut
i) Ruang KIA
j) Ruang kesehatan anak: pelayanan MTBS dan pemeriksaan tumbuh
kembang
k) Farmasi
l) Ruang pemeriksaan khusus
m) Laboratorium

3.2. Pengkajian

Sumber data: secondary survey


- Data didapat dari peneliti yang melakukan penelitian di Puskesmas
Mompang
- Data juga diperoleh dari literaturreview

Program pokok dan program tambahan di Puskesmas Mompang


1. Program pokok
 Pelayanan promosi kesehatan
 Pelayanan kesehatan ibu dan anak
 Pelayanan kesehatan lingkungan
 Pelayanan gizi
 Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Program pengembang
 Pelayanan kesehatan Jiwa
 Pelayanan kesehatan Lanjut Usia
 Pelayanan kesehatan pembinaan Kestrad
 Pelayanan kesehatan olahraga (kesorga)
A. Program Pokok Puseksmas Mompang
1. Pelayanan promosi kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan mengubah perilaku masyarakat menjadi berperilaku
hidup bersih dan sehat. memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masayarakat di lingkungan wilayah kerja UPTD Puskesmas mompang
di dalam maupun di luar gedung. Bentuk kegiatan yang sudah
terlaksana berupa:
a. Melaksanajan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan
wilayah kerja puskesmas Mompang Posyandu, Posyandu Lansia, Gizi,
KB, Imunisasi, kesehatan lingkungan pada anak usia sekolah
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
membagikan leaflet info kesehatan
1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
a. Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional seperti pengukuran berat badan dan tekanan
darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid,
serta pemberian tablet besi. Kunjungan ibu hamil K1 di UPTD
mompang di tahun 2021 sudah 93,2%, sedangkan pelayanan lengkap
ibu hamil (K4) sebesar 79,6%
b. Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan ada sebanyak 305 orang
c. Pelayanan kesehatan ibu nifas, jumlah kunjungan ibu nifas di UPTD
puskesmas Mompang pada tahun 2021 sebanyak 473 orang.
Kunjungan nifas lengkap masih sangat rendah sehingga dimunculkan
inovasi Nifas Tuntas ynag bertujuan untuk kunjungan ibu nifas mulai
dari masa setelah melahirkan sampai 42 hari (KF1,KF2,KF3
terpenuhi/tuntas)
d. Rujukan kasus resiko tinggi dan penanganan komplikasi, yang telah
ditangani di UPTD mompang sebanyak 44 kasus di tahun 2021
e. Kunjungan neonatus, melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan pada neonatus (usia 0-28 hari) minimal 3 kali.Pada tahun
2020 kunjungan neonatus KN1 392 orang, neonatus KN3 (lengkap)
314 orang
f. Pelayanan keluarga berencana: kegiatan yang dilakukan memberikan
penyuluhan tentang KB. Layanan kontrasepsi pada akseptor KB
meliputi IUD, pil, kondom, suntik, KONTAP
 jumlah peserta KB baru 159 orang,
 jumlah peserta KB aktif pertahun 2020 sebanyak 888 orang
yang menurun dari tahun sebelumnya
g. Pelayanan imunisasi, dalam pencegahan penyakit menular diberikan
imunisasi yang bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada tubuh
terhadap penyakit ternteu. Cakupan imunisasi BCG 84,5 %, Polio
93,4 %, DPT1-HB1 93,8 %, DPT3HB3 91,1%, Campak 94,7%.
Cakupan imunisasi baduta sebagai imunisasi booster di wilayah kerja
puskesmas mompang masih tergolong. rendah oleh karena itu,
dimunculkan inovasi BALDU (Balon Posyandu) untuk mendongkrak
angka kunjungan baduta dan balita ke posyandu di tahun 2021
2. Pelayanan kesehatan lingkungan, kegiatan yang dilakukan puskesmas
a. melakukan pemeriksaan dan pembinaan sanitasi tempat-tempat
umum: di wilayah kerja puskesmas terdapat sarana pendidikan
sebanyak 7 TK, 15 SD, 7 SLTP, 2 SLTA. Yang telah memenuhi
syarat kesehatan yaitu SD 73 %, SLTP 60 %, SLTA 100%
b. tempat pengelolaan makanan dan minuman, yang memenuhi syarat
hiegyne sanitasi sebanyak 77 % dan 33% belum memenuhi syarat
hiegyne sanitasi
c. melakukan pemeriksaan sanitasi perumahan air bersih dan jamban:
sumber air minum masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Mompang bersumber dari sumur gali, sumur bor dan mata air.
Penggunaan Jamban sudah mencapai 80% dari jumlah KK
d. melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala
koordinasi dengan petugas DBD
3. Pelayanan gizi
a) Pemberian vitamin A pada balita dan ibu nifas, melaksanakan
pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vitamin
A pada bali dan ibu nifas. Vitamin A pada balita diberikan setiap
bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya
b) Pemberian tablet Fe untuk mengatasi anemia dan meminimilkan
dampak buruk kekurangan Fe pada remaja putri khususnya juga ibu
hamil
4. Pelayanan pencegahan dan pengedalian penyakit
Kegiatan-kegiatan P2M berupa:
 Mencai kasus sedini mungkin untuk melkakukan pengobatan
 Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di puskesmas
 Meadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak,Polio, dan DT
 Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamtan dan
pemberatasan penyakit
 Mengumpulkan dan menganilsa data tentang penyakit
 Melaporkan penyakit menular
 Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang
masuk, menenmukan kasus-kasusuntuk mengetahui sumber
penularannya
 Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya
 Menyembuhkan penderita hingga sehat dan pemberian imunisasi
Beberapa upaya yang sudah dilakukan UPTD Puskesmas Mompang dalam
Pengendalian penyakit:
- Pengendalian penyakit Polio, dengan imunisasi serta monitor melalui
kegiatan surveilans epidemologi secara aktif.
- Pengendalian TB Paru, penemun penderita pemeriksaan dahak
dengan melibatkan semua unit pelayanan kesehatan
- Pengendalian ISPA, difokuskan pada upaya penemuan secara dini
melalui MTBS
- Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),
pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M (menguras, menutup,
mengubur) menabur larvasida, penyebaran ikan.
- Pengendalian Malaria, meningkatkan frekuensi penyukuhan
kesehatan kepada masyarakat
- Pengendalian Penyakit Filariasis, dengan pemberian obat massal
Albendazol 400 mg 2 kali setahun
- Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS, diarahkan untuk
melakuakan upaya pokok berupa pencegahan penyakit dan
pelayanan kesehatan serta kegiatan penunjang yang dibutuhkan.
Kegiatan pencegahan penyakit anatar lain, diarahkan untuk
meningkatkan kegiatan peningkatan gaya hidup sehat melalui
penyelenggaraan KIE, konseling, dan skrining atau deteksi dini
kejaidan HIV/AIDS serta pencegahan penularah HIV dari ibu
kepada anaknya. Kegiatan pelayanan dilakukan dalam bentuk
Voluntary Counseling Testing(VCT).

10 penyakit terbanyak di puskesmas Mompang

No. Nama peyakit Jumlah Persentase


1. ISPA 2. 864 28,82%
3. i Hipertensi 2.096 21.20%
4. R Reumatik 1.144 11,51%
5. Penyakit Kulit 1.103 11,10%
6. Infeksi 1.001 10,10%
7. Scabies 827 8,32%
8. Asma 463 4,66%
9. Diare 224 2,25%
10. Tb TB Paru 117 1,18%
11. Karies gigi 98 0,99%

Dari tabel diatas didapatkan bahwa penyahit hipertensi menempati urutan kedua
kasus penyakit tertinggi di wilayah kerja puskesmas Mompang
B. Program Pengembang Puskesmas Mompang
1) Pelayanan kesehatan jiwa: melakukaan pengenalan dini gangguan jiwa,
terdapat 6 kasus gangguan jiwa di wilayah kerjas puskesmas Mompang
2) Pelayanan kesehatan lanjut usia: upaya promotif berupa kegiatan
penyuluhan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, penyuluhana
makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang, pemeriksaan
kesehatan, pembinaan senam lansia
3) Pelayanan kesehatan pembinaan kestrad:
Adapun desa yang dilakukan pembinaan tanmana TOGA tahun 2020 adalah
desa Rumbio. Kegiatan meliputi:
a. Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan untuk
penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)
b. Pembinaan pembuatan tanaman TOGA
4) Pelayanan kesehatan olahraga (KESORGA)
Adapun desa yang dilakukan kegiatan penyukuhankesehatan olahrga
sebanyak 12 desa kegiatan meliputi:
1. Pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan
olahraga
2. Memeberikan penyuluhan tentang manfaat olahraga
3. Melakukan senam kesehatan olahrga disetiap kunjungan desa

3.3 Amalisa Masalah

No Data Subjektif Data Objektif Masalah


1. Menurut hasil wawancara Berdasarkan pengamatan Resiko tinggi peningkatan
dari survey secondary penulis : penderita hipertensi
didapatkan data: 1. Masayarakat sering berhubungan dengan
1. Tingginya angkan mengkonsumsi maknana kurangnya informasi kesehatan
hipertensi di yang tinggi lemak seperti pencegahan hipertensi
puseksmas mompanh santan, gorengan didapatkan klien usia dewasa
sebnayak 2.096 kasus 2. Masyarakat memliki dan pra lansia ditandai dengan
pada tahun 2021 kebiasan menaiki kenderaan tingginya angka hipertensi
2. Klien usia dewasa roda 2 atau 4 sehingga pada masayarakat di
mengatakan kalau jarang melakukan aktivitas puskesmas mompang sebanyak
makan tanpa santan fisik seperti jalan kaki dan 2.096 jiwa dan masyarakat
tidak enak sehingga olahraga jarang melakukan aktivitas
sulit mengubah 3. Kebiasaan minum kopi fisik seperti olahraga
kebiasaan makan masyarakat usia dewasa di
makanan yang kedai kopi wilayah kerja
berlemak masih sering dilakukan
3. Klien usia dewasa dan 4. Kebiasaan merokok
pra lansia mengatakan masayarakat masih banyak
kurang paham diteumkana apalagi di kedai
bagaiamana gejala kopi
penyakit hipertensi 5. Kebanyakan masyaarakat
yang mengalami hipertensi
yaitu di usia dewasa dan pra
lansia
2. M Menurut hasil wawancara Berdasarkan pengamata penulis: Ketidakefektifan pemeliharaan
dari survey secondary 1. Banyak di temukan kesehatan pada remaja b.d
didapatkan data: tempat-tempat kurangnya informasi mengenai
1. Klien usia remaja minuman keras yang pergaulan bebas d.d
mengatakan belum tidak ada izin meningkatnya kasus
pernah mendapatkan 2. Banyaknya remaja laki- pernikahan dini dengan
penyuluhan mengenai laki yang merokok rentang usia 15-19 tahun dan
bahaya pergaulan klien usia remaja mengatakan
bebas belum pernah mendapatkan
2. Klien usia remaja penyuluhan seks
mengatakan bebasKetidakefektifan
pergaulan bebas pemeliharaan kesehatan pada
dikalangangan remaja remaja b.d kurangnya
cukup banyak terjadi informasi mengenai pergaulan
3. Klien usia remaja bebas d.d meningkatnya kasus
mengatakan klien yg pernikahan dini dengan
menikah dengan usia rentang usia 15-19 tahun dan
muda dengan status klien usia remaja mengatakan
ekonomi rendah belum pernah mendapatkan
penyuluhan seks bebas
Menurut hasil Berdasarkan pengamatan Resiko tinggi
wawancara dari survey penulis : terjadinyaperubahan pola
secondary sekunder di hidup tidak sehat
1. Klien pra lansia dan
dapatkan data: berhubungan dengan
lansiaterlihat sering
1. Klien pra lansia dan kurangnya informasi yang
mengkonsumsi
lansia mengatakan didapatkan klien pra lansia
makanan yang
sulit untuk dan lansia tentang pola
berminyak dan
mengubah hidup sehatditandai dengan
makanan yang
kebiasaan makan- klien pra lansia dan lansia
mengandung tinggi
makanan yang memiliki kebiasan
lemak seperti daging
mengandung mengkonsumsi makanan
2. Klien pra lansia dan
makanan yang yang berminyak, makanan
lansia memiliki
berminyak dan yang mengandung tinggi
kebiasaanjarang
makanan yang lemak, jarang melakukan
melakukan
mengandung tinggi olahraga dan jarang
olahraga
lemak seperti : memeriksakan ksehatan
3. Klien pra lansia dan
daging dipelayanan kesehatan.
2. Klien pra lansia dan lansia masih
lansiamengatakan banyak yang tidak
jarang melakukan tahu dan kurang
olahraga karena informasi tentang
tidak memiliki pola hidup sehat
waktu
3. Klien pra lansia dan
lansiamengatakanjar
ang memeriksakan
kesehatan di
pelayanan kesehatan
Planning of Action (POA)

No. Masalah Kesehatan Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran/ Hari/tgl Tempat Penanggung
Media jawab
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Edukasi tentang Remaja Kamis, Rumah Nila, Tri
pemeliharaan tindakan keperawatan pergaulan bebas SMP 07 April yatim Aininsyah,
kesehatan pada diharapkan remaja 2. Edukasi tentang 2022 piatu setia Agnes,
remaja b.d mampu : dampak pergaulan Pukul budi Mutiara
kurangnya 1. Meningkatkan bebas 15.00
informasi pengetahuan Selama
mengenai mengenai pergaulan 60
pergaulan bebas bebas menit
d.d meningkatnya
kasus pernikahan
dini dengan
rentang usia 15-19
tahun dan klien
usia remaja
mengatakan belum
pernah
mendapatkan
penyuluhan seks
bebas.
2. . Resiko tinggi Pemberian Imunisasi 1. Edukasi orangtua Ibu dan Jumat, Pustu desa Nila, Tri
terjadinya stunting tentang Balita 08 April amplas, Aininsyah,
pada balita Dasar kesehatan balita 2022 deli Agnes,
berhubungan 2. Pemeriksaan Pukul serdang Mutiara,
dengan kurangnya kesehatan dan 09.00- Nina
kemampuan tumbuh kembang 12.00
keluarga balita balita
dalam mengambil
keputusan tentang
pemilihan,
pengolahan serta
pengaturan gizi
yang seimbang
pada balita
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Edukasi mengenai Masyarakat 1 april Puskemas Ori, Nina
peningkatan penderita tindakan penyakit hipertensi usia Dewasa dan Mompang
hipertensi keperawatan dan pengendalian dan Pra 06april
berhubungan dengan diharapkan hipertensi lansia? 2022
2. Pemeriksaan Leafleat, SAP
kurangnya informasi masyarakat sekitar
tekanan darah
kesehatan pencegahan lingkungan
3. Senam prolanis anti
hipertensi didapatkan mampu: hipertensi
klien usia dewasa dan 1.Masyarakat usia
pra lansia ditandai dewasa dan pra
dengan tingginya lansia mengetahui
angka hipertensi pada pengertian
masyarakat di hipertensi
puskesmas mom pang 2.Masyarakat usia
sebanyak 2.096 jiwa dewasa dan pra
dan masyarakat lansia rutin
jarang melakukan Memeriksakan
aktivitas fisik seperti kesehatan ke pelayanan
olahraga kesehatan
4. Resiko
Setelah dilakukan 1. mengenai pola Masyarakat 06 april Dusun XII Brigita,
tinggitindakan hidup sehat usia pra dan Kebun Angel,
terjadi
keperawatan lansia lansia dan 07april Sayur Ester,
nya diharapkan 2. Pemeriksaan lansia 2022 Kec. Sie Irma
tekanan darah Bamban
peruba
masyarakat sekitar
3. Senam lansia Leafleat, Kabupaten
han lingkungan
SAP, Serdang
pola mampu: Laptop Berdagai
hidup1. Masyarakat usia
tidakdewasa dan pra
sehatlansia mengetahui
berhub
pola hidup sehat
ungan2. Masyarakat usia
dengan
dewasa dan pra
kurang
lansia rutin
nya memeriksakan
inform
kesehatan ke
asi pelayanan
yang kesehatan
didapa
3. Masyarakat usia
tkan dewasa dan pra
klienlansia mampu
pra mengontrol
lansiadanmengikuti gaya
dan hidup yang sehat
lansia
tentan
g pola
hidup
sehat
ditand
ai
dengan
klien
pra
lansia
dan
lansia
memili
ki
kebias
an
mengk
onsum
si
makan
an
yang
bermin
yak,
makan
an
yang
menga
ndung
tinggi
lemak,
jarang
melak
ukan
olahra
ga dan
jarang
memer
iksaka
n
ksehat
an
dipela
yanan
keseha
tan.

Tabel Analisa SWOT

Masalah Analisa
Kegiatan Evaluasi
Keperawatan Strength Weakness Opportunity Threat
1.Ketidakefektifa 1. Melakukan 1. Sebanyak 5 Siswa/i dapat Edukasi yang Pengetahuan Kurangnya
n pemeliharaan pre test kepada orang remaja yg mengetahui dilakukan masyarakat informasi yang
kesehatan pada remaja sebelum mengalami tentang cukup efektif tentang didapatkan
remaja b.d penkes tentang peningkatan pergaulan bebas karena pergaulan bebas siswa/i tentang
kurangnya kesehatana pengetahuan setelah dan dampak mahasiswa seperti seks pergaulan bebas
informasi reproduksi yaitu, diberikan penkes. pergaulan bebas mengedukasi bebas dapat seperti seks
mengenai seks bebas 2. Sebanyak 3 langsung menurunkan bebas dapat
pergaulan 2. Menjelaskan orang remaja siswa/i dengan angka kasus meningkatkan
bebas d.d tentang mengalami tetap pernikahan dini kasus
meningkatnya pengertian seks penurunan menerapkan pernikahan dini
kasus bebas pengetahuan setelah protocol
pernikahan dini 3. Menjelaskan diberikan penkes. kesehatan.
dengan rentang tentang faktor 3. Sebanyak 1 Sehingga
usia 15-19 penyebab seks orang remaja tidak Informasi
tahun dan klien bebas terdapat adanya tentang
usia remaja 4. Menjelaskan penurunan dan pergaulan
mengatakan tentang bahaya peningkatan bebas dapat
belum pernah seks bebas pengetahuan setelah tersampaikan
mendapatkan 5. Menjelaskan diberikan penkes.
penyuluhan tentang 4. Sebanyak 4
seks bebas. pencegahan seks orang remaja
bebas mendapat nilai
6. Melakukan tertinggi terhadap
post test kepada pengetahuannya
remaja setelah sebelum dan
dilakukan sesudah diberikan
penkes tentang penkes.
kesehatan
reproduksi, yaitu
seks bebas.
2. Resiko tinggi 1. Menjelaskan A. Struktur : Masyarakat atau 1. Jumlah kader 1. Dilaksanakan 1. Kurangnya
terjadinya pengertian Pesertanya yaitu orangtua dapat 3, namun yang pelatihan kader minat
stunting pada Imunisasi masyarakat/orangtua mengetahui aktif hanya 2. yang dilaksanakan masyarakat
datang sebanyak 25
balita 2. Menjelaskan tentang 2. Masyarakat oleh puskesmas (1 terhadap
orang dan berada di
berhubungan manfaat tempat yang imunisasi dasar, yang kompeten bulan sekali) pelaksaan
dengan imunisasi bagi disediakan yaitu teras mengetahui kurang posyandu
kurangnya balita musholla. posyandu tentang berpartisipasi. 2. Ada
kemampuan 3. Menyebutkan balita, dengan jumlah kesehatan balita, 3. Kader tidak kesempatan dan 2. Banyaknya
keluarga balita jenis-jenis sebanyak 35 balita. dan dapat menjemput kemampuan masyarakat
dalam imunisasi dasar B. Proses : melakukan masyarakat program yang lebih
• Masyarakat/
mengambil 4. Menyebutkan pemeriksaan yang ingin pengembangan memilih
orangtua mengikuti
keputusan jadwal kesehatan dan posyandu. dan program pelayanan
kegiatan posyandu
tentang pemberian tumbuh 4. Banyaknya tambanhan kesehatan
dengan tertib dan
pemilihan, imunisasi pada kembang balita masyarakat lainnya lainnya, seperti
baik
pengolahan serta balita ke pelayanan yang (Puskesmas dan
• Masyarakat/
pengaturan gizi 5. Menjelaskan kesehatan membawa Rumah sakit)
orangtua kooperatif
yang seimbang efek samping balita tidak
dan dapat
pada balita dari jenis dengan ibunya.
mengetahui tentang
imunisasi cara 5. Edukasi
imunisasi serta
penanganannya yang dilakukan
dapat menyebutkan
6. Edukasi cukup efektif
tentang pengertian
orangtua tentang karena
dan manfaat
kesehatan balita mahasiswa
imunisasi bagi
pemeriksaan mengedukasi
kesehatan dan balita. langsung
tumbuh kembang • Dari 35 balita masyarakat
balita sebanyak 5 balita dengan tetap
memiliki BB menerapkan
rendah maupun gizi protocol
kurang kesehatan.
Sehingga
Informasi
tentang dapat
tersampaikan
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan A. Struktur : Masyarakat Edukasi yang Pengetahuan Kurangnya
peningkatan tindakan Pesertanya yaitu setempat dapat dilakukan masyarakat pengetahuan
penderita keperawatan masyarakat penderita mengetahui cukup efektif tentang masyarakat
hipertensi diharapkan hipertensi datang tentang karena pengendalian tentang
sebanyak 8 orang dan
berhubungan masyarakat pengendalian mahasiswa penyakit penyakit
berada di tempat yang
dengan masyarakat disediakan yaitu teras ataupun penanggung hipertensi dan keturunan
kurangnya sekitar rumah warga penceghan jawab edukasi senam hipertensi seperti
informasi lingkungan B. Proses: hipertensi hipertensi dapat hipertensi dapat
kesehatan mampu:  Peserta dengan pola melakukan menurunkan meningkatkan
pencegahan 1. Masyarakat mengikuti kegiatan hidup sehat dan edukasi secara angka kejadian angka kejadian
hipertensi usia dewasa sampai selesai melakukan langsung hipertensi dan hipertensi
didapatkan klien maupun pralansia  Peserta senam kepada hipertensi tetap
usia dewasa dan mengetahui kooperatif dan aktif hipertensi masyarakat di terkontrol
pra lansia pengertian berpartisipasi selama untuk penderita Desa Mompang khususnya pada
ditandai dengan hipertensi agar Julu yang masyarakat yang
tingginya angka hipertensi proses penyuluhan dan terkontrol berjumlah 8 memiliki riwayat
hipertensi pada 2. Masyarakat mengerti mengenai orang dengan penyakit
masayarakat di usia dewasa pengendalian tetapmenerapka hipertensi
puskesmas maupun pralansia hipertensi n protocol
mompang rutin  Penyuluh bisa kesehatan
sebanyak 2.096 memeriksakan memfasilitasi jalannya sehingga
jiwa dan kesehatan ke penyuluhan informasi
masyarakat pelayanan  Penyuluh bisa mengenai
jarang kesehatan menjlankan peran pengendalian
melakukan 3. Masyarakat sesuai tugad dan hipertensi dan
aktivitas fisik usia dewasa dan tanggung jawab senam
seperti olahraga pra lansia mampu  Suasana selama hipertensi dapat
mengontrol kegiatan kurang tersampaikan
danmengikuti kondusif karena
gaya hidup berada di luar ruangan
yangsehat C. Hasil:
 Rata-rata nilai
pre test peserta yaitu 3
 Rata-rata nilai
post test peserta yaitu
7
 Peserta dengan
nilai tertinggi post test
ada 2 orang yaitu
dengan nilai 8
 Peserat terbaik
atau peserta yang
merasa penyuluhan
paling bermanfaat
yaitu ada 1 orang dari
nilai pre test 3 point
menjadi 8 point di post
test
4. Resiko tinggi  Memberikan  Audiens mampu Masyarakat Edukasi yang . Pengetahuan . Kurangnya
terjadinya edukasi tentang menyebutkan cara dapat dilakukan masyarakat informasi
perubahan pola pola hidup sehat menerapkan pola mengetahui cukup efektif tentang pola masyarakat
hidup tidak pada lansia hidup sehat tentang,cara karena hidup pada lansia tentang pola
sehat  Memberikan  Audiens mampu menerapkan mahasiswa dapat hidup sehat
berhubungan edukasi kepada menyebutkan alasan pola hidup mengedukasi meningkatkan dapat
dengan masyarakat pentingnya untuk sehat, dan langsung kualitas hidup meningkatkan
kurangnya khususnya lansia memeriksakan dapat masyarakat yang sehat. kualitas hidup
informasi yang pentingnya untuk kesehatan mempraktek dengan tetap yang kurang
didapatkan klien sering kepelayanan kan senam menerapkan baik dan
pra lansia dan memeriksa kesehatan lansia protocol meningktkan
lansia tentang kesehatan ke  Audiens mengalami kesehatan. berbagai
pola hidup sehat pelayanan peningkatan dalam Sehingga penyakit
ditandai dengan kesehatan mengetahui pola Informasi
klien pra lansia  Memberikan hidup sehat lansia tentang pola
dan lansia penyuluhan post test yang di hidup sehat
memiliki senam lansia berikan pada lansia
kebiasan  Audiens mampu dapat
mengkonsumsi mempraktekkan tersampaikan
makanan yang senam lansia
berminyak, Hasil:
makanan yang  Rata-rata pre test
mengandung peserta yaitu 3
tinggi lemak,  Rata-rata post test
jarang peserta yaitu 7
melakukan  Peserta terbaik yang
olahraga dan mengalami
jarang peningkatan pada
memeriksakan post test ada 2 orang
kesehatan
dipelayanan
kesehatan.
BAB IV
EVALUASI
4.1. Evaluasi Hipertensi

Resiko tinggi peningkatan penderita hipertensi


Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Desa Mompang Julu berdampak positif dan
masyarakat mendapatkan berbagai informasi mengenai penyakit tersebut dan masyarakat telah
mengaplikasikan apa yang sudah didapatkan dari kegiatan penyuluhan tersebut. Terlihat saat
mahasiswa meakukan kunjungan berikutnya tapak masyarakat sudah melakukan pola hidup
yang sehat dan senam hipertensi di pagi hari. Selain itu, dari hasil rata-rata pre-test dan post-test
masyarakat yang mengikuti penyuluhan naik 4 angka. Saat penyuluhan juga Masyarakat terlihat
antusias mengikuti kegiatan penyuluhan.Masyarakat sekitar lingkungan khususnya usia dewasa
dan pra lansia cukup yakin untuk dapat menangani masalah penyakit Hipertensi tersebut.
Contoh dari penyuluhan tersebut tentang pengendalian hipertensi dan senam hipertensi

4.2. Evaluasi Kesehatan Lansia


Resiko tinggi terjadinya perubahan pola hidup tidak sehat.
Setelah dilakukan promosi kesehatan yang sasarannya kepada pra lansia dan lansia
dengan melakukan pemeriksaan TTV, senam lansia serta mengedukasi tentang pola hidup pada
pra lansia dan lansia seperti menjaga pola makanan yaitu makan makanan yang ber protein,
buah dan sayuran yang kaya akan serat, melakukan aktivitas yang membuat jasmani dan rohani
sehat, istirahat yang cukup, serta menganjurkan pra lansia dan lansia melakukan kegiatan yang
diminati. Dengan memberikan edukasi tentang pola hidup sehat dan hal hal yang perlu
diterapkan pra lansia dan lansia untuk menjaga pola hidup maka pra lansia dan lansia memiliki
pengetahuan yang cukup tentang kesehatannya.

4.3. Evaluasi KIA


Setelah dilakukan promosi kesehatan yang sasarannya kepada pra ibu hamil dan anak
balita dengan melakukan pemeriksaan TTV,kehamilan , penimbangan, pengukuran tinggi
badan,dan vaksin pada anak balita senam lansia serta mengedukasi tentang pola hidup sehat
pada ibu hamil dan balita dan edukasi mengenai asupan MPASI pada anak balita ,dan anjuran
seperti menjaga pola makanan yaitu makan makanan yang ber protein, buah dan sayuran yang
kaya akan serat, melakukan aktivitas yang membuat jasmani dan rohani sehat, istirahat yang
cukup, serta menganjurkan ibu hamil untuk senantiasa melakukan senam hamil atau melakukan
aktivitas ringan di rumah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Keperawatan kesehatan komunitas/ masyarakat adalah perpaduan antara praktik keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat (Nies & McEwen, 2019). American Nurse Asosiation (ANA)
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas adalah sintesis praktik keperawatan klinis dan
kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif, holistik dan berlangsung secara terus menerus,
dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan populasi dengan fokus praktik pada upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif serta ditujukan pada masyarakat
secara keseluruhan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU melakukan survey secondary Puskesmas
Mompang Mandailing Natal melalui penelitian mahasiswa terdahulu dan profil puskemas. Puskesmas
mompang merupakan puskesmas perawatan, tidak hanya melayani pasien berobat jalan dan rujukan
tetapi Puskesmas Mompang juga memiliki fasilitas rawat inap. Adapun perencanaan kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Usu yaitu
1. Edukasi pada remaja SMP terkait pergaulan bebas dan dampaknya bagi remaja
2. Edukasi orangtua tentang kesehatan balita
3. Pemeriksaan tumbuh kembang balita atau posyandu
4. Edukasi penyakit hipertensi dan pengendalian hipertensi
5. Pemeriksaan tekanan darah
6. Senam prolanis anti hipertensi
7. Edukasi pola hidup sehat lansia
8. Pemeriksaan tekanan darah
9. Senam lansia
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2011. Kurikulum dan Modul ; Peltihan Kader Posyandu. Kementerian Kesehatan

RI bekerja sama dengan POKJANAL Posyandu PUSAT 2012; Jakarta.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ; Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019

Fatmawati Astar,dkk. 2018. Pengaruh Pelayanan Asuhan Keperawatan Terhadap

Kepuasan Pasien di Puskesmas Takalala Kabupaten Soppeng. Mirai : Jurnal of

management Vol. 1 No. 2

Martina Pakpahan,dkk. 2020. Keperawatan Komunitas.Yayasan Kita Menulis.

Rosita, dkk. 2021. Penyelengaraan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Terpencil dan

Sangat Terpencil di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat.

Vol.1 Nomor 2 Januari 2021 Hal.225-238.


LAMPIRAN FOTO KEGIATAN MAHASISWA
LAMPIRAN LINK VIDEO KEGIATAN MAHASISWA
https://drive.google.com/drive/folders/1RcV7RmdICsLIcqbB12eGLpi8glA4Ab5r
https://drive.google.com/drive/folders/1RcV7RmdICsLIcqbB12eGLpi8glA4Ab5r
SAP Pola Hidup Sehat pada Lansia

Judul Penyuluhan : “Pola Hidup Sehat pada Lansia”


Waktu Penyuluhan : 20 menit
Sasaran Penyuluhan : Pre lansia dan lansia

A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini, lansia diharapkan dapat
mengubah perilaku dari pola hidup tidak sehat menjadi pola hidup sehat
2. Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan lansia dapat menguraikan tentang :
a. Definisi Pola Hidup Sehat pada Lnsia
b. Pola Hidup Sehat yang perlu Lansia terapkan
B. Pokok Bahasan : “Pola Hidup Sehat pada Lansia”
C. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi Pola Hidup Sehat pada Lansia
2. Pola Hidup Sehat yang perlu Lansia terapkan
D. Kegiatan, Media dan Alat Penyuluhan
Tahapan Penyuluhan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Media &
(Perawat) (Lansia) Alat
Penyuluhan

Pendahulua n 5 Pembukaan : - Menjawab salam Kata-


menit - Mengucapkan - Mendengarkan kata/Kalim
salam pembuka - Menjawab at
- Memperkenalkan pertanyaan
diri penyuluh
Penyajian 10 menit Pelaksanaan : Mendengar Leaflet
- Menjelaskan memperhatikan
definisi
- Menjelaskan
manfaat Pola
Hidup Sehat
- Menjelaskan Pola
hidup Sehat yang
perlu diterapkan
Penutup 5 menit Penutup: - Ikut a-
menyimpulkan kata/Kalim
- Menyimpulkan materi bersama at
materi bersama - Menjawab
audiens pertanyaan
- Mengevaluasi - Menjawab salam
materi yang telah
diberikan
- Menutup dan
mengucapkan salam

E. Evaluasi Penyuluhan
1. Peserta
 Audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
 Audiens kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan, memahami dan menerapkan pola hidup sehat
 Audiens mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan
pendidikan kesehatan
2. Penyuluh
 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan peran sesuai tugas dan tanggung jawab
3. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif
Materi Penyuluhan Pola Hidup Sehat pada Lansia
1. Lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuk usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir kehidupannya.
2. Pengertian Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup sehat (Suratno & Rismiati, 2001).
Sedangkan menurut Kotler (2002), pola hidup sehat adalah gambaran dari aktivitas atau
kegiatan seseorang yang di dukung oleh keinginan dan minat, serta bagaimana pikiran
seseorang dalam menjalaninya dan berinteraksi dengan lingkungannya
3. Perilaku Pola Hidup Sehat Pada Lansia
Menurut Hanata (2010), faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola hidup sehat
pada Lansia antara lain :
a. Faktor Makanan
Usia tua sudah di mulai pada umur 40 tahun, karena perkembangan fisik akan
menurun, tapi perkembangan mental terus berlangsung. Mulai saat itulah kita
harus bisa menahan diri untuk tidak mengkonsumsi makanan yang hanya di sukai
dan yang memberi kepuasan, karena enak di mulut. Tapi memikirkan akibatnya
dalam tubuh, karena bukan lagi kesehatan jadi baik, tapi sudah membuat penyakit
di tubuh kita. Bagi lansia sebaiknya mengkonsumsi makanan seperti sayuran segar
yang di cuci bersih dengan air agar bersih dari kotoran dan pestisida, buah segar,
tahu, tempe yang berprotein tinggi. Terutama hati yang banyak mengandung gizi
seperti kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, B12 dan vitamin C.
b. Faktor Istirahat
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia harus tidur
lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas, tidak ada
semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang tidur hendaknya di isi dengan
ekstra makan. Dan bila tidur terganggu perlu konsultasi ke dokter. Hobi untuk
menonton televisi boleh saja, tapi jangan sampai larut malam.
c. Faktor Olahraga Olahraga yang teratur apapun itu, baik untuk kesehatan kita
seperti senam, berenang, jalan kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain.

Berolahraga bersama orang lain lebih menguntungkan, karena dapat bersosialisasi,


berjumpa dengan teman teman, dan mendapat kenalan baru, mengadakan
kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan bersama. Kebanyakan olahraga
dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana udara masih bersih. Berolahraga
dapat menurunkan kecemasan dan mengurangi perasaan depresi dan lowself
esteem. Selain fisik sehat jiwa juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat di
usia tua.
d. Faktor Perilaku
Pengertian Perilaku dibatasi sebagai keadaan jiwa (berpendapat, berfikir,
bersikap dan sebagainya) untuk memberikan responsi terhadap situasi di luar
subyek tersebut, yang bersifat pasif (tanpa tindakan) dan dapat juga bersifat aktif
(dengan tindakan dan action) (Notoatmodjo, 2003). Perilaku kesehatan pada
dasarnya adalah suatu reaksi seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Respon atau reaksi manusia dapat bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap) serta dapat bersifat aktif (tindakan yang nyata).

Perilaku yang dianjurkan pada lansia


1. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mau menerima keadaan, sabar, dan optimis serta meningkat rasa percaya
diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
3. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama.
4. Olahraga ringan tiap hari.
5. Makan sedikit tapi sering, dan pilih makanan yang sesuai serta banyak minum.
6. Berhenti merokok dan minum minuman keras.
7. Minum obat sesuai dengan anjuran dokter/ petugas kesehatan yang lain. h)
Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.
8. Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan sex.
9. Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.

Perilaku yang kurang dianjurkan pada lansia


1. Kurang berserah diri.
2. Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa.
3. Menyendiri.
4. Kurang gerak.
5. Makan yang tidak teratur dan kurang tidur.
6. Melanjutkan kebiasaan merokok dan minum minuman keras.
7. Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan.
8. Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan.
9. Menganggap kehidupan sex tidak diperlukan lagi dimasa tua.
10. Tidak memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.

Pola Hidup Sehat yang Perlu Lansia Terapkan


1. Tidur yang Cukup
Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk beristirahat sehingga memungkinkan sel,
jaringan, dan organ bekerja lebih baik keesokkan harinya. Menjaga kualitas tidur
masuk dalam daftar pola hidup sehat yang perlu lansia terapkan. Lansia harus tidur 5
sampai 6 jam per hari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas, tidak ada semangat,
lekas marah, dan stress
.
2. Pola Makan Sehat

Tingkatkan asupan sayur dan buah-buahan, makanan sumber protein, vitamin


A, B1, B2,B12 dan C asam folat, zinc, dan kalsium. Ganti asupan lemak jenuh Anda
dengan jenis lemak sehat, seperti lemak tak jenuh dari alpukat, minyak zaitun. Minum
air putih yang cukup, lansia berkonsul dengan dokter jika memiliki masalah pada
ginjal atau jantung. Batasi konsumsi gula (mencegah DM), makanan yang
mengandung asam urat (melinjo, kacang-kacangan , alcohol, makanan kaleng dan
batasi mengkonsumsi garam (mencegah hipertensi).

3. Beraktifitas dan Olahraga

Biarkan lansia melakukan aktifitas ringan seperti menyapu, menyiram bunga.


Olahraga untuk lansia juga dapat membantu untuk menjaga kebugaran, memperkuat
Olahraga otot, sendi, dan tendon, serta menurunkan risiko terkena cedera. Beberapa
contoh jenis olahraga yang aman adalah jalan kaki di pagi hari, yoga untuk lansia dan
bersepeda untuk lansia

4. Kendalikan Stress

Mengatasi stress dapat dilakukan dengan pergi rekreasi, berkunjung ke rumah


anak dan cucu atau berkumpul dengan teman lansia
5. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin
Orang yang berusia di bawah 40 tahun sebaiknya memeriksakan kesehatannya
dua atau tiga tahun sekali. Ketika usia 40-50 tahun setiap setahun sekali. Di atas 60
tahun pemeriksaan kesehatan dilakukan dua tahun sekali . Pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan adalah cek gula darah, kolesterol dan sebagainya

6. Spritualitas
Beribadah sesuai keyakinan lansia
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
Judul Penyuluhan : “Pengendalian Hipertensi
Waktu Penyuluhan : 30 menit
Sasaran penyuluhan : masyarakat
A. Tujuan Penyuluhan
a. Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini, para masyarakat diharapkan dapat mengerti
dan memahami tentang Pengendalian Hipertensi dengan CERDIK
b. Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat mengetahui dan memahami
tentang :
1) Menjelaskan Defenisi Hipertensi
2) Menjelaskan Faktor Resiko Hipertensi
3) Menjelaskan Komplikasi Hipertensi
4) Menjelaskan Pengendalian Hipertensi
B. Pokok Bahasan : “Pengendalian Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat ”
C. Sub Pokok Bahasan:
a) Defenisi Hipertensi
b) Faktor Resiko Hipertensi
c) Komplikasi Hipertensi
d) Pengendalian Hipertensi dengan pola hidup sehat
D. Kegiatan, Media dan Alat Penyuluhan

Tahapan Kegiatan penyuluhan (Perawat) Kegiatan Audiens


Media & Alat
penyuluhan (masyarakat) Penyuluhan
pendahuluan Pembukaan:
5 - Mendengarkan Kata-kata/
menit - Mengucapkan salam - Menjawab kalimat
pembuka pertanyaan
- Memperkenalkan diri penyuluh
- Menjelaskan masksud dan
tujuan dilakukan penyuluhan
Penyajian 10
Pelaksanaan : - Mendengarkan Leaflet
menit - Menjelaskan defenisi dan
hipertensi memperhatikan
- Menjelaskan faktor resiko
hipertesi
- Menjelaskan komplikasi
hipertensi
- Menjelaskan pengendalian
hipertensi dengan pola hidup
sehat
Penutup 5 menitPenutup : - Ikut Kata-kata/
- Menyimpulkan materi menyimpulkan kalimat
bersama audiens materi bersama
- Mengevaluasi materi yang - Menjawab
telah diberikan pertanyaan
- Menutup dan mengucapkan - Menjawab salam
salam
Evaluasi :
D. Struktur :
Pesertanya yaitu masyarakat penerita hipertensi datang sebanyak 8 orang dan berada di
tempat yang disediakan yaitu teras rumah warga
E. Proses:
 Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
 Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan dan
mengerti mengenai pengendalian hipertensi
 Penyuluh bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Penyuluh bisa menjlankan peran sesuai tugad dan tanggung jawab
 Suasana selama kegiatan kurang kondusif karena berada di luar ruangan
F. Hasil:
 Rata-rata nilai pre test peserta yaitu 3
 Rata-rata nilai post test peserta yaitu 7
 Peserta dengan nilai tertinggi post test ada 2 orang yaitu dengan nilai 8
 Peserat terbaik atau peserta yang merasa penyuluhan paling bermanfaat yaitu
ada 1 orang dari nilai pre test 3 point menjadi 8 point di post test

Referensi :
Citra Agus Skep, NS. Tuntutan praktis Asuhan keperawatan keluarga. 2004. Jakarta ; EGC
Friendman M Marilyn, Kep Keluarga Teori dan Praktek. 1998. Jakarta: EGC
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi Konsep Klinis proses Penyakit Buku 2 Edisi 6,2002.
Jakarta ; EGC

MATERI PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN


“Pengendalian Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat ”
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang abnormal
(Price and Wilson, 2000). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Hipertens atau penyakit tekanan darah tinggi disebut “pembunuh dia-diam” karena sering
menyerang tanpa gejala. Oleh karena itu, cara mengatasi hipertensi selain dengan konsumsi obat-
obatan hipertensi dari dokter. Penderita juga wajib menerapkan gaya hidup sehat untuk
mengontrol tenakanan darah agar tetap stabil.
2. Faktor resiko Hipertensi
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung
dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita
setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause.
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih
tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih
muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan
enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi.
c. Keturunan
(Genetik) Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi.
d. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia
karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan
pembuluh darah, hipertensi.
e. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan
dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri
renal yang mengalami ateriosklerosis. Merokok menyebabkan hipertensi karena
nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk menyempitkan
pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak. Plak menyempitkan
pembuluh darah. Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah
mengerut.
f. Mengkonsumsi garam berlebih Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hipertensi) kita di wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3
sendok teh atau setara dengan 1500 mg natriumd.
g. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota.
h. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan meningkatkan hipertensi
yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat dapat
menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah
ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung.
Dengan demikian tekanan darah akan meningkat.
3. Komplikasi :
Komplikasi hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh seperti
gagguan pada jantung, gangguan saraf, gangguan otak, gangguan fungsi ginjal
dan gangguan penglihatan. Contohnya antara lain: Dapat menyebabkan
gangguan penglihatan, Stroke atau kelumpuhan , Serangan jantung, Gagal ginjal.
4. Pengedalian hipertensi
Tips modifikasi gaya hidup yang sehat:
1. Kurangi asupan garam dan gula. Batasi garam 5 gram (1 sendok the/hari)
2. Konsumsi buah-buahan dan sayuran. 5 porsi/hari (400-500 Gr buah dan sayur setiap
hari)
3. Batasi makanan berlemak
4. Turunkan berat badan dengan aktivitas fisik
5. Kelola stres
6. Olahraga sevara teratur
7. Hindari kebiasan merokok
Selain itu, ada tips lain untuk mengendalikan hipertensi yang tujuan sama dengan
sebelumnya yaitu dengan CERDIK :
C Cek Kesehatan secara berkala
E Enyahkan Asap rokok
R Rajin Aktivitas Fisik
D Diet Seimbanh
I Istirshat yang cukup
Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi adalah:
1. Gizi seimbang dan pembatasan gula,garam dan lemak (Dietary Approaches To Stop
Hypertension)
2. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
3. Gaya hidup aktif/olahraga teratur
4. Stop rokok
5. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)
Pasien dan keluarga hendaknya selalu dinasehati untuk:
1. Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan
cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan/vetsin
2. Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur
3. Minumlah obat secara teratur, sesuai instruksi dokter.
4. Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan
darahnya dengan ketat
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
Judul Penyuluhan : Senam senam hipertensi
Waktu Penyuluhan : 15 menit
Sasaran Penyuluhan : Masyarakat dilingkungan mahasiswa
A. Tujuan Penyuluhan
1. Umum : setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, masyarakat dapat menerapakan
senam hipertensi dirumah
2. Umum Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat dapat :
 Menjelaskan pengertian senam hipertensi
 Menjelaskan manfaat senama hipertensi
 Menerapkan senam hipertensi dirumah
B. Pokok Bahasan : Senam hipertensi
C. Sub Pokok Bahasan : -
 Defenisi senam hipertensi
 manfaat senam hipertensi
 menerapkan senam hipertensi
MATERI
1. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
2. SENAM HIPERTENSI
Senam hipertensi adalah saah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan
melakukan senam, karena tidak dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melalukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini
merupakan usaha preventif / pencegahan tujuan untuk meningkatkan jumlah interaksi
oksigen yang diproses dalam tubuh dalam waktu tertentu.
3. MANFAAT SENAM HIPERTENSI
 Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak yang
berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak yang menguatkan dan membentuk otot dan
beberapa bagian tubuh lainnya, seperti : pnggang, paha, paha, pinggul, perut dan lain-
lain.
 Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koodinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila sesorang
mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program penurunan
berat badan.
 Merilekskan / melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menurun
Standar Prosedur Operasional:
“SENAM HIPERTENSI”

Pengantar 1.Tujuan :
a. Melancarkan sirkulasi darah
b. Menurunkan tekanan darah
c. Mencegah stroke
d. Menjaga kebugarsan jasmani
2. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi:
a. Diberikan kepada semua penderita hipertensi
b. Sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosis menderita hipertensi
sebagai pencegahan dini
KontraIndikasi:
a. Pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti nyeri dada
b. Pasien yang mengalami depresi, khawatir dan cemas

PROSEDURTETAP
1 Persiapan Persiapan Alat :
1. Alat/bahan : vidio, speaker

2. Lingkungan yang nyaman


Persiapan Pasien :
1.Berikan salam, perkenalkan diri, dan identifikasi klien dengan memeriksa
identitas klien dengan cermat.
2.Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada klien dan keluarga untuk bertanya dan jawab setiap pertanyaan jika
ada.
3. lakukan kontrak topik, waktu dan tempat
4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman
2 Pelaksanaan
b. Fase Selalu/jangan lupamengidentifikasi hal-hal terkait aspek bio psiko sosio kultural
Orien- klien terkait intervensi yang akan dilakukan :
tasi a. Mengucapkansalam : perhatikan keadaan pasien dengan menanyakan
kabar dan kondisi saat ini
b. Menjelaskantujuan
c. Menjelaskan singkat deskripsi prosedur senam kaki
c. Fase 1. Memberi kesempatan klien untuk bertanya sebelum memulai tindakan
Kerja 2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Kaji kondisi dan tanda vital klien

Langkah-langkah :
a. Tahap Pemanasan
Lakukan pemanasan dengan jalan di tempat 2x8, setelah pemanasan
kemudian masuk ke gerakan inti.
b. Gerakan inti :
1) Arahkan tangan ke depan dan Tepuk tangan 1x8

2) 2) Tepuk jari tangan 1 x 8

3) Silangkan jari-jari tangan tangan 1 x 8

4) Silang Ibu Jari 1 x 8

5) Adu sisi kelingking 1x8

6) Adu sisi telunjuk 1 x 8


7) Ketok pergelangan tangan kiri dan kanan masing-masing 1x8

8) Ketok nadi tangan kiri dan kanan masing-masing 1x8

9) Tekan jari-jari tangan dan gerakan ke depan dan belakang 1x8

10) Buka dan mengepal (sambil meremas-remas) 1x8

11) Menepuk punggung tangan kiri dan kanan 1x8

12) Menepuk lengan dan bahu kiri dan kanan masing-masing 1x8
13) Menepuk pinggang 1x8

14) 14) Menepuk paha 1 x 8

15) Menepuk samping betis 1x8

16) Jongkok berdiri 1 x 8

17) Menepuk perut 1x8


d. Fase a. Mengakhiri prosedur tindakan dengan menyampaikan hasil evaluasi
Termi- yang diperoleh (klien dapat melakukan senam kaki sesuai langkah
nasi prosedur, tidak mengalami keluhan saat melakukan tindakan, klien
dalam keadaan stabil)
b. Mengakhiri pertemuan: mengucapkan salam

3 Evaluasi Masyarakat mampu mengikuti senam hipertensi


setelah
pelaksanaa
n tindakan

D. Evaluasi :
1. Peserta :
 audiens mengikuti kegiatan sampai selesai
 audiens tidak mampu melakukan senam sambil berdiri
 audiens mampu melakuakn senam
2. Penyuluh
 Penyuluh bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan
3. Suasana selama kegiatan kurang kondusif karena di luar ruanga

Anda mungkin juga menyukai