…. RT….RW …KEL….KEC…..
TAHUN 2022
Penyusun :
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
C. Manfaat Praktik.....................................................................................................3
D. Sistematika penulisan............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS..............................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS..................................................................................................17
A. PERSIAPAN.......................................................................................................17
B. PENGKAJIAN....................................................................................................17
C. MASALAH KEPERAWATAN.........................................................................19
1 Analisa Data....................................................................................................19
2 Diagnosa keperawatan...................................................................................19
D. MEMBUAT PERENCANAAN........................................................................19
F. EVALUASI.........................................................................................................22
BAB VI........................................................................................................................24
PEMBAHASAN.........................................................................................................24
A. Pengkajian.........................................................................................................24
C. Perencanaan.......................................................................................................25
D. Implementasi......................................................................................................25
E. Evaluasi...............................................................................................................26
BAB V.........................................................................................................................28
i
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................28
A. Kesimpulan......................................................................................................28
B. Saran.................................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan
mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – setingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa
Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.Sehingga kesehatan harus
dapat menjadi salah satu tolak ukur utama dari pembangunan dan kesejahteraan
nasional suatu bangsa.Dengan demikian kesehatan harus menjadi mid-stream
pembangunan (Mubarak, 2012).
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disiplin. Ilmu yang
secara garis besar menopang ilmu kesehatan masyarakat (disebut sebagai pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat) adalah epidemiologi, biostatistik/ statistic
kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,
administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, serta ilmu kesehatan kerja.
Sasaran kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok ; baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka
yang beresiko tinggi dalam masyarakat (Mubarak, 2012).
Menurut Kepmenpan No.94 Tahun 2001, Upaya keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan dipuskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.Untuk mencapai
kemandirian masyarakat baik disarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas (Laporan Komunitas Kelompok, 2022).
Dalam perkembangan selanjutnya, dibutuhkan tenaga – tenaga perawat
yang professional, yang tidak hanya dapat berbuat tapi juga mampu berfikir cerdas
dalam menghadapi banyaknya tuntutan – tuntutan dari masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan langkah bijak dalam menyikapi setiap perkembangan yang muncul
dimasyarakat. Salah satu upaya untuk mengimbangi tuntutan profesionalisme
dalam dunia kesehatan adalah diadakannya program profesi keperawatan
komunitas dan keluarga (P2K3) oleh program study Profesi Ners UNIVERSITAS
INDONESIA MANJU PERSADA PALOPO.
1
P2K3 merupakan suatu proses belajar kerja dalam bentuk kegiatan
professional terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan sesuai
dengan paradigma sehat dengan cara partisipasi dalam menggerakkan seluruh
komponen partnership secara proporsional dalam suatu kerja nyata sebagai bentuk
pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa.
Pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa P2K3 disasarankan pada
masyarakat yang terkena bencana alam yang berada di posko pengungsian darah
cijendil cugenang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu lokasi praktik
keperawatan komunitas dimana masyarakat dilingkungan tersebut masih kurang
memadai dalam hal tempat tinggal dan kesehatan. Sehingga perlu adanya
pendekatan yang lebih nyata untuk melihat secara langsung pola perilaku kebiasaan
hidup sehat pada masyarakat. Karena hal tersebut bertujuan untuk merubah dan
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran (Proses pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapinya). Serta memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu hidup sehat, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat
dalam bentuk penyuluhan – penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung
bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang tidak sehat. Penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat sendiri serta pembentukan suatu kelompok kerja kesehatan
(POKJAKES) sebagai upaya pengorganisasian dan pengembangan kemandirian
masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap
pelayanan keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a. Pengkajian keperawatan
b. Mengidentifikasi data yang diperlukan.
c. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai.
d. Menganalisa data yang diperlukan.
e. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
f. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan
berdasarkan criteria tertentu.
g. Merencanakan asuhan keperawatan.
h. Melaksanakan rencana keperawatan.
2
i. Melakukan evaluasi keperawatan.
j. Melakukan dokumentasi keperawatan.
C. Manfaat Praktik
1. Untuk Mahasiswa
D. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pasa
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat
4
5
penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta penggobatannya, imunisasi, kesehatan ibu
dan anak (KIA), KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
essensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
a. Tujuan umum
7
komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kemandirian.
b. Keluarga
Merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama, saling berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari
8
perilaku individu, keluarga, maupun perilaku-perilaku kelompok
masyarakat dalam banyak hal yang bisa mempengaruhi
masayarakat/komunitas secara keseluruhan.Masalah-masalah yang
timbul bisa berupa masalah perilaku hidup yang tidak sehat, masalah
kesehatan lingkungan, gizi, pemanfaatan pelayanan kesehatan,
kebiasaan-kebiasaan lain yang beresiko terhadap kesehatan masyarakat
termasuk pula paradigma masyarakat mengenai kesehatan itu sendiri.
4. Ruang lingkup keperawatan komunitas
a. Upaya promotif
4) Perawatan buah dada, perawatan tali pusat bayi baru lahir. Untuk
pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawat
hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat, tetapi tidak
menentukan terapi pasien.
d. Upaya rehabilitatife
9
Upaya rehabilitatife merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderitapenderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, missal kusta, TB
(latihan napas dan batuk efektif), penderita struk melalui fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Resosialitatif
10
Perawat komunitas harus dapat menjadi contoh yang baik dalam bidang
kesehatan tentang bagai mana tata cara hidup yang sehat yang dapat di
tiru dan di contoh oleh masyarat.
g. Sebagai tempat bertanya
Perawat dapat di jadikan sebagai tempat bertanya oleh
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakatt untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-
hari.
h. Sebagai pengelolah
Perawat juga di harapkan dapat menjadi pengelolah berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yank embankan kepadanya.
11
dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional, peraturan
dan regulasi yang berlaku
3) Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
4) Perawat berkontribusi pada pengembangan professional dari
rekanrekan,kolega,dan orang lain
5) Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis
6) Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien
7) Perawat menggunakan hasil penelitian dilahan praktik,dan
No Standar Elemen
1 Pengkajian a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh
12
klien.. d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari
diagnosis yang ditetapkan.
e. Hasil yang diharapkan didokumntasikan
sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama
klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan.
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam
kaitannya dengan kemampuan klien yang
ada dan berpotensi.
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional
dalam arti dapat dicapai, berkaitan dengan
sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan
waktu untuk mencapainya.
j. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk
perawatan lanjut.
Perencanaan a. Rencana perawatan disusun secara individual
13
rencana asuhan didokumentasikan.
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan
kesehatan lainnyadilibatkan dalam proses
evaluasi bila memungkinkan.
Standar praktik keperawatan komunitas menurut ANA (1974) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data status kesehatan klien sistematik dan terus menerus,
14
4) Perawat sekolah menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif
dalam melaksanakan tugas,
5) Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan
sekolah secara komprehensif,
6) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk
memenuhi kebutuhan siswa,
7) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam
menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung antara
sekolah dan masyarakat,
8) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga, dan
komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui
pendidikan kesehatan,
9) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah, dan
10) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
profesional.
b. Lingkungan Kesehatan Kerja
Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk:
15
7) Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja dengan
agensi komunitas terkait.
c. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PERSIAPAN
Persiapan pelaksanaan asuhan keperawatan dimulai dengan pembuatan
kuesioner. Kuesioner terdiri dari 119 Pertanyaan. Pertanyaan pada kuesioner
terdiri atas pertanyaan terkait data keluarga, data sosial ekonomi, data gizi,
data lingkunagn fisik terdiri dari perumahan atau keadaan rumah, keamanan
lingkungan, rekreasi, komunikasi dan transportasi, pembuangan, sumber air,
tempat pembuangan air, pembuangan sampah dan limbah, PHBS, status
kesehatan, kesehatan lansia, kesehatan dewasa, kesehatan remaja, juga KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak).
Selain persiapan kuesioner, persiapan yang dilakukan juga persiapan alat-alat
kesehatan (alat tensi darah & alat stetoskop). Sebelum pengkajian dilakukan
pengecekan alat apakah berfungsi dengan baik atau tidak atau ada kerusakan
atau tidak.
B. PENGKAJIAN
1. Lingkungan
a. Sumber Air
Penggunaan sumur gali sebanyak 12% dan sebagian warga
menggunakan PDAM sebanyak 88%.
b. Pemanfaatan Air minum
Rata-rata warga menggunakan air sumur yang dimasak sebanyak 10%,
air isi ulang 10% daan air kemasan 80%.
c. Pembuangan Tinja
Keseluruhan warga membuang tinja dengan jenis jamban WC yang
ada spitank.
d. Pembuangan Air limbah
Keseluruhan warga membuang air limbah ke tempat yang sudah
disiapakan oleh petugas yang ada di posko
e. PHBS
Keseluruhan warga sebagian menerapkan PHBS karena kondisi ada
beberapa yang masih merokok di dalam tenda serta ada tempat posko
yang di gazebo kolam renang sehingga kondisi angin malam yang
tidak baik buat kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang berada di lokasi posko gempa di daerah cijendil
sangat baik, akan tetapi dalam hal memerikasaan pada kesehatan tidak
17
menyeluruh sehingga para pengungsi banyak yang kurang tau harus
kemana kalau ada keluhan atau meminta obat.
3. Pendidikan
Di area posko pada saat dilakukan pengkajian terdapat lulusan pendidikan
yaitu lulusan SD sebanyak 42%. Smp sebanyak 30%
4. Sosial Ekonomi
Di tempat posko Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani,
Tingkat sosial ekonomi masyarakat kp cijedil secara keseluruhan masih
dibawah standar UMR Cianjur yaitu dengan range 900 – 1,5 jt / bulan
sekitar 46% , 1,5 – 2,5 jt sekitar 40%.
5. Keamanan dan Transportasi
Untuk transportasi di area posko sudah baik, misalnya masyarakat jualan
dan pergi kepasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti dengan,
ojek, dan sepeda motor bahkan masyarakat. Dan untuk keamanan dan
keselamatan di posko sudah cukup baik mengingat riwayat kejadian
criminal sangat minim bahkan tidak ada.
6. Politik dan pemerintahan
Mengenai politik dan kebijakan pemerintah untuk urusan kesehatan sudah
bagus, hal ini ditandai dengan mudahnya akses berobat dan tingginya
kesadaran masyarakat untuk berobat ke pelayanan kesehatan
7. Komunikasi
Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat adalah bahasa daerah yaitu
sunda
8. Rekreasi
Rata rata untuk masyarakat melakukan rekreasi di rumah dengan
berbincang-bincang.
9. Nutrisi
a. Konsumsi Lauk
b. Keseluruhan warga jarang mengkonsumsi lauk yang mengandung
protein setiap hari dengan persentase kadang-kadang 100%
c. Konsumsi Sayur
d. Frekuensi mengkonsumsi sayur setiap hari yaitu sering 70% kadang-
kadang 20% dan tidak pernah sebanyak 10%
e. Konsumsi Buah
f. Frekuensi mengkonsumsi buah setiap hari yaitu sering 40% kadang-
kadang 35% dan tidak pernah sebanyak 25%
10. Status
Kesehatan
Status kesehatan masyarakat pada saat dilakukan pengkajian masyarakat
dalam keadaan sehat namun sebanyak 55 % menderita hipertensi. Rematik
18
sebanyak 10%, gastritis sebanyak 15%,gula darah sebanyak 5%, dan
anemia sebanyak 5%.
C. MASALAH KEPERAWATAN
1 Analisa Data
No Data Diagnosa
1. Berdasarkan hasil kuisioner yang Defisit kesehatan
disebarkan kepada 60 kepala keluarga pada komunitas
aspek mental/pikiran masyarakat sehingga (Hipertensi)
dapat menyebabkan tekanan darah naik
yang mengakibatkan hypertensi sebanyak
55%.
2. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan Gangguan pola
kepada 60 kepala keluarga tempat tinggal tidur bd pola
selama di posko 70% tinggal di tenda lingkungan yan
sedangkan 30% tinggal di gazebo tidak memadai
2 Diagnosa keperawatan
a. Defisit kesehatan komunitas b.d kurang terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan angka kejadian hipertensi sebanyak 55%
b. Gangguan pola tidur bd pola lingkungan yang tidak memadai
D. MEMBUAT PERENCANAAN
19
makanan dan - Jekaskan pengertian, tanda dan
penerapan diet gejala hipertensi
untuk hipertensi - Jelaskan faktor resiko penyakit
hipertensi
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
kesehatan terkait diet pada
penderita hipertensi.
- Jelaskan pada pasien dan
keluarga makanan, makanan yang
harus dihindari, kebutuhan jumlah
kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan.
- Ajarkan cara melaksanakan diet
rendah garam.
20
E. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
1 a. Defisit - Mengidentifikasi - Masyarakat memperhatikan
kesehatan kesiapan dan dengan seksama
komunitas kemampuan menerima
b.d tingkat informasi
satus - Menyediakan materi dan - Materi tersedia berupa
mental media pendidikan slideshow dan lembar balik
ditandai kesehatan terkait
dengan hipertensi
angka - Menjadwalkan - Pendidikan kesehatan
kejadian pendidikan kesehatan dilakukan pada tanggal 25
hipertensi sesuai kesepakatan desember 2022 di posko
sebanyak - Memberikan kesempatan bencana
55% untuk bertanya - Audien bertanya terkait
- Menjelaskan pengertian, pelaksanaan screening pada
tanda dan gejala hipertensi
hipertensi - Masyarakat mampu
- Menjelaskan faktor menjelaskan kembali
resiko penyakit pengertian, tanda dan gejala
hipertensi hipertensi
- Mengajarkan strategi - Masyarakat mampu
yang dapat digunakan menjelaskan kembali faktor
untuk meningkatkan resiko hipertensi
kesehatan terkait diet - Masyarakat mampu
pada penderita menjelaskan kembali diet pada
hipertensi. penderita hipertensi
- Menjelaskan pada pasien
dan keluarga makanan, - Masyarakat mampu
makanan yang harus menjelaskan kembali makanan
dihindari, kebutuhan yang harus di hindari penderita
jumlah kalori, jenis hipertensi.
makanan yang
21
dibutuhkan. Ajarkan cara
melaksanakan diet
rendah garam.
- termasuk hipertensi..
2 - Identifikasi pola aktivitas - Untuk mengetahui pola tidur
dan tidur - Mengetahui faktor apa saja
- Identifikasi faktor yang menyebabkan pola
pengganggu tidur (fisik tidur
dan/atau psikologis) - Supaya pola tidur dapat
- Modifikasi lingkungan meningkat supaya pola tidur
(mis: pencahayaan, teratasi
Gangguan pola
kebisingan, suhu, matras, - Supaya masyarakat tahu
tidur bd pola
dan tempat tidur) pentingnya tidur yang cukup
lingkungan yang
- Jelaskan pentingnya - Untuk mengetahui faktor apa
tidak memadai
tidur cukup saja yang mempengaruhi
- Ajarkan faktor-faktor gangguan pola tidur
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
F. EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Defisit kesehatan S : Masyarakat menyatakan paham
komunitas b.d kurang mengenai penyakit hipertensi
terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan O :-Masyarakat dapat menjawab
angka kejadian hipertensi pertanyaan Hipertensi,
sebanyak 55% -Masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang dampak dari hipertensi.
-Sudah di bentuk kepengurusan posyandu
lansia.
P : Intervensi di hentikan
22
karena kalau malam angin kencang dan
kalau pakaian tidak tebal dingin
pola lingkungan yang
O: - masyarakat mampu menjawab faktor
tidak memadai
gangguan pola tidur
- Dari segi tempat tinggal kurang
memadai
23
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengumpulan data pada proses pengkajian dilakukan langsung kepada
warga masyarakat yang ada di posko bencana yang berada di cijedil
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, dengan :
1. Diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dan kondisi klien dalam
komunitas
2. Sistematis dan terus-menerus
3. Menggunakan teknik pengkajian berupa wawancara dan observasi
langsung
4. Menggunakan instrumen berupa kuesioner yang mudah dipelajari
5. Melibatkan klien dan/atau orang yang dekat dengan klien
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) yakni :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien.
2. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian
yang tepat.
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya, dan
member pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
4. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan terus
menerus.
5. Data yang relevan dicap dalam format yang mudah dipelajari.
24
b. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang dapat
diukur
c. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni relawan kesehatan di area posko
bencana alam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
d. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan
kemampuan klien yang ada dan berpotensi.
e. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai,
berkaitan dengan sumber yang dimiliki klien
f. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk mencapainya.
g. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk perawatan lanjut.
C. Perencanaan
Dalam mengembangkan rencana asuhan yang akan diberikan, rencana
perawatan disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien dalam
komunitas serta menyusun intervensi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
dimana :
a. Rencana disusun bersama klien dan pemberi pelayanan kesehatan lain
yakni petugas relawan kesehatan bersama tokoh masyarakat melalui
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).
b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah keperawatan lanjut.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana :
a. Perencanaan menentukan tujuan,
b. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan.
D. Implementasi
Implementasikan didasarkan pada intervensi yang telah diidentifikasi
dalam rencana keperawatan, yakni :
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai.
25
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana
a. Pemberian tindakan keperawatan meliputi promosi, pencegahan,
mempertahankan, dan perbaikan
b. Tindakan keperawatan diberikan dalam upaya membantu klien
meningkatkan kesehatan,
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan terhadap hasil yang dicapai
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Evaluasi bersifat sistemik dan tgerus menerus.
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan dengan hasil yang
diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan rencana asuhan
didokumentasikan.
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan kesehatan
lainnyadilibatkan dalam proses evaluasi bila memungkinkan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana Tindakan keperawatan memerlukan
pengkajian secara berkelanjutan.
F. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tim terhadap kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) selama melaksanakan praktik komunitas di posko bencana di
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Strengths
Tim/SDM (mahasiswa) memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup sehingga proses pelaksanaan dapat dijalani dan dilalui dengan
lancar
Karakteristik dan respon masyarakat yang ramah dan terbuka
Relawan kesehatan memiliki program yang baik dan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat
26
2. Weaknesses
Jumlah SDM (mahasiswa) terlalu sedikit (5 orang) sehingga tidak
dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada di posko
Tingkat pendidikan warga yang tidak merata dan didominasi oleh
warga dengan pendidikan rendah
Kemampuan ekonomi warga yang didominasi oleh tingkat ekonomi
menengah dan tingkat ekonomi lemah
Dana operasional terbatas
3. Opportunities
Kondisi masyarakat yang berkembang yang terkenan musibah inin
cepat pulih kembali
Akses lokasi mudah dijangkau
Jarak dan Akses terhadap pelayanan kesehatan dekat dan mudah
dijangkau
4. Threats
Kurangnya kesadaran warga terhadap peningkatan penyakit
hipertensi, diantaranya ditunjukan oleh kondisi lingkungan yang
tidak sehat
27
BAB V
28