Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI KAMPUNG

…. RT….RW …KEL….KEC…..
TAHUN 2022

Penyusun :

Musa Darmawan (18210100079)


Egi Permana (18210100138)
Yuspia Lestari (18210100132)
Adinda Putri Handayani (18210100140)
Putri Rosmawati (18210100138)

PROGAM STUDI NERS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA)
2022
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Tujuan.....................................................................................................................2

C. Manfaat Praktik.....................................................................................................3

D. Sistematika penulisan............................................................................................3

E. Waktu pelaksanaan praktek.................................................................................3

F. Tempat pelaksanaan praktek...............................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

TINJAUAN TEORITIS..............................................................................................4

A. Konsep Pelayanan Kesehatan Utama..................................................................4

B. Konsep keperawatan komunitas.........................................................................6

C. Konsep Standar Praktik Dalam Keperawatan Komunitas............................11

BAB III.......................................................................................................................17

TINJAUAN KASUS..................................................................................................17

A. PERSIAPAN.......................................................................................................17

B. PENGKAJIAN....................................................................................................17

C. MASALAH KEPERAWATAN.........................................................................19

1 Analisa Data....................................................................................................19

2 Diagnosa keperawatan...................................................................................19

D. MEMBUAT PERENCANAAN........................................................................19

E. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN............................................21

F. EVALUASI.........................................................................................................22

BAB VI........................................................................................................................24

PEMBAHASAN.........................................................................................................24

A. Pengkajian.........................................................................................................24

B. Penetapan Masalah Keperawatan...................................................................24

C. Perencanaan.......................................................................................................25

D. Implementasi......................................................................................................25

E. Evaluasi...............................................................................................................26

BAB V.........................................................................................................................28

i
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................28

A. Kesimpulan......................................................................................................28

B. Saran.................................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan
mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – setingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa
Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.Sehingga kesehatan harus
dapat menjadi salah satu tolak ukur utama dari pembangunan dan kesejahteraan
nasional suatu bangsa.Dengan demikian kesehatan harus menjadi mid-stream
pembangunan (Mubarak, 2012).
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disiplin. Ilmu yang
secara garis besar menopang ilmu kesehatan masyarakat (disebut sebagai pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat) adalah epidemiologi, biostatistik/ statistic
kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,
administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, serta ilmu kesehatan kerja.
Sasaran kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok ; baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka
yang beresiko tinggi dalam masyarakat (Mubarak, 2012).
Menurut Kepmenpan No.94 Tahun 2001, Upaya keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan dipuskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.Untuk mencapai
kemandirian masyarakat baik disarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas (Laporan Komunitas Kelompok, 2022).
Dalam perkembangan selanjutnya, dibutuhkan tenaga – tenaga perawat
yang professional, yang tidak hanya dapat berbuat tapi juga mampu berfikir cerdas
dalam menghadapi banyaknya tuntutan – tuntutan dari masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan langkah bijak dalam menyikapi setiap perkembangan yang muncul
dimasyarakat. Salah satu upaya untuk mengimbangi tuntutan profesionalisme
dalam dunia kesehatan adalah diadakannya program profesi keperawatan
komunitas dan keluarga (P2K3) oleh program study Profesi Ners UNIVERSITAS
INDONESIA MANJU PERSADA PALOPO.

1
P2K3 merupakan suatu proses belajar kerja dalam bentuk kegiatan
professional terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan sesuai
dengan paradigma sehat dengan cara partisipasi dalam menggerakkan seluruh
komponen partnership secara proporsional dalam suatu kerja nyata sebagai bentuk
pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa.
Pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa P2K3 disasarankan pada
masyarakat yang terkena bencana alam yang berada di posko pengungsian darah
cijendil cugenang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu lokasi praktik
keperawatan komunitas dimana masyarakat dilingkungan tersebut masih kurang
memadai dalam hal tempat tinggal dan kesehatan. Sehingga perlu adanya
pendekatan yang lebih nyata untuk melihat secara langsung pola perilaku kebiasaan
hidup sehat pada masyarakat. Karena hal tersebut bertujuan untuk merubah dan
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran (Proses pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapinya). Serta memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu hidup sehat, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat
dalam bentuk penyuluhan – penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung
bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang tidak sehat. Penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat sendiri serta pembentukan suatu kelompok kerja kesehatan
(POKJAKES) sebagai upaya pengorganisasian dan pengembangan kemandirian
masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap
pelayanan keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a. Pengkajian keperawatan
b. Mengidentifikasi data yang diperlukan.
c. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai.
d. Menganalisa data yang diperlukan.
e. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
f. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan
berdasarkan criteria tertentu.
g. Merencanakan asuhan keperawatan.
h. Melaksanakan rencana keperawatan.

2
i. Melakukan evaluasi keperawatan.
j. Melakukan dokumentasi keperawatan.

C. Manfaat Praktik
1. Untuk Mahasiswa

a. Dapat Mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada


masyarakat.
b. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan
serta pemecahan masalah kesehatan.
c. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
d. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
e. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian serta hubungan
interpersonal.

D. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

 Bab 1 : membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang,


tujuan, manfaat, sistematika penulisan, waktu dan tempat pelaksanaan.
 Bab 2 : membahas tentang tujuan teoritis yang terdiri dari keperawatan
kesehatan komunitas, tujuan keperawatan komunitas, sasaran, ruang
lingkup, kegiatan praktek keperawatan, prinsip dasar, modal pendekatan
dan metode.
 Bab 3 : membahas tentang penerapan asuhan keperawatan komunitas,
meliputi : pengkajian, analisis data, penentuan masalah kesehatan dan
masalah keperawatan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi
 Bab 4 : berisi tentang pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan
 Bab 5 : kesimpulan dan saran

E. Waktu pelaksanaan praktek


Pelaksanaan praktek kerja profesi keperawatan komunitas berlangsung selama
kurang lebih 5 minggu, mulai dari tanggal 21 november 2022 – 7 januari 2023.

F. Tempat pelaksanaan praktek


Pelaksanaan praktek profesi keperawatan komunitas kelompok dilaksanakan di
posko korabn bencana alam di kapung cijedil desa cugenang Kabupaten Cianjur.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang


berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhmya tentu dengan biaya yang dapat dijangkau
oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat hidup mandiri dan menentukannasib pribadi (Nasrul Effendi, Perkesmas,
1997).
Fungsi dari pelayanan kesehatan utama adalah pemeliharaan kesehatan,
pemecahan diagnosa penyakit dan penggobatan, pelayanan tidak lanjut dan
memberi sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pasa
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat

Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan tersier.Jadi keluarga


atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang
optimal. Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan
mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada delapan unsure PKU yaitu
peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan,
peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air
yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi termasuk KB, penyediaan air yang
mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif dan
control terhadap penyakit endemic lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit
yang terjadi dan menggunakan obat tradisional dalam masyarakat.

Prinsip dalam pelaksanaan PKU beriorentasi pada distribusi pelayanan kesehatan


yang merata.Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat guna
(menggunakan sarana atau fasilitas yang di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus
pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam PKU meliputi :

4
5
penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta penggobatannya, imunisasi, kesehatan ibu
dan anak (KIA), KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
essensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.

Hubungan konsep KPU dan komunitas adalah untuk melaksanak peranan


kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan (pinpinan
atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah sakit tipe A dan B), serta
penyelenggaraan kerja asama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan
peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan
perorangan.Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam PKU diharapkan
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.Sebagai
akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu secara mandiri manjaga dan
melayani status kesehatan komunitas di mana dia tinggal.

B. Konsep keperawatan komunitas


1. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan salah satu cabang keperawatan


spesialis dalam ilmu keperawatan yang berkembang dari gabungan antara ilmu
keperawatan masyarakat, dan ilmu social.Sasaran utama dalam cabang ilmu ini
adalah suatu komunitas dalam masyarakat.(Effendi, 1998).
Komunitas sebagai sasaran keperawatan komunitas dapat diartikan
sebagai sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai keyakinan dan minat yang relative sama, adanya rasa saling mengenal dan
interaksi antar anggotanya, dan memiliki ikatan oleh suatu rasa identitas.
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan sebagai suatu sintesis atau
gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu social,
menjadi suatu pelayanan keperawan professional yang ditunjukkan kepada
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitative yang ditunjukan pada individu, keluarga, kelompok,
serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh melalui proses keperawatan dan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien yaitu komunitas itu sendiri sebagai mitra perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.

2. Tujuan keperawatan komunitas

a. Tujuan umum

Secara umum, tujuan keperawatan komunitas yaitu untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat menjalankan
fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. (Effendi,
1998), yang dilakukan melalui upaya (Mubarak dan Chayatin, 2009) :
1) Pelayanan keperawan secara langsung terhadap individu, keluarga,
dan kelompok konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dengan
mempertimbangkan permasalahn atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok
b. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,


kelompok khusus, dan masyarakat dalam hal (Effendi, 1998; Mubarak dan
chayantin, 2009) :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi :
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatife/pemecahan Masalah
kesehatan/keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
5) Mengevaluasi hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatakan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuaan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri.
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
9) Menunjang fungsi puskesmas dalam penurunan angka kematian
bayi, ibu, balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
3. Sasaran keperawatan komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat, termasuk


individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit,
khususnya mereka yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan dalam
masyarakat, yaitu :
a. Individu
Individu sebagai bagian dari anggota keluarga, jika memiliki masalah
kesehatan/keperawatan akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental, maupun social. Peran perawat

7
komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kemandirian.
b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas


kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, terdapat saling ketergantungan dan interaksi satu
sama lain. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota-anggota keluarga yang lain, dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan


jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan, termasuk diantaranya:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus
sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: ibu
hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia lanjut, dan usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantarannya:
a) Penderita penyakit menular, seperti TB, lepra, AIDS, penyakit
kelamin, dan lain-lain.
b) Penderita yang menderita penyakit tidak menular seperti:
penyakit DM, jantung koroner, cacat fisik gangguan mental
dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika

c) Kelompok pekerjaan tertentu, dan lain-lain

4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya: panti


werdha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental,
social, lainnya), dan penitipan anak balita.
d. Masyarakat

Merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama, saling berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari

8
perilaku individu, keluarga, maupun perilaku-perilaku kelompok
masyarakat dalam banyak hal yang bisa mempengaruhi
masayarakat/komunitas secara keseluruhan.Masalah-masalah yang
timbul bisa berupa masalah perilaku hidup yang tidak sehat, masalah
kesehatan lingkungan, gizi, pemanfaatan pelayanan kesehatan,
kebiasaan-kebiasaan lain yang beresiko terhadap kesehatan masyarakat
termasuk pula paradigma masyarakat mengenai kesehatan itu sendiri.
4. Ruang lingkup keperawatan komunitas

a. Upaya promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai topikyang terkait kesehatan masyarakata
(peningkatan gizi , pemeliharaan kesehataan perorangan, kesehatan
lingkungan, olahraga secara teratur, rekreasi dan pendidikan seks).
b. Upaya preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan


gangguan kesehatan te rhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,


puskesmas, maupun kunjungan rumah.
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas,
ataupun dirumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui


c. Upaya kuratif

Upaya kuratif ditujukkan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota


keluarga, keluarga yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan diri


puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu
bersalin, dan nifas.

4) Perawatan buah dada, perawatan tali pusat bayi baru lahir. Untuk
pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawat
hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat, tetapi tidak
menentukan terapi pasien.
d. Upaya rehabilitatife

9
Upaya rehabilitatife merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderitapenderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, missal kusta, TB
(latihan napas dan batuk efektif), penderita struk melalui fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Resosialitatif

Resosialitatif merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk


mempersiapkan individu, keluarga, atau kelompok khusus untuk kembali
kedalam pergaulan masyarakat.Disamping itu adalah bagaimana
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok-
kelompok yang memiliki masalah tersebut, tentunya perlu memberikan
pengertian dengan batasan-batasan yang jelas dan di mengerti.

5. Peren perawat komunitas

a. Pelaksana pelayanan keperawatan


Peranan utama yaitu sebagai pelaksana asuha keperawatan kepada
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat,baik yang sehat maupun
yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan /keperawatan
apakah itu di rumah,sekolah,puskesmas,panti,dan sebagainya sesui
dengan kebutuhannya.
b. Sebagai pendidik
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat dalam rangka menanamkan
perilaku sehat.
c. Sebagai pengamat kesehatan
Perawat komunitas melaksanakn pengawasan/monitoring terhadap
perubahan perubahan yang terjadi pada individu,keluarga,kelompok,dan
masyarakat yang menyangkut masalah- masalah kesehatan dan
keperawatan yang muncul dan berdampak terhadap status
kesehatan,melalui kunjungan
rumah,pertemuanpertemuan,pengamatan,dan pengumpulan data.
d. Kordinator pelayanan kesehatan
Tugas perawat dapat sebagai kordinator seluruh kegiatan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan
kesehatan melalui kerha sama dengan tim kesehatan lainnya.
e. Sebagai pembaharu
Perawat dapat berperan sebagai agen pembaharu,terutama dalam
mengubah perilaku dan pola hidup yang erat hubungannya dengan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
f. Sebagai panutan

10
Perawat komunitas harus dapat menjadi contoh yang baik dalam bidang
kesehatan tentang bagai mana tata cara hidup yang sehat yang dapat di
tiru dan di contoh oleh masyarat.
g. Sebagai tempat bertanya
Perawat dapat di jadikan sebagai tempat bertanya oleh
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakatt untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-
hari.

h. Sebagai pengelolah
Perawat juga di harapkan dapat menjadi pengelolah berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yank embankan kepadanya.

C. Konsep Standar Praktik Dalam Keperawatan Komunitas


1. Defenisi Standar Praktik Keperawatan

Standar praktik keperawatan merupakan norma atau penegasan tentang mutu


pekerjaan perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar yang dirumuskan dan
digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan keperawatan , serta
merupakan tolak ukur penilaian penampilan kerja perawat (mubrak dan
chayatin, 2009).
Standar CAN (canandian nurses association) untuk praktik keperawatan antara
lain:
a. Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang
menjadi dasar praktik,
b. Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses keperawatan secara
efektik,
c. Praktik keperawatan memerlukan hubungan yang saling membantu untuk
menjadi dasar interaksi antara klien-perawat,dan
d. Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung jawab
profesinya.
Sedangkan standar kinerja dan standar praktik keperawatan menurut ANA
(American nurse association), antara lain sebagai berikut:
a. Standar kinerja professional
1) Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan
praktik keperawatan.
2) Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan yang
dilakukannya, mengacu pada standar praktik keperawatan yang

11
dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional, peraturan
dan regulasi yang berlaku
3) Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
4) Perawat berkontribusi pada pengembangan professional dari
rekanrekan,kolega,dan orang lain
5) Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis
6) Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien
7) Perawat menggunakan hasil penelitian dilahan praktik,dan

8) Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan


keamanan, keefektifan, dan biaya dalam merencanakan serta
memberikan perwatan pada klien.

b. Standar peraktik keperawatan

No Standar Elemen
1 Pengkajian a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh

Perawat mengumpulkan kebutuhan kondisi klien.


b. Data yang diperlukan dikumpulkan
data tentang klien
menggunakan teknik pengkajian yang tepat.
c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang
yang dekat dengannya, dan member
pelayanan kesehatan lainnya bila
memungkinkan.
d. Proses pengumpulan data merupakan proses
yang sistematis dan terus menerus.
e. Data yang relevan dicap dalam format yang
mudah dipelajari
Diagnosis keperawatan a. Diagnosis diturunkan dari data hasil

1. Perawat menganalisa pengkajian

data dari hasil b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang


pengkajian dalam terdekatnya, dan pemberi pelayanan

menentukan diagnosis kesehatan lain bila memungkinkan

2. Perawat c. Diagnosis didokumentasikan penetuan dari

mengidentifikasi hasil hasil yang diharapkan dan rencana

yang diharapkan dari perawatan.

12
klien.. d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari
diagnosis yang ditetapkan.
e. Hasil yang diharapkan didokumntasikan
sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama
klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan.
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam
kaitannya dengan kemampuan klien yang
ada dan berpotensi.
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional
dalam arti dapat dicapai, berkaitan dengan
sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan
waktu untuk mencapainya.
j. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk
perawatan lanjut.
Perencanaan a. Rencana perawatan disusun secara individual

Perawat mengembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.

rencana asuhan yang Rencana disusun bersama klien, orang

menyusun rencana terdekat klien, dan pemberi pelayanan

intervensi untuk mencapai kesehatan lainnya bila memungkinkan.

tujuan yang ditetapkan b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan


terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun
didokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah
keperawatan lanjut.
Implementasi Perawat a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan
mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
intervensi yang telah b. Intervensi diimplementasikan dengan cara
diidentifikasi dalam yang aman dan sesuai.
rencana keperawatan c. Intervensi yang dilakukan
didokumentasikan
Evaluasi a. Evaluasi bersifat sistemik dan tgerus

Perawat mengevaluasi menerus.

kemajuan klien terhadap b. Respon klien terhadap intervensi

hasil yang dicapai. didokumentasikan


c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan
dengan hasil yang diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan

13
rencana asuhan didokumentasikan.
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan
kesehatan lainnyadilibatkan dalam proses
evaluasi bila memungkinkan.

2. Standar Praktik Keperawatan komunitas

Standar praktik keperawatan komunitas menurut ANA (1974) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data status kesehatan klien sistematik dan terus menerus,

b. Menegakkan diagnosis dari data,

c. Perencanaan menentukan tujuan,

d. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan,


e. Pemberian tindakan keperawatan (promosi, mempertahankan, dan
perbaikan),

f. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan,

g. Kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan, dan

h. Tindakan keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.

3. Tatanan Praktik Keperawatan Komunitas

Peningkatan biaya perawatan di rumah sakit mendorong peningkatan


kebutuhan terhadap adanya pelayanan keperawatan di komunitas yang
ditujukan untuk peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan perawatan
pada fase penyembuhan.Perawatan di komunitas difokuskan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan manajemen,
serta mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restorative di dalam
lingkungan komunitas klien.Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan
kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta membantu klien berupaya
melawan penyakit dan masalah kesehatan (Mubarak dan Chayatin, 2009).
4. Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaran pelayanan kesehatan di komunitas yang dikutip dari Mubarak


dan Chayatin (2009) meliputi pelayanan sebagai berikut :
a. Sekolah atau Kampus Standar praktik keperawatan sekolah adalah sebagai
berikut:
1) Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik dalam
melakukan praktik keperawatan kesehatan sekolah,
2) Perawat sekolah menggunakan pendekatan sistematik dalam
pemecahan masalah,
3) Perawat sekolah berkontribusi pada pendidikan siswa dengan
pendekatan proses keperawatan,

14
4) Perawat sekolah menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif
dalam melaksanakan tugas,
5) Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan
sekolah secara komprehensif,
6) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk
memenuhi kebutuhan siswa,
7) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam
menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung antara
sekolah dan masyarakat,
8) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga, dan
komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui
pendidikan kesehatan,
9) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah, dan
10) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
profesional.
b. Lingkungan Kesehatan Kerja
Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan di tempat kerja dengan


mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja,
2) Menurunkan risiko penyakit akibat kerja,

3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja,

4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan


pendidikan kesehatan, dan
5) Mengintervensi kasus-kasus akut non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Menurut AAOH (American Association Occupational Health Nurses),
standar perawatan kesehatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Perawat bekerja sama dengan manajemen dalam mengembangkan
tujuan pelayanan kesehatan bagi pekerja,
2) Perawat menyelenggrakan pelayanan kesehatan kerja,

3) Perawat menetapkan tanggung jawab dan kewenangan keperawatan dan


melakukan kerja sama dengan pihak manajemen dalam penentuan posisi
perawat dalam organisasi kerja,
4) Perawat menyelenggarakan asuhan keperawatan dan mengembangkan
prosedur tetap dalam memenuhi kebutuhan kesehatan kerja,
5) Perawat mengkoordinasikan pengkajian dan promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, serta cedera,
6) Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan kerja untuk mengevaluasi
lingkungan kerja dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan, dan

15
7) Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja dengan
agensi komunitas terkait.
c. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah

Perawat dalam lembaga ini memberikan perawatan kesehatan di rumah,


misalnya perawat yang bekerja di lembaga perawatan komunitas, hospice,
dan lembaga perawatan rumah swasta melakukan kunjungan rumah.Perawat
yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan untuk mendidik,
fleksibel, kreatif, dan percaya diri, selain kemampuan klinik yang
kompeten.
d. Lingkungan Kerja Lain
Terdapat sejumlah tempat lain di mana perawat dapat bekerja dengan peran
dan tanggung jawab yang bervariasi. Seseorang perawat dapat bekerja di
tempat praktik dokter, membuka praktik mandiri atau bekerja sama dengan
perawat lain, serta bekerja di bidang pendidikan dan penelitian. Berkaitan
dengan lingkungan tempat kerja, perawat ditantang untuk memberikan
perawatan berkualitas. Penelitian keperawatan yang mengaitkan penelitian
tentang kualitas hasil perawat an dengan biaya perawatan memberi hasil
bahwa perawat menjawab tantangan diatas. Perawat terlibat aktif dalam isu-
isu kesehatan diseluruh tingkat pemerintahan.

16
BAB III

TINJAUAN KASUS
A. PERSIAPAN
Persiapan pelaksanaan asuhan keperawatan dimulai dengan pembuatan
kuesioner. Kuesioner terdiri dari 119 Pertanyaan. Pertanyaan pada kuesioner
terdiri atas pertanyaan terkait data keluarga, data sosial ekonomi, data gizi,
data lingkunagn fisik terdiri dari perumahan atau keadaan rumah, keamanan
lingkungan, rekreasi, komunikasi dan transportasi, pembuangan, sumber air,
tempat pembuangan air, pembuangan sampah dan limbah, PHBS, status
kesehatan, kesehatan lansia, kesehatan dewasa, kesehatan remaja, juga KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak).
Selain persiapan kuesioner, persiapan yang dilakukan juga persiapan alat-alat
kesehatan (alat tensi darah & alat stetoskop). Sebelum pengkajian dilakukan
pengecekan alat apakah berfungsi dengan baik atau tidak atau ada kerusakan
atau tidak.

B. PENGKAJIAN
1. Lingkungan
a. Sumber Air
Penggunaan sumur gali sebanyak 12% dan sebagian warga
menggunakan PDAM sebanyak 88%.
b. Pemanfaatan Air minum
Rata-rata warga menggunakan air sumur yang dimasak sebanyak 10%,
air isi ulang 10% daan air kemasan 80%.
c. Pembuangan Tinja
Keseluruhan warga membuang tinja dengan jenis jamban WC yang
ada spitank.
d. Pembuangan Air limbah
Keseluruhan warga membuang air limbah ke tempat yang sudah
disiapakan oleh petugas yang ada di posko
e. PHBS
Keseluruhan warga sebagian menerapkan PHBS karena kondisi ada
beberapa yang masih merokok di dalam tenda serta ada tempat posko
yang di gazebo kolam renang sehingga kondisi angin malam yang
tidak baik buat kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang berada di lokasi posko gempa di daerah cijendil
sangat baik, akan tetapi dalam hal memerikasaan pada kesehatan tidak

17
menyeluruh sehingga para pengungsi banyak yang kurang tau harus
kemana kalau ada keluhan atau meminta obat.
3. Pendidikan
Di area posko pada saat dilakukan pengkajian terdapat lulusan pendidikan
yaitu lulusan SD sebanyak 42%. Smp sebanyak 30%
4. Sosial Ekonomi
Di tempat posko Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani,
Tingkat sosial ekonomi masyarakat kp cijedil secara keseluruhan masih
dibawah standar UMR Cianjur yaitu dengan range 900 – 1,5 jt / bulan
sekitar 46% , 1,5 – 2,5 jt sekitar 40%.
5. Keamanan dan Transportasi
Untuk transportasi di area posko sudah baik, misalnya masyarakat jualan
dan pergi kepasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti dengan,
ojek, dan sepeda motor bahkan masyarakat. Dan untuk keamanan dan
keselamatan di posko sudah cukup baik mengingat riwayat kejadian
criminal sangat minim bahkan tidak ada.
6. Politik dan pemerintahan
Mengenai politik dan kebijakan pemerintah untuk urusan kesehatan sudah
bagus, hal ini ditandai dengan mudahnya akses berobat dan tingginya
kesadaran masyarakat untuk berobat ke pelayanan kesehatan
7. Komunikasi
Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat adalah bahasa daerah yaitu
sunda
8. Rekreasi
Rata rata untuk masyarakat melakukan rekreasi di rumah dengan
berbincang-bincang.
9. Nutrisi
a. Konsumsi Lauk
b. Keseluruhan warga jarang mengkonsumsi lauk yang mengandung
protein setiap hari dengan persentase kadang-kadang 100%
c. Konsumsi Sayur
d. Frekuensi mengkonsumsi sayur setiap hari yaitu sering 70% kadang-
kadang 20% dan tidak pernah sebanyak 10%
e. Konsumsi Buah
f. Frekuensi mengkonsumsi buah setiap hari yaitu sering 40% kadang-
kadang 35% dan tidak pernah sebanyak 25%
10. Status
Kesehatan
Status kesehatan masyarakat pada saat dilakukan pengkajian masyarakat
dalam keadaan sehat namun sebanyak 55 % menderita hipertensi. Rematik

18
sebanyak 10%, gastritis sebanyak 15%,gula darah sebanyak 5%, dan
anemia sebanyak 5%.

C. MASALAH KEPERAWATAN
1 Analisa Data

No Data Diagnosa
1. Berdasarkan hasil kuisioner yang Defisit kesehatan
disebarkan kepada 60 kepala keluarga pada komunitas
aspek mental/pikiran masyarakat sehingga (Hipertensi)
dapat menyebabkan tekanan darah naik
yang mengakibatkan hypertensi sebanyak
55%.
2. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan Gangguan pola
kepada 60 kepala keluarga tempat tinggal tidur bd pola
selama di posko 70% tinggal di tenda lingkungan yan
sedangkan 30% tinggal di gazebo tidak memadai

2 Diagnosa keperawatan
a. Defisit kesehatan komunitas b.d kurang terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan angka kejadian hipertensi sebanyak 55%
b. Gangguan pola tidur bd pola lingkungan yang tidak memadai

D. MEMBUAT PERENCANAAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. a. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan Hipertensi
kesehatan tindakan keperawatan Tindakan
komunitas b.d komunitas 1x14 hari Observasi
tingkat satus Defisit kesehatan - Identifikasi kesiapan dan
mental meningkat dengan kemampuan menerima informasi
ditandai kriteria hasil : Terapeutik
dengan angka 1. Mengetahui faktor - Sediakan materi dan media
kejadian penyebab pendidikan kesehatan terkait
hipertensi hipertensi hipertensi
sebanyak 55% 2. Mengetahui tanda - Jadwalkan pendidikan kesehatan
dan gejala sesuai kesepakatan
hipertensi - Berikan kesempatan untuk
3. Mengatahui bertanya
pantangan Edukasi

19
makanan dan - Jekaskan pengertian, tanda dan
penerapan diet gejala hipertensi
untuk hipertensi - Jelaskan faktor resiko penyakit
hipertensi
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
kesehatan terkait diet pada
penderita hipertensi.
- Jelaskan pada pasien dan
keluarga makanan, makanan yang
harus dihindari, kebutuhan jumlah
kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan.
- Ajarkan cara melaksanakan diet
rendah garam.

2. Gangguan pola Setelah dilakukan Observasi


tidur bd pola tindakan keperawatan Identifikasi pola aktivitas
lingkungan komunitas 1x14 hari dan tidur
yang tidak gangguan pola tidur Identifikasi faktor
memadai membaik dengan kriteria pengganggu tidur (fisik
hasil : dan/atau psikologis)
1. Lingkungan Terapeutik
membaiki Modifikasi lingkungan
2. Mengetahui (mis: pencahayaan,
penyebab tidak kebisingan, suhu, matras,
bisa tidur dan tempat tidur)
Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur
cukup
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis:
psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)

20
E. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
1 a. Defisit - Mengidentifikasi - Masyarakat memperhatikan
kesehatan kesiapan dan dengan seksama
komunitas kemampuan menerima
b.d tingkat informasi
satus - Menyediakan materi dan - Materi tersedia berupa
mental media pendidikan slideshow dan lembar balik
ditandai kesehatan terkait
dengan hipertensi
angka - Menjadwalkan - Pendidikan kesehatan
kejadian pendidikan kesehatan dilakukan pada tanggal 25
hipertensi sesuai kesepakatan desember 2022 di posko
sebanyak - Memberikan kesempatan bencana
55% untuk bertanya - Audien bertanya terkait
- Menjelaskan pengertian, pelaksanaan screening pada
tanda dan gejala hipertensi
hipertensi - Masyarakat mampu
- Menjelaskan faktor menjelaskan kembali
resiko penyakit pengertian, tanda dan gejala
hipertensi hipertensi
- Mengajarkan strategi - Masyarakat mampu
yang dapat digunakan menjelaskan kembali faktor
untuk meningkatkan resiko hipertensi
kesehatan terkait diet - Masyarakat mampu
pada penderita menjelaskan kembali diet pada
hipertensi. penderita hipertensi
- Menjelaskan pada pasien
dan keluarga makanan, - Masyarakat mampu
makanan yang harus menjelaskan kembali makanan
dihindari, kebutuhan yang harus di hindari penderita
jumlah kalori, jenis hipertensi.
makanan yang

21
dibutuhkan. Ajarkan cara
melaksanakan diet
rendah garam.
- termasuk hipertensi..
2 - Identifikasi pola aktivitas - Untuk mengetahui pola tidur
dan tidur - Mengetahui faktor apa saja
- Identifikasi faktor yang menyebabkan pola
pengganggu tidur (fisik tidur
dan/atau psikologis) - Supaya pola tidur dapat
- Modifikasi lingkungan meningkat supaya pola tidur
(mis: pencahayaan, teratasi
Gangguan pola
kebisingan, suhu, matras, - Supaya masyarakat tahu
tidur bd pola
dan tempat tidur) pentingnya tidur yang cukup
lingkungan yang
- Jelaskan pentingnya - Untuk mengetahui faktor apa
tidak memadai
tidur cukup saja yang mempengaruhi
- Ajarkan faktor-faktor gangguan pola tidur
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)

F. EVALUASI

NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Defisit kesehatan S : Masyarakat menyatakan paham
komunitas b.d kurang mengenai penyakit hipertensi
terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan O :-Masyarakat dapat menjawab
angka kejadian hipertensi pertanyaan Hipertensi,
sebanyak 55% -Masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang dampak dari hipertensi.
-Sudah di bentuk kepengurusan posyandu
lansia.

A : Masalah Teratasi sebagian

P : Intervensi di hentikan

2 Gangguan pola tidur bd S: masyarakat menyatakan sulit tidur

22
karena kalau malam angin kencang dan
kalau pakaian tidak tebal dingin
pola lingkungan yang
O: - masyarakat mampu menjawab faktor
tidak memadai
gangguan pola tidur
- Dari segi tempat tinggal kurang
memadai

23
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengumpulan data pada proses pengkajian dilakukan langsung kepada
warga masyarakat yang ada di posko bencana yang berada di cijedil
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, dengan :
1. Diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dan kondisi klien dalam
komunitas
2. Sistematis dan terus-menerus
3. Menggunakan teknik pengkajian berupa wawancara dan observasi
langsung
4. Menggunakan instrumen berupa kuesioner yang mudah dipelajari
5. Melibatkan klien dan/atau orang yang dekat dengan klien
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) yakni :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien.
2. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian
yang tepat.
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya, dan
member pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
4. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan terus
menerus.
5. Data yang relevan dicap dalam format yang mudah dipelajari.

B. Penetapan Masalah Keperawatan


Penetapan masalah keperawatan komunitas ini dilakukan melalui 2 proses,
yakni :
1. Analisa data dari hasil pengkajian dalam menentukan diagnosis
Proses analisa dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Diagnosis diturunkan dari data hasil pengkajian
b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang terdekatnya, dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni kader dan puskesmas
c. Diagnosis didokumentasikan sebagai penentuan dari hasil yang
diharapkan dan rencana perawatan
2. Identifikasi hasil yang diharapkan dari klien
Proses identifikasi dilakukan melalui beberapa tahapan, dimana :
a. Hasil yang diharapkan diturunkan dari diagnosis yang ditetapkan.

24
b. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang dapat
diukur
c. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni relawan kesehatan di area posko
bencana alam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
d. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan
kemampuan klien yang ada dan berpotensi.
e. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai,
berkaitan dengan sumber yang dimiliki klien
f. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk mencapainya.
g. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk perawatan lanjut.

Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik


Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse Association)
yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) yakni menegakkan
diagnosis dari data.

C. Perencanaan
Dalam mengembangkan rencana asuhan yang akan diberikan, rencana
perawatan disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien dalam
komunitas serta menyusun intervensi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
dimana :
a. Rencana disusun bersama klien dan pemberi pelayanan kesehatan lain
yakni petugas relawan kesehatan bersama tokoh masyarakat melalui
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).
b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah keperawatan lanjut.

Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana :
a. Perencanaan menentukan tujuan,
b. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan.

D. Implementasi
Implementasikan didasarkan pada intervensi yang telah diidentifikasi
dalam rencana keperawatan, yakni :
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai.

25
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.

Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana
a. Pemberian tindakan keperawatan meliputi promosi, pencegahan,
mempertahankan, dan perbaikan
b. Tindakan keperawatan diberikan dalam upaya membantu klien
meningkatkan kesehatan,

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan terhadap hasil yang dicapai
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Evaluasi bersifat sistemik dan tgerus menerus.
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan dengan hasil yang
diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan rencana asuhan
didokumentasikan.
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan kesehatan
lainnyadilibatkan dalam proses evaluasi bila memungkinkan.

Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana Tindakan keperawatan memerlukan
pengkajian secara berkelanjutan.

F. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tim terhadap kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) selama melaksanakan praktik komunitas di posko bencana di
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Strengths
 Tim/SDM (mahasiswa) memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup sehingga proses pelaksanaan dapat dijalani dan dilalui dengan
lancar
 Karakteristik dan respon masyarakat yang ramah dan terbuka
 Relawan kesehatan memiliki program yang baik dan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat

26
2. Weaknesses
 Jumlah SDM (mahasiswa) terlalu sedikit (5 orang) sehingga tidak
dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada di posko
 Tingkat pendidikan warga yang tidak merata dan didominasi oleh
warga dengan pendidikan rendah
 Kemampuan ekonomi warga yang didominasi oleh tingkat ekonomi
menengah dan tingkat ekonomi lemah
 Dana operasional terbatas

3. Opportunities
 Kondisi masyarakat yang berkembang yang terkenan musibah inin
cepat pulih kembali
 Akses lokasi mudah dijangkau
 Jarak dan Akses terhadap pelayanan kesehatan dekat dan mudah
dijangkau

4. Threats
 Kurangnya kesadaran warga terhadap peningkatan penyakit
hipertensi, diantaranya ditunjukan oleh kondisi lingkungan yang
tidak sehat

27
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Asuhan keperawatan dengan pedekatan asuhan keperawatan pada komunitas


yaitu :
A. Kesimpulan
Masalah Kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan masyarakat yang
kurang dalam memelihara kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat
serta prevalensi penyakit hipertensi pada warga masyarakat yang ada di posko
bencana dilakukan tindakan di masyarakar dengan dilakukan musyawarah
mufakat dengan relawan dan tokoh masyarakat terkait penanganan hipertensi
yang sedang terjadi di posko bencana kemudian rumuskan oleh relawan dan
mahasiswa untuk menangani masalah hipertensi yang sedang di alami oleh
masyarakat. Kemudian untuk permasalahan kekurangan pola tidur dilakukan
tindakan di masyarakat dengan dilakukan perbaikan tempat istirahat dari
masyarakai itu sendiri supaya layak untuk di hunu atau di tempati.
B. Saran
1. Bagi masyarakat untuk selalu terus meneruskan dan meningkatkan
perilaku hidup. Supaya selalu mengontrol tekanan darah tinngi padxa
petugas kesehatan yang ada(puskesmas)
2. Bagi relawan tetap momberikan informasi terbaru terkait masalah yang
ditemukan dimasyarakat dan mengevaluasi masalah yang diteruskan baik
jangka pendiek, maupun jangka panjang
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keprawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah
keperawatan di komunitas

28

Anda mungkin juga menyukai