AYU BR DEPARI
Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan
ABSTRAK
Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani. Pemilihan tersebut dilandaskan
pada proses khusus pasien berdasarkan berat tidaknya penyakit pasien. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pelaksanaan triage oleh perawat. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yang melibatkan 30 perawat yang bekerja di
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 dengan metode
sampling jenuh. Alat pengumpulan data menggunakan observasi yang berisi 10 item
pertanyaan. Analisis data adalah analisis univariat yang menjelaskan bahwa tingkat
pelaksanaan triase oleh perawat dalam kategori baik sebanyak 12 responden (40,0%)
sedangkan yang melaksanakan triase dalam kategori cukup sebanyak 13 responden (43,3%) ,
dan yang melaksanakan triase dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (16,7%).
ABSTRACT
Triage is an attempt to sort victims before they are handled. The selection is based on the
patient's special process based on the severity of the patient's disease. This study aims to
determine the description of the implementation of triage by nurses. This type of research is
descriptive with a cross sectional research design involving 30 nurses working in the
Emergency Room Installation of Dr. Pirngadi Medan 2019 with saturated sampling method. The
data collection tool uses observations that contain 10 question items. Data analysis is univariate
analysis which explains that the level of implementation of triage by nurses in the good category
is 12 respondents (40.0%) while those who carry out triage in the category are 13 respondents
(43.3%), and those who carry out triage in the category are less as many 5 respondents
(16.7%).
1
PENDAHULUAN terhadap perawat (Dewi Ratna Sari, dkk
Latar Belakang 2017).
2
kognitif perawat mengenai triase masih sebelum pengambilan samper perlu
kurang, khususnya dalam hal menentukan ditentukan kriteria inklusi maupun eksklusi.
prosedur dan manajemen penyakit pasien ( Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri
Nur Ainiyah, Ahsan, Fathoni, 2015) yang perlu dipenuhi setiap anggota populasi
yang dapat diambil sebgai sampel. Kriteria
Berdasarkan survey pendahuluan awal
eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi
yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi
yang tidak diambil sebagai sampel.
Medan di dapat jumlah data kunjungan
a. Kriteria Inklusi
pasien ke ruang IGD selama periode
1. Perawat yang bekerja di ruang
Januari-Desember 2017 sebanyak 13482
Instalasi Gawat Darurat
pasien. Sedangkan pada periode Januari-
RSUD.Dr.Pirngadi Medan.
Desember 2018 sebanyak 12735 pasien.
2. Perawat yang berpendidikan terakhir
(Rekam Medis RSUD Dr. Pirngadi Medan).
minimal Diploma III keperawatan.
. b. Kriteria Eksklusi
pada waktu yang bersamaan. Populasi observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah semua perawat mulai pada tanggal 23 Mei s/d 31 Mei 2019
yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan cara pengamatan dan pencatatan
orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini (SOP) dengan jumlah option 10 item dan
sampel dengan cara Total Sampling. Dalam nilainya 1 dan apabila tidak dilakukan maka
penelitian yang menjadi sampel adalah nilainya 0. Setiap responden hanya memiliki
perawat yang bekerja di lantai 1 gedung satu kesempatan untuk diobservasi. Analisa
3
variabel penelitian. Analisis data ini kemudian dilanjutkan dengan membahas
dilakukan secara deskriptif dengan melihat hasil penelitian dengan menggunakan teori
persentase data yang telah terkumpul dan dan kepustakaan yang ada.
disajikan dalam table distribusi frekuensi
Dari hasil penelitian yang dilakukan mulai dari tanggal 23 Mei s/d 31 Mei 2019 ini
dianalisis berdasarkan observasi atau pengamatan pada 30 responden dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi pada setiap variabel yaitu umur, pendidikan, lama kerja,
pelatihan dan pelaksanaan triase. Berikut ini distribusi frekuensi dari setiap variabel yang telah
di analisa.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 1 di atas, frekuensi tingkat umur responden di ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 mayoritas berumur 36-45 Tahun
sebanyak 14 responden (46,7%) dan frekuensi tingkat umur responden yang paling minoritas
berumur 21-35 sebanyak 5 responden (16,7%).
4
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Triase Responden Berdasarkan umur Terhadap
Pelaksanaan Triase Oleh Perawat Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Pirngadi Di Medan Tahun 2019.
Pelaksanaan Triase
Umur
Baik Cukup Kurang Total
F % f % F % f %
Dari Tabel 2 di atas, distribusi frekuensi responden dari hasil observasi di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 memiliki pelaksanaan triase yang
cukup berdasarkan umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 11 orang (36,6%) sedangkan minoritas
perawat memiliki pelaksanaan triase yang baik berdasarkan umur 46-55 tahun sebanyak 9
orang (30,0%).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Instalasi Gawat Darurat
Rsud Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019.
5
responden (46,7%) sedangkan S1 Ners sebanyak 13 responden (43,3 %) dan pendidikan yang
S1 sebanyak 3 responden (10,0%).
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Triase Responden Berdasarkan Pendidikan Terhadap
Pelaksanaan Triase Oleh Perawat Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Pirngadi Di Medan Tahun 2019
Pelaksanaan Triase
f % f % F % F %
Berdasarkan tabel 4 diatas mayoritas perawat diruang IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki
pelaksaan triase yang cukup berdasarkan pendidikan D3 sebanyak 7 responden ( 23,3%)
sedangkan pelaksanaan triase baik berpendidikan S1 Ners sebanyak 8 responden (26,7%).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Ruang Instalasi Gawat
Darurat Medan Tahun 2019.
Lama Kerja Jumlah Persen (%)
>5 Tahun 3 10,0
5-10 Tahun 27 90,0
>10 tahun 0 0
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan Tabel 5 di atas, frekuensi lama kerja responden di ruang Intalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 mayoritas lama kerja 5-10 Tahun sebanyak 27
6
responden (90,0%) dan frekuensi lama kerja responden yang paling minoritas lama kerja >5
Tahun sebanyak 3 responden (10,0%).
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Triase Responden Berdasarkan Lama Kerja Terhadap
Pelaksanaan Triase Oleh Perawat Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019
Pelaksanaan Triase
F % F % F % f %
Berdasarkan tabel 6 di atas, mayoritas perawat di ruang Instalasi Gawat darurat (IGD)
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 memiliki pelaksanaan triase yang cukup berdasarkan
lama kerja 5-10 tahun sebanyak 11 orang (43,3%) sedangkan pelaksanaan triase baik
berdasarkan lama kerja 5-10 tahun sebanyak 12 orang (40,0%).
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan di Ruang Instalasi Gawat
Darurat Medan Tahun 2019.
7
Berdasarkan Tabel 7 di atas, frekuensi pelatihan responden di ruang Intalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 mayoritas pelatihan yaitu BTCLS
sebanyak 10 responden (33,3%) sedangkan pelatihan PPGD yaitu sebanyak 9 responden
(30,0%), dan pelatihan PPGD-BTCLS yaitu sebanyak 6 responden (20,0%), namun ada 5
reponden (16,7%) yang belum mengikuti pelatihan.
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Triase Responden Berdasarkan Pelatihan Terhadap
Pelaksanaan Triase Oleh Perawat Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019
Pelaksanaan Triase
F % F % F % F %
Dari Tabel 8 di atas, distribusi frekuensi responden dari hasil observasi di ruang Instalasi
Gawat darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 adalah mayoritas responden
pelaksanaaan triase baik berdasarkan pelatihan PPGD-BTCLS sebanyak 6 responden (20,0%),
frekuensi responden pelaksanaaan triase cukup pada pelatihan PPGD sebanyak 7 respoden
(23,3%) dan pada pelatihan BTCLS yaitu sebanyak 6 responden (onden (20,0%) dan frekuensi
responden pelaksanaaan triase kurang sebanyak 5 responden (16,7) berdasarkan perawat
yang belum melaksanakan pelatihan.
8
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Triase Responden Berdasarkan Observasi di Ruang
instalasi Gawat darurat RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019.
Pelatihan Jumlah Persen (%)
Baik 12 40,0
Cukup 13 43,3
Kurang 5 16,7
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas perawat di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 melaksanakan triase baik
terhadap Pelaksanaan Triase oleh perawat pada pasien yaitu sebanyak 12 responden (40,0%),
sedangkan yang melakukan pelaksanaan triase cukup sebanyak 13 responden (43,3%) dan
yangmelakukan triase masih kurang sebanyak 5 responden (16,7%).
9
telah dilakukan d ruang IGD RSUD Dr. c. Lama Kerja
Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa Berdasarkan hasil pengumpulan
mayoritas perawat dengan latar pendidikan data terhadap 30 orang perawat pelaksana
terakhir D3 yaitu sebanyak 14 responden yang telah dilakukan di ruang IGD RSUD
(46,7%), S1 sebanyak 3 responden Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa
(10,0%), dan S1 Ners sebanyak 13 mayoritas perawat memiliki lama kerja 5-10
responden (43,3%). tahun sebanyak 27 responden (90,0%)
sedangkann minoritasnya memiliki lama
Pendidikan berarti bimbingan yang
kerja <5 tahun sebanyak 3 responden
diberikan seseorang terhadap
(10,0%).
perkembangan orang lan menuju ke arah
Lama kerja merupakan lama
citat-cita tertentu yang menentukan
seorang perawat bekerja di rmah sakit dan
manusia untuk berbuat dan mengisi
dari mula awal bekerja sampa saat selesai
kehidupan untuk mencapai keselamatan
seorang perawat berhenti bekerja. Semakin
dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
lama massa kerja seseorang dalam bekerja
untuk dapat meningkatkann kualitas hidup.
maka semakin banyak ilmu daan
Jenjang terakhir yang dicapai responden
pengalaman yang dimilikinya (Nurningsih
melalui pendidikan formal yang dilampirkan
dalam Novi ervina,2015).
dengan ijazah (A.Wawan, Dewi M,2014).
Menurut Kemenkes RI Tahun 2012,
Menurut Kemenkes RI Tahun 2012, Perawat yang bekerja di ruang IGD Perawat
Perawat yang bekerja di ruang IGD yang bekerja di IGD RS minimal sudah 3
Pendidikan minimal D3 Keperawatan Tahun (Kemenkes RI,2012)
(Kemenkes RI,2012) Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
Dari tabel 3 diatas mayoritas perawat dilihat bahwa mayoritas perawat di ruang
diruang IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan melakukan
responden (23,3%) sedangkan perawat (36,7%) dan lama kerja <5 tahun yaitu
10
d. Pelatihan berdasarkan pelatihan PPGD-BTCLS
Berdasarkan hasil pengumpulan data sebanyak 6 responden (20,0%),
terhadap 30 orang perawat pelaksana yang berdasarkan pelatihan BTCLS sebanyak 4
telah dilakukan di ruang IGD RSUD Dr. responden (13,3%) dan yang belum
Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 5
mayoritas perawat mengikuti pelatihan responden (16,7%).
beradasakan jenis pelatihan PPGD
sebanyak 9 responden (30,0%), sedangkan e. Pelaksanaan Triase
pelatihan BTCLS sebanyak 10 responden
Bedasarkan hasil penelitian
(33,3%), pelatihan PPGD-BTCLS yaitu
terhadap 30 orang perawat pelaksana yang
sebanyak 6 responden , pelatihan PPGD-
telah dilakukan diruang IGD RSUD
BTCLS yaitu sebanyak 6 responden (20,0)
Dr.Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa
dan perawat yang belum mengikuti
mayoritas perawat kategori cukup dalam
pelatihaan yaitu sebanyak 5 responden
pelaksanaan triase yaitu sebanyak 13
(16,7%).
responden (46,3%) sedangkan perawat
Menurut RI No.15 (1974) Pelatihan
pelaksanaan triase dalam kategori baik
adalah proses belajar mengajar untuk
yaitu sebanyak 12 responden (40,0%), dan
memperoleh dan meningkatkan
perawat yang melakukan pelaksanaan
keterampilan diluar sistem pendidikan yang
triase dalam kategori masih kurang yaitu
berlaku, dalam waktu yang singkat, dan
sebanyak 5 responden (18,7%).
dengan metode yang lebih mengutamakan
Pelaksanaan triase adalah
praktek daripada teori.
pengumpulan data dan keterangan sesuai
Menurut Kemenkes RI Tahun 2012,
kondisi pasien dengan cepat, tepat waktu,
Perawat yang bekerja di ruang IGD sudah
dan jelas. Upaya ini untuk mengelompokkan
mengikuti Pelatihan minimal PPGD dan
pasien berdasarkan tingkat kegawatan
mendapatkan sertifikat ( Kemenkes
pasien agar segera ditangani.
RI,2012)
Dari data Tabel 8 diatas dapat dilihat
2. Tingkat Pelaksanaan Triase
bahwa mayoritas responden yang
Berdasarkan Umur
melakukan pelaksanaan triase cukup
sebanyak 7 responden (23,3%) pada Berdasarkan hasil pengumpulan
pelatihan PPGD, dan 6 responden (20,0%) data tergadap 30 orang perawat pelaksana
pada pelatihan BTCLS, sedangkan yang telah dilakukan d ruang IGD RSUD Dr.
pelaksanaan triase yang baik yaitu Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa
11
mayoritas perawat adalah berumur 36-45 disebabkan oleh banyaknya pengalaman
tahun yaitu sebanyak 14 responden (46,7%) kerja yang dapat mempengaruhi dalam
sedangkan perawat yang berumur 46-55 melakukan tindakan misalnya tindakan
tahun sebanyak 11 responden (36,7%) dan triase.
perawat yang berumur 25-35 tahun
sebanyak 5 responden (16,7%).
3. Tingkat Pelaksanaan Triase
Umur adalah waktu bertambahnya hari
Berdasarkan Pendidikan
sejak lahir sampa saat ini. Kategori umur
menurut Depkes RI (2009) : masa remaja Berdasarkan hasil pengumpulan
akhir 17-25 tahun, masa dewasa awal 26- data terhadap 30 orang perawat pelaksana
35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, yang telah dilakukan d ruang IGD RSUD Dr.
masa lansia awal 46-55 tahun, dan lansia Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa
akhir >55 tahun. mayoritas perawat dengan latar pendidikan
terakhir D3 yaitu sebanyak 14 responden
Berdasarkan tabel 1 diatas
(46,7%), S1 sebanyak 3 responden
mayoritas perawat diruang IGD RSUD Dr.
(10,0%), dan S1 Ners sebanyak 13
Pirngadi Medan pelaksanaan triase yang
responden (43,3%).
cukup berdasarkan umur 36-45 tahun
sebanyak 11 responden (36,7%) sedangkan Pendidikan berarti bimbingan yang
yang melakukan triase baik beradasarkan diberikan seseorang terhadap
umur 46-55 yaitu sebanyak 9 responden perkembangan orang lan menuju ke arah
(30,5%) dan perawat yang melakukan citat-cita tertentu yang menentukan
pelaksanaan triase masih kurang manusia untuk berbuat dan mengisi
berdasarkan umur 21-35 yaitu sebanyak 5 kehidupan untuk mencapai keselamatan
responden (16,7%) dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk dapat meningkatkann kualitas hidup.
Asumsi peneliti bahwa responden
Jenjang terakhir yang dicapai responden
yang berusia lebih tua memiliki
melalui pendidikan formal yang dilampirkan
keterampilan pelaksanaan triase yang lebih
dengan ijazah (A.Wawan, Dewi M,2014).
baik dibandingkan responden yang lebih
muda. Penelitian ini sejalan dengan Dari tabel 3 diatas mayoritas
penelitian Angger Pawiyatan, dkk (2015,) perawat diruang IGD RSUD Dr. Pirngadi
pada usia >30 tahun merupakan usia lebih Medan memiliki pelaksanaan triase cukup
matang dalam dunia kerja keperawatan berdasarkan pendidikan D3 sebanyak 7
dalam melakukan tindakan triase, hal ini responden (23,3%) sedangkan perawat
12
yang melakukan pelaksanaan triase baik Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
berdasarkan pendidikan S1 Ners sebanyak dilihat bahwa mayoritas perawat di ruang
8 responden (26,7%). IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan melakukan
pelaksanaan triase cukup memiliki lama
Menurut asumsi peneliti seseorang
kerja 5-10 tahun sebanyak 11 responden
yang berpendidikan tinggi belum tentu
(36,7%) dan lama kerja <5 tahun yaitu
memiliki keterampilan yang baik dalam
sebanyak 3 reponden ( 6,7%) sedangkan
melaksanakan tugas begitu juga dengan
pelaksanaan triase baik berdasarkan lama
seseorang yang berpendidikan rendah. Hal
kerja 5-10 tahun seanyak 12 responden
ini sejalan dengan hasil penelitian Toer
(40,0%) dan pelaksanaan triase kurang
Wellem, dkk (2017), perawat berpendidikan
berdasarkan lama kerja <5 tahun sebanyak
S1 dan Ners yang memiliki keterampilan
3 reponden (10,0%).
cukup dapat disebabkan oleh kurangnya
Asumsi peniliti bahwa pelaksanaan
motivasi.
triase seseorang dapat dipengaruhi oleh
lamanya seseorang bekerja karena pada
4. Tingkat Pelaksanaan Triase saat masa kerja seseorang lebih lama maka
Berdasarkan Lama Kerja akan memiliki pengalaman yang lebih
data terhadap 30 orang perawat pelaksana lebih singkat. Hal ini sesuai dengan hasil
yang telah dilakukan di ruang IGD RSUD penelitian Asmawi, dkk (2017) lama kerja
Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat bahwa dapat berpengaruh pada tindakan
mayoritas perawat memiliki lama kerja 5-10 pelaksanaaan triase seseorang karena jika
sedangkann minoritasnya memiliki lama dalam jangka waktu yang lama akan
13
beradasakan jenis pelatihan PPGD hasil penelitian Gustia, dkk (2018)
sebanyak 9 responden (30,0%), sedangkan pelatihan dapat berpengaruh pada tindakan
pelatihan BTCLS sebanyak 10 responden pelaksanaaan triase seseorang karena jika
(33,3%), pelatihan PPGD-BTCLS yaitu seseorang banyak mengikuti pelatihan
sebanyak 6 responden , pelatihan PPGD- maka keterampilan yang dimiliki akan
BTCLS yaitu sebanyak 6 responden (20,0) semakin baik.
dan perawat yang belum mengikuti
pelatihaan yaitu sebanyak 5 responden
(16,7%). KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Menurut RI No.15 (1974) Pelatihan
Berdasarkan hasil analisis dan
adalah proses belajar mengajar untuk
pembahasan hasil penelitian mengenai
memperoleh dan meningkatkan
Pelaksanaan Triase oleh Perawat Pada
keterampilan diluar sistem pendidikan yang
Pasien di instalasi gawat darurat (IGD)
berlaku, dalam waktu yang singkat, dan
RSUD.Dr.Pirngadi Medan tahun 2019 dapat
dengan metode yang lebih mengutamakan
di ambil kesimpulan :
praktek daripada teori.
Dari data Tabel 8 diatas dapat dilihat 1. Perawat di ruang IGD RSUD Dr.
bahwa mayoritas responden yang Pirngadi Medan sebagian besar berusia
melakukan pelaksanaan triase cukup 36-45 tahun dengan pelaksanaan triase
sebanyak 7 responden (23,3%) pada dengan kategori cukup yaitu sebanyak
pelatihan PPGD, dan 6 responden (20,0%) 14 orang (46,7%) hal ini diebabkan oleh
pada pelatihan BTCLS, sedangkan faktor usia yang berpengaruh pada
pelaksanaan triase yang baik yaitu pelaksanaan triase seseorang.
berdasarkan pelatihan PPGD-BTCLS 2. Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 6 responden (20,0%), disimpulkan bahwa seseorang
berdasarkan pelatihan BTCLS sebanyak 4 berpendidikan tinggi belum tentu
responden (13,3%) dan yang belum memiliki keterampilan yang baik dalam
mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 5 melakukan pelaksanaan triase dan
responden (16,7%). sebaliknya karena ada beberapa faktor
Asumsi peneliti jika semakin banyak lain seperti lama kerja dan pengalaman
lebih meningkatkan keterampilan dalam 3. Perawat yang memiliki lama kerja lebih
melakukan tindakan. Hal ini sesuai dengan lama akan mempengaruhi keterampilan
14
seseorang hal ini disebabkan karena Penelitian diharapkan dapat
saat masa kerja seseorang lebih lamaa
digunakan sebagai bahan masukan
akan memiliki pengalaman yang lebih
bagi perawat terkait terhadap
banyak dibanding masa kerja yang leih
singkat, dari hasil penelitian perawat pelaksanaan triase untuk
yang lama kerjanya <5 tahun dengan
meningkatkan pelayanan
keterampilan masih kurang yaitu
keperawatan yang baik.
sebanyak 5 responden (16,7%).
4. Berdasarkan hasil penelitian perawat 2. Bagi Perawat
diruang IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan
Bagi perawat dengan mmasih adanya
masih ada yg belum mengikuti
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
pelatihan, sedangkan jika perawat
mengikuti pelatihan yang ada akan triase seperti tidak menggunakan
menambah tingkat pelaksanaan triase,
APD, tidak memberi kode labeling
sebab semakin banyak pelatihan yang
(gelang triase) pada pasien dan tidak
diikuti maka semakin banyak informasi-
informasi yang didapat. mencuci tangan sesuai prosedur,
5. Berdasarkan hasil penelitian
peneliti berharap perawat dapat
pelaksanaan triase ole perawat
meningkaatkan lagi dalam pemberian
disimpulkan bahwa sebagian besar
perawat diruang iGD RSUD Dr. tindakan keperawataan yang sesuai
Pirngadi medan memiliki keterampilan
dengan SOP yang sudah ditetapkan.
dalam pelaksanaan triase dalam
3. Bagi Peneliti Lain
kkategori cukup yaitu sebanyak 13
orang (43,3%). Peneliti menyarankan bagi peneliti
15
Daftar Pustaka Universitas Sam Ratulangi Keperawatan
Volume 5 Nomor !,Mei 2017.
Mila.G dan Melva.M (2018) Hubungan
A.Wawan & Dewi M. (2011) Teori dan
Ketepataan Penilaian Triase Dengan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Tingkat Keberhasilan Penanganan
Perilaku Manusia Yogyakarta.
Cedera Kepala Di IGD RSU HKBP
Angger Pawiyatan, Setyawan, Isnaini Balige Kabupaten Toba Samosir,
Rahmawati, dkk (2015) Gambaran Volume 3 No.2 2018.
Pengetahuan Perawat Dalam
Nur Ainiyah, Ahsan, Mukhamad Fathoni dkk
Melakukan Triase di UGD RSUD Kota
(2015) Analisis Faktor Pelaksanaan
surakarta
Triage Di Instalasi Gawat Darurat,
Asmawi, Veni Hadju, Ridwan Amiruddin dkk Universitas Brawijaya, Volume 10 No.1,
(2017) Pengaruh Kompetensi Terhadap April 2015.
Kinerja Perawat Instalasi Gawat Darurat
Politeknik Kesehatan Medan, (2015)
Dalam Melakukan Triase Di RSUD
Panduan Penyusunan karya Tulis
Kabupaten Majene, JST Kesehatan
Ilmiah, Medan: Politeknik Kesehatan
Volume 7 No. 4 Oktober 2017.
Kemenkes Medan
Dewi Kartiwati N (2011) Buku Ajar Dasar-
Rosdl,A.H,(2018) Buku Ajar Keperawatan
Dasar Keperawatan Gawat
Ajar Keperawatan Dasar, Jakarta: Buku
Darurat_Jakarta:Salemba Medika.
Kedokteran, EGC
Dewi Ratna Sari, Sutanta (2017) Sikap dan
Wieji. S, Abu Bakar, Erna Dwi Wahyuni
Pengetahuan Perawat Berhubungan
(2017) Hubungan Pengetahuan Perawat
dengan Pelaksanaan Triage. Vol.9
Tentang Pemberian Label Triase
No.02, Desember 2017.
dengan Tindakan Perawat Berdasarkan
Ida Mardalena,S.Kep.,Ners.,M.Si.(2016) label Triase di IGD Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Petrokimia Gresik,Volume 12 No.2
I_Yogyakarta:Pustaka Baru Press. Tahun 2017.
16