Anda di halaman 1dari 20

Kesehatan Reproduksi Balita

TP PKK ACEH
2022
Masalah
• orangtua dan orang dewasa yang memandang
pengenalan tubuh itu sebagai hal tabu. “Banyak orangtua
tidak mengajarkan anaknya mengenali tubuh mereka dan
berharap anak tahu sendiri hal itu. Pembiaran itu justru
rentan menimbulkan pemahaman anak yang keliru
tentang tubuhnya karena anak mendapat informasi yang
salah, baik dari teman, gawai yang dimainkan, maupun
dari orang dewasa yang tak bertanggung jawab.
Akibatnya, anak justru melakukan tindakan-tindakan tak
patut dan berisiko kesehatan terhadap tubuhnya
ataupun teman-temannya.
Lanjutan
• banyak orangtua khawatir terhadap ancaman
kejahatan seksual terhadap anak mereka, baik
laki-laki maupun perempuan. Namun, mereka
tidak tahu bagaimana melindungi anaknya
dengan benar. Akibatnya, yang muncul justru
pembatasan atau pembiaran yang membuat
anak semakin rentan dan tak bisa melindungi
dirinya.
Lanjutan
• Dalam sistem sosial dan ikatan masyarakat yang
masih kuat, lingkungan sekitar masih mampu
menjaga dan melindungi anak-anak dari kejahatan
seksual. Namun, di tengah perubahan zaman yang
menguatkan individualitas, perlindungan harus bisa
dilakukan anak-anak secara mandiri. Orangtua tidak
bisa selalu menemani anaknya setiap saat,namun
demikian, kepedulian masyarakat dan lingkungan
terhadap keselamatan dan keamanan anak tetap
harus diupayakan.
Tujuan
• Anak perlu memahami dan mengenali
tubuhnya sejak dini.
• Menjaga kebersihan dan kesehatan tubuhnya,
upaya itu juga untuk melindungi anak dari
kejahatan seksual.
• memahami adanya perbedaan antara tubuh
anak laki-laki dan perempuan sekaligus
menghormati tubuh teman
Materi kesehatan reproduksi
• Pendidikan kesehatan reproduksi antar kelompok
umur berbeda
• Pemberian materi kesehatan reproduksi pada anak
prasekolah itu harus dengan pendampingan
orangtua atau guru. Materi itu tidak boleh diberikan
dalam bentuk buku yang bisa dibaca anak-anak
secara langsung.
• sebagai materi kecakapan sosial bagi anak usia
prasekolah melalui program Pembinaan Anak
Prasekolah
Tahapan perkembangan psikoseksual yang
dilalui anak terbagi menjadi empat Fase, yaitu

– Fase Pragential
Saat anak belum menyadari fungsi dan perbedaan alat
kelamin antara laki-laki dan perempuan. Masa ini dibagi
menjadi dua, yaitu masa oral (0-2 tahun) dan masa anal
(2-4 tahun).
– Fase Phallus
Saat anak sudah menyadari perbedaan seks antara
dirinya dengan temannya yang berbeda jenis kelamin.
Anak pun mulai suka membandingkan alat kelamin
miliknya dengan temannya yang lain.
– Fase Laten
• Anak juga akan mengalami fase laten yang umumnya
berlangsung pada usia 6-10 tahun. Minat seksual
berkembang menjadi berbagai bentuk sublimasi dari
kemampuan psikis anak.
• Fase ini terbagi menjadi dua, yaitu bagian awal dan bagian
akhir. Di bagian awal anak tidak lagi memperhatikan sensasi
yang dirasakan alat kelaminnya.
• Sedangkan di bagian akhir anak mulai merasakannya
kembali. Ini dikarenakan anak mulai beranjak mengenal
dorongan seksual dan ketertarikan pada lawan jenis.
• Tahap Genital
Tahap genital dimulai dari usia sekitar 12 atau 13
tahun, di mana anak sudah memasuki usia
remaja.
Pada masa ini ditandai dengan matangnya organ
reproduksi anak, dan anak sudah mulai tertarik
dengan lawan jenis.
Pendidikan seks untuk anak usia dini adalah dengan teknik atau
strategi :

1. Memahami perbedaan perilaku yang boleh dan yang tidak boleh


dilakukan di depan umum seperti anak selesai mandi harus
mengenakan baju kembali di dalam kamar mandi atau di dalam kamar.

2. Anak juga diberi tahu tentang hal-hal pribadi, tidak boleh disentuh,
dan dilihat orang lain. (a) tubuhku hanya milikku, (b) sentuhan yang
baik dan sentuhan yang buruk, (c) bagian-bagian tubuh yang tidak
boleh disentuh orang lain, (c) rahasia yang baik dan rahasia yang
buruk, (d) pelaporan dan pengungkapan pelaku, baik yang dikenal,
maupun tidak dikenal, serta pertolongan.3. Mengajar anak untuk
mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan.
• 4. Memberikan penjelasan tentang proses
perkembangan tubuh seperti hamil dan melahirkan
dalam kalimat yang sederhana, bagaimana bayi
bisa dalam kandungan ibu sesuai tingkat kognitif
anak. Tidak diperkenankan berbohong kepada anak
seperti “adik datang dari langit atau dibawa
burung”.Penjelasan disesuaikan dengan
keingintahuan atau pertanyaan anak misalnya
dengan contoh yang terjadi pada binatang.
5. Memberikan pemahaman tentang fungsi anggota
tubuh secara wajar yang mampu menghindarkan diri dari
perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi
tubuhnya sendiri.6. Mengajarkan anak untuk mengetahui
nama-nama yang benar pada setiap bagian tubuh dan
fungsinya. vagina adalah nama alat kelamin perempuan
dan penis adalah alat kelamin pria, daripada mengatakan
dompet atau burung.7. Membantu anak memahami
konsep pribadi dan mengajarkan kepada mereka kalau
pembicaraan seks adalah pribadi.
6. Memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak mau
berkonsultasi kepada orang tua untuk setiap pertanyaan
tentang seks.
7. Tanamkan juga peraturan-peraturan yang berlaku menurut
agama dan nilai-nilai moral budaya serta sebab akibat jika hal
yang tidak diinginkan terjadi (dengan tidak menakut-nakuti)
ketika mengenalkan seks dan memahamkan pencegahan
kekerasan dan penyimpangan seksual pada anak.Dengan
demikian program pendidikan seksual sangat pengaruh dalam
mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak usia dini.
Rekomendasi
• PAUD hendaknya melakukan kemitraan dengan orang tua
agar lebih peduli dengan keselamatan anak-anak. Selain
itu juga diharapkan dapat terciptanya keharmonisan dan
keselarasan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
dalam mewujudkan visi bersama untuk membantu
tumbuh kembang anak.
• Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks dengan
memberikan pemahaman kepada anak tentang susunan
keluarga (nasab) sehingga memahami struktur sosial dan
ajaran agama yang terkait dengan pergaulan laki-laki dan
perempuan.
Mari Bekerja /Tugas
Silakan melakukan:
• Identifikasi
• Solusi
• Presentasi
Terimakasih

Ayo!
Membangun Generasi Emas Yang Sehat

Anda mungkin juga menyukai