https://www.halodoc.com/artikel/alasan-pentingnya-memberikan-pendidikan-seks-untuk-
anak
3 menit
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli : 07 Desember 2021
“Pengetahuan seks sangat penting untuk diberitahukan kepada anak sejak dini. Ada beberapa
alasan mengapa pendidikan seks penting untuk anak laki-laki, yaitu untuk memenuhi rasa ingin
tahu anak, mencegah anak melakukan aktivitas seksual yang tidak benar, agar anak tidak terkejut
saat memasuki usia pubertas, menyadarkan anak tentang menjaga organ reproduksi, dan
mencegah kehamilan usia dini.”
Belakangan ini kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual semakin meningkat di pemberitaan
media massa. Jumlah kasus yang terjadi pun sekarang ibarat fenomena gunung es. Kebanyakan
para korban lebih memilih untuk diam. Kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual tidak hanya
terjadi pada orang dewasa, tetapi juga banyak terhadap anak-anak.
Di Indonesia, pengetahuan seks masih dianggap sebagai satu hal yang tabu untuk diberikan
kepada anak-anak dan remaja. Orangtua dan orang dewasa merasa risih saat anak-anak dan
remaja menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan seks, sehingga memilih untuk mengalihkan
pembicaraan.
Pengetahuan seks penting diajarkan sejak dini pada anak. Baik anak laki-laki maupun perempuan
harus mendapatkan itu, terutama dimulai dari keluarga lebih dulu.
Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta
mencegah terjadinya pelecehan seksual. Jangan sampai anak terlanjur mendapatkan informasi
yang kurang tepat seputar seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya, misalnya teman sebaya
atau internet.
Anak juga perlu tahu bahwa sebagai orangtua, kamu bisa diajak berdiskusi seputar topik
tersebut. Ketika anak sudah diberikan edukasi seks atau pendidikan seksual sejak dini, di masa
remaja ia pun tidak merasa canggung dan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Saat berusia 3 atau 4 tahun, anak akan mulai memperhatikan dunia di sekitarnya dan mulai
belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri dan membandingkan diri dengan teman-temannya.
Anak mungkin akan mulai menyadari bahwa perempuan dan laki-laki itu berbeda. Saat anak
mulai mengeksplorasi lingkungannya, ini merupakan kesempatan bagi orangtua untuk
memberikan pemahaman dasar mengenai seksualitas.
Ada beberapa alasan pentingnya memberikan pendidikan seks terutama untuk anak laki-laki:
Setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, apalagi saat memasuki usia remaja. Peran
pengetahuan seks sangat penting untuk menghilangkan rasa penasaran anak. Pengetahuan seks
juga dapat menjadi bekal bagi anak untuk menyaring berbagai informasi seks yang simpang-siur
di luar sana.
Sekarang ini banyak anak remaja yang melakukan aktivitas seksual sebelum menikah.
Kebanyakan dari mereka melakukan hal ini hanya untuk coba-coba atau terpengaruh terhadap
lingkungan yang tidak sehat. Bila telah mendapatkan pengetahuan seks sejak dini, diharapkan
anak dapat menghindari aktivitas seksual sebelum menikah.
Banyak perubahan yang terjadi pada fisik anak saat memasuki usia pubertas. Hal ini terkadang
membuat anak terkejut. Pada anak perempuan mengalami menstruasi pertama kali, atau anak
laki-laki kali pertama kali mimpi basah. Agar anak dapat menerima perubahan ini dengan
mudah, orang tua perlu memberikan pengetahuan tentang seks sejak dini.
Anak juga perlu tahu tentang betapa penting menjaga organ kelamin agar ia tidak disentuh oleh
orang lain. Anak juga perlu tahu perihal menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi.
Semakin usia anak bertambah, semakin dia perlu membersihkan organ intimnya sendiri.
Angka kehamilan usia dini semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh pergaulan bebas pada
remaja. Terkadang, para remaja melakukan hubungan intim sebelum menikah tanpa mengerti
konsekuensi dari perbuatan tersebut, seperti kehamilan
Itulah beberapa alasan mengapa anak perlu mendapatkan pengetahuan seks sejak dini. Sebagai
orangtua, kamu dapat memberikan pendidikan seks secara bertahap dengan cara yang tepat.
Jika butuh bantuan ahli untuk mengatasi anak yang sakit, kamu bisa menghubungi ahli dokter
melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter spesialis anak melalui Video/Voice
Call atau Chat dan sampaikan keluhan yang dialami. Ayo, download Halodoc sekarang di App
Store dan Google Play!
Referensi:
Darmawan, M. Ikatan Dokter Anak Indonesia (2014). Mengajari Kewaspadaan Kekerasan
Seksual Pada Anak.
About Kids Health Canada. Diakses pada 2021. Sex Education for Children: Why Parents
Should Talk to Their Kids About Sex.
Lindberg, S. Verywell Family. Diakses pada 2021. How to Talk to Your Kids About Sex.
Raising Children Network Australia. Diakses pada 2021. Sex Education and Talking About Sex
to Children: 0-8 Years.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Sex Education: Talking to Toddlers and Preschoolers About
Sex.
Victoria State Government Australia. Diakses pada 2021. Betterhealth Channel. Talking to
Children and Young People About Relationships, Sex, and Sexuality.
WebMD. Diakses pada 2021. Talking to Your Kids About Sex.
Ditulis oleh:
Dengan demikian, secara tidak langsung Anda mengajarkan anak untuk lebih menghargai
tubuhnya sendiri. Untuk menjadi mentor sekaligus guru untuk anak, Anda sebagai orang tua
perlu mempersiapkan diri dan membekali diri dengan ilmu seputar seksualitas. Selain lewat
membaca, Anda bisa mendapatkan ilmu-ilmu tersebut dengan mengikuti sesi-sesi
kelas parenting untuk mempertajam keahlian berinteraksi dengan anak. Ketika sudah memiliki
bekal ilmu pendidikan seksualitas, maka Anda harus menjadi orang tua yang siap ditanya. Untuk
itu, kepercayaan diri ketika menjawab pertanyaan anak sangat penting untuk Anda miliki. Jangan
lagi merasa gugup atau gagap ketika anak melontarkan pertanyaan yang ‘menjurus’. Jika masih
tak yakin, tidak ada salahnya meminta bantuan pada ahlinya, seperti dokter atau psikolog.
Tak sekadar menjawab rasa penasaran anak, ilmu seputar seksualitas punya manfaat lain untuk
anak. Ini beberapa di antaranya:
Menimbulkan pemahaman pada anak bagaimana tiap anggota tubuh bekerja sesuai dengan
tahap-tahap pertumbuhan yang diharapkan.
Memberikan informasi dan arahan mengenai bagaimana anak harus menjaga kebersihan serta
merawat organ seksualnya.
Anak dapat memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya sesuai perkembangan, sehingga
melewati fase perkembangan dengan nyaman dan sehat.
Menjadikan anak mengerti tentang proses berketurunan.
Mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat pertumbuhannya
Menguatkan proses identitas dirinya terkait dengan jenis kelaminnya.
Menciptakan kesadaran bahwa hubungan seksualitas adalah hal yang sakral dan hanya dilakukan
dalam konteks pernikahan.
Mempersiapkan anak agar mampu membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung
jawab
Mencegah anak dari perilaku seksual menyimpang, seks bebas, pernikahan dini, PMS,
HIV/AIDS.
https://www.unja.ac.id/pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak-usia-dini-di-era-digital/
Kekerasan seksual pada anak usia dini beberapa tahun belakangan ini semakin marak terjadi
sehingga membuat miris bagi orang tua, pendidik, maupun praktisi pendidikan, karena hal
tersebut pasti akan berdampak bagi masa depan anak. Pemicu kekerasan seksual yang terjadi
pada anak selama pandemi Covid-19 meningkat 60%, pelakunya adalah orang terdekat. Hal
tersebut disebabkan pola asuh orang tua yang belum tepat. Disamping itu anak korban perceraian
serta orang tua yang meninggalkan anak juga menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual
pada anak. Tak hanya itu, orang tua yang belum matang akibat pernikahan dini juga berpotensi
menciptakan kekerasan pada anak. Semua itu didasarkan pada minimnya pemahaman parenting
mengenai pendidikan seksual pada anak.
Pendidikan seksual merupakan suatu keterampilan dan pengetahuan yang perlu diberikan sedini
mungkin kepada anak mengenai perilaku seksual untuk menghadapi hal-hal yang akan terjadi di
masa depan seiring bertambahnya usia serta membentuk karakter dan pola perilaku agar mampu
terhindar dari perilaku-perilaku yang beresiko terhadap pelecehan seksual maupun perilaku
seksual menyimpang. Sigmund Freud ahli psiko analisa menyatakan bahwa terdapat 5 fase atau
tahapan perkembangan seks diantaranya fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten dan fase
genital. 1). Fase Oral (0-2 tahun), pada tahap ini pemenuhan kenikmatan seksualitas awal anak
berada di daerah sekitar mulut seperti saat menyusu pada ibu atau pun memasukkan benda-benda
kedalam mulut 2). Fase Anal (2-3 tahun) fase ini berlangsung saat pemenuhan kenikmatan
seksual anak berada pada daerah anus dan sekitarnya contohnya ketika anak buang air besar atau
kecil 3). FasePhallic (3-6 tahun) menjelaskan bahwa kenikmatan seksual dialami anak saat alat
kelaminnya mengalami sentuhan atau rabaan dan fase ini anak telah mulai mengenali perbedaan
lawan jenis, 4). Fase Laten (6-11 tahun), fase ini aktivitas seksual yang dialami anak telah mulai
berkurang dikarenakan anak sedang focus pada perkembangan fisik dan kognitifnya karena
mereka mulai memasuki masa sekolah, 5). Fase genital (12 tahun keatas), merupakan fase
terakhir tahap perkembangan psiko seksual, hal ini dikarenakan organ seksual dan hormone
seksual pada diri anak mulai aktif sehingga anak sudah menikmati aktivitas seksual secara sadar.
Tahapan perkembangan seks ini saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri. Perkembangan
manusia selalu terhubung antara perkembangan aspek biologis, social dan emosional. Aspek-
aspek ini mendukung terbentuknya kematangan seksual.
Adapun persoalan bagi anak usia dini mengenai pendidikan seks yaitu mendapatkan pengetahuan
dan pengajaran pun hanya sebatas announcement (pemberitahuan) dalam perbedaan toilet laki-
laki dan perempuan. Untuk pengenalan pendidikan seks hanya melalui media boneka. Disamping
itu orangtua dan guru kebingungan untuk mengajar pendidikan seks ke anak karena dirasa tabu
serta minimnyapengetahuandan media tentangpendidikanseksdalammengajarkankepadaanak.
Cara sederhana untuk mengenalkan pendidikan seks pada anak yang pertama bisa melalui
boneka, nanti melalui boneka kita bisa tunjuk dan menjelaskan tentang nama organ
reproduksinya apa, selanjutnya kegunaan atau fungsinya apa, kemudian bagaimana cara kita
untuk menjaganya serta bagaimana cara untuk membersihkannya.
Jadi memberikan pengenalan pendidikan seksual kepada anak harus dilakukan sedini mungkin.
Selanjutnya yang kedua kita bisa melakukan aktivitas sehari-hari contohnya seperti pada waktu
anak mandi, disana dijelaskan juga bahwa yang boleh melihat itu hanya orangtua dan dokternya
saja. Kemudian yang ketiga caranya juga bisa melalui permainan sederhana yang orangtua atau
pendidik ciptakan mengenai pengenalan organ reproduksi, seperti bisa dari kartu bermain
pengenalan organ reproduksi pada anak, bisa juga menggunakan stiker organ reproduksi, bahkan
dari lagu atau nyanyian juga boleh mengenai bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan dilihat
serta bagian tubuh mana yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh oranglain. Sebab anak usia
dini itu mudah mengingat suatu informasi dengan cara bermain sambil belajar.
Pendidikan seksual sangat penting bagi anak karena hal tersebut merupakan proses pengajaran
dan pembelajaran yang difokuskan pada pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum
tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial seksualitas. Tujuan pendidikan seksual untuk
membekali dan menyadarkan anak pentingnya menjaga kesehatan, kesejahteraan dan martabat
mereka dengan cara penanaman perlindungan diri dalam mengembangkan hubungan sosial dan
seksual yang baik.Di era digital yang serba teknologi canggih seperti saat ini, anak dengan cepat
dan bebas dapat mengakses media diberbagai aplikasi tanpa bimbingan orang tua atau pun
pendidik yang tanpa kita sadari dan ketahui mayoritas aplikasi tersebut terdapat iklan-iklan yang
belum cukup umur yang dapat anak lihat setiap membuka aplikasi. Oleh karena itu penting
pendidikan seks untuk anak mengenai pengetahuan dan pembelajaran diberikan sedini mungkin.
Edukasi mengenai pendidikan seks pada anak ini akan sangat dibutuhkan bagi setiap orangtua,
pendidik maupun ahli kependidikan dalam memberikan parenting kepada anak mengingat zaman
akan selalu berkembang di era digital seperti saat ini. Hal tersebut juga dapat memberikan
manfaat dalam persiapan dimasa pubertas anak.
Oleh karena itu setiap proses pendidikan pada prinsipnya memerlukan materi yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, karakteristik usia, kematangan psikologi serta intelektualnya.
Pada anak usia dini, hendaknya materi pendidikan seks diberikan oleh pendidik maupun orang
tua dengan memahami rasa ingin tahu anak, memberikan penjelasan sesuai dengan kemampuan
kognitif, memberikan tanggapan dengan jujur dan bersikap proporsional, serta dapat
diintegrasikan dengan pembelajaran lainnya.
Post navigation
Wujudkan Implementasi Program SMART, UNJA Jalin Kerja Sama dengan Universiti Teknologi MARA Serawak
MalaysiaMemeriahkan Dies Natalis ke-59, UNJA Adakan Lomba Mewarnai untuk Anak-Anak
MARAKNYA kasus kekerasan seksual kepada anak-anak beberapa waktu terakhir, cukup
menyita perhatian masyarakat. Tidak sedikit tindakan-tindakan asusila tersebut dilakukan
oleh orang terdekat. Tanpa adanya pemahaman mengenai pendidikan seksual, anak akan
sulit untuk melawan perlakuan menyimpang tersebut. Sayangnya, masih banyak orang tua
dan masyarakat yang merasa tabu dan apatis untuk membicarakan seksualitas kepada
anak. Padahal, mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini bisa menjadi imun
yang akan membantu anak untuk membentengi diri dari risiko kekerasan maupun
pelecehan seksual di kemudian hari. Apalagi dengan semakin transparannya berbagai
informasi yang bisa diakses lewat internet, sangat memungkinkan bagi sebagian besar
anak dan remaja memanfaatkannya sebagai media penolong dalam memenuhi rasa
keingintahuannya mengenai seks. Berangkat dari pemikiran tersebut, mahasiwa Fakultas
Ilmu Komunikasi Public Relations, Universitas Mercu Buana (UMB), menggelar Workshop
Kuliah Peduli Negeri dengan tema 'Pendidikan Seksual Pada Anak Usia Dini' di RPTRA
Manuver, Meruya Selatan, Jakarta. Kegiatan Workshop Kuliah Peduli Negeri mendapat
dukungan dari MR Group, milik pengusaha Maya Miranda Ambarsari. Ester Elvina
Pakpahan, panita acara Kuliah Peduli Negeri UMB mengatakan pendidikan seks bisa
ditanamkan sejak dini saat anak mulai mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan seksualitas. Dari hal tersebut, menurut Ester, orang tua mulai
menanamkan pendidikan seks mulai dari tingkat yang paling dasar seperti pengenalan
organ tubuh dan fungsinya. "Sejak kecil anak-anak harus diberikan edukasi seksualitas,
kenapa tidak boleh atau dilarang melakukan ini dan itu, apa yang harus dilakukan dan
dijaga, supaya mereka punya integritas diri, tahu ada bagian penting dari tubuhnya yang
tidak boleh dipegang orang lain atau diekspos," jelas Ester. "Agar anak tumbuh menjadi
generasi muda yang berkualitas, ada baiknya orang tua memberikan informasi seputar seks
sejak dini,” tuturnya. Kegiatan Workshop tentang pendidikan seks kepada anak sejak dini
menjadi pintu gerbang bagi anak-anak untuk lebih tahu bagaimana berprilaku dan berperan
sesuai dengan gendernya. Selain itu, mereka juga akan lebih memahami prilaku seksual
yang seharusnya dilakukan, memahami kesehatan dan perkembangan reproduksi,
hubungan laki - laki dan perempuan serta batasan-batasan yang tidak boleh diabaikan
"Kami menghimbau orang tua, mari kita mulai menjaga anak, memberikan edukasi
seksualitas kepada anak, tidak hanya orang tua tapi orang-orang di sekitar juga
berkewajiban untuk melindungi anak-anak,” tutur Ester.. Kegiatan yang dilaksanakan 11
Desember 2019 itu dihadiri sejumlah siswa/i serta orang tua dari Pendidikan Anak Usia
Dinan (PAUD) Amari serta PAUD Kenanga. Peran orang tua sangat penting untuk
mendampingi anak memberikan arahan-arahan yang baik agar anak memahami serta
mampu menjaga organ seksualnya dengan baik dan benar. Sementara itu, dosen
pengampu Kuliah Peduli Negeri UMB, Nurhayani Saragih, mengatakan kegiatan ini
merupakan salah satu bentuk pengimplementasian nyata Tri Darma Perguruan Tinggi yang
diberikan mahasiswa kepada masyarakat. "Dengan mereka terjun langsung ke masyarakat
menjadi bagian dari tri darma yaitu Pengabdian Pada Masyarakat. Dalam hal ini,
mahasiswa sendiri yang harus memberikan pelatihan atau pendidikan kepada masyarakat,
salah satunya dalam tema Pendidikan Seks Pada Anak Usai Dini," ujarnya. Menurut
Nurhayani, tema mengenai pendidikan seksual kepada anak usia dini menarik dan dapat
menjadi pembentukan akhlak sejak dini agar anak-anak Indonesia memiliki benteng yang
kuat untuk menjaga dirinya dari berbagai kekerasan seksual dan pornografi yang dapat
merusak masa depannya. (OL-09)
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/279002/pentingnya-pendidikan-seks-
kepada-anak-usia-dini
Keterbukaan Pendidikan Seks di
Indonesia: Hambatan dan
Implementasi
Aurellia Nadhira, Kinasha Nadindya & Resha Putra Maheswara
https://www.economica.id/2020/09/11/keterbukaan-pendidikan-seks-di-indonesia-hambatan-dan-implementasi/
In-Depth, Umum