Sebelum masuk ke pembahasan dari alasan mengapa pendidikan seks sejak dini sangat penting,
tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu apa perbedaan antara “pendidikan seks” dengan
“berhubungan seks”. Penjelasan mengenai kedua hal ini sangatlah penting dikarenakan
terkadang masyarakat sipil yang menganggap pengetahuan seks adalah hal yang tabu sering
menyalah artikan atau bahkan menyamakan kedua hal tersebut, sehingga menyebabkan
penyalahgunaan seks. Seks sendiri dapat diartikan sebagai penamaan fungsi biologis (alat
kelamin dan fungsi reproduksi) tanpa ada judgemental atau hubungannya dengan norma, contoh
adalah penis dan vagina. Kemudian ada yang disebut dengan seksual yaitu aktifitas seks yang
juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik.
Dengan memperhatikan kedua pengertian tersebut, tentu dapat kita simpulkan bahwasannya kata
seks merupakan kata benda sedangkan seksual merupakan kata kerja. Yang menjadi
pertanyaannya adalah “pendidikan apakah yang sebenarnya perlu diberikan sejak dini? Apakah
pendidikan seks atau pendidikan seksualitas?”. Tentu jawabannya adalah keduanya, alasannya
karena dua hal tersebut memiliki kaitan masing-masingnya. Pendidikan seksual atau edukasi
seks adalah kegiatan untuk mengajarkan mengenai kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk menyadarkan pentingnya kesehatan reproduksi sehingga tindakan pelecehan
seksual maupun penyakit menular dapat dicegah.
Edukasi seksual dapat dimulai sejak kecil, atau ketika anak laki-laki mulai mengalami mimpi
basah dan anak perempuan mengalami menstruasi. Beberapa contoh sekaligus manfaat dari
edukasi seksual diantaranya:
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2015, sepanjang 2010-
2014 terdapat 21,6 juta kasus pelanggaran hak anak, dan diantara kasus-kasus tersebut
58% diantaranya masuk ke dalam kategori kasus kekerasan seksual terhadap anak yang
berujung pembunuhan.
Menurut KPAI, kasus-kasus yang berhubungan dengan kekerasan seksual yang di alami
oleh anak-anak dan remaja menjadi perhatian tersendiri. Tak sampai disitu saja, KPAI
menyebutkan adanya kekerasan seksual pada anak kerap terjadi, seperti:
Dari uraian diatas inilah penyebab kekerasan seksual pada anak tidak pernah ada habisnya.
Yang perlu diperhatikan adalah kekerasan seksual yang dialami oleh anak dapat berdampak
dalam jangka panjang, misalnya hilangnya rasa kepercayaan pada orang dewasa, trauma
secara seksual, perasaan tidak berguna, dan stigma yang menghantui.Karena dapat
berpengaruh secara mental maupun fisik, kasus penyebab kekerasan seksual pada anak
harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai lingkup, mulai dari keluarga yang dapat
melindungi hingga penegakan hukum yang memberikan efek jera terhadap pelaku.
Dikutip dari okezone.com ada beberapa kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah
umur, diantara adalah oknum polisi setubuhi ponakannya yang masih 16 Tahun, Ayah lecehkan
anak tiri sang istri polisikan suami, kakek bau tanah lecehkan anak di bawah umur dengan iming-
iming duit Rp1.000 dan permen, gadis 15 Tahun disetubuhi 3 lelaki teman-temannya malah
tertawa.
Jika tidak adanya edukasi seks sejak dini maka hal-hal di atas akan terus meningkat karena
anak-anak di bawah umur akan merasa senang jika rasa penasarannya terjawab dan akan
berujung pada suatu kenyamanan karena adanya iming-iming tertentu maupun ancaman
dari pelaku. Oleh karena itu selain dari pada edukasi seks itu sendiri ada beberapa hal yang
perlu dilakukan guna mencegah kekerasan seksual ini diantaranya seperti menjalin
komunikasi dan kehangatan dengan Anak, melakukan deteksi dini yang berarti memeriksa
perkebangan organ seks anak, dan mengajarkan anak untuk membuat batasan seperti dalam
bergaul atau dalam hal tontonan.
Dengan demikian salah satu manfaat atau peran dari edukasi seks itu sendiri adalah untuk
membantu mengedukasi anak bahwasannya pernikahan usia dini itu bukanlah hal yang
baik, melainkan sesuatu yang dapat mengahancurkan masa depan mereka sendiri.
Harapannya adalah dapat mengurangi angka pernikahan usia muna itu sendiri.
perilaku seks yang tidak aman dimaksud adalah penyimpangan seks. Penyimpangan
seksual atau parafilia adalah perilaku seksual yang melibatkan aktivitas, situasi, subjek,
atau objek yang tidak lazim dan umumnya tidak menimbulkan dorongan seksual pada
orang lain. Hingga saat ini, penyebab penyimpangan seksual belum diketahui secara
pasti. Hal ini dikarenakan seseorang melakukan penyimpangan seks bisa jadi karena
faktor genetik atau terbawa sejak lahir. Namun, ketika adanya pendidikan seksual sejak
usia dini, sangat besar kemungkinanseorang individu akan mengalami penyimpangan
seks. Oleh karena itu peran edukasi seks dalam situasi ini adalah mengajarkan bahaya
dari penyimpangan seks itu sendiri sehingga dengan demikian seorang individu akan
berusaha menghindari situasi tersebut.
Dengan adanya edukasi seks, maka akan menutup kemungkinan anak menyerap
informasi atau bahkan memprkatikkan keadaan yang ada dalam informasi tersebut yang
sejatinya hal tersebut bukanlah hal yang pantas dilakukan.
https://www.okezone.com/tag/pelecehan-seksual-anak/
https://www.iac.or.id/id/seks-seksual-dan-seksualitas/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_seksual#:~:text=Pendidikan%20seksual%20atau
%20edukasi%20seks,maupun%20penyakit%20menular%20dapat%20dicegah.
https://labuanbajoterkini.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-1643956036/menteri-pppa-akui-
angka-perkawinan-dini-di-indonesia-masih-tinggi