Oleh:
205060600111008
1
dilakukan secara online. Alhasil, orang tua harus melakukan pekerjaan ekstra
dalam hal mengajarkan anaknya selama di rumah. Hal ini dikarenakan
pembelajaran secara daring yang dinilai kurang efektif.
2
anak terbanyak. LPA juga mengungkapkan bahwa pelaku kekerasan anak ini
didominasi oleh orang dekat, yaitu dilakukan oleh orang tua, saudara, maupun
sepupu. Menurut Violence Prevention Initiative (2009), tindak kekerasan pada
anak dalam berbagai jenisnya dapat mempengaruhi kondisi perkembangan
kognitif, sosial dan emosional serta kondisi fisik anak. Anak yang mengalami
kekerasan fisik dapat ditandai dengan adanya luka lebam, terdapat luka gigitan,
patah tulang, dsb. Anak yang mengalami kekerasan seksual dapat mengalami
mimpi buruk serta menunjukkan perilaku seksual yang tidak pantas. Lalu anak
yang mengalami kekerasan rumah tangga maupun secara tidak langsung
mengakibatkan perubahan perilaku anak yang menjadi lebih agresif, depresi,
sering marah, dan lain-lain.
3
pembicaraan tersebut sehingga anak tidak merasa canggung dan lebih paham
dengan apa yang dimaksud. Selain meminta maaf, orang tua juga dapat mengajak
anaknya untuk saling merefleksikan diri sehingga kedepannya tidak terjadi
kesalahpahaman. Walaupun nanti ada kesalahpahaman, masalah tersebut dapat
diatasi dengan kepala dingin karena orang dan anak telah mengerti satu sama
lain.
4
SUMBER: