tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat
kemanusiaan,
serta
mendapat
perlindungan
dari
kekerasan
dan
diskriminasi. Pelaku kekerasan terhadap anak diancam hukuman paling lama 3 tahun
6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta
rupiah).
Menurut sebagian orang, kekerasan pada anak dianggap salah satu cara untuk
mendidik anak. hal ini dilakukan karena anak sering sekali bandel dan tidak mau
menuruti nasehat orang tua. Tetapi sebenarnya bukan cara yang tepat mendidik anak
dengan cara kekerasan. Haruslah diingat, seseorang dikatakan anak-anak jika
memiliki umur di bawah 18 tahun. Dengan umur yang masih muda, bisa dikatakan
anak-anak belum memiliki kematangan emosi dan pikiran. Anak-anak cenderung
memiliki dunia mereka sendiri, yaitu dunia bermain. Mereka belum mengerti mana
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, tidak
seharusnya mendidik anak dengan cara kasar bahkan kekerasan. Mendidik anak
haruslah dilakukan dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Kadang
memang diperlukan ketegasan dalam mendidik anak, tetapi yang musti diingat adalah
tegas tidak sama artinya dengan kekerasan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan
terhadap anak. dilihat dari sudut pandang ekonomi, seseorang yang sedang memiliki
kesulitan ekonomi cenderung mudah stress dan tersulut emosi. Jika hal ini dialami
oleh orang tua, tak jarang anak menjadi korban pelampiasan emosi orang tua lewat
tindak kekerasan. Terkadang anak juga disuruh bekerja menjadi pengamen, pemulung
atau peminta-minta untuk membantu memperbaiki kondisi ekonomi keluarga,
Sehingga sering sekali anak-anak harus mengorbankan waktu belajar dan bermain
mereka demi bekerja. Selain itu seseorang yang pernah mengalami kekerasan semasa
kecilnya juga berpotensi untuk melakukan kekerasan saat dewasa. Mereka cenderung
memiliki pikiran bahwa orang lain harus merasakan apa yang dirasakannya sewaktu
kecil dulu.