Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan arus globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi

serta bergesernya nilai dan norma yang ada dalam masyarakat cenderung

mempengaruhi pola sikap remaja untuk melakukan penyimpangan perilaku

terutama dalam perilaku seksual. Banyak remaja yang terlibat dalam perilaku

dan pengalaman beresiko seksual yang dapat mengakibatkan hasil kesehatan

yang tidak diinginkan.Derasnya arus informasi dan pergaulan yang luas

memberikan pengaruh signifikan bagi remaja dan kesehatannya (Sari, 2016).

Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja

dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja

memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi.

Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja ke arah

perilaku berisiko.Masa remaja erat kaitannya dengan perkembangan psikis

pada periode yang dikenal sebagai masa pubertas yang diiringi dengan

perkembangan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap

masalah – masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seks

sebelum menikah yang dapat membawa resiko terhadap Infeksi Menular

Seksual (IMS), Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immune

Defesiency Virus Syndrome (HIV/AIDS) (BKKBN, 2019).

Pada masa remaja merupakan masa perubahan atau masa terjadinya

proses pematangan baik fisik maupun psikologis, di mulai dari munculnya

1
2

tanda-tanda seksual sekunder sampai terjadi pematangan fungsi organ

reproduksi (Meilan, 2018).Sayangnya tidak semua remaja memahami hal itu,

banyak diantara mereka yang salah dalammemilih teman atau salah pergaulan

demimemperoleh identitas diri, sehingga merekamengikuti semua ajakan

temannya, walaupunitu salah.Kondisi di atas dapat menyebabkanremaja dapat

mengalami masalah kesehatanreproduksi karena perilaku sex bebas,kehamilan

yang tidak diinginkan, pernikahandini dan paraktek aborsi yang tidak aman

(Pertiwi 2018).

Media sosial memberikan pengaruh terhadappola kehidupan manusia,

budaya, sosial, dan pola fikir.Media social memberikan kemudahan sesorang

untuk berinteraksi tanpa ada halangan masalah jarak yang jauh. Salah satu

efek negatif dalam penggunaan media social adalah penyebaran konten video

porno melalui web, blog, online social network,dan online forum (Nasution,

2012)

Berdasarkan Undang-Undang No 44 Tahun 2008 tentang pornografi,

penyebaran video pornodi dunia sangat cepat menimbulkan efek negatif

terhada pembentukan mental dan karakter masyarakat dunia terutama anak-

anak, remaja, dan wanita seperti aborsi, kehamilan tidak diinginkan dan HIV

AIDS. Pornografi adalah segala sesuatu yang berupa material baik berupa

film, surat kabar, tulisan dan foto, ataulain-lainnya menyebabkan timbulnya

atau munculnya hasrat-hasrat seksual termasuk video porno (Mariani, 2010).

Efek negatif yang ditimbulkan oleh video porno membuat banyak

Negara mulai serius untuk mengalihkan penyebaran pornografi di televise,


3

gedung-gedung film, dan internet (Sudrajat, 2006). Akibat pengaruh

negatifdari video porno dan konten pornografi ini membuat beberapa Negara

seperti Amerika dan Inggris membuat pembatasan terhadap pertunjukan-

pertunjukan cabul dengan memebuat undang-undang percabulan atau undang-

undang anti pornografi (Sudrajat, 2006).

Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mencatat terdapat 526 pengaduan

anak terkait dengan pornografi dan kejahatan dunia maya (cyber crime)

hingga agustus 2020.Kasus paling banyak terjadi pada anak terkait

kepemilikan pornografi sebanyak 348 kasus.Laporan ini meningkat dari tahun

sebelumnya yang sebanyak 94 kasus.Kasus selanjutnya yang paling banyak

terjadi anak menjadi korban kejahtan seksualonline sebanyak 89 kasus.

Kemudian anak dilaporkan juga menjasi korban pornografi dari media sosial

sebanyak 44 kasus, 33 kasus, anak menjadi pelaku bullyingdi media sosial

sebanyak 8 kasus dan pelaku kejahatan seksual online sebanyak 4 kasus.

Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Susanto megatakan, hasil

survey nasional KPAI dalam situs pandemik Covid-19 menunjukkan 22%

anak Indonesi masih melihat tayangan tidak sopan. Tayang tidak sopan

tersebut meliputi tayangan atau konten bermuatan pornografi. Dalam situasi

Covid-19 ini, anak-anak semakin lekat dengan dunia digital, setidaknya 60 %

anak Indonesia menggunakan digital. Hal tersebut dikarenakan adanya

kebijakkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengharuskan siswa

menggunakan internet.Hasil survey juga menunjukkan adanya rasa bosan


4

yang di alami anak-anak di tengah pandemic covid-19. 63% anak

merasabosan, 5% merasa cemas, 3% merasa galau atau tidak nyaman.

Bila remaja terus menerus-menerus mengkonsumsi pornografi sangat

mungkin untuk melakukan hubungan seks pada usia terlalu dini, dan di luar

ikatan pernikahan. Pornografi umumnya tidak mengajarkan corak hubungan

seks yang bertanggung jawab, sehingga potensial mendorong perilaku seks

yang menghasilkan kehamilan remaja (Tindaon, 2018).

Data Unicef Indonesia (2020) menunjukan penurunan perkawinan anak

yang berjalan lambat dari tahun ke tahun, namun jumlahnya masih

menjadikan Indonesia sebagai Negara kedua dengan angka perkawinan anak

tertinggi di Asia Tenggara setelah Kamboja. Sepanjang tahun 2019 hingga

2020 memang telah terjadi penurunan sebanyak 0,6% tetapi masih jauh dari

target penurunan hingga 8,74% pada 2024 (Kementerian PPPA, 2021).

Perkawinan anak dapat memiliki efek negatif yang serius dan bertahan lama

terutama pada remaja perempuan.

Menurut Kemen PPn/Bapenas, 400-500 anak perempuan usia10-17

tahun berisiko menikah dini akibat pandemic Covid-19. Penyebab

meningkatnya angka perkawinan anak pada masa pandemi tidak jauh berbeda

dengan penyebab perkawinan anak pada kondisi normal.

Berdasarkan data DP3Ap2KB NTB, perkawinananak di NTB bulan

Februari 2021 mencapai 112 kasus, Maret sebanyak 92 kasus, April 55 kasus,

Mei 126 kasus, dan juni 83 kasus.Data itu baru terjaring di 8 kabupaten/kota.
5

Kasus pernikahan anak di Lombok Timur melonjak tinggi selama

pandemic Covid-19.Sampai Juli 2020, Dinas Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungann anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur

mencatat ada 15 kasus. Sebelas di antaranya terjadi pada Mei, Juni, dan

Juli.Itu pun hanya yang dilaporkan atau yang tercatat.Anak yang memeilih

menikah dini itu rata-rata berusia 17 tahun.Ada juga yang berusia 14 tahun

dengan pasangan 19 tahun.Sekali lagi, kasus tersebut merupakan yang

terlaporkan.Sedangkan yang terjadi di bahwa tangan lainnya dipastikan lebih

banyak.Hal tersebut disebabkan karena penggunaan media masa dikalangan

masyarakat Lombok Timur pada umumnya sudah sangat memperihatikan

apalagi ditingkat remaja. Sehingga para remaja mudah melihat dan

mendapatkan gambar atau tontonan yang berbau seksual dan pornografi

sehingga berpengaruh pada pergaulan remaja, usia sekolah sudah berpacaran

karena faktor pengaruh lingkungan sekitar yang membuat para remaja

mencoba mencari tahu yang mereka tidak tahu. Sebagian penyebabnya adalah

banyak orang khususnya orang tua yang belum menyadari bahwa anak dan

remaja telah terpapar pornografi dari media masa karena lemahnya iman dan

lepas dari kendali orang tua sehingga mengakibatkan pergaulan bebas dan

terjadi kecelakaan (hamil pra nikah).

Data dari Proyeksi Penduduk BPS Kabupaten Lombok Timur tahun

2020 jumlah penduduk di kecamatan Suela berjumlah 39.417 jiwa. Kecamatan

Suela terdiri dari 8 Desa dan 72 Dusun dimana jumlah penduduknya terdiri
6

dari Anak berjumlah 8.089 jiwa, Remaja 6.565 jiwa, Masa Produktif 21.410

jiwa, dan Lansia 3.353 Jiwa.

Berdasarkan data di Puskesmas Suela dari bulan Januari sampai dengan

September 2021 jumlah ibu hamil remaja sebanyak 65orang.

Berdasarkan hasil studi pendauluan di SMAN 1 Suela dari 10 siswa yang

menggunakan internet menunjukkan bahwa, 10 orang pernah menonton video

porno, 10 orang pernah membicarakan tentang seks dengan teman sebaya, 9

orang telah berpacaran, 8 orang pernah berpegangan tangan, 1 orang pernah

berciuman.

Berdasarkan dari data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Efek Tayang Pornografi

Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa di SMAN 1 Suela”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu: “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dan Efek Tayang

Pornografi Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa di SMAN 1 Suela ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan efek tayang

pornografi dengan perilaku pacaran pada remaja siswa SMAN 1 Suela.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis pengetahuan remaja siswa SMAN 1 Suela

b. Untuk mengetahui efek tayang pornografi pada siswa SMAN 1 Suela.


7

c. Untuk mengetahui perilaku pacaran pada remaja siswa SMAN 1 Suela.

d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan efek tayang pornografi

dengan perilaku pacaran pada remaja siswa SMAN 1 Suela.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan

tentang hubungan pengetahuan dan efek tayang pornografi dengan

perilaku pacranpada remaja siswa SMAN 1 Suela.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan pengetahuan dan efek tayang pornografi

dengan perilaku pacaran remaja, sehingga hasil penelitian dapat

menjadi masukan untuk memeperluas wawasan mahasiswa.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk masukan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan dalam pelayanan mengenai efek tayang pornografi

dengan perilaku pacaran pada remaja.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah refrensi perpustakaan dalam

pembelajaraan dan gambaran tentang pengetahuan dan efek tayang

pornografi dengan perilaku pacaran pada remaja.


8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun) Penelitian Penelitian
1. Reni Hubungan Kualitatif Ada hubungan anatara Metode Perbedaann
Nurdiant pengetahuan dengan pengetahuan dengan penelitian ya yaitu
i (2021) dengan metode perilaku seksual pada dengan pada
perilaku diskriptif anak remaja 1 kota kuantitatif tempat,
seksual pada korelasimeng Tasikmalaya dengan p- menggunaka waktu, dan
Remaja di gunakantehni value 0,003 n tehnik responden.
SMK MJPS 1 k random random
kota sampling sampling
Tasikmalaya sebanyak 89
orang.
2. Mei Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian yaitu ada menggunaka Perbedaann
Andriya Paparan menggnakan pengaruh negatif yang n tehnik ya yaitu
ni tayangan teori skinner ditimbulkan dari paparan random pada
(2021) Pornografi (S-Q-R) tayangan pornografi sampling tempat,
melalui Media dengan tehnik terhadap perilaku waktu, dan
Sosial pengambilan menyimpang perilaku responden.
terhadap data random mahasiswa di Yogyakarta
perilaku sampling di 5
remaja di Universitas
Yogyakarta
3. Mirina Hubungan Survei Ada hubungan yang Menggunaka Perbedaann
(2020) pengetahuan analitik bermakna anatara n anlitik ya yaitu
dan sikap korelasionald pengetahuan dengan sikap korelasional pada
remaja putri engan remaja putrid dengan dengan tempat,
dengan pendekatan perilaku seks pranikah pendekatan waktu, dan
perilaku seks cross cross responden.
pranikah di sectional, sectional
Sekolah dengan tehnik
Menengah pengambilan
Atas Negeri 2 sampling
Mereudu pada 58 siswi
Kecamatan
Meurah Dua
Kabupaten
Pidie jaya
4. Indah Pengetahuan Penelitian Hasil penelitain penelitian Penelitian Perbedaann
Rohma dan perilaku analitik menunjukkan analitik ya yaitu
wati kesehatan dengan pengetahuan tidak dengan pada
(2020) reproduksi desain cross berpengaruh signifikan desain cross tempat,
remaja terkait sectional terhadap perilaku sectional waktu, dan
pola pacaran , denganpurpos kesehatan reproduksi responden.
seks bebas, ive sampling remaja terkait pacaran,
kahamilan di seks bebas, kahamilan di
luar nikah dan luar nikah dan aborsi
aborsi dengan p-value 0,976

Anda mungkin juga menyukai