Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN EFEK TAYANGAN PORNOGRAFI DENGAN PERILAKU

PACARAN PADA REMAJA SISWA


SMAN 1 SUELA

Wahyu Humairoh1, Fibrianti, S.ST.,M.Kes.2, Ernawati, S.ST.,M.Kes.3

ABSTRAK

Latar Belakang : Pornografi umumnya tidak mengajarkan corak hubungan seks yang bertanggung
jawab, sehingga potensial mendorong perilaku seks yang menghasilkan kehamilan remaja. Bila remaja
terus menerus-menerus mengkonsumsi pornografi sangat mungkin untuk melakukan hubungan seks pada
usia terlalu dini, dan di luar ikatan pernikahan.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan efek tayangan pornografi dengan perilaku
pacaran pada remaja siswa SMAN 1 Suela.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik korelasional korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 82 orang. Pengumpulan
data melalui kuesioner.
Hasil : Menunjukkan bahwa pengetahuan remaja siswa tentang pornografi berada pada kategori baik
sebanyak 52 orang (63,4%), tidak terpapar sebanyak 52 orang (63,4%) dan perikau pacarannya sebagian
besar berada pada kategori positif sebanyak 66 orang (80,5%), ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku pacaran pada remaja siswa di SMAN 1 Suela (p value = 0,000) dan hubungan antara efek
tayangan Pornografi dengan perilaku pacaran pada remaja siswa di SMAN 1 Suela (p value = 0,000)
Simpulan : Semakin baik pengetahuan dan efek dari tayangan pornografi, maka semakin positif pula
perilaku pacaran pada remaja siswa.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pornografi, Periku Pacaran


Pustaka : Buku 15 (2012 – 2021) dan Jurnal 7 (2015 – 2015)
Halaman : Sampul XIV (I – XIV), Isi 73 (1 – 73), Tabel 7 (1 – 7), Gambar 2 (1 – 2),
Lampiran 9 (1 – 9)

1
Mahasiswa Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
2,3
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND EFFECTS OF PORNOGRAPHIC IMAGES WITH
DATING BEHAVIOR IN ADOLESCENT STUDENTS
SMAN 1 SUELA

Wahyu Humairoh1, Fibrianti, S.ST.,M.Kes.2, Ernawati, S.ST.,M.Kes.3

ABSTRACT

Background : Pornography generally does not teach responsible sex, so it has the potential to encourage
sexual behavior that results in teen pregnancy. If teenagers continue to consume pornography it is very
possible to have sex at a too early age, and outside the marriage bond.
Aim : To determine the relationship between knowledge and the effects of pornography with dating
behavior in adolescent students of SMAN 1 Suela.
Method : This research is a quantitative research with correlational analytic method with cross sectional
approach. The number of samples in the study were 82 people. Data collection through questionnaires.
Results : Shows that the knowledge of adolescent students about pornography is in the good category as
many as 52 people (63.4%), not exposed as many as 52 people (63.4%) and their dating behavior is
mostly in the positive category as many as 66 people (80.5%), there is a relationship between knowledge
and dating behavior in adolescent students at SMAN 1 Suela (p value = 0.000) and the relationship
between the effects of pornography and dating behavior in adolescent students at SMAN 1 Suela (p value
= 0.000)
Conclusion : The better the knowledge and effects of pornography shows, the more positive the dating
behavior of adolescent students will be.

Keywords : Knowledge, Pornography, Courtship Behavior


Libraries : Journals 7 (2015 – 2021) and Books 15 (2012 – 2021)
Page : Cover XIV (I – XIV), Contents 73 (1-73), Table 7 (1-7), Picture 2 (1-2), Appendix 9 (1-9)

1
Student of Midwifery, Hamzar College of Health Sciences
2,3
Lecturer, Hamzar College of Health Sciences
I. PENDAHULUAN walaupunitu salah.Kondisi di atas dapat
Perkembangan arus globalisasi, menyebabkan remaja dapat mengalami
kemajuan teknologi dan informasi serta masalah kesehatan reproduksi karena
bergesernya nilai dan norma yang ada dalam perilaku sex bebas, kehamilan yang tidak
masyarakat cenderung mempengaruhi pola diinginkan, pernikahandini dan paraktek
sikap remaja untuk melakukan aborsi yang tidak aman (Pertiwi 2018).
penyimpangan perilaku terutama dalam Media sosial memberikan pengaruh
perilaku seksual. Banyak remaja yang terhadappola kehidupan manusia, budaya,
terlibat dalam perilaku dan pengalaman sosial, dan pola fikir.Media social
beresiko seksual yang dapat mengakibatkan memberikan kemudahan sesorang untuk
hasil kesehatan yang tidak berinteraksi tanpa ada halangan masalah
diinginkan.Derasnya arus informasi dan jarak yang jauh. Salah satu efek negatif
pergaulan yang luas memberikan pengaruh dalam penggunaan media social adalah
signifikan bagi remaja dan kesehatannya penyebaran konten video porno melalui web,
(Sari, 2016). blog, online social network,dan online forum
Pemahaman remaja akan kesehatan (Nasution, 2012)
reproduksi menjadi bekal remaja dalam Berdasarkan Undang-Undang No 44
berperilaku sehat dan bertanggung jawab, Tahun 2008 tentang pornografi, penyebaran
namun tidak semua remaja memperoleh video pornodi dunia sangat cepat
informasi yang cukup dan benar tentang menimbulkan efek negatif terhada
kesehatan reproduksi. Keterbatasan pembentukan mental dan karakter
pengetahuan dan pemahaman ini dapat masyarakat dunia terutama anak-anak,
membawa remaja ke arah perilaku remaja, dan wanita seperti aborsi, kehamilan
berisiko.Masa remaja erat kaitannya dengan tidak diinginkan dan HIV AIDS. Pornografi
perkembangan psikis pada periode yang adalah segala sesuatu yang berupa material
dikenal sebagai masa pubertas yang diiringi baik berupa film, surat kabar, tulisan dan
dengan perkembangan seksual. Kondisi ini foto, ataulain-lainnya menyebabkan
menyebabkan remaja rentan terhadap timbulnya atau munculnya hasrat-hasrat
masalah – masalah perilaku berisiko, seperti seksual termasuk video porno (Mariani,
melakukan hubungan seks sebelum menikah 2010).
yang dapat membawa resiko terhadap Efek negatif yang ditimbulkan oleh
Infeksi Menular Seksual (IMS), Human video porno membuat banyak Negara mulai
Immunodeficiency Virus and Acquired serius untuk mengalihkan penyebaran
Immune Defesiency Virus Syndrome pornografi di televise, gedung-gedung film,
(HIV/AIDS) (BKKBN, 2019). dan internet (Sudrajat, 2006). Akibat
Pada masa remaja merupakan masa pengaruh negatifdari video porno dan
perubahan atau masa terjadinya proses konten pornografi ini membuat beberapa
pematangan baik fisik maupun psikologis, di Negara seperti Amerika dan Inggris
mulai dari munculnya tanda-tanda seksual membuat pembatasan terhadap pertunjukan-
sekunder sampai terjadi pematangan fungsi pertunjukan cabul dengan memebuat
organ reproduksi (Meilan, 2018).Sayangnya undang-undang percabulan atau undang-
tidak semua remaja memahami hal itu, undang anti pornografi (Sudrajat, 2006).
banyak diantara mereka yang salah Komisi Perlindungan Anak (KPAI)
dalammemilih teman atau salah pergaulan mencatat terdapat 526 pengaduan anak
demimemperoleh identitas diri, sehingga terkait dengan pornografi dan kejahatan
merekamengikuti semua ajakan temannya, dunia maya (cyber crime) hingga agustus
2020.Kasus paling banyak terjadi pada anak 2019 hingga 2020 memang telah terjadi
terkait kepemilikan pornografi sebanyak 348 penurunan sebanyak 0,6% tetapi masih jauh
kasus.Laporan ini meningkat dari tahun dari target penurunan hingga 8,74% pada
sebelumnya yang sebanyak 94 kasus.Kasus 2024 (Kementerian PPPA, 2021).
selanjutnya yang paling banyak terjadi anak Perkawinan anak dapat memiliki efek
menjadi korban kejahtan seksualonline negatif yang serius dan bertahan lama
sebanyak 89 kasus. Kemudian anak terutama pada remaja perempuan.
dilaporkan juga menjasi korban pornografi Menurut Kemen PPn/Bapenas, 400-
dari media sosial sebanyak 44 kasus, 33 500 anak perempuan usia10-17 tahun
kasus, anak menjadi pelaku bullyingdi media berisiko menikah dini akibat pandemic
sosial sebanyak 8 kasus dan pelaku Covid-19. Penyebab meningkatnya angka
kejahatan seksual online sebanyak 4 kasus. perkawinan anak pada masa pandemi tidak
Ketua Komisi Perlindungan Anak jauh berbeda dengan penyebab perkawinan
(KPAI) Susanto megatakan, hasil survey anak pada kondisi normal.
nasional KPAI dalam situs pandemik Covid- Berdasarkan data DP3Ap2KB NTB,
19 menunjukkan 22% anak Indonesi masih perkawinananak di NTB bulan Februari
melihat tayangan tidak sopan. Tayang tidak 2021 mencapai 112 kasus, Maret sebanyak
sopan tersebut meliputi tayangan atau 92 kasus, April 55 kasus, Mei 126 kasus,
konten bermuatan pornografi. Dalam situasi dan juni 83 kasus.Data itu baru terjaring di 8
Covid-19 ini, anak-anak semakin lekat kabupaten/kota.
dengan dunia digital, setidaknya 60 % anak Kasus pernikahan anak di Lombok
Indonesia menggunakan digital. Hal tersebut Timur melonjak tinggi selama pandemic
dikarenakan adanya kebijakkan Covid-19.Sampai Juli 2020, Dinas
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungann
mengharuskan siswa menggunakan anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB)
internet.Hasil survey juga menunjukkan Lombok Timur mencatat ada 15 kasus.
adanya rasa bosan yang di alami anak-anak Sebelas di antaranya terjadi pada Mei, Juni,
di tengah pandemic covid-19. 63% anak dan Juli.Itu pun hanya yang dilaporkan atau
merasabosan, 5% merasa cemas, 3% merasa yang tercatat.Anak yang memeilih menikah
galau atau tidak nyaman. dini itu rata-rata berusia 17 tahun.Ada juga
Bila remaja terus menerus-menerus yang berusia 14 tahun dengan pasangan 19
mengkonsumsi pornografi sangat mungkin tahun.Sekali lagi, kasus tersebut merupakan
untuk melakukan hubungan seks pada usia yang terlaporkan.Sedangkan yang terjadi di
terlalu dini, dan di luar ikatan pernikahan. bahwa tangan lainnya dipastikan lebih
Pornografi umumnya tidak mengajarkan banyak.Hal tersebut disebabkan karena
corak hubungan seks yang bertanggung penggunaan media masa dikalangan
jawab, sehingga potensial mendorong masyarakat Lombok Timur pada umumnya
perilaku seks yang menghasilkan kehamilan sudah sangat memperihatikan apalagi
remaja (Tindaon, 2018). ditingkat remaja. Sehingga para remaja
Data Unicef Indonesia (2020) mudah melihat dan mendapatkan gambar
menunjukan penurunan perkawinan anak atau tontonan yang berbau seksual dan
yang berjalan lambat dari tahun ke tahun, pornografi sehingga berpengaruh pada
namun jumlahnya masih menjadikan pergaulan remaja, usia sekolah sudah
Indonesia sebagai Negara kedua dengan berpacaran karena faktor pengaruh
angka perkawinan anak tertinggi di Asia lingkungan sekitar yang membuat para
Tenggara setelah Kamboja. Sepanjang tahun remaja mencoba mencari tahu yang mereka
tidak tahu. Sebagian penyebabnya adalah menggunakan kuesioner sedangkan analisis
banyak orang khususnya orang tua yang statistiknya menggunakan uji Chi Square.
belum menyadari bahwa anak dan remaja III. HASIL DAN PEMBAHASAN
telah terpapar pornografi dari media masa A. Hasil
karena lemahnya iman dan lepas dari 1. Analisa Univariat
kendali orang tua sehingga mengakibatkan a. Pengetahuan Remaja Siswa di SMAN
pergaulan bebas dan terjadi kecelakaan 1 Suela
(hamil pra nikah). Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Data dari Proyeksi Penduduk BPS Responden Berdasarkan
Kabupaten Lombok Timur tahun 2020 Pengetahuan di SMAN 1
jumlah penduduk di kecamatan Suela Suela
berjumlah 39.417 jiwa. Kecamatan Suela
No Pengetahuan n %
terdiri dari 8 Desa dan 72 Dusun dimana
1 Baik 52 63,4
jumlah penduduknya terdiri dari Anak
2 Cukup 21 25,6
berjumlah 8.089 jiwa, Remaja 6.565 jiwa,
3 Kurang 9 11,0
Masa Produktif 21.410 jiwa, dan Lansia
Jumlah 82 100
3.353 Jiwa.
Berdasarkan data di Puskesmas Berdasarkan Tabel 4.1 di atas
Suela dari bulan Januari sampai dengan menunjukkan bahwa dari 82 remaja
September 2021 jumlah ibu hamil remaja siswa yang diteliti di SMAN 1 Suela,
sebanyak 65orang. sebagian besar memiliki pengetahuan
Berdasarkan hasil studi pendauluan yang baik tentang pornografi sebanyak
di SMAN 1 Suela dari 10 siswa yang 52 orang (63,4%) dan sebagian kecil
menggunakan internet menunjukkan bahwa, memiliki pengetahuan yang kurang
10 orang pernah menonton video porno, 10 sebanyak 9 orang (11,0%).
orang pernah membicarakan tentang seks b. Efek Tayangan Pornografi Pada
dengan teman sebaya, 9 orang telah Remaja Siswa di SMAN 1 Suela
berpacaran, 8 orang pernah berpegangan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
tangan, 1 orang pernah berciuman. Responden Berdasarkan Efek
Berdasarkan dari data tersebut Tayangan Pornografi Pada
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Remaja Siswa di SMAN 1
tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Efek Suela
Tayang Pornografi Dengan Perilaku Pacaran
No Efek Tayangan n %
Pada Remaja Siswa di SMAN 1 Suela”.
Pornografi
II. METODE PENELITIAN
1 Terpapar 30 36,6
Jenis penelitian yang digunakan
2 Tidak Terpapar 52 63,4
dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode analitik Jumlah 82 100
korelasional. Populasinya adalah siswa
SMAN 1 Suela yang berjumlah 464 orang. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas
Teknik pengambilan sampel yang digunakan menunjukkan bahwa dari 82 remaja
dalam penelitian ini adalah probability siswa yang diteliti di SMAN, lebih
sampling sehingga didapatkan jumlah banyak yang tidak terpapar sebanyak 52
sampelnya sebanyak 82 orang. orang (63,4%) dibandingkan yang
Pengumpulan data dilakukan dengna terpapar sebanyak 30 orang (36,6%).
c. Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa
di SMAN 1 Suela
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi kemudian dari 21 remaja siswa yang
Responden Berdasarkan berpengetahuan cukup tentang
Perilaku Pacaran Pada pornografi lebih banyak yang perilaku
Remaja Siswa di SMAN 1 pacarannya positif sebanyak 15 orang
Suela (18,3%) dibandingkan yang perilak
pacarannya negatif sebanyak 6 orang
No Perilaku Pacaran n % (7,3%) sedangkan dari 9 remaja siswa
1 Positif 66 80,5 yang berpengetahuan kurang tentang
2 Negatif 16 19,5 pornografi lebih banyak yang perilaku
Jumlah 82 100 pacarannya negatif sebanyak 7 orang
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas (8,5%) dibandingkan yang perilaku
menunjukkan bahwa dari 82 remaja pacarannya positif sebanyak 2 orang
siswa yang diteliti di SMAN, lebih (2,4%).
banyak yang perilaku pacarannya positif Hasil analisis uji spearman rank
sebanyak 66 orang (80,5%) diperoleh nilai p value = 0,000 dengan
dibandingkan yang perilaku pacarannya taraf signifikansi 0,05 (p < 0,05), maka
negatif sebanyak 16 orang (19,5%). dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku
pacaran pada remaja siswa di SMAN 1
Suela.

2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan dengan
Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa b. Hubungan Efek Tayangan Pornografi
di SMAN 1 Suela dengan Perilaku Pacaran Pada
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan Remaja Siswa di SMAN 1 Suela
dengan Perilaku Pacaran Pada Tabel 4.5 Hubungan Efek Tayangan
Remaja Siswa di SMAN 1 Pornografi dengan Perilaku
Suela Pacaran Pada Remaja Siswa
di SMAN 1 Suela
Perilaku Pacaran
Penge Total P Efek Perilaku Pacaran
No Positif Negatif Total P
tahuan value No Tayangan Positif Negatif
n % n % n % value
Pornografi n % n % n %
1 Baik 49 59,8 3 3,7 52 63,4
2 Cukup 15 18,3 6 7,3 21 25,6 0.000 1 Terpapar 14 17,1 16 19,5 30 36,6
3 Kurang 2 2,4 7 8,5 9 11,0 2 Tidak 52 63,4 0 0,0 52 63,4 0.000
Jumlah 66 80,5 16 19,5 82 100 Terpapar
Jumlah 66 80,5 16 19,5 82 100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas
menunjukkan bahwa dari 52 remaja Berdasarkan Tabel 4.5 di atas
siswa yang berpengetahuan baik tentang menunjukkan bahwa dari 30 remaja
pornografi di SMAN 1 Suela, lebih siswa yang terpapar efek tayangan
banyak yang perilaku pacarannya positif Pornografi, lebih banyak yang perilaku
sebanyak 49 orang (59,8%) pacarannya negatif sebanyak 16 orang
dibandingkan yang perilaku pacarannya (19,5%) dibandingkan yang perilaku
negatif sebanyak 3 orang (3,7%), pacarannya positif sebanyak 14 orang
(17,1%) sedangkan dari 52 remaja siswa dengan Perilaku Pacaran Remaja” hasil
yang tidak terpapar efek tayangan penelitiannya didapatkan bahwa
Pornografi seluruhnya memiliki perilaku responden yang memiliki pengetahuan
pacaran yang positif sebanyak 52 orang yang buruk sejumlah 58 orang (48,3%)
(63,4%). dan responden yang memiliki
Hasil analisis uji spearman rank pengetahuan yang baik sejumlah 62
diperoleh nilai p value = 0,000 dengan orang (51,7%). Pengetahuan yang baik
taraf signifikansi 0,05 (p < 0,05), maka akan menghindarkan remaja dari
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku pacaran yang negatif. Semakin
antara efek tayangan Pornografi dengan baik pengetahuan yang dimilikinya,
perilaku pacaran pada remaja siswa di maka semakin positif pula perilaku
SMAN 1 Suela pacarannya.
B. Pembasan Hal ini juga didukung oleh
1. Univariat penelitiannya Eny (2020) yang berjudul :
a. Pengetahuan Remaja Siswa di SMAN “Hubungan Antara Pengetahuan
1 Suela Kesehatan Reproduksi dan Sikap
Hasil penelitian yang telah Seksualitas Dengan Perilaku Pacaran
dilakukan menunjukkan bahwa dari 82 Pada Pelajar SLTA ” Hasil penelitiannya
remaja siswa yang diteliti di SMAN 1 menunjukkan bahwa dimana jumlah
Suela, sebagian besar memiliki jumlah remaja yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang pengetahuan yang baik yaitu 120 orang
pornografi sebanyak 52 orang (63,4%) (83%) dan yang memiliki pengetahuan
dan sebagian kecil memiliki yang buruk sejumlah 24 orang (17%).
pengetahuan yang kurang sebanyak 9 Pandangan remaja tentang seks
orang (11,0%). merupakan hal yang tabu membuat
Hal ini sesuai dengan teori yang remaja enggan berdiskusi tentang
menyatakan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi dengan orang lain.
merupakan hasil tahu dan terjadi setelah Selain itu remaja juga merasa tidak
orang melakukan penginderaan terhadap nyaman jika harus membahas seksualitas
obyek tertentu.Penginderaan terjadi dengan anggota keluarganya sendiri.
melalui panca inda manusia, yaitu Kurangnya infromasi tentang seks
pengelihatan, pendengaran, penciuman, membuat remaja berusaha mencari akses
dan raba.Pengetahuan adalah sendiri tentang seks.
keseluruhan ide, gagasan, ysssng Hal yang sama juga ditemukan
dimiliki manusia tentang seisi dunia pada penelitiannya Pradina (2021) yang
termasuk manusia dan kehidupannya. berjudul : “Hubungan Tingkat
Pengetahuan sendiri biasanya didapatkan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
dari informasi baik yang didapatkan dari Remaja Terhadap Perilaku Pacaran Pada
pendidikan formal ,aupun informasilain Remaja” Pengetahuan remaja tentang
seperti TV, internet, Koran, majalah, kesehatan reproduksi sebagian besar
radio dan penyuluhan (Notoatmodjo, sudah baik dan remaja dengan
2018). pengetahuan baik sebanyak 65 orang
Hasil penelitian sejalan dengan (63,1%) dan yang pengetahuannya
penelitiannya Robi dkk (2017) yang kurang sebanyak 12 orang (10,5%).
berjudul : “Hubungan antara Pengetahuan merupakan dasar yang
Pengetahuan dan Paparan Media Massa paling penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Informasi yang ternyata ada yang lebih berbahaya,
didapatkan tentang kesehatan reproduksi terutama bagi mereka yang
akan mempengaruhi pengetahuan yang kecanduan.Kata candu itu merujuk pada
dimilikinya. sesuatu yang berlebihan sehingga pasti
Selanjutnya, dari hasil penelitian menimbulkan keburukan.
di SMAN 1 Suela terhadap 82 siswa Hasil penelitian ini sejalan dengan
diketahui bahwa sebagian besar penelitiannya Fetty Zulia (2021) yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang berjudul : “Hubungan Paparan Media
pornografi, hal ini disebabkan karena Pornografi dengan Perilaku Seksual
siswa sudah mengerti dan menganalisis Pranikah Berisiko Kehamilan Tidak
dengan baik bahwa pornografi Diinginkan (KTD) Pada Mahasiswa
memberikan banyak dampak negatif Universtias Muhammadiyah Kalimantan
yang berpengaruh terhadap perilaku Timur” hasil penelitiannya didapatkan
siswa. Kemudian ada juga siswa yang bahwa dari 90 responden yang diteliti
memiliki pengetahuan yang kurang sebagian besar tidak terpapar sebanyak
tentang pornografi, hal ini disebabkan 50 orang (55,6%) dan yang terpapar
karena siswa tidak mampu menyerap sebanyak 40 orang (44,4%). Paparan
dengan baik informasi yang disampaikan media pornografi yang tinggi pada
oleh gurunya melalui kegiatan remaja berpeluang untuk memiliki
pendidikan kesehatan di sekolah perilaku seksual pranikah yang berisiko
sehingga pemahaman siswa tentang dibandingkan dengan remaja yang
pornografi cenderung masuk dalam terpapar media pornografi lebih rendah.
kategori kurang. Hasil penelitian ini juga didukung
b. Efek Tayangan Pornografi Pada oleh penelitiannya Noya (2018) dengan
Remaja Siswa di SMAN 1 Suela judul : “Paparan Pornografi Melalui
Hasil penelitian yang telah Media Berpengaruh Terhadap Perilaku
dilakukan menunjukkan bahwa dari 82 Seksual Remaja Pada SMP 2 Di Kota
remaja siswa yang diteliti di SMAN 1 Ambon Maluku” hasil penelitiannya
Suela, lebih banyak yang tidak terpapar diketahui bahwa Jumlah remaja laki-laki
sebanyak 52 orang (63,4%) yang mengakses konten pornografi
dibandingkan yang terpapar sebanyak 30 berjumlah 68,3% dan televisi berjumlah
orang (36,6%). 74,5%. Sedangkan para remaja
Hal ini sesuai dengan teori yang perempuan yang mengakses konten
menyatakan bahwa tayangan pornografi pornografi melalui internet berjumlah
merupakan sesuatu yang dipertunjukkan 55,8% dan televisi berjumlah 80,0%.
kepada khalayak baik berupa film, berita Dampak dari paparan media pornografi
hiburan dan sebagainya, melalui suatu menyebabkan siswa SMP sulit untuk
media elektronik yang dapat menerima pelarajaran di sekolah karena
menampilkan gambar dan suara (media media yang mengandung substansi
audio-visual). Pornografi berisikan seksual tersebut berdampak pada siswa
materi yang disajikan media tertentu SMP yang tidak fokus dan menyebabkan
yang dapat atau ditujukan untuk nilai-nilai pembelajaran menjadi kurang
membangkitkan hasrat seksual khalayak maksimal.
atau mengeksploitasi seks. Efek dari Hal yang sama juga ditemukan
tayangan pornografi ini dihawatirkan pada penelitiannya Eka (2017) yang
merusak moral dan mental. Tetapi berjudul : “Hubungan Paparan
Pornografi Dengan Perilaku Seksual pacarannya negatif sebanyak 16 orang
Remaja di SMA Prayatna Medan” hasil (19,5%).
penelitiannya diketahui bahwa dari 79 Hal ini sesuai dengan teori yang
responden, terdapat 54 orang (68,4%) menyatakan bahwa perilaku berpacaran
dengan paparan pornografi dan 25 orang merupakan proses perkenalan antara dua
(31,6%) dengan paparan pornografi. lawan jenis dengan harapan untuk
Pada dasarnya tayangan pornografi menuju kehidupan pernikahan. Selain itu
bertujuan untuk merangsang hasrat pacaran juga dianggap sebagai salah satu
seksual bagi yang melihatnya. Dengan cara untuk menemukan kecocokan antar
adanya tayangan-tayangan pornografi pasangan untuk membentuk rumah
memudahkan para remaja mengakses tangga dan berkeluarga. Bagi sebagian
foto-foto yang bersifat vulgar ataupun remaja hal tersebut dianggap wajar
video porno sebagai hiburan yang karena terdorong oleh rasa ketertarikan
akhirnya dapat mempengaruhi perilaku semata. Oleh karena itu masalah yang
seseorang untuk melakukan dianggap sangat mengganggu dalam
penyimpangan dan penyalahgunaan. kehidupan sehari-hari adalah masalah
Fenomena ini jelas sangat pacaran (Wisnuwardhani, 2012).
menghawatirkan baik bagi remaja, orang Hasil penelitian ini sejalan dengan
tua maupun masyarakat. Dalam hal ini, penelitiannya Sari (2018) yang berjudul :
remaja merupakan sasaran yang paling “Hubungan Pengetahuan Dan Efek
rentan terhadap hal-hal yang Tayangan
berhubungan dengan seks. Pornografi di Media Massa Dengan
Kemudian, dari hasil penelitian di Perilaku Remaja di SMA Sriguna Kota
SMAN 1 Suela diketahui bahwa Palembang” hasil penelitiannya
sebagian besar siswa tidak terpapar menunjukkan bahwa dari 128 responden
dengan tayangan pornografi, hal ini sebagian besar perilakunya positif
disebabkan karena siswa mampu sebanyak 66 orang (52,6%) dan yang
menyaring dengan baik informasi atau perilakunya negatif sebanyak 62 orang
materi yang ada dalam tayangan (48,4%). Perilaku yang didasari oleh
pornografi tersebut sehingga siswa tidak pengetahuan akan lebih langgeng
terpapar dengan apa yang ada dalam daripda perilaku yang tidak didasari oleh
tayangan pornografi tersebut. Namun pengetahuan.
ada juga siswa yang terpapar dengan Hasil penelitian ini juga didukung
tayangan pornografi tersebut, hal ini oleh penelitiannya Titiasari (2017)
disebabkan karena rendahnya dengan judul : “Hubungan Pengetahuan
pengetahuan siswa tentang pornografi Remaja Usia 17-20 Tahun Tentang
membuat siswa menjadi lebih mudah Kesehatan Reproduksi Terhadap Sikap
terpapar. Berpacaran Sehat Di Kelas III SMK 2
c. Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa Pawyatan Dhaha Kediri” hasil
di SMAN 1 Suela penelitiannya diketahui bahwa dari 143
Hasil penelitian yang telah siswa terdapat sebanyak 121 responden
dilakukan menunjukkan bahwa dari 82 bersikap positif untuk berpacaran sehat
remaja siswa yang diteliti di SMAN 1 dan 22 responden bersikap negatif untuk
Suela, lebih banyak yang perilaku berpacaran sehat. Sikap positif terhadap
pacarannya positif sebanyak 66 orang pacaran sehat kemungkinan disebabkan
(80,5%) dibandingkan yang perilaku
karena adanya pengaruh yang baik dari 0,000 dengan taraf signifikansi 0,05 (p <
teman sebaya atau teman sekolah. 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
Hal yang sama juga ditemukan ada hubungan antara pengetahuan
pada penelitiannya Wijayanti (2017) dengan perilaku pacaran pada remaja
yang berjudul : “Hubungan Antara Sikap siswa di SMAN 1 Suela. Hal ini berarti
dan Peran Teman Sebaya Dengan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh
Perilaku Pacaran Remaja di Kecamatan remaja siswa dapat mempengaruhi
Kartasura Kabupaten Sukoharjo” hasil perilaku pacaran pada siswa.
penelitiannya didapatkan bahwa Hal ini sesuai dengan teori yang
responden dengan sikap positif menyatakan bahwa pengetahuan
cenderung tidak melakukan perilaku merupakan hasil mengingat suatu hal,
pacaran yang negatif, dimana dalam termasuk mengingat kembali kejadian
penelitian ini sejumlah 14 orang (17,3%) yang pernah dialami baik secara sengaja
memiliki perilaku positif. Responden maupun tidak sengaja dan ini terjadi
dengan sikap negatif cenderung akan setelah orang melakukan kontrak atau
melakukan perilaku pacaran yang negatif pengamatan terhadap suatu objek
pula, responden yang memiliki sikap tertentu. Perilaku yang didasari oleh
negatif sejumlah 19 orang (48,7%). pengetahuan akan lebih langgeng
Pengaruh teman sebaya sangat tinggi daripada perilaku yang tidak didasar
dan memungkinkan remaja untuk oleh pengetahuan (Mubarok, 2012).
berperilaku buruk termasuk juga Hasil penelitian ini sejalan dengan
perilaku berpacaran. penelitiannya Guruh Prayoga (2017),
Kemudian, dari hasil penelitian di dari hasil uji Chi-Square didapatkan
SMAN 1 diketahui bahwa dari 82 nilai p=0,002 < 0,05, sehingga dapat
responden yang diteliti lebih banyak disimpulkan bahwa ada hubungan antara
yang perilaku pacarannya positif pengetahuan kesehatan reproduksi
dibandingkan yang perilaku pacarannya dengan perilaku pacaran pelajar SLTA
negatif, hal ini disebabkan karena siswa di Kota Semarang. Nilai Contingency
sudah mengerti dan memahami dengan Coefficient sebesar 0,264 yang
baik dampak yang diakibatkan jika menunjukkan bahwa keeratan adanya
perilaku pacarannya tidak baik, sehingga hubungan antara pengetahuan kesehatan
dengan pemahaman yang dimilikinya reproduksi dengan perilaku pacaran
tersebut siswa cenderung memilih rendah (0,20-0,399). Siswa yang
pacaran dengan berprilaku yang positif. mempunyai pengetahuan kesehatan
Sedangkan pada siswa yang perilaku reproduksi kategori buruk cenderung
pacarannya negatif, disebabkan karena berperilaku pacaran berisiko lebih tinggi
pergaulan bebas dan tidak adanya dibandingkan dengan siswa yang
monitoring dari keluarga sehingga siswa mempunyai pengetahuan kesehatan
tersebut perilaku pacarannya cenderung reproduksi baik cenderung berperilaku
negatif. pacaran tidak berisiko.
2. Analisa Bivariat Hasil penelitian ini juga didukung
a. Hubungan Pengetahuan dengan oleh penelitiannya Lailiya (2017), dari
Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa hasil penelitianya menunjukkan bahwa
di SMAN 1 Suela nilai koefisien korelasi menggunakan uji
Hasil analisis uji spearman rank spearman rank didapatkan hasil sebesar
menunjukkan diperoleh nilai p value = 0,407 dengan nilai signifikansi sebesar
0,002, nilai tersebut menunjukkan ada positif. Namun hal ini berbeda dengan
hubungan antara pengetahuan tentang siswa yang berpengetahuan kurang
dampak perilaku seks pra nikah dengan tentang pornografi lebih banyak yang
perilaku pacaran pada remaja di SMA perilaku pacarannya negatif
Surabaya. Semakin tinggi tingkat dibandingkan yang perilaku pacarannya
pengetahuan remaja tentang dampak positif, hal ini disebabkan karena
perilaku seks pranikah, maka akan kurangnya informasi yang didapatkan
semakin ringan risiko berpacaran yang oleh siswa terkait dengan pornografi
akan dilakukan oleh remaja. sehingga siswa tersebut terjerumus ke
dalam perilaku pacaran yang negatif.
Hasil yang sama juga ditemukan
pada penelitiannya Kusparlina (2020),
Hasil uji statistik menunjukkan ada b. Hubungan Efek Tayangan Pornografi
hubungan antara pengetahuan kesehatan dengan Perilaku Pacaran Pada
reproduksi (p=0,002) dengan perilaku Remaja Siswa di SMAN 1 Suela
pacaran pada pelajar SLTA di Kota Hasil analisis uji spearman rank
Madiun. Pada penelitian ini semakin diperoleh nilai p value = 0,000 dengan
baik tingkat pengetahuan remaja tentang taraf signifikansi 0,05 (p < 0,05), maka
kesehatan reproduksi maka semakin baik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
pula perilaku pacaran pada pelajar. antara efek tayangan Pornografi dengan
Kemudian, dari hasil penelitian perilaku pacaran pada remaja siswa di
dengan pendekatan cross sectional SMAN 1 Suela. Hal ini menunjukkan
diketahui bahwa dari 52 remaja siswa bahwa efek tayangan pornografi juga
yang berpengetahuan baik tentang mempengaruhi perilaku pacaran pada
pornografi di SMAN 1 Suela, lebih remaja.
banyak yang perilaku pacarannya positif Hal ini sesuai dengan teori yang
dibandingkan yang perilaku pacarannya menyatakan bahwa salah satu efek
negatif, hal ini disebabkan karena siswa paparan pornografi yang dapat
yang berpengetahuan baik sudah merangsang prilaku seksual pada remaja
mengerti dan memahami dengan baik adalah kebiasaan menonton film/VCD
dampak yang diakibatkan oleh perilaku porno. Hal ini terjadi karena pada masa
pacaran yang negatif sehingga siswa remaja belum dapat membedakan antara
yang berpengetahuan baik lebih informasi yang baik atau tidak untuk
cendrung memilih berpacaran dengan perkembangan diri remaja. Belum
dengan cara yang positif. stabilnya jiwa remaja inilah yang
Kemudian dari 21 remaja siswa menyebabkan informasi yang masuk
yang berpengetahuan cukup tentang dicerna dan di amati yang terjadi bila ia
pornografi lebih banyak yang perilaku melakukan hal yang sama dengan apa
pacarannya positif dibandingkan yang yang dilihatnya (Sumartono, 2012)
perilaku pacarannya negatif, hal ini Hasil penelitian ini sejalan dengan
disebabkan karena dengan pengetahuan penelitiannya Heni (2018), dari hasil uji
cukup yang dimilikinya siswa mampu chi square ditemukan ada hubungan
memilah mana hal yang baik dan yang antara paparan pornografi dengan
tidak baik, sehingga siswa yang perilaku pacaran di Kabupaten Sekadau
berpengetahuan cukupnya juga Provinsi Kalimantan Barat” dengan p
cenderung memilih pacara dengan cara value = 0,002 < 0,05. Seseorang yang
ketagihan tentu saja berkaitan dengan mengakibatkan siswa tersebut
meningkatnya terutama dalam hal berperilaku negatif dalam berpacaran.
jumlah atau frekuensi keterpaparan. Jika Sedangkan dari 52 remaja siswa
seseorang terlalu sering mendapat yang tidak terpapar efek tayangan
paparan pornografi, maka ia akan cepat Pornografi seluruhnya memiliki perilaku
terangsang untuk melakukan tindakan- pacaran yang positif, hal ini
tindakan yang nyata. menunjukkan bahwa siswa yang tidak
Hasil penelitian ini juga didukung terpapar tayangan pornografi bisa
oleh penelitiannya Misrawati (2016), membedakan mana yang baik dan yang
dari hasil uji chi square diperoleh nilai p tidak baik sehingga perilaku pacarannya
value = 0,01 < 0,05 yang artinya ada cenderung ke hal-hal yang positif.
hubungan yang signifikan antara paparan
pornografi dengan perilaku seksual IV. KESIMPULAN
remaja” paparan pornografi berdampak 1. Pengetahuan Remaja Siswa di SMAN 1
pada peniruan perilaku (secara eksplisit) Suela tentang pornografi sebagian besar
dalam konten pornografi, yang dapat berada pada kategori baik sebanyak 52
berdampak pada kehamilan yang tidak orang (63,4%).
diinginkan, IMS, HIV dan AIDS. 2. Efek Tayangan Pornografi Pada Remaja
Hasil yang sama juga ditemukan Siswa di SMAN 1 Suela, sebagian besar
pada penelitiannya Trisna (2017), hasil tidak terpapar sebanyak 52 orang
uji statistik hubungan paparan pornografi (63,4%).
melalui bacaan dengan prilaku seksual 3. Perilaku Pacaran Pada Remaja Siswa di
pada remaja didapatkan p-value = 0,010 SMAN 1 Suela sebagian besar berada
sehingga (p-value < 0,05) yang berarti pada kategori positif sebanyak 66 orang
bahwa ada hubungan yang signifikan (80,5%).
antara tingkat paparan pornografi dengan 4. Ada hubungan antara pengetahuan dan
tingkat perilaku seksual remaja di efek tayangan Pornografi dengan
SMAN 1 Belalau Lampung Barat. perilaku pacaran pada remaja siswa di
Pornografi menimbulkan banyak SMAN 1 Suela (p value = 0,000)
kontroversi karena masyarakat
mengkhawatirkan dampaknya. Salah DAFTAR PUSTAKA
satu kekhawatiran ini adalah bahwa
penggunaan pornografi memicu tindak Agung Nugroho, Rico. 2015. Paparan
kejahatan seks dan pelanggaran seks. Pornografi Pornografi dari Media
Kemudian, jika dari hasil Sosial Dan Perilaku Berpacaran Pada
penelitian dengan menggunakan Siswa SMK, Kelurahan Cempaka
pendekatan cross sectional diketahui Putih Kecamatan Ciputan Timur Kota
bahwa dari 30 remaja siswa yang Tanggerang selatan. <http//:RICHO
terpapar efek tayangan Pornografi, lebih %20AGUNG
banyak yang perilaku pacarannya %20NUGROHO52520FKIF520(1).pd
negatif sebanyak dibandingkan yang f.
perilaku pacarannya positif, hal ini Anisah, Nur. 2016. Efek Tayangan
disebabkan karena siswa ketagihan Pornografi di Internet Pada Perilaku
dengan konten-konten porno sehingga Remaja di Desa Suka Maju
siswa tersebut cenderung menyukai Kecamatan Tenggarang Seberang.
materi yang berbau pornografi yang <http: ejournal. ilkom. fisipunmul.
ac.id. /site/ wp.cotent/ uplets/ 2016/ Perilaku Seks Pra Nikah Dengan
02/ ejornal %20 Nisa%20(02-2-2016- Perilaku Pacaran Pada Remaja di
05-58-51).Pdf.>. SMA Surabaya”
Guruh Prayoga. 2017. “Hubungan Antara Lubis, Namora Lumanggo. 2013. Psikologi
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Kespro Wanita & Perkembangan
Dengan Perilaku Pacaran Pelajar Reproduksi. Jakarta : Kencanarenada
SLTA di Kota Semarang”. Group.
Heni. 2018. “Hubungan Antara Paparan Novita, Nesi & Yunetra Franciska. 2012.
Pornografi Dengan Perilaku Pacaran Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan
di Kabupaten Sekadau Provinsi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Kalimantan Barat” Notoatmodjo. 2018. Promosi Kesehatan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2015). Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Pengertian Efek. https//: kbbi. web. id/ Medika.
efek. Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Promosi
Kumalasari, Intan dan Adhyantoro. 2014. Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Kesehatan Reproduksi untuk Jakarta : Rineka Cipta.
Mahasiswa Kebidanan Dan Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Metode
Keperawatan. Jakarta : Salemba Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Medika. Cipta.
Kusparlina. 2020. “Hubungan Antara Sarwono, Sarlito W. 2016. Psikologi
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Rajawali Pres.
dengan Perilaku Pacaran Pada Trisna. 2017. “Hubungan Yang Signifikan
Pelajar SLTA di Kota Madiun” Antara Tingkat Paparan Pornografi
Marmi. 2012. Kesehatan Reproduksi. Dengan Tingkat Perilaku Seksual
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Remaja di SMAN 1 Belalau Lampung
Mubarok, Wahid Iqbal. 2012. Promosi Barat”
Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : WHO (Kemenkes RI.2012)
Salemba Medika.
Lailiya. 2017. ”Hubungan Antara
Pengetahuan Tentang Dampak

Anda mungkin juga menyukai