PROPOSAL TESIS
OLEH
PUTRI NURPADILA
NPM : 22.15.158
TAHU 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan Proposal Thesis yang berjudul Analisis Faktor
dan kelemahan dan masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan maupun isinya.
Untuk itu juga mengharapkan kritik positif dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan yang mendatang. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Deli Husada
Deli Tua.
3. Bd. Peny Ariani, SST, M, Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberkati setiap langkah kita semua dan
semoga laporan ini bermanfaat nantinya demi menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
mereka yang berusia 10-18 tahun. Sementara PBB menyebut anak muda (youth) untuk
usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)
yang mencakup usia 10-24 tahun. Diperkirakan dalam satu milyar manusia, hampir satu
di antara enam manusia di bumi ini adalah anak muda dan 85% di antaranya hidup di
Epidemic 2021) menempatkan anak muda pada tantangan resiko terhadap berbagai
masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun diperkirakan lima belas juta remaja berusia
15-19 tahun melahirkan, 4.000.000 (empat juta) melakukan aborsi, dan hampir seratus
juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global,
40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun dan
setiap hari ada 7.000 (tujuh ribu) remaja terinfeksi HIV. (www.path.org, diakses tanggal
24 September 2021).
sensus penduduk tahun 2020 lalu, penduduk Indonesiamencapai 237.642.326 jiwa yang
Berdasarkan proyeksi penduduk usia muda yaitu usia 10-24 tahun mencapai 17,4 % dari
Remaja merupakan suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
remaja sudah matang secara organ seksual, tetapi emosi dan kepribadiannya masih labil
karena masih dalam tahap pencarian jati diri sehingga rentan terhadap berbagai godaan
dalam lingkungan pergaulannya. Apalagi kondisi remaja di Indonesia saat ini sangat
sehingga mempengaruhi norma, nilai dan gaya hidup mereka. Oleh karena itu,remaja
Masa remaja adalah masa penting pada kehidupan manusia dimana terjadi peralihan
dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja, seorang anak manusia tidak dapat
disebut sebagai ‘sudah dewasa’ tetapi tidak dapat pula disebut ‘masih anak-anak’. Fase
remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa dewasa, dengan rentang
usia antara 10 - 21tahun. Karakteristik yang bisa dilihat adalah terjadinya banyak
Perubahan fisik maupun psikis pada remaja dapat menimbulkan hasrat untuk berbuat
seks secara bebas. Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan
pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Pada remaja, sangat tidak
layak untuk dilakukan, mengingat risiko sangat besar yang dapat ditimbulkannya. Bisa
terjadikehamilan di luar nikah yang memicu terjadinya aborsi, dan berisiko terjadinya
kemandulan bahkan sangat membahayakan nyawa pelakunya. Para pelaku seks bebas
juga sangat berisiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan terjadinya AIDS, atau
Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
perilaku seks bebas hanya merupakan gejaladi negara maju sebagai akibat modernisasi
atau westernisasi. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, karena survei di Liberia
menunjukkan bahwa 46% remaja putri (14-17 tahun) dan 66.2% remaja putra sudah
bersenggama sebelum menikah, sedangkan angka di Nigeria adalah 38% untuk remaja
putri dan 57.3% untuk remaja putra. Data tersebut menunjukkan bahwa perilaku seks
bebas tidak hanya didominasi oleh negara maju namun juga banyak ditemui di negara
berkembang dan lebih mirisnya lagi data tersebut adalah data 30 tahun yang lalu. Angka
ini pasti akan melonjak lebih tinggi pada era tahun 2000 an seperti saat ini. Indonesia
sebagai negara berkembang pun tampaknya harus bercermin dari data survei tersebut
(Indrijati, 2021)
Faktor –faktor yang mempengaruhi seks pada remaja adalah faktor perkembangan
dalam keluarga misalnya didikan dari orang tua, faktor sekolah misalnya sekolah yang
misalnya adat istiadat. Perilaku seksual berisiko pada remaja di Indonesia, berhubungan
signifikan dengan pengetahuan dan akses terhadap media informasi (Heny. L, 2020). Hal
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu faktor yang dapat
bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual (SDKI, 2012). Hal
tersebut menunjukkan lebih dari separuh remaja tidak mengetahui bahwa berhubungan
remaja tentang kesehatan reproduksi dan cara-cara melindungi dirinya terhadap risiko
kesehatan reproduksi relatif masih rendah dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih
menyatakan bahwa pengetahuan yang tidak baik mengenai perilaku seksual memiliki
risiko 2,026 kali untuk berperilaku seksual dalam kategori berat yang meliputi mencium
bibir, nekking (mencium leher pacar), memegang daerah sensitif, alat kelamin, dan yang
80%wanita dan 84% pria mengaku pernahberpacaran. Kelompok umur 15-17 merupakan
kelompok umur mulai pacaran pertama kali,terdapat 45% wanita dam 44% pria.
berpelukan 17% wanita dan 33% pria, cium bibir 30% wanita dan 50 pria dan
meraba/diraba 5% wanita dan 22% pria.Selain itu dilaporakan 8% pria dan 2% wanita
telah melakukan hubungan seksual. Diantaraw anita dan pria yang telah melakukan
hubungans eksual pra nikah 59% wanita dan 74% pria melaporkan mulai berhubungan
seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun. Presentase palingt inggi terjadi pada umur
17 tahun sebanyak 19%. Diantara remaja yang telah melakukan ubungan seksual
Perilaku seks pranikah yang dilakukan remaja akan berdampak pada transmisi
penularan penyakit menular seksual sepert HIV/AIDS, menurut WHO (2020) menyatakan
diperkirakan 30% dari 40 juta ODHA (yaitu 10,3 juta) merupakan orang muda berusia
15-24, adapun di Indonesia terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/ AIDS di Indonesia
setiap tahunnya,terdapat 48,300 kasus HIV pada 2017, dimana 20% remaja usia 15-24
tahun terinfeksi HIV serta diantaranya terdapat 9,280 jumlah kasus AIDS (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Dampak lain yang dapat ditimbulkan akibat dari perilaku seks
pranikah yaitu kehamilan yang tidak diinginkan. Pada tahun 2017 terdapat 7% pria dan
12% wanita melaporkan pernah melakukan hubungan seksual dan berpengalaman
kehamilan yang tidak diinginkan sehingga remaja terpaksa melakukan pernikahan dini
untuk menutupi aib karena perilaku seks pranikah, dimana hal tersebut dapat
Kasus diatas merupakan gambaran perilaku seks dini pada remaja. Remaja saat ini
sudah terjamah dengan perilaku yang tidak sewajarnya akan dilakukan oleh remaja karena
sesungguhnya remaja adalah cikal bakal harapan bangsa. Namun di Era globalisasi sekarang
ini perilaku orang barat mulai merambat dan mempengaruhi perilaku remaja. Oleh karena itu
saya berinisiatif menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks dini di
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa sajakah Faktor faktor yang
1. Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1). Untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap terhadap perilaku
seks dini
2. Manfaat penelitian
a. manfaat teoritis
signifikan sebagai masukan pegetahuan yang dapat dijadikan bahan kajian bagi
b. manfaat praktis
hasil penelitian ini dapat membantu dalam membantuk sikap remaja yang baik
terhadap perilaku seks dini serta dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Skinner seorang ahli pisiologi, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas
organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan
atau aktifitas manusia, yang baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh
pihak luar.
Menurut Sarwono (2021) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk
tingkah laku ini bisa bermacam macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objekseksualnya bisa berupa orang lain, orang
Menurut Nevid (dalam Teruna, 2019) perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas
fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi sebelum
adanya ikatan secara resmi. Notoatmodjo (dalam Firza, 2021)menyatakan bahwa perilaku
seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan olehr emaja berhubungan dengan dorongan
seksual yang datang baik dalam dirim aupun dari luar dirinya. Menurut Imran (dalam
Prihatin, 2021) perilaku seksual adalah perilaku yang didasar oleh dorongan seksual atau
intim( intercourse).Simkins (dalam Sarwono, 2021) sebagian dari tingkah laku itu memang
tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yangd apat
ditimbulkannya. Tetapi, pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya bisa cukup
serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnyapada para-para gadis yang terpaksa
seksual, yaitu:
1. Yitu minat dan keinginan remaja untuk melakukan perilaku seksual berupa perasaan
2. Berkencan
Yaitu aktivitas remaja ketika berpacaran berupa berkunjung kerumah pacar, saling
3. Bercumbu
Yaitu aktivitas seksualitas disaat pacaran yang dilakukan remaja berupa berpegangan
tangan, mencium pipi, mencium bibir, memegang buah dada,memegang alat kelamin
4. Bersenggama
Yaitu kesediaan remaja untuk melakukan hubungan seksual dengan pacarnya atau
lawan jenis.Perilaku seksual adalah suatu bentuk aktifitas fisik antara laki-laki dan
eksual untuk mengekspresikan perasaan atau emosi dan kesenangan seksualm elalui
berbagai perilaku.
Menurut Simanjuntak (2018) perilaku seksual pranikah adalah segalam acam tindakan,
dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual,y ang dilakukan sebelum ada ikatan
adalah tingka hlaku yang berhubungan dengan dorongan seksual yang dilakukan dengan
lawanj enis maupun sesama jenis dengan segala macam tindakan seksual sampai denganb
erhubungan badan yang dilakukan sebelum adanya ikatan perkawinan yang sahs ecara hukum
maupun agama.
Menurut Notoatmodjo (2020), bahwa perilaku dapat dibedakan menjadi dua, dilihat dari
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Resapon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice),
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Seks dalam bahada latin adalah sexus yaitu rujukan pada alat kelamin. Seks hanya
memiliki pengertian mengenai jenis kelamin, anatomi dan fisiologinya sedangkan menurut
Budiarjo seksual merupakan Sesuatu yang berhubungan dengan seks dan reproduksi juga
berhubungan dengan kenikmatan yang berkaitan dengan tindakan reproduksi (Lutfi 2022))
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah, antara lain sebagai
berikut:
1. Pengetahuan
pengetahuan tentang perilaku seksual baik dari definisi bentuk, serta dampak dan faktor
perilaku tersebut akan menjadikan remaja lebih mengenal perilaku seksual yang baik dan
yang buruk serta yang boleh dilakukan dan yang dilarang. Pengetahuan yang kurang benar
mengenai kesehatan reproduksi dapat menyeret remaja ke arus pergaulan bebas yaitu
perilaku seks yang menyimpang. Konsekuensinya adalah makin tingginya angka kehamilan
tidak diinginkan, aborsi dan penularan penyakit menular seksual. Perlu adanya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi karena akan mempengaruhi perilaku seksual remaja itu sendiri.
Kesesuaian ini tentu dilatar belakangi oleh sifat yang dimiliki oleh remaja yang cenderung
memiliki sifat terbuka terhadap hal-hal baru. Oleh sebab itu, jika remaja tidak didasari
dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual yang benar
dan baik maka tidak menutup kemungkinan remaja akan berperilaku positif (T. Nurhayati,
2021)
Peran orang tua merupakan tanggung jawab seorang orang tua untuk mendidik,
membina anak-anaknya baik dalam segi psikologi maupun pisologi. Dalam komunikasi
antara orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk
Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua terhadap anak terutaa masalah seks yang
dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap orang tua sehingga
Ketidaktahuan orang tua akan masalah reproduksi maupun karena sikapnya yang
masih mentabukan pembicaraan mengenai masalah reproduksi dengan anak. Informasi yang
didapat dari orang tua sering tidak memuaskan karena pada umumnya lebih banyak berisi
pesan-pesan moral, sedangkan informasi tentang seks tidak disampaikan secara terbuka
karena dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan (Wijayanti & Fairus, 2020).
Informasi dari teman sebaya kadang disadari remaja bahwa kemungkinan teman tidak
memiliki informasi yang memadai, informasi yang salah akan membuat mereka salah
melangkah. Teman sebaya (peers) adalah anak remaja dengan tingkat usia atau tingkat
kedewasaan yang sama, pada banyak reaja dipandang oleh teman sebaya merupakan hal
terpenting dalam kehidupan mereka. Pengaruh teman sebaya dapat saja lebih kuat dari
pengaruh orang tua maupun guru. Oleh karena itu para remaja bergaul dengan teman sebaya
yang mempunyai pengaruh positif dalam kehidupannya, agar tidak terjerumus dalam
kehidupannya negativepada ummnya dan khususnya perilaku seksual yang negative (T.
Nurhayati, 2021) Aktivitas seksual telah menjadi bagian yang umum dalam hubungan
diantara remaja. Keterlibatan dengan kelompok teman sebaya dan ketertarikan terhadap
penasehat terhadap segala sesuatu yang mengerti dan bersimpati oleh karena teman sebaya
hubungan baru dan lebih matang dengan lawan jenisnya. Pencarian dentitas dan kemandirian
menyebabkan remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya (Nurhapipa,
Alhidayati, 2020)
Aktivitas dan perilaku seksual remaja banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, seperti
media cetak dan elektronik. Remaja mudah memperoleh hal-hal yang berbau pornografi dari
majalah, televisi, dan internet, sedangkan remaja cenderung meniru atau mencoba-coba hal
baru demi menjawab rasa penasaran mereka (Wijayanti & Fairus, 2020). Faktor lain yang
dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja, antara lain sebagai berikut:
(Marmi, 2019)
● Penundaan usia perkawinan: Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena
adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang-
tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria), maupun karena norma sosial yang
makin lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan
● Tabu larangan: Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku
Bahkan, larangannya berkembang lebih jauh kepada tingkah laku yang lain seperti
berciuman dan masturbasi. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri akan
oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media
massa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, vcd,
telepon genggam, internet dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang
sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat
atau didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka pada umumnya belum
● Ketidakterbukaan orangtua terhadap anak mengenai seks: Orang tua sendiri, baik
pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka terhadap anak, malah
cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini.
● Pergaulan yang makin bebas: Perkembangan peran dan pendidikan wanita membuat
kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. Hal ini mengakibatkan adanya
kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah desain penelitian kualitatif. Metode ini menginvestasikan data-data yang diperoleh
laporan hasil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Alasan menggunakan metode
kualitatif Untuk mengungkapkan keadaan setiap informan terkait masalah dalam penelitian
selain itu untuk memahami situasi sosial secara mendalam yang di lakukan di Sekolah
Adapun alasan dalam pemilihan lokasi penelitian karena ditemukan masalah seks dini yang
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya imam 2011 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa-siswi kelas 7-9 di SMP Negeri 1 silangkitang yang berjumlah 171 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi sampel pada penelitian ini adalah SMP Negeri
silangkitang tahun 2024 penentuan besar sampel jika besar populasi lebih kecil dari 1000
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, di sini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan
1.Wawancara (Interview)
Menurut W. Gulo “wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden” Teknik wawancara atau interview adalahpertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab lisan sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
metode pengumpulan data yang dilakukan oleh seseorang peneliti terhadap orang yang di
2. Observasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dideskripsikan sebagai upaya untuk memperoleh informasi dari sumber
Teknik penjamin keabsahan data merupakan cara-cara yang dilakukan peneliti untuk
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda”. Penulis
mengunakan triagulasi teknik ini untuk membandingkan dan mengecek apakah hasil data
yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut diatas sama atau berbeda-beda.
Teknik triangulasi adalah pengujian krebilitas yang diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Teknik pengumpulan data dengan
Wawancara Observasi
Dokumentasi
3. Triagulasi Waktu
Triagulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kredibilitas suatu data dengan cara
menguji dan mengecek data, dapat dilakukan dengan menggunakan waktu tertentu melalui
wawancara,observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Maka
penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan
ilmiah Dikarenakan data dalam penelitian ini termasuk jenis data kualitatif, maka analisa
terhadap data tersebut tidak harus menunggu sampai selesainya pengumpulan data. Analisa
Aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitasdalamanalisa data,
1. Reduksi Data
Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam bentuk
pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
3. Kesimpulan/Verivikasi
Adawiah, R. (2021). Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak .
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 33-48.
Adiputra, S. I., Trisnadewi, W. N., Oktaviani, W. N., Munthe, A. S., Hul, T. V.,
Budiastutik, I., et al. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Bali: Yayasan Kita
Menulis.
Andriani, R., Suhrawardi, & Hapisah. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Remaja dengan Perilaku Seksual Pranikah. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), hal.
3441-3446. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/1341
Ariska, A., & Yuliana, N. (2020, 12). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMP
N 2 Jatipuro. STETHOSCOPE, 1(2), hal. 138-142.
Badan Pusat Statistik. (2022). Proyeksi Penduduk Kota Kupang . Diambil kembali dari
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin:
https://www.bps.go.id
Batubara, U. A. (2017). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja di SMA Negeri 1 Medan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/1894.
Baudouin, B. S., Wongsawat, P., & Sudnongbua, S. (2020). Factors Affecting the
Preventive Intention on Premarital Sexual Behaviours Among Junior Highschool
Students in Lower-northern Region of Thailand. International Journal of
Adolescence and Youth, 712-724.
Bintang, F. (2017). Perbedaan Pola Asuh Orangtua pada Perilaku Seksual Pranikah
Mahasiswa yang Merantau. Universitas Muhammadiyah Malang.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/39587
KUESIONER
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS DINI
2 Menstruasi/mimpi basah
4 Hubungan seks
6 Alat kontrsepsil
8. Apakah kamu kesulitan untuk mendiskusikan hal-hal diatas dengan orang tua/wali kamu ?
A. Ya
B. Tidak
9. Kapan biasanya kamu mendiskusikan hal-hal tersebut dengan orang tua/wali ?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
10. Kapan biasanya kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan orang tua/wali kamu?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
11. Kapan terakhir kali kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan orang tua/wali kamu
dalam
3 bulan terakhir ini?
A. 1 minggu yang lalu D. 4 minggu yang lalu
B. 2 minggu yang lalu E. > 4 minggu yang lalu
C. 3 minggu yang lalu F. Tidak Pernah
12. Mengapa kamu sulit mendiskusikan topik di atas dengan orang tua/wali ?
A. Orang tua/wali selalu sibuk
B. Orang tua/wali selalu menghindar jika diajak berdiskusi tentang masalah tersebut
C. Takut dimarahi
D. Malu
E. Lain-lain, sebutkan ………………………………………………………
13. Status perkawinan orang tua kamu :
A. Menikah D. Janda/Duda
B. Tidak Menikah E. Mati
C. Cerai
14. Siapa yang dalam 3 tahun terakhir ini paling lama mengasuh/merawat kamu ?
A. Orang tua D. Nenek/kakek
B. Adik dari ayah/ibu E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Kakak dari ayah/ibu
15. Apakah orang tua/wali kamu biasanya tahu kapan kamu pulang kerumah ?
A. Ya B. Tidak
16. Apakah orang tua/wali kamu biasanya tahu apa yang kamu lakukan di rumah ?
A. Ya B. Tidak
17. Berikan tanda checklist pada jawaban yang sesuai dengan keadaan rumah kamu :
2 Menstruasi/mimpi basah
4 Hubungan seks
5 Hamil dan menghamili
6 Alat kontrsepsil
22. Kapan waktu kamu membahas tentang topik-topik diatas dengan teman kamu ?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
23. Kapan terakhir kali kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan teman kamu ?
A. 1 minggu yang lalu D. 4 minggu yang lalu
B. 2 minggu yang lalu E. > 4 minggu yang lalu
C. 3 minggu yang lalu
24. Dengan siapa kamu biasanya berdiskusi tentang topic-topik diatas ?
A. Orang Tua D. Guru
B. Teman E. Tenaga Kesehatan
C. Pacar F. Lain-lain, ………………………….
25. Apakah kamu pernah mendapat informasi tentang seks dari media cetak ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 28
26. Bila Pernah, media cetak jenis apa ?
1 Buku/Komik
2 Majalah/Novel
3 Foto-foto
4 Koran/Tabloid
5 Lainnya,
Tuliskan
………………
27. Bersama siapa kamu pada saat memperoleh informasi tentang seks media cetak ?
A. Sendirian D. Dengan kakak/adik
B. Bersama pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Dengan teman
28. Apakah kamu pernah mendapat informasi tentang seks dari media elektronik ?
A. Ya B. Tidak Lanjut Ke nomor 31
29. Bila Pernah, media elektronik jenis apa ?
1 Radio
2 Televisi
3 VCD/DVD/
Video/Film
4 Internet
5 Lainnya,
Tuliskan
………………
30. Bersama siapa kamu pada saat memperoleh informasi tentang seks media elektronik ?
A. Sendirian D. Dengan kakak/adik
B. Bersama pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Dengan teman
31. Apakah kamu pernah punya pacar ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 32
32. Umur berapa kamu pertama kali berpacaran ? …………….. tahun
33. Sudah berapa kali kamu memiliki pacar ? (termasuk yang saat ini) …………… kali
34. Apakah sekarang kamu punya pacar ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 38
35. Berapa lama rata-rata pertemuan kamu dengan pacar yang terakhir/sekarang? …… jam
dalam seminggu
36. Jika waktu pertemuan dengan pacar kamu <5 jam/minggu, maka kondisi yang
menyebabkan
adalah :
A. Pacar kamu bekerja D. Kesibukan sekolah
B. Dilarang orang tua E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Pacar kamu di luar kota/negara dan berkunjung hanya pada waktu-waktu tertentu
37. Dimana biasanya kamu dan pacar kamu menghabiskan waktu bersama ?
A. Sekolah D. Mobil, keliling tanpa tujuan pasti
B. Rumah kamu/pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Rumah makan/mal/biosop/kafe
38. Apakah kamu pernah melakukan hal dibawah ini dengan teman lawan jenis (pacar kamu
atau bukan pacar kamu) :
1 Mengobrol
3 Jalan-jalan berdua
4 Berpegangan tangan
5 Berpelukan
6 Cium pipi
7 Cium bibir
9 Mencium leher
No Keterangan
7 Ingin tahu/coba-coba
No Keterangan
1 Teman
2 Pacar
4 Tante/om
5 lainya…. . .
43. Dimana kamu melakukan hubungan seks tersebut ?
No Keterangan
1 Rumah
2 Hotel/Motel
3 Tempat Rekreasi
4 Rumah pasangan
6 Sekolah/Asrama
8 Panti pijat
10 Tindakan aborsi/pengguguran
kandungan adalah dosa
3 Menstruasi adalah
peristiwa keluarnya cairan
darah dari alat kelamin
perempuan berupa
luruhnya lapisan dinding
dalam rahim yang banyak
mengandung darah
5 Perkembangan organ
seksual mempunyai
pengaruh kuat dalam
minat remaja terhadap
lawan jenis.
7 Remaja perempuan
cenderung mempunyai
perilaku seks yang
agresif, terbuka, gigih,
terang-terangan, serta
lebih sulit menahandiri
dibandingkan remaja laki-
laki.
9 Menggesekkan atau
menempelkan alat
kelamin laki-laki dan
perempuan tidak akan
menyemabkan kehamilan
12 Perasaan tertarik,
berkencan, berpegangan
tangan, dengan pacar
bukan salah satu bentuk
perilaku seks pranikah.
13 Melakukan hubungan
seks hanya sekali tidak
akan menyebabkan
kehamilan.
15 Kehamilan tidak
diinginkan dan aborsi
merupakan salah satu
dampak perilaku seks
pranikah.
17 Berganti-ganti pasangan
seks tanpa menggunakan
kondom dapat tertular
IMS, HIV dan AIDS
-SELESAI-
TERIMA KASIH ATAS PASTISIPASI KAMU