Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS DINI

DI SMP 1 SILANGKITANG KABUPATEN

LABUHANBATU TAHUN 2023

PROPOSAL TESIS

OLEH

PUTRI NURPADILA

NPM : 22.15.158

PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

TAHU 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan

karunianya penyusun dapat menyelesaikan Proposal Thesis yang berjudul Analisis Faktor

yange berpengaruh terhadap perilaku seks Dini”

Di dalam penyusunan Proposal ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan

dan kelemahan dan masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan maupun isinya.

Untuk itu juga mengharapkan kritik positif dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan yang mendatang. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada

pihak penyusun juga mengucapkan terimakasih pada :

1. Terulin S. Meliala, AM.Keb,SKM.M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit Umum

Sembiring Deli Tua.

2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Deli Husada

Deli Tua.

3. Bd. Peny Ariani, SST, M, Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan

Deli Husada Deli Tua.

Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberkati setiap langkah kita semua dan

semoga laporan ini bermanfaat nantinya demi menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Deli Tua, 06 Desember 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah

mereka yang berusia 10-18 tahun. Sementara PBB menyebut anak muda (youth) untuk

usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)

yang mencakup usia 10-24 tahun. Diperkirakan dalam satu milyar manusia, hampir satu

di antara enam manusia di bumi ini adalah anak muda dan 85% di antaranya hidup di

negara berkembang. Kegiatan seksual (UNAIDS. Report on the Global HIV/AIDS

Epidemic 2021) menempatkan anak muda pada tantangan resiko terhadap berbagai

masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun diperkirakan lima belas juta remaja berusia

15-19 tahun melahirkan, 4.000.000 (empat juta) melakukan aborsi, dan hampir seratus

juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global,

40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun dan

setiap hari ada 7.000 (tujuh ribu) remaja terinfeksi HIV. (www.path.org, diakses tanggal

24 September 2021).

Di Indonesia sendiri, penduduk Indonesia pun terus bertambah. Berdasarkan hasil

sensus penduduk tahun 2020 lalu, penduduk Indonesiamencapai 237.642.326 jiwa yang

terdiri atas 199.630.913 penduduk laki-laki dan 118.010.413 penduduk perempuan.

Berdasarkan proyeksi penduduk usia muda yaitu usia 10-24 tahun mencapai 17,4 % dari

total penduduk di Indonesia (Bkkbn, 2021

Remaja merupakan suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia

menunjukkan tanda-tanda pubertas sampai ia mencapai kematangan seksual. Meskipun

remaja sudah matang secara organ seksual, tetapi emosi dan kepribadiannya masih labil
karena masih dalam tahap pencarian jati diri sehingga rentan terhadap berbagai godaan

dalam lingkungan pergaulannya. Apalagi kondisi remaja di Indonesia saat ini sangat

mengkhawatirkan karena telah mengalami pergeseran dan perubahan-perubahan sosial

sehingga mempengaruhi norma, nilai dan gaya hidup mereka. Oleh karena itu,remaja

perlu mendapatkan perhatian serius baik secara fisik maupun psikologisnya.

Masa remaja adalah masa penting pada kehidupan manusia dimana terjadi peralihan

dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja, seorang anak manusia tidak dapat

disebut sebagai ‘sudah dewasa’ tetapi tidak dapat pula disebut ‘masih anak-anak’. Fase

remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa dewasa, dengan rentang

usia antara 10 - 21tahun. Karakteristik yang bisa dilihat adalah terjadinya banyak

perubahan, baik perubahan fisik maupun psikis (Amita Diananda, 2020)

Perubahan fisik maupun psikis pada remaja dapat menimbulkan hasrat untuk berbuat

seks secara bebas. Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan

pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Pada remaja, sangat tidak

layak untuk dilakukan, mengingat risiko sangat besar yang dapat ditimbulkannya. Bisa

terjadikehamilan di luar nikah yang memicu terjadinya aborsi, dan berisiko terjadinya

kemandulan bahkan sangat membahayakan nyawa pelakunya. Para pelaku seks bebas

juga sangat berisiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan terjadinya AIDS, atau

Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa

perilaku seks bebas hanya merupakan gejaladi negara maju sebagai akibat modernisasi

atau westernisasi. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, karena survei di Liberia

menunjukkan bahwa 46% remaja putri (14-17 tahun) dan 66.2% remaja putra sudah

bersenggama sebelum menikah, sedangkan angka di Nigeria adalah 38% untuk remaja

putri dan 57.3% untuk remaja putra. Data tersebut menunjukkan bahwa perilaku seks
bebas tidak hanya didominasi oleh negara maju namun juga banyak ditemui di negara

berkembang dan lebih mirisnya lagi data tersebut adalah data 30 tahun yang lalu. Angka

ini pasti akan melonjak lebih tinggi pada era tahun 2000 an seperti saat ini. Indonesia

sebagai negara berkembang pun tampaknya harus bercermin dari data survei tersebut

(Indrijati, 2021)

Faktor –faktor yang mempengaruhi seks pada remaja adalah faktor perkembangan

dalam keluarga misalnya didikan dari orang tua, faktor sekolah misalnya sekolah yang

mengambil peran dalam mencapai kedewasaan dengan pedidikan, faktor masyarakat

misalnya adat istiadat. Perilaku seksual berisiko pada remaja di Indonesia, berhubungan

signifikan dengan pengetahuan dan akses terhadap media informasi (Heny. L, 2020). Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Selanjutnya yang mengungkapkan bahwa tingkat

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku seksual remaja pranikah. Fenomena ini menunjukkan bahwa

perilaku seksual remaja di berbagai provinsi semakin meningkat dikarenakan kurangnya

pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi (Lilestina, 2022).

Data di Indonesia menunjukkan hanya 35% remaja perempuan yang mengetahui

bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual (SDKI, 2012). Hal

tersebut menunjukkan lebih dari separuh remaja tidak mengetahui bahwa berhubungan

seksual satu kali dapat menyebabkan kehamilan. Haltersebut menunjukkan pengetahuan

remaja tentang kesehatan reproduksi dan cara-cara melindungi dirinya terhadap risiko

kesehatan reproduksi relatif masih rendah dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih

(Lilestina, 2022). Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat selanjutnya yang

menyatakan bahwa pengetahuan yang tidak baik mengenai perilaku seksual memiliki

risiko 2,026 kali untuk berperilaku seksual dalam kategori berat yang meliputi mencium
bibir, nekking (mencium leher pacar), memegang daerah sensitif, alat kelamin, dan yang

lain dengan pacar, petting(menempelkan alat kelamin dengan pacar), senggama

(melakukan hubungan seksual) dibandingkan dengan responden yang memiliki

pengetahuan baik (Rima, 2020).

Berdasarkan hasil Survei DemografiKesehatan Indonesia (SDKI 2019 tercatat

80%wanita dan 84% pria mengaku pernahberpacaran. Kelompok umur 15-17 merupakan

kelompok umur mulai pacaran pertama kali,terdapat 45% wanita dam 44% pria.

Kebanyakanpria dan wanita mengaku saat berpacaranmelakukan berbagai aktivitas.

Aktifitas yangdilakukan seperti berpegangan tangan 64%wanita, dan 75% pria,

berpelukan 17% wanita dan 33% pria, cium bibir 30% wanita dan 50 pria dan

meraba/diraba 5% wanita dan 22% pria.Selain itu dilaporakan 8% pria dan 2% wanita

telah melakukan hubungan seksual. Diantaraw anita dan pria yang telah melakukan

hubungans eksual pra nikah 59% wanita dan 74% pria melaporkan mulai berhubungan

seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun. Presentase palingt inggi terjadi pada umur

17 tahun sebanyak 19%. Diantara remaja yang telah melakukan ubungan seksual

dilaporkan 12% wanitam engalami kehamilan tidak diinginkan (DP3AP2DIY, 2020)

Perilaku seks pranikah yang dilakukan remaja akan berdampak pada transmisi

penularan penyakit menular seksual sepert HIV/AIDS, menurut WHO (2020) menyatakan

diperkirakan 30% dari 40 juta ODHA (yaitu 10,3 juta) merupakan orang muda berusia

15-24, adapun di Indonesia terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/ AIDS di Indonesia

setiap tahunnya,terdapat 48,300 kasus HIV pada 2017, dimana 20% remaja usia 15-24

tahun terinfeksi HIV serta diantaranya terdapat 9,280 jumlah kasus AIDS (Kementerian

Kesehatan RI, 2020). Dampak lain yang dapat ditimbulkan akibat dari perilaku seks

pranikah yaitu kehamilan yang tidak diinginkan. Pada tahun 2017 terdapat 7% pria dan
12% wanita melaporkan pernah melakukan hubungan seksual dan berpengalaman

kehamilan yang tidak diinginkan sehingga remaja terpaksa melakukan pernikahan dini

untuk menutupi aib karena perilaku seks pranikah, dimana hal tersebut dapat

mengarahkan pada perceraian (Wahyuni, 2020)

Kasus diatas merupakan gambaran perilaku seks dini pada remaja. Remaja saat ini

sudah terjamah dengan perilaku yang tidak sewajarnya akan dilakukan oleh remaja karena

sesungguhnya remaja adalah cikal bakal harapan bangsa. Namun di Era globalisasi sekarang

ini perilaku orang barat mulai merambat dan mempengaruhi perilaku remaja. Oleh karena itu

saya berinisiatif menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks dini di

SMP Negeri 1 Silang Kitang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa sajakah Faktor faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku seks dini di SMP Negeri 1 Silang Kitang”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-.faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks dini di

SMP Negeri 1 Silang Kitang”

b. Tujuan Khusus

1). Untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap terhadap perilaku

seks dini
2. Manfaat penelitian

a. manfaat teoritis

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang cukup

signifikan sebagai masukan pegetahuan yang dapat dijadikan bahan kajian bagi

setiap orang yang sedang mempelajari tentang pengaruh seks dini.

b. manfaat praktis

hasil penelitian ini dapat membantu dalam membantuk sikap remaja yang baik

terhadap perilaku seks dini serta dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Seks Dini

2.1.1. Pengertian Perilaku

Menurut Skinner seorang ahli pisiologi, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas

organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan

atau aktifitas manusia, yang baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh

pihak luar.

Menurut Sarwono (2021) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong

oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk

tingkah laku ini bisa bermacam macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku

berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objekseksualnya bisa berupa orang lain, orang

dalam khayalan atau diri sendiri.

Menurut Nevid (dalam Teruna, 2019) perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas

fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi sebelum

adanya ikatan secara resmi. Notoatmodjo (dalam Firza, 2021)menyatakan bahwa perilaku

seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan olehr emaja berhubungan dengan dorongan

seksual yang datang baik dalam dirim aupun dari luar dirinya. Menurut Imran (dalam

Prihatin, 2021) perilaku seksual adalah perilaku yang didasar oleh dorongan seksual atau

kegiatan mendapatkan kesenangan seksual melalui berbagai perilaku, termasuk hubungan

intim( intercourse).Simkins (dalam Sarwono, 2021) sebagian dari tingkah laku itu memang

tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yangd apat

ditimbulkannya. Tetapi, pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya bisa cukup
serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnyapada para-para gadis yang terpaksa

menggugurkan kandungannya. Menurut Sarwono (2021) ada empat jenis-jenis perilaku

seksual, yaitu:

1. Yitu minat dan keinginan remaja untuk melakukan perilaku seksual berupa perasaan

suka, perasaan sayang dan perasaan cinta.

2. Berkencan

Yaitu aktivitas remaja ketika berpacaran berupa berkunjung kerumah pacar, saling

mengunjungi dan berduaan.

3. Bercumbu

Yaitu aktivitas seksualitas disaat pacaran yang dilakukan remaja berupa berpegangan

tangan, mencium pipi, mencium bibir, memegang buah dada,memegang alat kelamin

di atas baju dan memegang alat kelamin dibalik baju

4. Bersenggama

Yaitu kesediaan remaja untuk melakukan hubungan seksual dengan pacarnya atau

lawan jenis.Perilaku seksual adalah suatu bentuk aktifitas fisik antara laki-laki dan

perempuan atau lawan jenis yang dilakukan karena adanya dorongan-dorongans

eksual untuk mengekspresikan perasaan atau emosi dan kesenangan seksualm elalui

berbagai perilaku.

Menurut Simanjuntak (2018) perilaku seksual pranikah adalah segalam acam tindakan,

seperti bergandengan tangan, berciuman, bercumbu sampaid engan bersenggama yang

dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual,y ang dilakukan sebelum ada ikatan

pernikahan. Sementara itu, Soetjiningsih (2004) mendefenisikan perilaku seksual pranikah


adalah segala tingkah lakus eksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya

yang dilakuka nsebelum menikah.Berdasarkan penjelasan di atas, perilaku seksual pranikah

adalah tingka hlaku yang berhubungan dengan dorongan seksual yang dilakukan dengan

lawanj enis maupun sesama jenis dengan segala macam tindakan seksual sampai denganb

erhubungan badan yang dilakukan sebelum adanya ikatan perkawinan yang sahs ecara hukum

maupun agama.

Menurut Notoatmodjo (2020), bahwa perilaku dapat dibedakan menjadi dua, dilihat dari

bentuk respon terhadap stimulus ini yakni:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seeorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubungnya atau tertutup

(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (over behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Resapon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice),

yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.2 Seks Dini

2.2.1 DefinisiSeks Dini

Seks dalam bahada latin adalah sexus yaitu rujukan pada alat kelamin. Seks hanya

memiliki pengertian mengenai jenis kelamin, anatomi dan fisiologinya sedangkan menurut
Budiarjo seksual merupakan Sesuatu yang berhubungan dengan seks dan reproduksi juga

berhubungan dengan kenikmatan yang berkaitan dengan tindakan reproduksi (Lutfi 2022))

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks dini

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah, antara lain sebagai

berikut:

1. Pengetahuan

pengetahuan tentang perilaku seksual baik dari definisi bentuk, serta dampak dan faktor

perilaku tersebut akan menjadikan remaja lebih mengenal perilaku seksual yang baik dan

yang buruk serta yang boleh dilakukan dan yang dilarang. Pengetahuan yang kurang benar

mengenai kesehatan reproduksi dapat menyeret remaja ke arus pergaulan bebas yaitu

perilaku seks yang menyimpang. Konsekuensinya adalah makin tingginya angka kehamilan

tidak diinginkan, aborsi dan penularan penyakit menular seksual. Perlu adanya pengetahuan

tentang kesehatan reproduksi karena akan mempengaruhi perilaku seksual remaja itu sendiri.

Kesesuaian ini tentu dilatar belakangi oleh sifat yang dimiliki oleh remaja yang cenderung

memiliki sifat terbuka terhadap hal-hal baru. Oleh sebab itu, jika remaja tidak didasari

dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual yang benar

dan baik maka tidak menutup kemungkinan remaja akan berperilaku positif (T. Nurhayati,

2021)

2. Peran Orang Tua:

Peran orang tua merupakan tanggung jawab seorang orang tua untuk mendidik,

membina anak-anaknya baik dalam segi psikologi maupun pisologi. Dalam komunikasi

antara orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk

membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Remaja lebih senang


menyimpan dan memilih jalannya sendiri tanpa berani mengungkapkan kepada orang tua.

Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua terhadap anak terutaa masalah seks yang

dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap orang tua sehingga

anak merasa takut untuk bertanya (Govender et al., 2019).

Ketidaktahuan orang tua akan masalah reproduksi maupun karena sikapnya yang

masih mentabukan pembicaraan mengenai masalah reproduksi dengan anak. Informasi yang

didapat dari orang tua sering tidak memuaskan karena pada umumnya lebih banyak berisi

pesan-pesan moral, sedangkan informasi tentang seks tidak disampaikan secara terbuka

karena dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan (Wijayanti & Fairus, 2020).

3. Pengaruh Teman Sebaya:

Informasi dari teman sebaya kadang disadari remaja bahwa kemungkinan teman tidak

memiliki informasi yang memadai, informasi yang salah akan membuat mereka salah

melangkah. Teman sebaya (peers) adalah anak remaja dengan tingkat usia atau tingkat

kedewasaan yang sama, pada banyak reaja dipandang oleh teman sebaya merupakan hal

terpenting dalam kehidupan mereka. Pengaruh teman sebaya dapat saja lebih kuat dari

pengaruh orang tua maupun guru. Oleh karena itu para remaja bergaul dengan teman sebaya

yang mempunyai pengaruh positif dalam kehidupannya, agar tidak terjerumus dalam

kehidupannya negativepada ummnya dan khususnya perilaku seksual yang negative (T.

Nurhayati, 2021) Aktivitas seksual telah menjadi bagian yang umum dalam hubungan

diantara remaja. Keterlibatan dengan kelompok teman sebaya dan ketertarikan terhadap

identifikasi kelompok teman sebaya meningkat. Remaja menemukan teman sebagai

penasehat terhadap segala sesuatu yang mengerti dan bersimpati oleh karena teman sebaya

menghadapi perubahan yang sama. Remaja menghadapi tuntutan untuk membentuk

hubungan baru dan lebih matang dengan lawan jenisnya. Pencarian dentitas dan kemandirian
menyebabkan remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya (Nurhapipa,

Alhidayati, 2020)

4. Paparan Media sosial

Aktivitas dan perilaku seksual remaja banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, seperti

media cetak dan elektronik. Remaja mudah memperoleh hal-hal yang berbau pornografi dari

majalah, televisi, dan internet, sedangkan remaja cenderung meniru atau mencoba-coba hal

baru demi menjawab rasa penasaran mereka (Wijayanti & Fairus, 2020). Faktor lain yang

dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja, antara lain sebagai berikut:

(Marmi, 2019)

● Meningkatnya libido seksualitas: Perubahan-perubahan hormonal yang

meningkatkan hasrat seksual (libido seksualitas) remaja. Peningkatan hasrat seksual

ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu

● Penundaan usia perkawinan: Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena

adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang-

undang tentang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah (sedikitnya 16

tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria), maupun karena norma sosial yang

makin lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan

(pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain).

● Tabu larangan: Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku

dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Bahkan, larangannya berkembang lebih jauh kepada tingkah laku yang lain seperti

berciuman dan masturbasi. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri akan

terdapat kecenderungan untuk melanggar saja larangan-larangan tersebut


● Kurangnya informasi tentang seks: Kecenderungan pelanggaran makin meningkat

oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media

massa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, vcd,

telepon genggam, internet dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang

sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat

atau didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka pada umumnya belum

pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.

● Ketidakterbukaan orangtua terhadap anak mengenai seks: Orang tua sendiri, baik

karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan

pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka terhadap anak, malah

cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini.

● Pergaulan yang makin bebas: Perkembangan peran dan pendidikan wanita membuat

kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. Hal ini mengakibatkan adanya

kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam

masyarakat.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah desain penelitian kualitatif. Metode ini menginvestasikan data-data yang diperoleh

dalam bentuk kalimat-kalimat kemudian secara sistematis di interprestasi kan kedalam

laporan hasil penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Alasan menggunakan metode

kualitatif Untuk mengungkapkan keadaan setiap informan terkait masalah dalam penelitian

selain itu untuk memahami situasi sosial secara mendalam yang di lakukan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri SilangKitang

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri SilangKitang.

Adapun alasan dalam pemilihan lokasi penelitian karena ditemukan masalah seks dini yang

marak pada remaja.

3.2.2 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Januari – Februari 2024.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya imam 2011 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa-siswi kelas 7-9 di SMP Negeri 1 silangkitang yang berjumlah 171 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi sampel pada penelitian ini adalah SMP Negeri

silangkitang tahun 2024 penentuan besar sampel jika besar populasi lebih kecil dari 1000

maka menggunakan rumus yang besarnya ditentukan oleh rumus slovin

3.4 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, di sini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan

cara antara lain:

1.Wawancara (Interview)

Menurut W. Gulo “wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden” Teknik wawancara atau interview adalahpertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab lisan sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara (interview) adalah

metode pengumpulan data yang dilakukan oleh seseorang peneliti terhadap orang yang di

interview secara berhadapan langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara

lisan dan sistematis berlandaskan pada tujuan penelitian.

2. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian.35Pengamatan (obesrvasi) adalah metode

pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana


yang mereka saksikan selama penelitian.Penyaksian terhadap peristiwa- peristiwa itu bisa

dengan melihat, mendengarkan, merasakan yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data secara tertulis maupun tercetak.

Dokumentasi dapat dideskripsikan sebagai upaya untuk memperoleh informasi dari sumber

tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

3.5 Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik penjamin keabsahan data merupakan cara-cara yang dilakukan peneliti untuk

mengukur derajat kepercayaan (credibility) dalam proses pengumpulan data penelitian.

Trianggulasi data adalah salah satu contoh pengukuran data penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

Tringulasi sebagai berikut:

1.Triangulasi Sumber, yaitu: “Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

2. Triangulasi Teknik, yaitu: “untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda”. Penulis

mengunakan triagulasi teknik ini untuk membandingkan dan mengecek apakah hasil data

yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut diatas sama atau berbeda-beda.

Teknik triangulasi adalah pengujian krebilitas yang diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Teknik pengumpulan data dengan

gambar sebagai berikut.


Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Dokumentasi

3. Triagulasi Waktu

Triagulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kredibilitas suatu data dengan cara

menguji dan mengecek data, dapat dilakukan dengan menggunakan waktu tertentu melalui

wawancara,observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Maka

dilakukan secara berulang - ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datannya.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistemisasi,

penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan

ilmiah Dikarenakan data dalam penelitian ini termasuk jenis data kualitatif, maka analisa

terhadap data tersebut tidak harus menunggu sampai selesainya pengumpulan data. Analisa

data kualitatiif bersifat iteratif (berkelanjutan) dan dikembangkan sepanjang program.

Aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitasdalamanalisa data,

yaitudatareduction, data displaydanconclusion/verivication.

1. Reduksi Data

Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis dilapangan.


2. Penyajian Data (data display)

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam bentuk

pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

3. Kesimpulan/Verivikasi

Setelah data terkumpul, dipilah-dipilah dan disajikan, maka langkah selanjutnya

adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu penarikan

kesimpulan dari hal-hal yang umum menuju kepada hal-hal khusus


DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, R. (2021). Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak .
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 33-48.

Adiputra, S. I., Trisnadewi, W. N., Oktaviani, W. N., Munthe, A. S., Hul, T. V.,
Budiastutik, I., et al. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Bali: Yayasan Kita
Menulis.

Andriani, R., Suhrawardi, & Hapisah. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Remaja dengan Perilaku Seksual Pranikah. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), hal.
3441-3446. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/1341

Apriani, N. C. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sumber Informasi dengan Sikap


Tentang Seks Pranikah Remaja. POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/3379/

Ariska, A., & Yuliana, N. (2020, 12). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMP
N 2 Jatipuro. STETHOSCOPE, 1(2), hal. 138-142.

Badan Pusat Statistik. (2022). Proyeksi Penduduk Kota Kupang . Diambil kembali dari
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin:
https://www.bps.go.id

Batubara, U. A. (2017). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja di SMA Negeri 1 Medan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
http://poltekkes.aplikasi-akademik.com/xmlui/handle/123456789/1894.

Baudouin, B. S., Wongsawat, P., & Sudnongbua, S. (2020). Factors Affecting the
Preventive Intention on Premarital Sexual Behaviours Among Junior Highschool
Students in Lower-northern Region of Thailand. International Journal of
Adolescence and Youth, 712-724.

Bayu. (2021). Dampak Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Emosional Santri


Pondok Pesantren Wali Peetu di Desa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Universitas Islam Negeri Sulthan Thata Saifuddin.
https://jigc.dakwah.uinjambi.ac.id/index.php/jigc/article/view/50

Bintang, F. (2017). Perbedaan Pola Asuh Orangtua pada Perilaku Seksual Pranikah
Mahasiswa yang Merantau. Universitas Muhammadiyah Malang.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/39587
KUESIONER
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS DINI

DI SMP 1 SILANGKITANG KABUPATEN

LABUHANBATU TAHUN 2023

No. Responden : ………………………


PETUNJUK PENGISIAN :
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang
kamu
anggap benar, tepat dan sesuai.
2. Nama kamu serta identitas kamu tidak perlu ditulis.
3. Isilah kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya sebab jawaban kamu terjamin kerahasiannya.
4. Jawaban kamu tidak akan mempengaruhi nilai kamu dan nama baik sekolah kamu.
5. Jawaban kamu hanya akan di gunakan untujk kepentingan ilmiah penelitian saja dan tidak
akan di sebarluaskan kemanapun.
6. Tidak dibenarkan bertanya kepada teman, hanya diperbolehkan bertanya pada orang yang
membagikan kuesioner.
1. Jenis Kelamin kamu :
A. Laki-Laki B. Perempuan
2. Usia kamu : ……………… (Berdasarkan ulang tahun terakhir)
3. Pertanyaan ini khusus untuk perempuan. Pada umur berapa kamu mengalami haid
(mentruasi) pertama kali ?
A. ≥ 14 tahun D. 11 tahun
B. 13 tahun E. ≤ 10 tahun
C. 12 tahun
4. Pertanyaan ini khusus untuk laki-laki Pada umur berapa kamu mengalami mimpi basah?
A. ≥ 15 tahun D. 12 tahun
B. 14 tahun E. ≤ 11 tahun
C. 13 tahun
5. Seberapa sering kamu bertemu dengan orang tua/wali kamu dalam 6 bulan terakhir ini?
A. Setiap Hari D. Minimal Setiap 2-3 bulan sekali
B. Minimal Seminggu Sekali E. > 3 bulan
C. Minimal Sebulan Sekali
6. Seberapa sering kamu berkomunikasi lewat telephone dengan orang tua/wali kamu dalam
6
bulan terkahir ini ?
A. Setiap Hari D. Minimal Setiap 2-3 bulan sekali
B. Minimal Seminggu Sekali E. > 3 bulan
C. Minimal Sebulan Sekali
Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai dengan jawaban kamu
7. Apakah kamu pernah berdiskusi bersama orang tua/wali mengenai topik di bawah ini:

No Keterangan Tidak Frekuensi pernah minggu


pernah
<3 kali >3 kali

1 Pacar dan berpacaran

2 Menstruasi/mimpi basah

3 Perkembangan seks (pubertas)

4 Hubungan seks

5 Hamil dan menghamili

6 Alat kontrsepsil

7 Penyakit menular seksual

8. Apakah kamu kesulitan untuk mendiskusikan hal-hal diatas dengan orang tua/wali kamu ?
A. Ya
B. Tidak
9. Kapan biasanya kamu mendiskusikan hal-hal tersebut dengan orang tua/wali ?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
10. Kapan biasanya kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan orang tua/wali kamu?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
11. Kapan terakhir kali kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan orang tua/wali kamu
dalam
3 bulan terakhir ini?
A. 1 minggu yang lalu D. 4 minggu yang lalu
B. 2 minggu yang lalu E. > 4 minggu yang lalu
C. 3 minggu yang lalu F. Tidak Pernah
12. Mengapa kamu sulit mendiskusikan topik di atas dengan orang tua/wali ?
A. Orang tua/wali selalu sibuk
B. Orang tua/wali selalu menghindar jika diajak berdiskusi tentang masalah tersebut
C. Takut dimarahi
D. Malu
E. Lain-lain, sebutkan ………………………………………………………
13. Status perkawinan orang tua kamu :
A. Menikah D. Janda/Duda
B. Tidak Menikah E. Mati
C. Cerai
14. Siapa yang dalam 3 tahun terakhir ini paling lama mengasuh/merawat kamu ?
A. Orang tua D. Nenek/kakek
B. Adik dari ayah/ibu E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Kakak dari ayah/ibu
15. Apakah orang tua/wali kamu biasanya tahu kapan kamu pulang kerumah ?
A. Ya B. Tidak
16. Apakah orang tua/wali kamu biasanya tahu apa yang kamu lakukan di rumah ?
A. Ya B. Tidak
17. Berikan tanda checklist pada jawaban yang sesuai dengan keadaan rumah kamu :

No Kondisi yang ada Ya Kadang Tidak

1 Didalam keluarga kamu diterapkan


peraturan yang ketat

2 Kebebasan kamu dibatasi oleh


orang tua

3 Perilaku atau tingkah laku kamu


dibatasi oleh orang tua

4 Org tua/wali kamu biasanya


memberi hukuman fisik
5 Jika kamu berperilaku baik,
apakah orang tua kamu akan
memuji atau memberi hadiah

6 Kamu diberi kekebasan untuk


mengemukakan
pendapat/perasaan/keinginan

7 Orang tua/wali sering memberikan


pendapat/kritik
terhadap aktivitas kamu

8 Orang tua/wali sering


mengarahkan tingkah laku kamu

9 Keputusan yang kamu buat harus


dengan persetujuan orang
tua/wali

18. Apakah kamu langsung pulang ke rumah/asrama seusai sekolah ?


A. Ya Lanjut ke nomor 21
B. Tidak Lanjut ke nomor 19
19. Kemana biasanya kamu pergi seusai sekolah ? (Boleh Pilih Lebih dari satu jawaban)
A. Rumah teman D. Les/Kursus/Belajar Bersama
B. Mall/Pasar/Bioskop E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Objek Wisata
20. Bersama siapa biasanya kamu paling sering pergi seusai sekolah ?
A. Teman D. Keluarga
B. Pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Saudara
21. Apakah kamu pernah berdiskusi bersama teman kamu mengenai topik di bawah ini :

No Keterangan Tidak Frekuensi pernah minggu


pernah
<3 kali >3 kali

1 Pacar dan berpacaran

2 Menstruasi/mimpi basah

3 Perkembangan seks (pubertas)

4 Hubungan seks
5 Hamil dan menghamili

6 Alat kontrsepsil

7 Penyakit menular seksual

22. Kapan waktu kamu membahas tentang topik-topik diatas dengan teman kamu ?
A. Setiap ada kesempatan D. Pada waktu liburan
B. Pada waktu makan E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Ada waktu khusus
23. Kapan terakhir kali kamu berdiskusi tentang topik di atas dengan teman kamu ?
A. 1 minggu yang lalu D. 4 minggu yang lalu
B. 2 minggu yang lalu E. > 4 minggu yang lalu
C. 3 minggu yang lalu
24. Dengan siapa kamu biasanya berdiskusi tentang topic-topik diatas ?
A. Orang Tua D. Guru
B. Teman E. Tenaga Kesehatan
C. Pacar F. Lain-lain, ………………………….
25. Apakah kamu pernah mendapat informasi tentang seks dari media cetak ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 28
26. Bila Pernah, media cetak jenis apa ?

No Media cetak Pernah membaca Jika pernah berapa kali


dlm 2 minggu terakhir kali

Ya Tidak <3 kal 3 kali >3kali

1 Buku/Komik

2 Majalah/Novel

3 Foto-foto

4 Koran/Tabloid

5 Lainnya,
Tuliskan
………………

27. Bersama siapa kamu pada saat memperoleh informasi tentang seks media cetak ?
A. Sendirian D. Dengan kakak/adik
B. Bersama pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Dengan teman
28. Apakah kamu pernah mendapat informasi tentang seks dari media elektronik ?
A. Ya B. Tidak Lanjut Ke nomor 31
29. Bila Pernah, media elektronik jenis apa ?

No Media elektronik Pernah membaca Jika pernah berapa kali


dlm 2 minggu terakhir kali

Ya Tidak <3 kal 3 kali >3kali

1 Radio

2 Televisi

3 VCD/DVD/
Video/Film

4 Internet

5 Lainnya,
Tuliskan
………………

30. Bersama siapa kamu pada saat memperoleh informasi tentang seks media elektronik ?
A. Sendirian D. Dengan kakak/adik
B. Bersama pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Dengan teman
31. Apakah kamu pernah punya pacar ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 32
32. Umur berapa kamu pertama kali berpacaran ? …………….. tahun
33. Sudah berapa kali kamu memiliki pacar ? (termasuk yang saat ini) …………… kali
34. Apakah sekarang kamu punya pacar ?
A. Ya B. Tidak Lanjut ke nomor 38
35. Berapa lama rata-rata pertemuan kamu dengan pacar yang terakhir/sekarang? …… jam
dalam seminggu
36. Jika waktu pertemuan dengan pacar kamu <5 jam/minggu, maka kondisi yang
menyebabkan
adalah :
A. Pacar kamu bekerja D. Kesibukan sekolah
B. Dilarang orang tua E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Pacar kamu di luar kota/negara dan berkunjung hanya pada waktu-waktu tertentu
37. Dimana biasanya kamu dan pacar kamu menghabiskan waktu bersama ?
A. Sekolah D. Mobil, keliling tanpa tujuan pasti
B. Rumah kamu/pacar E. Lain-lain, sebutkan ………………………
C. Rumah makan/mal/biosop/kafe
38. Apakah kamu pernah melakukan hal dibawah ini dengan teman lawan jenis (pacar kamu
atau bukan pacar kamu) :

N Keterangan Pernah Tidak


o pernah

1 bulan 6 bulan >6 bulan


terakhir terakhir terakhir

1 Mengobrol

2 Nonton film berdua

3 Jalan-jalan berdua

4 Berpegangan tangan

5 Berpelukan

6 Cium pipi

7 Cium bibir

8 Cium mulut (dengan memainkan


lidah)

9 Mencium leher

10 Saling bersentuhan/menempelkan alat


kelamin dengan memalai palaian atau
tanpa pakaia

11 Meraba-raba bagian tubuh yang


sensitive

12 Hubungan seks (Making


Love/Memasukkan alat kelamin)

39. Apakah kamu pernah melakukan hubungan seks ?


A. Ya Lanjut ke nomor 40
B. Tidak Lanjut ke nomor 44
40. Siapa yang mengajak duluan ?
A. Pihak laki-laki
B. Pihak perempuan
C. Dua-duanya
Lingkari nomor jawaban sesuai dengan keadaan kamu, Jawaban boleh lebih dari satu:
41. Mengapa kamu melakukannya

No Keterangan

1 Untuk mengungkapkan kasih sayang dengan pacar

2 Agar pacar tetap setia

3 Takut di tinggal pacar

4 Untuk dapat pengalaman

5 Untuk mendapatkan imbalan

6 Terangsang karena di rayu pasangan

7 Ingin tahu/coba-coba

8 Dibujuk dengan diberi uang

9 Di paksa oleh pasangan

10 Terjadi begitu saja

11 Lain-lain, sebutkan ………………

42. Dengan siapa kamu melakukannya ?

No Keterangan

1 Teman

2 Pacar

3 PSK / Laki-laki iseng

4 Tante/om

5 lainya…. . .
43. Dimana kamu melakukan hubungan seks tersebut ?

No Keterangan

1 Rumah

2 Hotel/Motel

3 Tempat Rekreasi

4 Rumah pasangan

5 Tempat kost kamu / pasangan

6 Sekolah/Asrama

7 Lokalisasi / tempat hiburan

8 Panti pijat

9 Lain-lain, sebutkan ………

44. Apakah kamu pernah melakukan onani/masturbasi/mencari kenikmatan seksual sendiri ?


A. Ya Lanjut ke nomor 45
B. Tidak Lanjut ke nomor 46
45. Bila ya, berapa kali kamu mekakukannya dalam 1 bulan terakhir ? …….. kali
46. Beri tanda checklist (√) pada kolom pilihan kamu :

No Pernyataan Sangat tidak Tidak Setuju Sangat


setuju setuju setuju

1 Hubungan seks boleh dilakukan


sebelum menikah asalkan suka sama
suka

2 Setiap orang berhak melakukan


hubungan seks dengan siapa saj

3 Setiap orang berhak melakukan


hubungan seks berganti-ganti
pasangan

4 Jika sudah akrab hubungan seks


boleh dilakukan

5 Hubungan seks boleh dilakukan jika


menggunakan alat mencegah
kehamilan (alat kontrasepsi)

6 Remaja tidak boleh melakukan


hubungan seks

7 Buku yang mengandung pornografi


perlu di jual bebas

8 Film yang mengandung pornografi


perlu di jual bebas

9 Perempuan dan laki-laki harus


menunggu dewasa dan menikah dulu
sebelum melakukan hubungan
seksual

10 Tindakan aborsi/pengguguran
kandungan adalah dosa

11 Pendidikan tentang kesehatan


reproduksi tidak perlu disampaikan di
sekolah secara formal

12 Remaja boleh melakukan


onani/masturbasi

13 Hubungan seks sebelum menikah


merupakan tkamu pergaulan modern

14 Hubungan seks sebelum menikah


adalah dosa bagi agama yang kamu
anut

15 Ciuman, belaian, dan pelukan dari


seorang pacar adalah ungkapan
sayang

16 Untuk menjaga keutuhan hubungan,


saya tidak akan menghindari bila
pacar melakukan perabaan pada
daerah erogen/erotis

17 Melakukan petting (saling


menempelkan alat kelamin) dengan
memakai pakaian atau tanpa pakaian
tidak akan menyebabkan kehamilan

18 Hubungan seks (memasukkan alat


kelamin antara laki-laki dan
perempuan) hanya satu kali
saja tidak akan menyebabkan
kehamilan
47. Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di
bawah ini benar dan pada
kolom huruf (S) apabila pernyataan salah :

No Pernyataan Benar Salah

1 Ciri-ciri seks primer dan


sekunder pada remaja
laki-laki adalah mimpi
basah, pinggul
menyempit, petumbuhan
rambut disekitar alat
kelamin, ketiak, dada,
tangan, dan kak

2 Ciri-ciri seks primer pada


remaja perempuan adalah
mengalami menarche
(menstruasi)

3 Menstruasi adalah
peristiwa keluarnya cairan
darah dari alat kelamin
perempuan berupa
luruhnya lapisan dinding
dalam rahim yang banyak
mengandung darah

4 Perkembangan fisik organ


seksual pada laki-laki
maupun pada perempuan
menyebabkan perubahan
perilaku seksual remaja
secara keseluruhan.

5 Perkembangan organ
seksual mempunyai
pengaruh kuat dalam
minat remaja terhadap
lawan jenis.

6 Fungsi seksual remaja


laki-laki lebih cepat
matang dari pada remaja
perempuan.

7 Remaja perempuan
cenderung mempunyai
perilaku seks yang
agresif, terbuka, gigih,
terang-terangan, serta
lebih sulit menahandiri
dibandingkan remaja laki-
laki.

8 Perilaku seksual adalah


segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat
seksual baik yang
dilakukan sendiri, dengan
lawan jenis maupun
sesama jenis.

9 Menggesekkan atau
menempelkan alat
kelamin laki-laki dan
perempuan tidak akan
menyemabkan kehamilan

10 Berciuman atau berenang


di kolam renang yang
tercemar ”sperma” bisa
mengakibatkan
kehamilan.

11 Masturbasi (onani) bukan


salah satu bentuk perilaku
seks pranikahyg beresiko

12 Perasaan tertarik,
berkencan, berpegangan
tangan, dengan pacar
bukan salah satu bentuk
perilaku seks pranikah.

13 Melakukan hubungan
seks hanya sekali tidak
akan menyebabkan
kehamilan.

14 Dampak psikologis dari


perilaku seksual pranikah
pada remaja diantaranya
perasaan marah, takut,
cemas, depresi, rendah
diri, bersalah dan berdosa

15 Kehamilan tidak
diinginkan dan aborsi
merupakan salah satu
dampak perilaku seks
pranikah.

16 IMS dan HIV/AIDS


merupakan salah satu
penyakit akibat dari
perilaku seks pranika

17 Berganti-ganti pasangan
seks tanpa menggunakan
kondom dapat tertular
IMS, HIV dan AIDS

-SELESAI-
TERIMA KASIH ATAS PASTISIPASI KAMU

Anda mungkin juga menyukai