OLEH:
PEMBIMBING:
PUSKESMAS KWANDANG
KABUPATEN GORONTALO UTARA
PROVINSI GORONTALO
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE NOVEMBER 2021 – NOVEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Remaja
Definisi mengenai batas usia remaja sendiri sangat beragam.
Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO),
batas usia remaja adalah 10-19 tahun, tapi juga ada istilah ‘anak muda’
dengan rentang usia 15-24 tahun. Sementara itu menurut penelitian yang
diterbitkan jurnal The Lancet, batas usia remaja adalah 10-24 tahun atau
setara dengan anak muda versi WHO. Kesimpulan riset ini berdasarkan
kriteria bahwa remaja adalah orang yang berada pada masa transisi, dan
belum menikah atau memiliki tanggungan hidup apapun. Remaja juga
dapat dibagi menjadi early (10-14 tahun), middle (15-17 tahun), dan late
(18-19-tahun).
Perilaku Remaja jaman sekarang berbeda jauh dengan dengan
remaja jaman dulu yang malu-malu dan takut dengan norma-norma dan
aturan agama. Pergaulan bebas di jaman sekarang sudah bukan hal yang
dianggap tabu lagi bagi kalangan remaja. Sungguh merupakan hal yang
tidak bisa dipersalahkan lagi, karena remaja-remaja sekarang tidak mau
dianggap ketinggalan jaman dan lebih menyukai trend mode dan
mengikuti alur jaman yang semakin maju dan semakin bebas.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free
sex). Hal ini disebabkan karena terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman
masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita.
Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan
lemahnya benteng keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya
asing tanpa penyeleksian yang ketat. Kita telah mengetahui bahwa
sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan
yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya
bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama
dan Pancasila.
Menurut survey KPAI, banyak remaja Indonesia sudah melakukan
pacaran pertamanya kala usia mereka 12 tahun. Usia ini adalah usia rata-
rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran. Menurut survei kesehatan
reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan
penelitian yang dilakukan 10 tahun lalu. Sekitar 92 persen remaja yang
berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen yang saling
berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk
saling meraba (petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu
untuk dilakukan. Fakta dari KPAI pun menyebutkan, sekitar 21,2 persen
remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Ada perbedaan antara
gaya pacaran remaja jaman sekarang dengan jaman dulu. Remaja saat ini
lebih permisif untuk melakukan apa pun. Semua aktivitas itu yang
akhirnya memengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh. Seks bebas
ini ternyata membuat angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja
meningkat tajam.
Seks sudah bukan merupakan hal tabu bagi para generasi muda kita.
Sex bebas bukan dilakukan tanpa sengaja, tapi semua berasal dari niat dan
kemauan dari masing-masing individu. Sex adalah kebutuhan, sex itu
menyehatkan, sex juga ibadah. Tapi itu semua berlaku pada mereka yang
telah resmi menikah, bukan pada mereka yang masih berpacaran. Pada
awalnya mereka yang terjebak pada seks bebas mungkin hanya sekedar
dimulai lewat pandangan. Dari pandangan dan juga kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja itulah, mereka terjebak
dalam ruang lingkup pergaulan bebas yang semakin merajalela.
Dalam rangka menumbuh kembangkan perilaku hidup sehat bagi
remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan
informasi yang benar serta kesepahaman bersama akan pentingnya
kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka dalam
menentukan pilihan masa depannya. Pengetahuan juga merupakan faktor
kekuatan terjadinya perubahan sikap Baron, 2003). Pengetahuan dan sikap
akan menjadi landasan terhadap pembentukan moral remaja sehingga
dalam diri seseorang idealnya ada keselarasan yang terjadi antara
pengetahuan dan sikap, dimana sikap terbentuk setelah terjadi proses tahu
terlebih dahulu (Suryani dkk, 2006).
2.3 Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada wanita pubertas ditandai
dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai
dengan mimpi basah. Pubertas pada perempuan ditandai dengan terjadinya
menstruasi. Menstruasi pertama pada remaja perempuan disebut dengan
menarche. Siklus menstruasi setiap orang berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti stres, penyakit, olahraga berat
dan lain-lain, tetapi umumnya terjadi selama 28-35 hari. Pubertas pada
laki-laki ditandai dengan terjadinya mimpi basah. Hal ini menandakan
seorang laki-laki sudah mampu bereproduksi. Mimpi basah berarti saat
seorang anak laki-laki mengalami ejakulasi pertamanya saat tidur malam
(dalam keadaan tidak sadar).
Masa puber adalah masa dimana seseorang mengalami perubahan
struktur tubuh: dari anakanak menjadi dewasa. Masa pubertas ditandai
dengan kematangan organ-organ reproduksi, baik organ reproduksi primer
(produksi sperma, sel telur) maupun sekunder (kumis, rambut kemaluan,
payudara, dll). Awal masa puber berkisar antara 13-14 tahun pada laki-
laki, dan 11-12 tahun pada perempuan (lebih cepat daripada lakilaki).
Pubertas berakhir sekitar umur 17-18 tahun. Batasan umur ini tidak mutlak
karena kondisi tubuh masingmasing orang berbeda-beda. Ada laki-laki
atau perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat, ada yang
terlambat. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah gizi,
lingkungan keluarga, dll. Karena perubahan yang terjadi banyak dan cepat,
perasaan dan emosi remaja akan terpengaruh (lihat perubahan psikologis).
Hal- hal yang terjadi pada masa pubertas yaitu :
a. Tubuh mengalami perubahan kerja hormon
b. Perubahan terjadi karena hypothalamus (pusat pengendali utama 51
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi Calon Konselor Sebaya
otak) bekerja sama dengan kelenjar bawah otak mengeluarkan hormon-
hormon tertentu, antara lain hormon estrogen dan testosteron.
c. Pada perempuan, yang dominan adalah hormon estrogen dan pada laki-
laki yang dominan adalah hormon testosteron. Pada perempuan,
hormon estrogen membuat seorang anak perempuan memiliki sifat
kewanitaan setelah remaja. Sedangkan hormon progesteron efeknya
yang utama adalah melemaskan otototot halus, meningkatkan produksi
zat lemak di kulit, mempertebal dinding di dalam rahim dan
merangsang kelenjar-kelenjar agar mengeluarkan cairan pemupuk bagi
sel telur yang dibuahi. Pada laki-laki, hormon testosteron dihasilkan
oleh kelenjar prostat. Hormon ini ada di dalam darah dan
mempengaruhi alatalat dalam tubuh serta menyebabkan terjadinya
beberapa pertumbuhan seks primer.
d. Karena di masa puber hormon-hormon seksual berkembang dengan
pesat, remaja sangat mudah terangsang secara seksual. Pada laki-laki,
reaksi dorongan seks adalah mengerasnya penis (ereksi). Karena belum
stabilnya hormon di dalam tubuh, ereksi bisa muncul tanpa adanya
rangsangan seksual. Kondisi yang sering kali muncul secara tak terduga
ini bisa membuat remaja laki-laki salah tingkah (kebingungan
menyembunyikan tonjolan di celana gara-gara ereksi).
e. Perubahan Fisik
1) Perubahan Fisik Pada Perempuan
Hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif akan
menimbulkan perubahan fisik, seperti tumbuh payudara, panggul
mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau
haid. Di samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar
ketiak dan vagina.
2) Perubahan Fisik Pada Laki-laki
Hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di
sekitar ketiak, kemaluan, wajah (janggut dan kumis), terjadi
perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan
mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu
keluar sebagai mimpi basah.
3) Perubahan Psikologis
Perubahan-perubahan kebutuhan, konflik nilai antara keluarga
dunia luar dan perubahan fisik menyebabkan remaja sangat
sensitif. Remaja jadi sering bersikap irasional, mudah tersinggung,
bahkan stres. Ciri-ciri tingkah laku remaja yang sedang puber :
a) Mulai meninggalkan ketergantungan kepada keluarga dan
ketenangan masa kecil.
b) Butuh diterima oleh kelompoknya.
c) Mulai banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman
sebaya.
d) Mulai mempelajari sikap serta pandangan yang berbeda antara
keluarganya dengan dunia luar (tentang moral, seksualitas, dll).
e) Mulai menghadapi konflik dan harus memutuskan apa saja
norma yang harus diambil dari luar, serta berapa banyak ajaran
orang tuanya yang harus dia tolak.
f) Mulai muncul kebutuhan akan privasi
g) Mulai muncul kebutuhan keintiman dan ekspresi erotik
h) Mulai memperhatikan penampilan
i) Tertarik pada lawan jenis
j) Ingin menjalin hubungan yang lebih dekat pada lawan jenisnya.
2.4 Gender
Gender adalah bentukan sosial dan selalu berubah. Gender
merupakan peranan, perilaku, kegiatan dan nilai-nilai yang dianggap
masyarakat sesuai untuk laki-laki atau perempuan. Sehingga baik laki-laki
atau perempuan harus melakukan peranannya sebagai laki-laki atau
perempuan yang sesuai dengan masyarakatnya (Maskulin dan Feminin).
Gender mengacu pada peran, perilaku, aktivitas, dan atribut yang
dimiliki masyarakat tertentu pada suatu waktu-waktu yang diberikan
dianggap tepat untuk pria dan wanita. Atribut, peluang dan hubungan
sosial dibangun dan dipelajari melalui proses sosialisasi. Di sebagian besar
masyarakat, ada perbedaan dan ketidaksetaraan antara perempuan dan
laki-laki dalam tanggung jawab yang diberikan, aktivitas yang dilakukan,
akses ke dan kontrol atas sumber daya, serta pengambilan keputusan
peluang. Gender adalah bagian dari konteks sosial budaya yang lebih luas,
seperti hal-hal penting lainnya kriteria untuk analisis sosial budaya seperti
kelas, ras, tingkat kemiskinan, kelompok etnis, seksual orientasi, usia, dan
lain-lain.
Tabel 1 (Jumlah Ibu hamil di bawah usia 20 tahun dan Total Ibu Hamil di Kecamatan
Kwandang tahun 2019)
Jumlah Ibu Hamil di
Bulan Total Ibu Hamil
bawah usia 20 tahun
Januari 18 102
Februari 16 118
Maret 27 298
April 35 273
Mei 20 264
Juni 24 387
Juli 13 269
Agustus 38 374
September 14 276
Oktober 36 372
November 21 285
Desember 17 114
Tabel 1 (Jumlah Ibu hamil di bawah usia 20 tahun dan Total Ibu Hamil di Kecamatan
Kwandang tahun 2020)
Jumlah Ibu Hamil di
Bulan Total Ibu Hamil
bawah usia 20 tahun
Januari 8 253
Februari 12 166
Maret 16 264
April 9 117
Mei 27 139
Juni 14 194
Juli 21 282
Agustus 7 176
September 16 198
Oktober 14 107
November 8 126
Desember 15 217
Tabel 1 (Jumlah Ibu hamil di bawah usia 20 tahun dan Total Ibu Hamil di Kecamatan
Kwandang tahun 2021)
Jumlah Ibu Hamil di
Bulan Total Ibu Hamil
bawah usia 20 tahun
Januari 8 206
Februari 13 218
Maret 9 239
April 17 226
Mei 10 167
Juni 7 287
Juli 17 179
Agustus 16 235
September 12 198
Oktober 11 183
November 9 198
Desember 13 224
Jumlah Ibu hamil di bawah Usia 20 tahun tahun 2019-2021
40
35
30
25 2019
2020
20 2021
15
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pemahiran Topik
Follow Up Pendidik
Terkait Kesehatan
Sebaya Generasi 1
Reproduksi
Pembentukan Pendidik
Sebaya Generasi 2
Rincian Kegiatan
1. Persiapan acara
2. Pada tahap ini, yang kami lakukan adalah mempersiapkan proposal,
mencari dan mendekati target peserta, serta mempersiapkan semua
kebutuhan acara.
3. Pertemuan Pertama
Di awal pertemuan para peserta akan berkumpul dalam kelas besar dan
kelas kecil masing-masing untuk membahas tentang pubertas, higiene,
kesehatan reproduksi dan gender. Ditutup dengan melakukan ice breaking
games dan makan bersama.
4. Pertemuan Kedua
Di awal pertemuan para peserta akan berkumpul dalam kelas besar dan
kelas kecil masing-masing untuk membahas tentang perilaku seks,
pernikahan dini dan kehamilan remaja. Ditutup dengan melakukan ice
breaking games dan makan bersama.
5. Follow up
Kegiatan follow up ini akan dilaksanakan dengan melihat perkembangan
kemampuan Pendidik Sebaya Generasi 1 (Peer Educator) secara bertahap
dalam membuat sebuah susunan acara baru dengan menargetkan anak
SMA lainnya dalam pemahiran topik terkait kesehatan reproduksi.
Lembar Kuesioner
Nama : Kelas :
Umur : SMA :