Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Menara Medika JMM 2019

https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AWAL


TERHADAP PERUBAHAN FISIK MASA PUBERTAS PADA MURID KELAS VIII DI
SMP N 1 PLUMBON KABUPATEN CIREBON

Ade Rahayu Prihartini1, Maesaroh Maesaroh2


1,2
Politeknik Kesehatan Bhakti Pertiwi Husada
Jl.Graha Citra Sudarsono No.1 Kesambi, Kota Cirebon

e-mail : nenkdiva@gmail.com1, maesarohnayla77@gmail.com2

ABSTRAK
Pendahuluan: Pengetahuan remaja terhadap reproduksi manusia masih rendah. Pengetahuan remaja terhadap ciri-ciri
akil baligh laki-laki masih terpaku pada perubahan fisik. Metodologi: Pendekatan yang digunakan adalah Cross
Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel dengan menggunakan rumus Slovin, berdasarkan perhitungan sampel maka jumlah sampel
ditentukan sebanyak 78 responden. Hasil: Tingkat pengetahuan remaja awal memiliki hubungan yang signifikan
terhadap perubahan fisik masa pubertas, ini didapat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa t hitung 5,637 > ttabel
3,841 dan nilai p 0,037 < α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak perubahan fisik yang terjadi pada
masa pubertas maka semakin baik tingkat pengetahuan remaja awal. Sikap remaja awal memiliki hubungan yang
signifikan terhadap perubahan fisik masa pubertas, ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan
bahwa thitung 5,968 > ttabel 3,841 dan nilai p 0,026 < α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas semakin baik pula sikap remaja awal. Tingkat pengetahuan dengan
sikap remaja awal memiliki hubungan yang signifikan terhadap perubahan fisik masa pubertas. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung 4,503 > Ftabel 3,119. Kesimpulan:
Sehingga diharapkan remaja dapat meningkatkan pengetahuan terutama tentang kesehatan reproduksi baik dari
sekolah, maupun lingkungan sosial dengan cara menggali informasi dari berbagai sumber seperti orang tua, guru,
maupun petugas kesehatan.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, perubahan fisik remaja

ABSTRACT
Introduction: Adolescent's knowledge of human reproduction is still low. Adolescent knowledge of the
characteristics of male adulthood is still fixated on physical changes. Methodology: The approach used is cross
sectional, which is a study to study the dynamics of the correlation between risk factors and effects, by approaching,
observing or collecting data at once. In this study, the authors took samples using the Slovin formula, based on the
sample calculation, the sample size was determined as many as 78 respondents. Results: The level of knowledge of
early adolescents has a significant relationship with physical changes during puberty, this is obtained from the
results of the analysis which shows that tcount 5,637> ttable 3,841 and p value 0.037 <α 0.05, it can be concluded
that the more physical changes that occur during puberty, the better the level of knowledge of early adolescents. The
attitude of early adolescents has a significant relationship with physical changes during puberty, this can be proven
by the results of the analysis which show that tcount 5,968> ttable 3,841 and p value 0.026 <α 0.05, it can be
concluded that the more physical changes that occur at puberty the better the early adolescent attitude. The level of
knowledge with early adolescent attitudes has a significant relationship with physical changes at puberty. This can
be proven by the results of the analysis which show that the value of Fcount 4.503> Ftable 3.119. Conclusion: So it
is expected that adolescents can increase knowledge, especially about reproductive health, both from school and the
social environment by gathering information from various sources such as parents, teachers, and health workers.

Keywords: knowledge, attitudes, adolescent physical change

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 1


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

PENDAHULUAN negara terbelakang mencapai 41 %


Menurut definisi Organisasi Dunia (Population Reference Bureau, 2012).
(WHO), remaja (adolescence) adalah (Sonyaruri & Darwin, 2013)
mereka yang berusia 10-19 tahun. Di Indonesia, menurut daata BPS
Sementara PBB menyebut anak muda 2006 satu dari lima orang tergolong dalam
(youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kelompok umur 15-24 tahun. Dalam jumlah
kemudian disatukan dalam terminologi absolut, mereka meningkat dari 35 juta pada
kaum muda (young people) yang mencakup tahun 1980 menjadi lebih dari 42,4 juta pada
usia 10-24 tahun. Masa-masa remaja sering tahun 2007 (Sonyaruri & Darwin, 2013)
berhubungan dengan pertumbuhan, Pada tahun 2007, 21,4 juta penduduk
perubahan, dan Kesehatan munculnya berumur 15-19, dan 21,1 juta berumur 20-24
berbagai kesempatan terhadap risiko (BPS,BKKBN, Depkes, dan Macro
kesehatan reproduksi (Emilia & Wahyuni, International, 2008). Data BPS tahun tahun
2009) (Prihartini & Rosidah, 2020). 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun
Pada masa remaja terjadi perubahan sangat besar yaitu sekitar 64 juta atau 27,6
fisik secara cepat yang tidak seimbang % dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak
dengan perubahan kejiwaan. Hal ini sangat 237,6 juta jiwa (Sonyaruri & Darwin, 2013).
membingungkan remaja terutama pada Proporsi wanita dan pria belum
remaja awal karena terdapat perubahan- kawin yang mengetahui bahwa pertumbuhan
perubahan yang terjadi pada drinya baik buah dada merupakan salah satu tanda
perubahan fisik maupun perubahan perubahan fisik wanita pada masa pubertas
psikologis, oleh karena itu remaja sangat meningkat dari 72% pada SDKI 2012
memerlukan bimbingan dan dukungan dari menjadi 78% pada SDKI 2017 untuk wanita
lingkungan di sekitarnya terutama dan pada SDKI 2012 menjadi 60% pada
lingkungan di keluarga. Dalam lingkungan SDKI 2017 untuk pria. hal ini seiring
tertentu, masa remaja bagi anak laki-laki dengan turunnya presentase wanita dari 5%
merupakan saat diperolehnya kebebasan. pada SDKI 2012 menjadi 2% pada SDKI
Sementara untuk remaja perempuan saat 2017, untuk pria dari 20% pada SDKI 2012
dimulainya segala bentuk keterbatasan, menjadi 17% pada SDKI 2017. 28% wanita
terutama apabila terdapat campur tangan mendapat haid pertama pada umur 13 tahun
keluarga dalam menentukan sikap. dan 27% pria mengalami mimpi basah untuk
Berbagai survey dan penelitian yang pertama kalinya pada umur 14 tahun
telah dilakukan menunjukkan bahwa (BKKBN et al., 2017).
penduduk remaja memiliki jumlah yang Dalam laporan SDKI BKKBN tahun
sangat banyak dan sebagian besar remaja 2015 Presentasi remaja yang mengetahui
masih memiliki tingkat pengatahuan yang mimpi basah sebagai ciri-ciri akil balligh
rendah mengenai kesehatan reproduksi. rendah, yaitu untuk remaja perempuan
Data World Population Data Sheet sebesar 13,8 % dan 26,8 % untuk laki-laki.
tahun 2012 menunjukkan bahwa persentase Ciri akil baligh pada perempuan yang
penduduk usia kurang dari 15 tahun di dunia menonjol adalah menstruasi. Presentase
adalah mencapai 26% (1,82 milyar) dari remaja yang menyebutkan menstruasi
total jumlah penduduk dunia secara sebagai ciri akil baligh perempuan yaitu
keseluruhan yang mencapai 7 milyar. Di 69,9 % untuk remaja perempuan dan untuk
negara maju jumlah penduduk usia kurang remaja laki-laki sebesar 36,5 %. Selain itu,
dari 15 tahun mencapai 16 %, di negara pengetahuan remaja terhadap masa subur
sedang berkembang mencapai 61 % dan di masih sangat rendah, yaitu remaja laki-laki

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 2


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

sekitar 10 % yang menjawab secara tepat, menyebutkan pertumbuhan payudara (58%),


sedangkan remaja perempuan sekitar 15 %. diikuti dengan mulainya haid (43%).
(Aini, 2011). Terdapat satu hal yang menarik untuk
Transformasi intelektual yang khas dicatat, yakni bahwa hanya sedikit
dari cara berpikir remaja ini responden yang menyebutkan peningkatan
memungkinkannya untuk mencapai integrasi gairah seks sebagai salah satu tanda
dalam hubungan sosial orang dewasa, yang perubahan fisik pada remaja perempuan (4%
kenyataannya merupakan ciri khas yang oleh wanita dan 3% oleh pria) maupun laki-
umum dari periode perkembangan ini laki (4% oleh wanita dan 6% oleh pria)
(Hurlock, 2003) (Maesaroh & Rachman, (BKKBN, 2013) (Afriani & Hadidjah, n.d.).
2020) Pengetahuan tentang perubahan fisik
Pada usia remaja memungkinkan sangat penting diketahui remaja karena
untuk mengakses berbagai macam akses remja awal merupakan tahap yang sangat
berbagai macam informasi termasuk yang
sensitif, akibat perubahan dari masa anak ke
menyajikan adegan seksual secara implisit.
masa remaja yang merupakan masa
Media yang ada, baik elektronik maupun
terjadinya perubahan-perubahan seperti
media cetak contohnya, kerap kali
menyuguhkan sajian-sajian yang terlalu dini perubahan fisik maupun psikologis. Oleh
ataupun tidak layak dikonsumsi bagi anak- karena itu keluarga khususnya dan
anak dan remaja. Seringkali kita liuhat umumnya di sekitar tempat tinggal,
pemberitaan-pemberitaan tentang lingkungan sekolah, termasuk petugas
meningkatknya angka seks bebas di kalangan kesehatan sangat penting memberikan
remaja, salah satunya disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
mudahnya akses para remaja ini ke hal-hal remaja terutama pada perubahan fisiologis
berbau pornografi (Maesaroh & Rachman, masa pubertas.
2020) Apabila remaja awal tersebut tidak
Hasil SDKI-R tahun 2012 atau kurang dibekali pengetahuan kesehatan
menunjukkan bahwa belum semua remaja reproduksi maka tidak akan menutup
memiliki pengetahuan tentang perubahan kemungkinan terjadinya penyimpangan-
fisik yang dialami. Perubahan fisik pada penyimpangan sikap pada setiap remaja
remaja laki-laki yang paling sering seperti rasa bingung, cemas, kurang percaya
disebutkan oleh responden wanita adalah diri, serta menarik diri dari teman-teman
perubahan suara (69%), sedangkan sebaya yang belum mengalami perubahan
perubahan fisik pada remaja laki-laki yang fisik tersebut.
paling sering disebutkan oleh responden pria
adalah pertumbuhan rambut di wajah, BAHAN DAN METODE
sekitar alat kelamin, ketiak, dada, kaki atau Pendekatan yang digunakan adalah
lengan (50%). Sementara itu, perubahan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk
fisik remaja laki-laki yang paling jarang mempelajari dinamika korelasi antar faktor-
disebutkan adalah puting susu mengeras. faktor resiko dengan efek, dengan cara
Pada remaja perempuan, perubahan fisik pendekatan, observasi atau pengumpulan
yang paling sering disebutkan oleh data sekaligus pada suatu saat (point time
responden wanita adalah mulai haid (83%), approach) artinya setiap subjek penelitian
diikuti dengan pertumbuhan payudara hanya di observasi sekali saja dan
(73%). Responden pria mempunyai pola pengukuran dilakukan terhadap status
sebaliknya, mereka lebih cenderung karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 3


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

Populasi adalah keseluruhan objek Tabel 1


penelitian atau objek yang diteliti Pengetahuan Remaja Awal terhadap
(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini Perubahan Fisik Masa Pubertas pada
yang menjadi populasi adalah seluruh murid Murid Kelas VIII
kelas VIII SMP N 1 Plumbon sebanyak 361
orang. Dalam penelitian ini penulis Pengetahuan F %
mengambil sampel dengan menggunakan Baik 61 78,21
rumus Slovin, berdasarkan perhitungan Cukup 17 21,79
sampel maka jumlah sampel ditentukan Kurang 0 0
sebanyak 78 responden. Jumlah 78 100
Agar sampel penelitian ini dapat
mewakili dari seluruh populasi maka penulis
menggunakan teknik Cluster Sampling. Berdasarkan diagram di atas
Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari menggambarkan bahwa pengetahuan
unit atau individu, tetapi terdiri dari remaja awal terhadap perubahan fisik
kelompok atau gugusan (cluster). masa pubertas pada murid kelas VIII
Pengambilan sampel gugus, peneliti tidak dengan kategori pengetahuan baik
mendaftar semua anggota atau unit yang sebanyak 61 orang (78,21%),
berada di dalam populasi, tetapi cukup pengetahuan cukup sebanyak 17 orang
mendaftar banyaknya kelompok atau gugus (21,79%) dan pengetahuan kurang
yang ada di dalam populasi itu. Kemudian sebanyak 0 orang (0%).
mengambil beberapa sampel berdasarkan
gugus-gugus tersebut (Notoatmodjo, 2012). 2. Sikap Remaja Awal Terhadap
Perubahan Fisik Masa Pubertas pada
Murid Kelas VIII
Untuk mengetahui hasil penelitian
HASIL
Dari hasil penelitian yang telah Sikap Remaja Awal terhadap Perubahan
dilaksanakan, mengenai pengetahuan dan Fisik Masa Pubertas pada Murid Kelas
sikap remaja awal terhadap perubahan fisik VIII disajikan dalam tabel sebagai
masa pubertas pada murid kelas VIII di berikut :
SMP N 1 Plumbon Kabupaten Cirebon Tabel 2
dengan jumlah 78 responden. Pengetahuan Sikap Remaja Awal terhadap
dan sikap remaja awal terhadap perubahan Perubahan Fisik Masa Pubertas
fisik masa pubertas diuraikan dalam bentuk pada Murid Kelas VIII
tabel dan narasi sebagai berikut: Sikap F %
Positif 54 69,23
1. Pengetahuan Remaja Awal Terhadap Negatif 24 30,77
Perubahan Fisik Masa Pubertas pada Jumlah 78 100
Murid Kelas VIII
Untuk mengetahui hasil penelitian Berdasarkan diagram di atas
Pengetahuan Remaja Awal terhadap menggambarkan bahwa sikap remaja
Perubahan Fisik Masa Pubertas pada awal terhadap perubahan fisik masa
Murid Kelas VIII disajikan dalam tabel pubertas pada murid kelas VIII dengan
sebagai berikut : kategori positif sebanyak 54 orang
(69,23%) dan negatif sebanyak 24 orang
(30,77%).

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 4


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

3. Perubahan Fisik Masa Pubertas pada masa pubertas pada murid kelas VIII
Murid Kelas VIII dengan kategori terdapat perubahan
Untuk mengetahui hasil penelitian fisik sebanyak 71 orang (91,03%) dan
Perubahan Fisik Masa Pubertas pada tidak terdapat perubahan fisik sebanyak
Murid Kelas VIII disajikan dalam tabel 7 orang (8,97%).
sebagai berikut :
4. Hubungan antara Tingkat
Tabel 3 Pengetahuan Remaja Awal terhadap
Perubahan Fisik Masa Pubertas Perubahan Fisik Masa Pubertas pada
pada Murid Kelas VIII Murid Kelas VIII
Perubahan Untuk mengetahui hasil penelitian
F %
Fisik Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
Terdapat 71 91,03 Remaja Awal terhadap Perubahan Fisik
Tidak Terdapat 7 8,97 Masa Pubertas pada Murid Kelas VIII
disajikan dalam tabel uji crosstab
Jumlah 78 100 sebagai berikut :
Berdasarkan diagram di atas
menggambarkan bahwa perubahan fisik
Tabel 4
Hasil Uji Chi Square Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Terhadap
Perubahan Fisik Masa Pubertas
Perubahan Fisik
Total
Ya Tidak
F % F % F %
Pengetahuan Baik 58 95,08 3 4,92 61 100
Cukup 13 76,5 4 23,5 17 100
Jumlah 71 91,02 7 8,98 78 100
p value 0,037
Untuk mengetahui hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis uji chi Hubungan antara Sikap Remaja Awal
square menunjukkan bahwa tingkat terhadap Perubahan Fisik Masa
pengetahuan memiliki hubungan yang Pubertas pada Murid Kelas VIII di SMP
signifikan terhadap perubahan fisik N 1 Plumbon Kabupaten Cirebon
masa pubertas. Hal ini bisa dibuktikan disajikan dalam tabel uji tabel uji
2
dengan hasil analisis nilai X hitung 5,637 crosstab sebagai berikut :
> X2tabel 3,841 atau nilai P 0,037 < α
0,05.

5. Hubungan antara Sikap Remaja


Awal terhadap Perubahan Fisik
Masa Pubertas pada Murid Kelas
VIII

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 5


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

Tabel 5
Hasil Uji Chi Square Hubungan antara Sikap Terhadap
Perubahan Fisik Masa Pubertas

Perubahan Fisik
Total
Ya Tidak
F % F % F %
Sikap Positif 52 96,3 2 3,7 54 100
Negatif 19 79,2 5 20,8 24 100
Jumlah 71 91,02 7 8,98 78 100
p value 0,026

Berdasarkan hasil analisis uji chi Sum of Mean


Model df F Sig.
square menunjukkan bahwa sikap Squares Square
remaja awal memiliki hubungan yang Regress
.683 2 .342 4.503 .014a
ion
signifikan terhadap perubahan fisik
1 Residua
masa pubertas. Hal ini bisa dilihat dari l
5.689 75 .076

nilai X2hitung 5,968 > X2tabel 3,841 atau Total 6.372 77


nilai P 0,026 < α 0,05. a. Predictors: (Constant), sikap,
pengetahuan
b. Dependent Variable:
6. Hubungan antara Tingkat Pfisik
Pengetahuan dengan Sikap Remaja
Awal terhadap Perubahan Fisik
Berdasarkan uji korelasi ganda,
Masa Pubertas
diperoleh nilai R sebesar 0.372. hal ini
Untuk mengetahui hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Hubungan antara Pengetahuan dengan
antara tingkat pengetahuan dengan sikap
Sikap Remaja Awal terhadap Perubahan
terhadap perubahan fisik masa pubertas
Fisik Masa Pubertas disajikan dalam
dan nilai R square sebesar 0,107, hal ini
tabel uji korelasi ganda sebagai berikut :
menunjukkan bahwa persentasi pengaruh
Tabel 6
Uji Korelasi Ganda Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap sebesar
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap 10,7%. Sedangkan F hitung 4,503 > F
Remaja Awal Terhadap Perubahan tabel 3,119 maka Ho ditolak, artinya ada
Fisik Masa Pubertas pengaruh secara signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap secara
Model Summaryb
bersama-sama terhadap perubahan fisik
Std. Error
Model R
R Adjusted
of the
Durbin- masa pubertas.
Square R Square Watson
Estimate
1 .327a .107 .083 .27541 2.326 PEMBAHASAN
ANOVA D
1. Tingkat Pengetahuan Remaja Awal
terhadap Perubahan Fisik Masa
Pubertas
Berdasarkan hasil penelitian, seperti
terlihat pada diagram 1 dapat diketahui
bahwa dari 78 remaja awal yang diteliti,
sebanyak 61 remaja awal atau 78,21 %

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 6


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

mempunyai tingkat pengetahuan yang pubertas kemungkinan dipengaruhi oleh


baik terhadap perubahan fisik masa pengalaman.
pubertas, 17 responden atau 21,79 % Pengalaman seseorang bisa didapat
mempunyai tingkat pengetahuan cukup dari pengalaman pribadinya maupun
terhadap perubahan fisik masa pubertas, yang dialami oleh orang lain, misalnya
dan tidak ada responden yang memiliki pengalaman yang dialami oleh orang tua,
pengetahuan kurang. saudara, teman dan yang lainnya. Seperti
Berdasarkan hasil analisis uji chi dalam pepatah mengatakan bahwa
square menunjukkan bahwa tingkat pengalaman adalah guru yang terbaik.
pengetahuan memiliki hubungan yang Pepatah ini mengandung arti bahwa
signifikan terhadap perubahan fisik masa pengalaman merupakan sumber
pubertas. Hal ini bisa dibuktikan dengan pengetahuan atau pengalaman itu
hasil analisis nilai X2hitung 5,637 > X2tabel merupakan cara untuk memperoleh
3,841 atau nilai P 0,037 < α 0,05. kebenaran pengetahuan. Perlu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperhatikan bahwa tidak semua
pengetahuan remaja tentang perubahan pengalaman pribadi dapat menuntun
fisik masa pubertas banyak terdapat pada seseorang untuk menarik kesimpulan dari
pengetahuan baik. Tinggi rendahnya pengalaman dengan benar akan tetapi
tingkat pengetahuan seseorang diperlukan berfikir kritis dan logis.
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
internal maupun eksternal. pengalaman pribadi yang mempengaruhi
Pengetahuan adalah hasil pengetahuan remaja tersebut. Hal ini
pengindraan manusia, atau hasil tahu dibuktikan dengan hasil penelitian yang
seseorang terhadap objek melelui indra sudah merasakan terjadinya perubahan
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, fisik masa pubertas baik pada remaja
dan sebagainya). Dengan sendirinya putra maupun remaja putri terdapat 71
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi orang (90,03%). Oleh karena itu dengan
oleh intensitas perhatian dan persepsi kejadian tersebut remaja akan
terhadap objek. Sebagian besar mengetahui bahwa dalam lingkup
pengetahuan seseorang diperoleh melalui kehidupan remaja akan terjadi
indra pendengaran (telinga) dan perubahan˗perubahan dalam dirinya
penglihatan atau mata (Notoatmodjo, sesuai dengan daur kehidupannya.
2010). Disamping faktor pengalaman, faktor
Pengetahuan seseorang sangatlah informasi juga mempunyai peran penting
penting, karena dengan cukup atau dalam peningkatan pengetahuan
banyaknya pengetahuan seseorang maka seseorang.
akan menjadi penentu dalam Melihat paparan tersebut diatas maka
khidupannya. Pengetahuan yang didapat untuk mengimbangi agar tidak terjadi
seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor kesalah pahaman dari arti perubahan fisik
pengaruh atau penyebab. Dalam masa pubertas yang dapat menimbulkan
penelitian ini, pengetahuan remaja kebingungan bagi remaja tersebut maka
tentang perubahan fisik masa pubertas peran informasi sangatlah mendukung.
terdapat 78,21% dalam kategori baik, hal Informasi ini dapat diperoleh secara
ini merupakan kategori pengetahuan yang langsung atau melalui media informasi
terbanyak. Banyaknya remaja yang yang disampaikan dengan baik dan benar
mengetahui tentang perubahan fisik masa tentang perubahan fisik masa pubertas,

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 7


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

maka dapat berdampak terhadap bagi individu yang bersangkutan seperti


penerimaan pengetahuan akan perubahan teori fungsional yang dikemukakan oleh
fisik masa pubertas. Katz yaitu untuk memahami bagaimana
sikap menerima dan menolak perubahan
2. Sikap Remaja Awal terhadap haruslah berangkat dari dasar
Perubahan Fisik Masa Pubertas motivasional sikap itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian, seperti Cara berfikir remaja yang baik akan
terlihat pada diagram 2 dapat diketahui membuat mereka menganggap bahwa
bahwa dari 78 remaja awal yang diteliti, perubahan fisik saat memasuki masa
sebanyak 54 remaja awal atau 69,23 % pubertas merupakan suatu proses yang
mempunyai sikap yang positif terhadap fisiologis dan menjadi sebuah tanda
perubahan fisik masa pubertas dan 24 bahwa seseorang telah memasuki masa
responden atau 30,77 % mempunyai remaja. Hal ini akan menumbuhkan sikap
sikap yang negatif terhadap perubahan yang positif seperti lebih bersikap dewasa
fisik masa pubertas. dan percaya diri dalam menghadapi
Berdasarkan hasil analisis uji chi segala hal walaupun dari segi fisik akan
square menunjukkan bahwa sikap remaja tampak berbeda dengan remaja yang
awal memiliki hubungan yang signifikan belum merasakan perubahan fisik pada
terhadap perubahan fisik masa pubertas. dirinya.
Hal ini bisa dilihat dari nilai X2hitung 5,968 Sedangkan dari hasil penelitian
> X2tabel 3,841 atau nilai P 0,026 < α 0,05. diperoleh bahwa remaja awal yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memiliki sikap negatif terhadap
sikap remaja terhadap perubahan fisik perubahan fisik masa pubertas masih
masa pubertas banyak terdapat pada sikap cukup tinggi. Sama halnya dengan sikap
positif. Baik buruknya sikap seseorang positif, sikap negatif juga sangat
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pola
eksternal. pikir.
Sikap merupakan reaksi atau respon Kesiapan mental seorang remaja
yang masih tertutup dari seseorang dalam menghadapi perubahan dalam
terhadap stimulus atau objek dirinya akan menentukan sikap dari
(Notoatmodjo, 2007). remaja itu sendiri. Remaja yang tidak
Sikap seseorang ditentukan oleh siap dengan perubahan fisik yang terjadi
beberapa hal yaitu, pengetahuan, pikiran, akan merasa kurang percaya diri karena
keyakinan, dan emosi memegang peranan merasa dirinya berbeda dengan teman
penting (Notoatmodjo, 2007). yang belum memasuki masa pubertas
Selain itu, sikap dipengaruhi oleh sehingga remaja tersebut cenderung
faktor ekstrinsik diantaranya adalah memiliki sikap yang negatif baik
lingkungan, pendidikan, ideologi, terhadap diri sendiri maupun lingkungan
ekonomi, politik, dan sebagainya. Di di sekitarnya.
dalam bersikap warna karakter seseorang Melihat paparan diatas maka untuk
akan terlihat (Novita, 2011). menjaga sikap remaja awal agar tidak
Sikap yang dimiliki oleh seorang terjadi penyimpangan akibat adanya
individu merupakan respon sebagai suatu perubahan fisik masa pubertas, harus
penerimaan atau penolakan terhadap ditanamkan pemahaman bahwa
perubahan yang terjadi. Sikap yang perubahan fisik masa pubertas
ditunjukkan ini memiliki fungsi tersendiri merupakan hal yang fisiologis dan pasti

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 8


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

terjadi pada setiap orang hanya waktunya remaja awal yang sudah mengalami
saja yang berbeda. perubahan fisik dipengaruhi oleh hormon.
Perubahan fisik masa pubertas
3. Perubahan Fisik Masa Pubertas pada terjadi saat seseorang memasuki masa
Remaja Awal remaja yaitu mulai usia 10 tahun. Pada
Berdasarkan hasil penelitian, masa pubertas, hormon seksual akan
seperti terlihat pada diagram 3 dapat mulai matang, hal ini akan menyebabkan
diketahui bahwa dari 78 remaja awal terjadinya perubahan fisik pada remaja
yang diteliti, sebanyak 71 remaja awal terutama perubahan alat reproduksi.
atau 90,03% mengalami perubahan fisik Hasil penelitian menunjukan bahwa
masa pubertas dan 8 responden atau perubahan fisik yang terjadi sesuai
9,97% belum mengalami perubahan fisik dengan usia saat responden memasuki
masa pubertas. usia remaja awal. Hal ini dibuktikan hasil
Hasil penelitian menunjukkan penelitian yang sudah merasakan
bahwa banyak remaja awal yang telah terjadinya perubahan fisik masa pubertas
mengalami perubahan fisik masa baik pada remaja putra maupun putri
pubertas. Perubahan fisik yang terjadi terdapat 71 orang (90,03%).
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik Melalui pembahasan di atas maka
internal maupun eksternal. terjadinya perubahan fisik masa pubertas
Perubahan fisik masa pubertas yaitu tidak dapat ditentukan oleh remaja yang
terjadinya perubahan secara biologis bersangkutan melainkan terjadi dengan
yang ditandai dengan organ seks primer sendirinya seiring bertambahnya usia
dan sekunder, dimana kondisi tersebut remaja. Sehingga setiap remaja harus siap
dipengaruhi oleh kematangan hormon saat mulai terjadi perubahan fisik dalam
seksual (Nirwana, 2011). dirinya.
Perubahan fisik yang terjadi pada
masa pubertas disebabkan oleh adanya 4. Hubungan antara Tingkat
kelenjar-kelenjar yang menjadi aktif di Pengetahuan Remaja Awal terhadap
dalam sistem endokrin. Ketika tiba Perubahan Fisik Masa Pubertas
waktunya remaja untuk menjadi dewasa, Berdasarkan hasil penelitian, dari
sebuah hormon yang disebut hormon 78 remaja awal, sebanyak 61 orang atau
pelepas gonadotropin (gonadotropin 78,21% memiliki tingkat pengetahuan
realising hormon/GnRH) akan baik dengan 58 orang atau 74,36%
dikeluarkan oleh kelenjar di bagian otak diantaranya telah mengalami perubahan
yang disebut hypotalamus (Desmita, fisik masa pubertas.
2010). Berdasarkan hasil analisis uji chi
Perubahan fisik masa pubertas square menunjukkan bahwa tingkat
merupakan awal dimulainya masa pengetahuan memiliki hubungan yang
remaja, dimana mulai terjadinya berbagai signifikan terhadap perubahan fisik masa
perubahan dalam diri remaja tersebut, pubertas. Hal ini bisa dibuktikan dengan
baik perubahan bentuk tubuh, organ hasil analisis nilai X2hitung 5,637 > X2tabel
reproduksi, maupun psikologis. Dalam 3,841 atau nilai P 0,037 < α 0,05.
penelitian ini remaja awal yang sudah Hasil penelitian menunjukkan
mengalami perubahan fisik masa bahwa terdapat hubungan yang signifikan
pubertas sebanyak 90,03%. Banyaknya antara tingkat pengetahuan terhadap
perubahan fisik masa pubertas.

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 9


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

Banyaknya perubahan fisik yang terjadi ditunjukkan ini memiliki fungsi tersendiri
pada remaja awal akan diiringi dengan bagi individu yang bersangkutan seperti
baiknya tingkat pengetahuan remaja teori fungsional yang dikemukakan oleh
tersebut. Katz yaitu untuk memahami bagaimana
Remaja yang mengalami perubahan sikap menerima dan menolak perubahan
fisik masa pubertas akan mencari haruslah berangkat dari dasar
informasi atas apa yang terjadi pada motivasional sikap itu sendiri (Novita,
dirinya. Sehingga semakin banyak 2011).
perubahan fisik yang terjadi pada seorang Remaja merupakan penilai bagi
remaja maka orang tersebut akan terus dirinya sendiri, saat terjadi perubahan
mencari informasi tentang perubahan fisik masa pubertas dalam dirinya maka
tersebut. dia akan menunjukkan sikap penerimaan
Informasi yang berisi tentang ataupun penolakan terhadap hal tersebut.
pengetahuan terhadap perubahan fisik Dengan adanya penerimaan atau
masa pubertas dapat diperoleh dari penolakan terhadap perubahan fisik masa
berbagai sumber termasuk dari pubertas, maka hal tersebut akan menjadi
lingkungan sosial, baik dari orang sekitar dasar pembentukan sikap baik sikap
melalui pengalamannya maupun melalui positif maupun sikap negatif.
media sosial.
6. Hubungan antara Tingkat
5. Hubungan antara Sikap Remaja Awal Pengetahuan dengan Sikap Remaja
terhadap Perubahan Fisik Masa Awal terhadap Perubahan Fisik Masa
Pubertas Pubertas
Berdasarkan hasil penelitian, dari Berdasarkan hasil penelitian,
78 remaja awal, sebanyak 54 orang atau tingkat pengetahuan remaja awal berada
69,23% memiliki sikap yang positif pada kategori baik presentase sebanyak
dengan 52 orang atau 66,67% 78,21 %, sikap remaja awal berada pada
diantaranya telah mengalami perubahan kategori positif dengan presentase
fisik masa pubertas. sebanyak 69,23 %, sedangkan remaja
Berdasarkan hasil analisis uji chi awal yang telah mengalami perubahan
square menunjukkan bahwa sikap remaja fisik masa pubertas sebanyak 91,03 %.
awal memiliki hubungan yang signifikan Berdasarkan uji korelasi ganda,
terhadap perubahan fisik masa pubertas. diperoleh nilai R sebesar 0.372. hal ini
Hal ini bisa dilihat dari nilai X2hitung 5,968 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
> X2tabel 3,841 atau nilai P 0,026 < α 0,05. antara tingkat pengetahuan dengan sikap
Hasil penelitian menunjukkan terhadap perubahan fisik masa pubertas
bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan nilai R square sebesar 0,107, hal ini
antara sikap remaja awal terhadap menunjukkan bahwa persentasi pengaruh
perubahan fisik masa pubertas. tingkat pengetahuan dengan sikap sebesar
Banyaknya perubahan fisik yang terjadi 10,7%. Sedangkan Fhitung 4,503 >
pada remaja awal akan diiringi dengan Ftabel 3,119 maka Ho ditolak, artinya
sikap yang positif pada remaja tersebut. ada pengaruh secara signifikan antara
Sikap yang dimiliki oleh seorang tingkat pengetahuan dengan sikap secara
individu merupakan respon sebagai suatu bersama-sama terhadap perubahan fisik
penerimaan atau penolakan terhadap masa pubertas.
perubahan yang terjadi. Sikap yang

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 10


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

Berdasarkan hasil penelitian dapat semakin banyak perubahan fisik yang terjadi
diketahui bahwa terdapat hubungan yang pada masa pubertas semakin baik pula sikap
signifikan antara tingkat pengetahuan remaja awal, serta tingkat pengetahuan
dengan sikap remaja awal terhadap dengan sikap remaja awal memiliki
perubahan fisik masa pubertas. hubungan yang signifikan terhadap
Seorang remaja yang memiliki perubahan fisik masa pubertas. Hal ini dapat
tingkat pengetahuan yang baik akan dibuktikan dengan hasil analisis yang
cenderung memiliki sikap yang positif menunjukkan bahwa nilai Fhitung 4,503 >
dalam mengalami perubahan fisik dalam Ftabel 3,119.
dirinya. Semakin baik pengetahuan Saran
seseorang terhadap perubahan fisik masa Responden diharapkan dapat
pubertas maka semakin positif pula sikap meningkatkan pengetahuan terutama tentang
yang dimiliki orang tersebut dalam kesehatan reproduksi baik dari sekolah,
menghadapi berbagai perubahan fisik maupun lingkungan sosial dengan cara
yang terjadi pada dirinya. menggali informasi dari berbagai sumber
Tingkat pengetahuan dan sikap seperti orang tua, guru, maupun petugas
yang baik dapat dipengaruhi oleh kesehatan, sehingga dapat meningkatkan
beberapa faktor, diantaranya yang paling pemahaman tentang perubahan fisik masa
utama adalah faktor lingkungan. Diawali pubertas dan bisa menyikapi dengan baik
dari lingkungan, pengetahuan dan sikap walaupun terjadi berbagai perubahan fisik
remaja mulai terbentuk. Hal ini akan pada dirinya saat memasuki masa pubertas.
menjadi dasar bagaimana remaja bisa dan bagi petugas dapat menjadikan hasil
menyikapi berbagai persoalan yang ada penelitian sebagai bahan masukan dalam
termasuk menyikapi pertumbuhan psikis kegiatan pendidikan khususnya dalam
dan perubahan bentuk tubuh yang terjadi. bidang UKS dengan cara meningkatkan
bimbingan dan konseling tentang kesehatan
reprodukssi sehingga bisa dijadikan sarana
KESIMPULAN DAN SARAN informasi bagi murid yang merasa memiliki
Kesimpulan masalah dengan perubahan fisik seiring
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan perkembangan masa pubertas.
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingkat pengetahuan remaja awal memiliki
hubungan yang signifikan terhadap KEPUSTAKAAN
perubahan fisik masa pubertas, ini didapat Afriani, K., & Hadidjah, S. (n.d.). Tingkat
dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa Pemahaman Perilaku Seks Bebas Pada
thitung 5,637 > ttabel 3,841 dan nilai p 0,037 < Remaja Laki-Laki Kelas Xi Sma Kolese
α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa De Britto [Universitas Gajah Mada].
semakin banyak perubahan fisik yang terjadi http://etd.repository.ugm.ac.id/home/de
pada masa pubertas maka semakin baik tail_pencarian/68454
tingkat pengetahuan remaja awal, serta sikap Aini, F. (2011). Pengaruh Pendidikan
remaja awal memiliki hubungan yang Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui
signifikan terhadap perubahan fisik masa Media Booklet Terhadap Perubahan
pubertas, ini dapat dibuktikan dengan hasil Pengetahuan dan Sikap Santri tentang
analisis yang menunjukkan bahwa t hitung Kesehatan Reproduksi di Pesantren
5,968 > ttabel 3,841 dan nilai p 0,026 < α Darul Hikmah dan Pesantren Ta’dib
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Syakirin di Kota Medan Tahun 2010

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 11


Jurnal Menara Medika JMM 2019
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN 2723-6862

[Universitas Sumatra Utara]. penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


http://repository.usu.ac.id/handle/12345 Novita, N. (2011). Promosi Kesehatan
6789/22670 dalam Pelayanan Kebidanan. Salemba
BKKBN, BPS, & Kemenkes RI. (2017). Medika.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Prihartini, A. R., & Rosidah. (2020). Faktor-
In BKKBN. Faktor Yang Mempengaruhi
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Pernikahan Usia Muda Di Desa
Cetakan Ke-IV. Bandung: PT. Remaja Gunung Sembung Kecamatan Pagaden
Rosdakarya Offset. Kabupaten Subang. Jurnal Health
https://doi.org/10.1017/CBO97811074 Sains, 1(2), 32–38.
15324.004 http://jurnal.healthsains.co.id/index.php
Maesaroh, M., & Rachman, S. M. (2020). /jhs/article/view/17
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Sonyaruri, S., & Darwin, M. (2013). No
Terhadap Perilaku Seksual Pada Title [Universitas Gajah Mada]. In
Remaja di SMP PGRI Juntinyuat PENGETAHUAN DAN SIKAP
Kabupaten Indramayu. Jurnal Cahaya TENTANG HIV/AIDS DAN PERILAKU
Mandalika, 1(1), 55–62. SEKS PRANIKAH REMAJA PROVINSI
http://ojs.cahayamandalika.com/index.p DIY (Analisis Data SKRRI 2007 dan
hp/JCM/article/view/42 Survei Indikator Kinerja RPJMN
Nirwana, A. B. (2011). Psikologi Kesehatan Program Kependudukan dan KB
Wanita. Nuha Medika. Nasional Indonesia Tahun 2011).
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan https://repository.ugm.ac.id/123175/
& Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi

Jurnal Menara Medika Vol 2 No 1 September 2019 | 12

Anda mungkin juga menyukai