Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusum oleh:
NIKEN PURBORINI
1113139
Diajukan Oleh:
NIKEN PURBORINI
1113139
Tanggal : .......................
Menyetujui :
Penguji, Pembimbing,
Mengesahkan,
a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................................... 5
v
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 46
B. Saran ...................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VII
TENTANG PERUBAHAN FISIK MASA PUBERTAS
DI SMP MUHAMMMADIYAH 1 SENDANGADI
MLATI, SLEMAN, YOGYAKARTA
INTISARI
Niken Purborini1, Eva Putriningrum2
Latar Belakang : Masa pubertas adalah masa terjadinya perubahan fisik, psikis,
dan kematangan organ reproduksi. Dampak remaja bila tidak mengetahui tentang
perubahan fisik masa pubertas menyebabkan remaja merasa tidak normal, konsep
diri yang kurang baik, prestasi rendah, dan penyimpangan seksual. Hasil studi
pendahuluan di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
pada 10 remaja putri kelas VII, 7 diantaranya siswa kurang mengetahui tetang
pubertas, siswa mengalami kecemasan yang berlebih saat pertama mengalami
menstruasi, serta merasa malu saat pertumbuhan payudara sudah membesar
ketika teman yang lainnya belum mengalami.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan remaja putri
kelas VII tentang perubahan fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1
Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Metode Penelitian : Desain Penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi
penelitian SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Populasi penelitian ini 69 remaja putri kelas VII dengan sampel yang digunakan
56 remaja putri. Teknik mengambilan sampel dengan Purposive Sampling.
Analisis data yang digunakan adalah analisa univariat.
Hasil Penelitian : Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang
perubahan fisik masa pubertas dalam kategori cukup yaitu sebanyak 32 responden
(57,1%), kategori baik yaitu sebanyak 18 responden (32,1%) dan kategori kurang
yaitu sebanyak 6 responden (10,7%).
Simpulan : Gambaran tingkat pengetauan remaja putri kelas VII tentang
perubahan fisik masa pubertas sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan
cukup yaitu sebanyak 32 responden (57,1%).
1
Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Program Studi DIII Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogayakarta
xi
THE PICTURE OF KNOWLEDGE LEVEL TEENAGE GIRL CLASS VII
ABOUT PHYSICAL CHANGES PUBERTY IN
SMP MUHAMMADIYAH 1 SENDANGADI,
MLATI, SLEMAN, YOGYKARTA
ABSTRACT
1
Student DIII Midwifery Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer DIII Midwifery Studies Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogayakarta
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deskriptif kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam konferensi
Internasional Kependudukan dan pembangunan (International Conference on
Population and Development/ICPD) adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental
dan sosial yang utuh, tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berhubungan dengan reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya (Aryani,
2012).
Remaja merupakan masa terjadinya proses awal kematangan organ
reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Remaja merupakan
perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Remaja mempunyai sifat yang
unik salah satunya adalah keingintahuan yang tinggi dan selalu meniru apa yang
dilihat kepada keadaan serta lingkungan disekitarnya (Kusmiran, 2012).
Masa pubertas tiap anak terjadi dalam usia yang berbeda. Ada tiga yang
mempengaruhinya, yakni lingkungan, psikis, dan fisik. Perubahan fisik pubertas
dimulai sekitar usia 12 tahun. Perubahan fisik masa pubertas pada remaja adalah
menstruasi, payudara membesar, suara menjadi merdu, tumbuh bulu-bulu
disekitar ketiak dan kemaluan, produksi lemak semakin banyak, berjerawat,
lengan dan tungkai kaki menjadi besar, kulit menjadi lebih kasar (Widyastuti,
2012). Charlotte Bunhler, menyatakan pubertas merupakan fase negatif.
Merupakan fase karena pubertas terjadi dalam jangka waktu pendek. Sedangkan
dikatakan negatif remaja disini dianggap menentang lingkungan (Khairani, 2013).
Kematangan seksual dan perubahan bentuk tubuh berpengaruh pada
kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap
penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang
kurang proposional (Sarwono, 2015). Perubahan cepat ini menyebabkan anak
remaja putri mengalami kebingungan, perasaan yang tidak sesuai kehendak dan
rasa takut. Keadaan ini menyebabkan remaja memperlihatkan tigkah laku negatif
seperti marah-marah dan membangkang (Khairani, 2013).
1
2
untuk kesenangan mereka saja, tidak untuk mencari informasi mengenai masa
remaja dan perubahannya. Dari 10 siswa hanya 8 diantaranya yang sudah dibekali
pengetahuan dari orangtua sejak SD bahwa setiap remaja putri akan mengalami
menstruasi dan perubahan-perubahan lainnya. Guru bimbingan konseling (BK)
juga kurang memberikan bimbingan tentang pubertas sehingga terdapat 1 remaja
putri hamil diluar nikah pada tahun 2015 di SMP Muhammadiyah 1 sendangadi,
Mlati, Serta remaja yang menggalami menstruasi pertama disekolah siswa
mengalami tingkat kecemasan yang berlebih sehingga mengganggu kegiatan
belajar siswa. Hasil wawancara pada kepala sekolah mengatakan bahwa belum
dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik masa
pubertas pada siswa kelas VII.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri kelas VII Tentang Perubahan Fisik Masa Pubertas di SMP Muhammadiyah
1 Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan remaja Putri kelas VII, tentang
perubahan fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.
2. Tujun Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII, tentang
pengertian dan penyebab pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi,
Mlati, Sleman, Yogyakarta.
b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII, tentang Sikap
dan perilaku masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.
4
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi dalam
bidang ilmu kebidanan khususnya pada kesehatan reproduksi remaja tentang
perubahan fisik masa pubertas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Remaja
Dapat dijadikan bahan untuk referansi bagi remaja putri tetang perubahan
fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta.
b. Bagi Tenaga pengajar/guru BK
Dapat dijadikan bahan pengarahan untuk remaja putri tentang perubahan
fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1, Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pengalaman dalam penulian ilmiah tetang gambaran tingkat pengetahuan
remaja putri tentan perubahan fisik masa pubertas
5
E. Keaslian Penelitian
Persamaan
No Nama/Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
/perbedaan
1 Agus Rahmadi Jenis penelitian ini terdapat hubungan Persamaan:
(2014) adalah penelitian antara pengetahuan instrumen
hubungan analitik dengan dengan penyesuaian penelitian,
tingkat rancangan cross diri pada remaja. teknik
pengetahuan sectional, populasi pengambilan
dengan sebanyak 609 siswa, data
penyesuaian diri tehnik pengambilan Perbedaan:
remaja putri sampel Random lokasi, waktu,
menghadapi Sampling sebanyak tehnik
masa pubertas di 100 orang, pengambilan
SMP darul instrumen yang sampel
hijrah putri digunakan
banjarbaru. kuesioner, tehnik
Jurkesia, Vol. pengumpulan data
IV, No 2 Maret menggunakan data
2014 primer, teknik
analisa data
menggunakan chi-
square
2 Ira Daratih dan Desain penelitian Terdapat hubungan Perbedaan:
Sutinah (2014) adalah analitik yang bermakna antara desain
hubungan korelasi untuk tingkat pengetahuan penelitian,
tingkat mengukur hubungan. tentang perubahan instrument
pengetahuan Rancangan fisik dengan sikap penelitian,
perubahan fisik penelitian yang remaja putri usia 13- variable,
dengan sikap digunakan cross 15 tahun dalam tempat
remaja puteri sectional, populasi menghadapi penelitian,
usia 13-15 tahun dalam penelitian perubahan fisik pada
dalam seluruh remaja putri masa pubertas di
menghadapi usia (13-15) tahun SMPN 4 Kertosono
perubahan fisik sebanyak 131 siswa. Kabupaten Nganjuk
pada masa Teknik pengambilan
pubertas sempel
Volume 1 menggunakan simple
6
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2012).
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang
tentang sesuatu. Kemampuan yang paling rendah tetapi tetapi paling
dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali suatu obyek, ide,
prosedur, prinsip, atau teori yang pernah ditemukan dengan pengalaman
tanpa memanipulasinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekanto, 2015).
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
7
8
2. Remaja
a. Pengertian remaja
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, pada masa ini mulai mulai terbentuk perasaan identitas individu,
pencapaian emansipasi dalam keluarga, dan usahanya untuk mendapat
kepercayaan dari ayah dan ibu. Pada masa peralihan tersebut, individu
matang secara fisiologik dan kadang-kandang psikologik (Prawirohardjo,
2011).
Masa Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan persiapan
memasuki masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam
15
3. Pubertas
a. Pengertian Pubertas
Masa pubertas adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasaa, dikenal juga dengan masa pubertas. Masa ketika seorang
anak mengalami prubahan fisik, psikis dan pematangan fugsi organ
repsoduksi yang biasanya terjadi pada usia 12-21 tahun. Pada masa inilah
remaja mengalami perubahan pada sistem reproduksinya, pada masa ini
remaja tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat, pada wanita masa
18
2) Masa Puber
Tahap ini merupakan tahap pembagi antara masa kanak-kanak dan
remaja. Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan juga fungsi
organ reproduksi.
3) Masa Pasca Puber
Tahap ini tumpang tindih dengan satu atau dua tahun masa remaja.
Ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dengan baik dan organ-
organ reprodukdi mulai berfungsi dengan matang
c. Penyebab Terjadinya perubahan fisik masa pubertas
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas disebabkan oleh
adanya kelenjar-kelenjar yangmenjadi aktif didalam sistem endokrin.
Hormon yang sebut hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin
Releasing Hormon/GnRH) akan dikeluarkan oleh kelenjar dibagian otak
yang disebut hypotalamus.
GnRH akan merangsang kelenjar lain yaitu kelenjar
pituitary/hpofisis, untuk melepaskan 2 hormon yaitu LH (Lutenezing
Hormon) dan FSH (Folikel Stimulating Hormon). Pada anak perempuan
akan mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk membuat hormon lain
yaitu estogen.estrogen ini akan mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder
dan bersama-sama LH dan FSH terlibat dalam siklus menstruasi.
d. Sikap dan perilaku remaja terhadap pubertas
Akibat dari perubahan fisik tersebut maka berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku puber antara lain:
1) Ingin menyendiri
a) Menarik diri dari teman-teman dan beberapa kegiatan serta
keluarga.
b) Sering bertengkar, melamun, dan eksperimen seks melalui
masturbasi pada perempuan dan onani pada laki-laki
2) Bosan
a) Mulai meninggalkan permainan pada masa kanak-kanak yang biasa
digemari.
20
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Baik
Gambaran tingkat pengetahuan
remaja putri tentang
perubahan fisik masa pubertas Cukup
Kurang
D. Pertanyaan Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat tanpa mencari
hubungan antar variabel. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan apabila dalam
mendeskripsikan penelitian menggunakan angka dengan analisis univariat berupa
persentase kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (Ariani, 2014).
25
26
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik
kesimpulan (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
tunggal yaitu gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang
perubahan fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah berisi komponen variabel yang akan diteliti
ditambah istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel maupun subyek
penelitian bertujuan untuk memudahkan pengumpulan data dan menghindari
perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel (Ariani, 2014).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran tingkat Pengetahuan remaja putri
kelas VII tentang perubahan fisik masa pubertas
Alat Skala
Variabel Definisi operasional Criteria
Ukur Ukur
Gambaran Kemampuan remaja putri Kuesi Ordinal 1. Baik (76-
tingkat kelas VII dalam menjawab oner 100%)
pengetahuan pernyataan tentang 2. Cukup
remaja putri pengertian, penyebab, sikap (56-75%)
kelas VII dan perilaku, perubahan fisik, 3. Kurang
tentang dampak, da cara megatasi (<56%)
perubahan fisik perilaku negatif pada masa
masa pubertas pubertas dengan menjawab
kuesioner
27
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas
penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 3 Tlogoadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta dengan jumlah responden 20 remaja putri kelas VII. Teknik
hitung yang digunakan dalam uji validitas penelitian ini adalah teknik
korelasi “Product Moment” menggunakan SPSS 22 (Budiman, 2013).
Rumus Product Moment:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
ƩX = jumlah skor item
ƩY = skor total seluruh pertanyaan
n = jumlah responden uji coba
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui
apakah suatu instrumen dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat
pengumpul data (Arikunto, 2013). Teknik analisis yang digunakan adalah
29
Keterangan :
r 11 : indeks reliabilitas instrumen
rb : korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dalam
penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang diberikan kepada
responden. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang
atau sekelompok orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan
informasi yang diperlukan oleh peneliti.
Setelah diperoleh pernyataan yang valid maka dilanutkan dengan
menganalisa kereabilitasnya. Setiap item pernyataan alat ukur dikatakan
reabel jika nilai r sperman brown lebih besar dari konstanta yaitu 0,6
(Budiman 2013). Hasil dari uji validitas yang telah dilakukan di SMP
Muhammadiyah 3 Tlogoadi, Mlati, Sleman Yogyakarta pada tanggal 14
April 2017 dengan jumlah responden 20 remaja putri kelas VII pada item
pernyataan yang sudah valid didapatka nilai spearman brown sebesar 0,907.
Dari hasil tersebut diperoleh hasil 24 item pernyataan yang valid mempunya
keandalan yang sangat tinggi atau reabel karena nilai spearman brown lebih
besar dari nilai yang ditetapkan yaitu 0,907 > 0,6.
c. Scoring
Pertanyaan yang telah dijawab diberikan skor sesuai dengan yang telah
ditetapkan peneliti, selanjutnya menilai pengetahuan perubahan fisik masa
pubertas dengan nilai yang sesuai jumlah soal yang dijawab responden.
Scoring untuk menggambarkan pengetahuan remaja putri dalam menjawab
pernyataan yang dihitung menggunakan skala guutman, dengan skor
benar-salah untuk jawaban benar 1 dan jawaban salah 0.
d. Tabulating
Setelah selesai membuat scoring dan pengimputan data selanjunya
melakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 22 sesuai degan
tujuan yang ditentukan.
e. Cleaning (Pembersihan data)
Tidak ada data atau pengkodingan yang salah sehingga peneliti tidak perlu
membenarkannya.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara univariate untuk mendeskripsikan
variabel penelitian guna memperoleh gambaran karakteristik variabel.
penelitian dengan menyajikan distribusi frekuensi dengan menggunakan
Rumus:
Keterangn :
P : Presentasi
f : Skor yang dicapai
n : Skor maksimal
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitin subjek yang digunakan adalah manusia,
peneliti harus menjunjung tinggi kebebasan manusia. Sehingga peneliti harus
memahami hak dasar manusia. Setiap penelitian tidak boleh bertentangan dengan
etika responden terlindungi. Hidayat (2014) menuliskan masalah etika pada
32
J. Pelaksanaan Penelitian
Jalannya penelitian ini melalui beberapa tahapan yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini disiapkan semua prosedur yang akan dilakukan untuk
melaksanakan penelitian yaitu dari mulai penyusunan karya tulis ilmiah
sampai dengan revisi karya tulis ilmiah. Tahap-tahap persiapan dalam
mengajukan karya tulis ilmiah ini meliputi:
a. Mengadakan studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 1 kepada siswa
kelas VII , Sedangadi, Mlati, Sleman, yogyakarta
b. Menyusun karya tulis ilmiah mulai bulan Januari Tahun 2017
c. Melakukan uji validitas
33
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Muhammadiyah 1 Mlati merupakan salah satu sekolah
menengah pertama swasta di Kabupaten Sleman yang bernaung dibawah
majelis pendidikan dasar dan menegah pimpinan daerah Muhammadiyah
kabupaten Sleman. SMP Muhammadiyah 1 Mlati beralamat di jalan
Magelang KM 7,5, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta Nomor telepon
(0274) 869879. Berdiri pada tanggal 25 Desember tahun 1957 dengan
akreditasi A. Memiliki 15 ruang kelas, 1 laboratorium, 1 perpustakaan dan 4
ruang sanitasi. jumlah siswa seluruhnya 252 siswa laki-laki, 170 siswa
perempuan dan 38 guru.
SMP Muhammadiyah 1 Mlati memiliki visi sekolah “bertaqwa,”.
cerdas, berbudaya, berwawasan lingkungan dan berwawasan global. SMP
Muhammadiyah 1 Mlati Selalu mengedepankan pembelajaran yang
berlandaskan keagamaan Islam, kedisiplinan tinggi, dan berteknologi. Proses
belajar mengajar diselenggarakan pada pagi hari dari pukul 07.00 sampai
14.00 WIB. Kurikulum SMP Muhammadiyah 1 Mlati kesehariannya
menerapkan kurikulum KTSP. Materi pebelajaran umum seperti Bahasa
Indonesia, IPA, Matematika dll, serta pada pembelajaran Agama lebih
ditekankan dengan Agama Islam dan Kemuhammadiyahan. Selain dalam
bidang akademik juga menyelenggarakan Kegiatan ekstrakulikuler untuk
meningkatkan ketrampilan seperti Sepak Bola, Tapak Suci, Olah Vokal, Seni
Tari, Qiroah, Kaligrafi dll.
34
35
B. Pembahasan
1. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
masa pubertas
Hasil penelitian bahwa sebagian besar responden mempunyai
tingkat pengetahuan cukup tentang perubahan fisik masa pubertas yaitu
sebanyak 32 responden (57.1%). Sebagian besar remaja masuk dalam tahap
remaja awal berumur 13 tahun yaitu sebanyak 34 responden (60,7%). Pada
remaja awal akan lebih senang memperlihatkan perubahan tubuhnya, dengan
rasa keingintahuan yang tinggi menjadikan remaja mudah meniru apa yang
dilihatnya (Kusmiran, 2012). Pengetahuan remaja putri yang cukup tentang
perubahan fisik masa pubertas karena dipengaruhi oleh faktor umur
responden.
Notoatmodjo (2012) mengemukakan salah satu faktor yang
memengaruhi pengetahuan adalah umur. Semakin bertambahnya umur akan
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara
mendapatkan informasi tersebut. Jika seseorang memiliki umur yang cukup
maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur
akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan
diperolehnya akan semakin baik. Faktor pendidikan responden juga
memengaruhi pengetahuan sebagaimana yang dikemukakan Notoatmodjo
(2012), pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
pengetahuan. Ariani (2014) mengemukakan makin tinggi pendidikan
sesorang maka makin mudah menerima informasi serta kesadaran yang tinggi
untuk mencari informasi. Remaja dalam penelitian ini belum memiliki
banyak pengalaman serta tingkat kesadaran yang rendah untuk mencari
informasi melalui internet sehingga berdampak terhadap pengetahuan remaja.
Remaja putri mendapatkan sumber informasi dari orangtua dengan
latar belakang sebagian besar berpendidikan SMA. Notoatodjo (2012)
mengemukakan semakin tinggi pendidikan seseorang akan cenderung
mendapatkan informasi baik dari orang lain. Dengan pengetahuan orangtua
yang baik membuat orangtua lebih mengerti tentang perubahan fisik masa
40
pubertas pada anak, dan kedekatan kepada anak, suasana yang harmonis
antara anak sehingga orangtua dapat membicarakan hal terbuka lebih awal
pada anaknya mengenai masa pubertas.
Sebagian besar pekerjaan orangtua sebagai buruh yaitu sebanyak 23
responden (41,1%), dengan orangtua yang bekerja orangtua banyak bertemu
dengan orang lain memberikan pengalaman yang matang tentang pubertas
baik dari diri sendiri maupun dari oranglain, membuat orangtua memberikan
pengalamannya kepada anaknya yang belum memiliki pengalaman mengenai
pubertas, karena masa remaja adalah masa melihat dan meniru lingkungan
sekitar terutama orangtua. Bekerja akan memberikan pengetahuan dan
pengalaman sehigga mampu mengembangkan kemampuan dalam mengambil
keputusan (Notoatmodjo, 2012).
Sebagian besar sumber informasi responden dari orangtua yaitu
sebanyak 45 responden (80,4%). Seseorang yang memiliki sumber informasi
yang banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula (Notoatmodjo,
2012). Dengan pendidikan orangtua yang baik dan pekerjaan serta
pengalaman menjadikan orangtua memiliki tingkat kesadaran tinggi untuk
mencari informasi mengenai pubertas sehingga memeberikan informasi yang
didapat kepada remaja awal yang belum memiliki kesadaran tinggi untuk
mencari informasi sendiri dan belum memiliki pengalaman. Salah satu
sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu media massa
(Notoatmodjo, 2012). Rendahnya kesadaran remaja mencari informasi melalui
internet dibuktikan dengan penggunaan media elektronik HP yang tidak
dipergunakan remaja mencari tambahan informasi mengenai pubertas. Remaja
hanya menerima informasi tentang apa yang dilihat dan didengar dari orangtua
serta lingkungan sekitar sehingga berdampak terhadap pengetahuan remaja
yaitu cukup.
Hasil penelitan ini sesuai dengan yang dikemukakan Ariani (2014)
bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan,
pekerjaan, lingkungan dan sumber informasi. Sehingga berpengaruh dengan
pengetahuan yang dimiliki tentang pubertas pada responden. Hasil peneitian
41
ini juga serupa dengan hasil penelitian Agus Rahmadi (2014), pengetahuan
dilatar belakangi umur dan pendidikan .
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani
Latifah (2016), dengan judul tingkat pengetahuan tentang pubertas pada
remaja putri kelas VIII di SMP Muhammadiyah III Depok Sleman, bahwa
sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 21 responden
(40,4%). Bahwa tingkat pengetahuan remaja tersebut dilatar belakangi oleh
penggunaan media massa yang tinggi dan pendidikan. Perbedaan hasil ini bisa
disebabkan oleh salah satu faktor adalah penggunaan media massa
(Notoatmodjo, 2012)
2. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII berdasarkan aspek
pengertian dan penyebab masa pubertas
Sebagian besar tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang
pengertian dan penyebab masa pubertas dalam kriteria cukup yaitu sebanyak
23 responden (41,1%). Notoatmodjo (2012), mengemukakan pengetahuan
memiliki beberapa tingkatan yang salah satunya adalah tahu yang merupakan
kemampuan mengenali atau mengingat materi yang telah didapat
sebelumnya. Sebagian besar responden sudah sesuai dengan teori tersebut,
responden tahu tentang pengertian dan penyebab masa puberas. Masa
pubertas adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
dimana seseorang akan mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan
fungsi organ reproduksi (Yanti, 2011).
Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan, karena remaja masih
dalam pendidikan SMP, dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas
pengetahuannya (Notoatmodjo 2012), sehingga remaja hanya sebatas tahu
saja belum tahap sampai memahami tentang pengertian dan penyebab masa
pubertas, Ini dibuktikan dengan item pernyataan terbanyak yang tidak
terjawab adalah item nomer 3 yaitu masa pubertas adalah masa kesiapan
untuk mempunyai keturunan. Sehingga didapatkan 1 kasus kehamilan pada
remaja putri di tahun 2015, karena siswa tersebut kurang mengetahui bahwa
dirinya sudah bisa hamil.
42
perubahan fisik saya lebih percaya diri atas perubahan fisik yang terjadi,
remaja tidak mengetahui mengenai item-item pernyataan tersebut dikarenakan
sumber informasi yang didapat dari guru bimbingan konseling belum
memadai mengenai sikap dam perilaku masa pubertas. semakin banyak
informasi yang didapat seseorang maka semakin baik pengetahuanya
(Notoatmodjo, 2012). Sedangkan item pernyataan yang banyak dijawab
adalah item nomor 5 yaitu saat saya mengalami perubahan fisik saya lebih
suka bermain dengan teman lawan jenis dari pada keluarga, item nomor 6
yaitu ketika saya mengalami perubahan fisik masa pubertas membuat
pertumbuhan fisik tidak pesat, dan item nomor 7 yaitu perubahan fisik masa
pubertas membuat saya merasa bosan dengan permainan masa kanak-kanak
yang biasanya saya sukai, dari item-item pernyataan yang banyak dijawab
karena remaja sedang mengalaminya ini dilatar belakangi oleh faktor umur
remaja masuk dalam remaja awal (Widyastuti, 2011).
Kurangnya pengetahuan remaja tentang sikap dan perilaku masa
pubertas disebabkan karena sumber informasi kurang mengenai sikap dan
perilaku masa pubertas. tahap remaja awal yaitu remaja mulai bosan, emosi
yang tidak stabil , hilangnya rasa percaya diri dll (Widyastuti, 2011).
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian ini serupa dengan Nor
Ashiyah bahawa umur, pendidikan, pengalaman dapat mempenagaruhi tingkat
pengetahuan remaja tentang pubertas tengan tingkat kecemasan menghadapi
perubahan seks sekunder. Hasil peneitian ini juga serupa dengan hasil
penelitian Agus Rahmadi (2014), dengan judul hubungan tingkat pengetahuan
remaja dengan penyesuian diri remaja putri menghadapi masa pubertas di
SMP Darul hijrah putri banjar baru yang dilatar belakangi umur dan
pendidikan Jadi dapat disimpukan semakin baik pengetahuan remaja tentang
pubertas akan semakin baik sikap dan perilakunya.
44
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti tidak mengambil sampel remaja putra kelas VII sehingga
peneliti tidak dapat mengetahui tingkat pengetahuan seluruh remaja kelas VII
di SMP Muhammadiyah 1 Mlati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran
tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik masa
pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman,Yogyakarta
dengan jumlah sampel 56 remaja putri kelas vII dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang perubahan
fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 32
responden (57,1%).
2. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang pengertian dan
penyebab masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23
responden (41,1%).
3. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang sikap dan
perilaku masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebanyak 23
responden (41,1%).
4. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelasVII tentang perubahan seks
sekunder di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 37 responden (55,1%).
5. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang dampak
negatif masapubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 31
responden (55,4%).
6. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tetang cara mennagani
dampak negatif masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
47
48
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian engenai gambaran tingkat pengetahuan remaja putri
kelas VII tentang perubahan fisik masa pubertas di SMP Muhammadiyah 1
Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah:
1. Bagi remaja
Remaja lebih aktif dalam mencari informasi tentang masa pubertas di buku
majalah, guru BK dan mempergunakan mencari sumber informasi di internet
karena menyediakan banyak hal positif tentang perubahan fisik masa
pubertas yang sangat bermanfaat bagi remaja putri.
2. Bagi tenaga pengajar/guru BK
Hendaknya lebih meningkatkan materi dan bimbingan mengenai perubahan
fisik masa pubertas pada jam pelajaran, menyediakan sumber bacaan yang
lebih lengkap di perpustakaan, melakuan kerjasama dengan pihak puskesmas
atau tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan penyuluhan mengenai
masa pubertas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi peneliti
selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut tentang perubahan fisik masa
pubertas dan dapat meneliti kepada remaja laki-laki.
4. Bagi perpustakaan Stikes A.Yani
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan masukkan bagi
yang membutuhkan, bacaan yang berkaitan dengan perubahan fisik masa
pubertas.
49
DAFTAR PUSTAKA
Hani Latifah, (2016). Tingkat Pengetahuan Tentang Pubertas Pada Remaja Putri
Kelas VIII Di SMP Muhammadiyah III Depok Sleman. Jurnal Permata
Indonesia, Vol 7, No 1.
Ira Daratih dan Sutinah, (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perubahan Fisik
Dengan Sikap Remaja Putri Usia 13-15 Tahun Dalam Menghadapi
Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas. Jurnal Vol 1, No 1.
Nor Ashiyah, (2015). Hubungan Pengetahuan Remaja putri usia 11-14 Tahun
Dengan Tingkat Kesemasan Dalam Menghadapi Perubahan Seks
Sekunder Di MTs Safinatul Huda Sowan Kidul Jepara , Jurnal Stikes
Muhammadiyah Kudis, Vol 6 No, 3.
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Remaja Putri
Di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang peneliti lakukan
dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII Tentang
Perubahan Fisik Masa Pubertas di SMP Muhammadiyah 1 Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.”
Penulis sangat mengharapkan bantuan dari remaja putri untuk dapat
mengisi kuesioner yang penulis lampirkan dengan senang hati dan sejujurnya.
Jawaban diharapkan sesuai dengan keadaan dan pendapat remaja putri. Selain itu
identitas remaja putri akan dirahasiakan. Jawaban yang diberikan semata-mata
untuk kepentingan ilmu pengetahuan saja, sehingga dapat menjadi acuhan
pemikiran atau masukan untuk perencanaan program-program yang berkaitan
dengan perubahan fisik masa pubertas dimasa yang akan datang.
Atas perhatian, kesediaan dan waktu yang telah diberikan penulis
mengucapkan terima kasih.
(Niken Purborini)
53
(………………………)
54
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS
VII TENTANG PERUBAHAN FISIK MASA PUBERTAS DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 SENDANGADI, MLATI, SLEMAN,
YOGYAKARTA
A. Karakteristik Responden
1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Pendidikan orangtua :
4. Pekerjaan orangtua :
5. Sumber Informasi Kesehatan : Orang Tua
Teman
Tenaga Kesehatan
Media Massa
B. Petunjuk Pengisian
teman
B : Benar
S :Salah
55
C. Kuesioner
Pilihan
No Pernyataan Jawaban
B S
Lampiran 8
Hasil Tabulasi Penelitian
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 tahun 7 12.5 12.5 12.5
13 tahun 34 60.7 60.7 73.2
14 tahun 15 26.8 26.8 100.0
Total 56 100.0 100.0
Pendidikan Orangtua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 6 10.7 10.7 10.7
SMP 21 37.5 37.5 48.2
SMA 27 48.2 48.2 96.4
PT 2 3.6 3.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
Pekerjaan Orangtua
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid buruh 23 41.1 41.1 41.1
petani 4 7.1 7.1 48.2
swasta 13 23.2 23.2 71.4
wiraswasta 16 28.6 28.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
69
Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid orangtua 45 80.4 80.4 80.4
teman 2 3.6 3.6 83.9
tenagakesehatan 7 12.5 12.5 96.4
media massa 2 3.6 3.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
1. Pengajuan judul
2. Studi pendahuluan
3. Penyusunan proposal
4. Seminar proposal
5. Revisi proposal
6. Uji validitas
7. Perizinan penelitian
8. Pelaksanaan penelitian
47