Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN INTRA OPERASI

DISUSUN OLEH :

NAFA EKA
HIMATUS SALSABILA
KUNTARSI HANUM
FIELDA SOFI
NIKE PRADINI
WIDY ARUM
NUR FADILA
SYEHRA SILVYA M.C
YESIKKA RISKI
DEFINISI
Asuhan intraoperatif merupakan bagian dari asuhan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini
adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh
perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh
perawat difokuskan pada pasien yang menjalani
prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau
menghilangkan masalah-masalah fisik yang
mengganggu pasien.

2
PRINSIP-PRINSIP UMUM ASUHAN INTRA OPERATIF

1. Prinsip asepsis ruangan

Antisepsis dan asepsis adalah suatu usaha untuk agar dicapainya keadaan yang
memungkinan terdapatnya kuman-kuman patogen dapat dikurangi atau
ditiadakan, baik secara kimiawai, tindakan mekanis atau tindakan fisik.
Termasuk dalam cakupan tindakan asepsis adalah selain alat-alat bedah,
seluruh sarana kamar operasi, semua implantat, alat-alat yang dipakai
personel operasi (sandal, celana, baju, masker, topi dan lain-lainnya) dan juga
dengan cara membersihkan (melakukan desinfeksi dari kulit atau tangan)

3
2. Prinsip asepsis personel

Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi 3 tahap. Yaitu


scrubbing (cuci tangan steril), gowning (teknik penggunaan gaun
operasi), gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril). Semua
anggota tim operasi harus memahami konsep tersebut di atas
untuk dapat memberikan penatalaksanaan operasi secara asepsis
dan antisepsis sehingga menghilangkan atau meminimalkan
angka kuman. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan bahaya
infeksi yang muncul akibat kontaminasi selama prosedur
pembedahan (infeksi nosokomial).

4
3. Prinsip asepsis pasien
Pasien yang akan menjalani pembedahan harus diasepsiskan. Maksudnya
adalah dengan melakukan berbagai macam prosedur yang digunakan untuk
membuat medan operasi steril. Prosedur-prosedur itu antara lain adalah
kebersihan pasien, desinfeksi lapangan operasi dan tindakan drapping.

4. Prinsip asepsis instrumen


Instrumen bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien harus benar-benar
berada dalam keadaan steril. Tindakan yang dapat dilakukan di antaranya
adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan alat pada saat
pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa singgung dan menjaga agar
tidak bersinggungan dengan benda-benda non steril.

5
FAKTOR RESIKO ASUHAN INTRA OPERATIF

1. Usia
Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi, anak-anak) dan usia lanjut mempunyai
resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat
menurun. Sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum
matur-nya semua fungsi organ.
2. Nutrisi
Kondisi malnutrisi dan obesitas kegemukan lebih beresiko terhadap pembedahan,
Pada orang malnutrisi maka orang tersebut mengalami defisiensi nutrisi yang sangat
diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

6
3. Penyakit Kronis

Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan insufisiensi ginjal
menjadi lebih sukar terkait dengan pemakaian energi kalori untuk penyembuhan
primer. Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistematik yang mengganggu
sehingga komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi.

4. Ketidaksempurnaan Respons Neuroendokrin

Pada pasien yang mengalami gangguan fungsi endokrin, seperti diabetes mellitus yang
tidak terkontrol, bahaya utama yang mengancam hidup pasien saat dilakukan
pembedahan adalah terjadinya hipoglikemia yang mungkin terjadi selama pembiusan
akibat agen anestesi.

7
5. Merokok

Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan vaskuler,


terutama terjadi anterosklerosis pembuluh darah yang akan meningkatkan tekanan
darah sistemiknya.

6. Alkohol dan Obat-Obatan

Individu dengan riwayat alkoholik kronik sering kali menderita malnutrisi dan
masalah-masalah sistemik, seperti gangguan ginjal dan hepar yang akan
meningkatkan resiko pembedahan. Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang sering kali
dialami oleh pemabuk. Maka sebelum dilakukan operasi darurat perlu dilakukan
pengosongan lambung untuk menghindari asprirasi dengan pemasangan NGT.

8
KOMPLIKASI ASUHAN INTRA OPERATIF

1. Hipotensi
Hipotensi yang terjadi selama pembedahan, biasanya dilakukan dengan
pemberian obat obatan tertentu .Hipotensi ini memang diinginkan untuk
menurunkan jumlah perdarahan pada bagian yang dioperasi sehingga
memungkinkan operasi lebih cepat dilakukan dengan jumlah perdarahan yang
sedikit. Hipotensi yang disengaja ini biasanya dilakukan melalui inhalasi atau
suntikan medikasi yang memengaruhi sistem saraf simpatis dan otot polos
perifer.

9
2. Hipotermi

Hipotermi adalah keadaan suhu tubuh di bawah 36,6 C. Hipotermi


yang tidak diinginkan mungkin saja dialami pasien sebagai akibat
suhu rendah di kamar operasi, infus dengan cairan dingin, aktivitas
otot yang menurun, usia lanjut atau obat yang digunakan(vasodilator,
anastesik umum,dll) pencegahan yang dapat dilakukan untuk
menghindari hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu
ruangan kamar operasi pada suhu ideal (25-26,6 C).

10
3. Hipertermi malignan

Hipertermi malignan seringkali terjadi pada pasien yang dioperasi. Angka


mortalitasnya sangat tinggi lebih dari 50% sehingga diperlukan
penatalaksanaan yang adekuat. Hipertermi malignan terjadi akibat
gangguan otot yang disebabkanoleh agen anastetik. Selama anastesi,
agen anastesi inhalasi(halotan, enfluran) dan relaksan
otot(suksinilkolin)dapat memicu terjadinya hipertermi malignan.

1
Thanks!

Any questions?

12

Anda mungkin juga menyukai