Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar balakang

Remaja merupakan generasi harapan bangsa, untuk itu perlu disiapkan

sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas di

masa yang akan datang. Penduduk dunia saat ini berjumlah 6,3 milyar jiwa, dari

jumlah itu, penduduk remaja mencapai lebih dari 1 milyar. Jumlah remaja di

Indonesia mencapai 62 juta yang sedang memasuki prilaku reproduksi dan seksual

yang dapat membahayakan atau justru mengancam kehidupan seperti : akan

tertularnya penyakit menulas seks (PMS), HIV/AIDS, dan gonorrhea, chlamydia,

syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis (Santoso,2005).

PMS dapat berdampak terhadap penyebaran penyakit menular seks (PMS)

yang akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya

melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja

dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu

penyakit kelamin. yaitu virus HIV/AIDS, Gonore, Herpes Genetalia, Sefilis,

maupun penyakit menular seks lainnya (PMS), kemudian timbul rasa ketagihan,

hancurnya masa depan remaja tersebut, remaja wanita yang terlanjur hamil akan

mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap (Ratna

Mahdiana 2010). Menurut Admin (2008). Bahwa setiap tahun terdapat 1 dari 18
2

gadis remaja Amerika Serikat hamil sebelum nikah dan 1 dari 5 pasien AIDS

tertular HIV pada usia remaja.

(WHO, 2003) Peningkatan insidens infeksi menular seksual dan

penyebarannya di seluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tepat. Di beberapa

negara disebutkan bahwa pelaksanaan program penyuluhan yang intensif akan

menurunkan insidens infeksi menular seksual atau paling tidak insidensnya relatif

tetap. Namun demikian, di sebagian besar negara insidens infeksi menular seksual

relatif masih tinggi (Hakim, 2003). Angka penyebarannya sulit ditelusuri

sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang

ditemukan. Jumlah penderita yang terdata hanya sebagian kecil dari penderita

sesungguhnya (Lestari, 2008).

Di Indonesia, infeksi menular seksual yang paling banyak ditemukan adalah

syphilis dan gonorrhea. Prevalensi infeksi menular seksual di Indonesia sangat

tinggi ditemukan di kota Bandung, yakni dengan prevalensi infeksi gonorrhea

sebanyak 37,4%, chlamydia 34,5%, dan syphilis 25,2%; Di kota Surabaya

prevalensi infeksi chlamydia 33,7%, syphilis 28,8% dan gonorrhea 19,8%; Sedang

di Jakarta prevalensi infeksi gonorrhea 29,8%, syphilis 25,2% dan chlamydia

22,7%. Di Medan, kejadian syphilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan

penyakit ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4% sedangkan pada tahun

2004 terus menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005

meningkat menjadi 22,1%.


3

Setiap orang bisa tertular penyakit menular seksual. Kecenderungan kian

meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan perilaku seksual yang bergonta-

ganti pasangan, dan adanya hubungan seksual pranikah dan diluar nikah yang cukup

tinggi. Kebanyakan penderita penyakit menular seksual adalah remaja usia 15-29

tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya (Lestari, 2008).

Tingginya kasus penyakit infeksi menular seksual, khususnya pada kelompok usia

remaja, salah satu penyebabnya adalah akibat pergaulan bebas. Sekarang ini di

kalangan remaja pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar.

Pengetahuan tentang PMS dapat di tingkatkan dengan pemberian

pendidikan kesehatan reproduksi dan PMS yang dimulai pada usia remaja.

Pendidikan tentang PMS di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan

tentang organ reproduksi, tetapi juga mengenai bahaya akibat pergaulan bebas,

seperti penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan yang belum diharapkan atau

kehamilan berisiko tinggi,(BKKBN, 2005). Adapun terjadinya penularan PMS yaitu

: Berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita PMS (tanpa menggunakan

pelindung/kondom), Ganti-ganti pasangan seks, Pelacuran, Melakukan hubungan

seks secara anal, karena hubungan ini mudah menimbulkan luka. Adapun dampak

dari seseorang PMS yaitu akan tertularnya penyakit menulas seks (PMS),

HIV/AIDS, dan gonorrhea, chlamydia, syphilis, trichomoniasis, chancroid, herpes

genitalis. Begitujuga sebaliknya dengan pengetahuan dan sikap yang baik remaja

dapat terhindar dari dampak dari PMS.


4

(Luthfie 2008) menunjukkan dari 2181 mitra sebanyak 13% melakukan

seksual aktif, enam terkena penyakit menular seksual, tiga HIV, dan empat narkoba.

Survey itu menjaring 190 remaja siswa SMA/ SMK di Bandung. Mereka

menyatakan berbagai alasan yang mendorong mereka melakukan hubungan seks

diluar nikah. Sebanyak 26% beralasan melakukan hubungan intim untuk

menyalurkan dorongan seks, 17% sebagai ungkapan cinta, 17% untuk kesenangan,

13% dipaksa pacar, 10% agar dianggap modern, 8% uji keperawanan/ perjaka, 5%

imbalan, dan 3% mengatasi stress. Sarwono (2006) dalam penelitiannya terhadap

remaja di Jakarta memperoleh data bahwa sebagian besar remaja (53,6%) tertarik

pada masalah hubungan seks sebelum perkawinan. Denga pengetahuan dan sikap

remaja yang baik, remaja dapat terhindar dari dampaknya PMS. Yang dapat

mengancam masa depan remaja tersebut.

Kasus HIV/AIDS di Kota Bengkulu pada tahun 2005 berjumlah 5 orang,

tahun 2006 terjadi peningkatan sebanyak 48 orang, pada tahun 2007 terjadi

penurunan 25 orang dikarenakan ada penderita yang pindah kedaerah lain dan

meninggal, tahun 2008 terjadi peningkatan sebanyak 49 orang, tahun 2009 terjadi

peningkatan yang sangat drastis sebanyak 136 orang dan pada tahun 2010 dari

bulan januari sampai maret sebanyak 19 orang (KPA provinsi Bengkulu, 2010).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang

mahasiswa pada empat perguruan tinggi yang berorientasikan kesehatan yakni

Stikes Trimandiri Sakti, Akkes Sapta Bakti, Stikes Bakti Husada dan Stikes
5

Dehasen, dari keempat sekolah tinggi tersebut hanya informan dari Stikes Dehasen

mengaku kurangnya pengetahuan, sikap tentang PMS.

Stikes Dehasen memilki program studi (prodi) sebanyak 3 prodi yaitu prodi

D III keperawatan, prodi kesehatan masyarakat dan prodi S1 keperawatan dengan

jumlah mahasiswa 708 orang yang terbagi atas 219 orang untuk D3 keperawatan,

55 orang untuk kesehatan masyarakat dan 138 orang S1 keperawatan. Umur dari

mahasiswa rata-rata 17-24 tahun yang dalam fase perkembangan manusia adalah

fase remaja akhir. Dari data bagian kemahasiswaan Stikes Dehasen yang penulis

dapatkan pada tahun 2006 terdapat 2 orang mahasiswa cuti untuk menikah dengan

berbagai alasan diantaranya hamil di luar nikah dan 2 orang mahasiswa pindah,

tahun 2007 sebanyak 8 orang, tahun 2008 sebanyak 8 orang dan 2009 sebanyak 15

orang. Dari hasil survey awal yang dilakukan peneliti di stikes dehasen bengkulu

terhadap 10 orang mahasiswa hanya 5 mahasiswa yang bisah menjawab dengan

benar tentang defenisi cara penularan dan pencegahan tentang penyakit menular

seks serta sikap terhadap (PMS). Maka peneliti ingin malakuka penelitian tentang.

“Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Perawat Stikes Dehasen Tentang

Penyakit Menular Seks tahun 2011”


6

B. Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, penulis merumuskan

permasalahan penelitian yaitu. “Belum diketahuinya pengetahuan dan sikap

mahasiswa perawat stikes dehasen tentang PMS. ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentang penyakit

menular seks pada mahasiswa perawat stikes dehasen Bengkulu.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahuai distribusi, frekuensi pengetahuan seks pada mahasiswa Stikes

Dehasen tentang PMS.

b. Mengetahuai distribusi, frekuensi sikap mahasiswa Stikes Dehasen tentang

PMS.
7

D. Manfat penelitian

1. Untuk akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah, yang

bermanfaat bagi akademis yang berhubungan dengan penyakit menular seks.

2. Untuk mahasiswa

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan kebijakan untuk

meningkatkan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi tentang hubungan

seksual pranikah

3. Untuk peneliti lain

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta di harapkan dapat

digunakan sebagai data dasar untuk penelitian serupa yang akan di kembangkan

lebih lanjut.
8

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA


PERAWAT STIKES DEHASEN TENTANG
PENYAKIT MENULAR SEKS
TAHUN 2011

Proposal

Di Susun Oleh:

Nama : Haspandy

Npm : 082426043 Dp

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


DEHASEN BENGKULU
2010/2011

Anda mungkin juga menyukai