Anda di halaman 1dari 7

‘AFIYAH.VOL.IV NO.

2 BULAN JULI TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TEKNIK


MENYUSUI YANG BENAR DI BPM “R”
KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017

Desi Andriani1 , Vela Fiska2


(1,2)
Program Studi DIII Kebidanan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

e-mail: desiandriani2578@yahoo.com2

Abstrak

Latar Belakang: Menurut WHO (2009) terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan 20% diantaranya adalah ibu –
ibu di Negara berkembang, sementara itu berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu
tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita Puting lecet dan retak di kota bukittinggi terdapat
26% ibu mengalami puting susu lecet. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar di BPM R tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan
metode: Survei Analitik dengan pendekatan cross sectional, kemudian data diolah dengan menggunakan uji Chi
Square. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang responden. Hasil: uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000
(p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan pengetahuan nifas tentang teknik menyusui yang benar di BPM R
tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR= 90.000 artinya responden yang berpendidikan tinggi memiliki peluang
90.000 kali teknik menyusui benar dibandingkan dengan berpendidikan rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
value = 0,004 (p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan sikap ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar
di BPM R tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR= 17.500 artinya responden yang mempunyai sikap positif
memiliki peluang 17.500 kali teknik menyusui benar dibandingkan dengan sikap negatif. Saran dalam penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan
dan sikap ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar dan dapat mengembangkan ilu pengetahuan yang didapat di
bangku kuliah tentang asuhan kebidanan ibu nifas.

Kata kunci : Asi Ekslusif, pengetahuan , sikap, ibu nifas

PENDAHULUAN
ASI eksklusif adalah pemberian asi tanpa makanan Persentase pemberian ASI eksklusif Provinsi
dan minuman pendamping, yang dimulai sejak bayi Sumatera Barat pada tahun 2014 adalah sebanyak
baru lahir sampai dengan usia 6 bulan . ASI 23.16% dan ASI tidak eksklusif sebesar 10.457%
merupakan makanan terbaik bagi tumbuh kembang (Info Data Kemenkes RI, 2014). Cakupan ASI
bayi. (Sulistyawati,2009:24). Menurut WHO (2009) Eksklusif di kota Bukittinggi tahun 2013 yaitu 63,5%.
terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan 20% Pada tahun 2014 yakni 70,3 %, sedikit mengalami
diantaranya adalah ibu –ibu di Negara berkembang, peningkatan signifikan dari tahun (DKK Bukittinggi,
sementara itu berdasarkan data dari Riset Kesehatan 2015).
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa
67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif Menyusui merupakan suatu aktivitas yang bisa
kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi ibu, yang
tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering memang menjadi kodratnya. Untuk mendukung
menderita Puting lecet dan retak di kota bukittinggi keberhasilan menyusui, perlu mengetahui teknik
terdapat 26% ibu mengalami puting susu lecet. menyusui yang baik dan benar. Salah satu penyebab
kegagalan menyusui adalah disebabkan karena
Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan kesalahan ibu dalam memosisikan dan meletakkan
Indonesia (SDKI) terbaru yang dilakukan tahun 2012 bayi saat menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan
menunjukkan jumlah peningkatan ibu menyusui dengan beberapa posisi.
terhadap angka pemberian ASI Eksklusif pada
bayinya selama 6 bulan telah mencapai 42%. Angka Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan
ini lebih tinggi 10% dibandingkan tahun sebelumnya, adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
dimana angka pemberian ASI Eksklusif hanya sekitar menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat
32%. (jurnal pengetahuan teknik menyusui yang mengakibatkan puting payudara lecet. Salah satu
benar hal:54) faktor yang sering dilakukan saat menyusui adalah
posisi menyusui yang belum tepat sehingga
6
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
mengganggu produksi dan transfer ASI ke bayi teknik menyusui yang benar di BPM R tahun 2017,
(Khasanah, 2011). Kegagalan dalam proses menyusui sebagai berikut pada tabel dibawah ini :
sering di sebabkan karena timbulnya beberapa Analisis Univariat
masalah pada ibu dan bayi. Pada sebagian ibu yang Pengetahuan Ibu Nifas
tidak paham bagaimana teknik menyusui yang benar
dapat menjadi masalah dalam menyusui. Adapun Tabel 1
masalah dalam menyusui adalah puting susu lecet, Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
payudara bengkak, abses payudara (mastitis), atau Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
bayi enggan menyusu (Sulystyawati, 2009:20) Yang Benar di BPM R tahun 2017

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


teknik menyusui diantaranya adalah pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Persentase
dan sikap ibu.Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan Ibu Nifas %
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan Rendah 13 43,3
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan Tinggi 17 56,7
pendengaran,penciuman, rasa dan raba. Sebagian
Total 30 100
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan Berdasarkan tabel 1 peneliti dapat menjelaskan dari
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh 30 responden didapatkan sebagian besar responden
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku berpengetahuan tinggi besar 17 (56,7%) orang,
yang didasari oleh informasi (Notoatmodjo, 2007) Selanjutnya responden berpengetahuan rendah
sebanyak 13 (43,3%) orang responden.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di BPM R
Bukittinggi pada 10 ibu nifas yang menyusui pada
bulan Maret 2017, penulis melakukan wawancara Tabel 2
terhadap 10 ibu nifas yang menyusui,dengan hasil 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap
orang diantara ibu nifas tidak mengetahui tentang Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di
teknik menyusui yang benar. Berdasarkan latar BPM R tahun 2017
belakang dan fenomena tersebut, peneliti berminat
mengadakan penelitian tentang hubungan Sikap Ibu Frekuensi Persentase
pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang teknik Nifas %
menyusui yang benar di BPM R Bukittinggi tahun Negatif 12 40
2017
Positif 18 60
METODE PENELITIAN Total 30 100

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey


analitik dengan menggunakan pendekatan cross
Berdasarkan tabel 2 peneliti dapat menjelaskan dari
sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
30 responden didapatkan sebagian besar responden
dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan
mempunyai sikap positif 18 (60%) orang, Selanjutnya
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
responden mempunyai sikap negatif sebanyak 12
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
(40%) orang responden.
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini
Tabel 3
dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir
Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik
observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan
Menyusui Yang Benar di BPM R tahun 2017
dengan pencatatan data dan sebagainya
(Natoadmodjo,2010). Instrumen yang digunakan Pengetahuan Teknik Menyusui Total P OR
peneliti adalah kuesioner dalam bentuk pertanyaan Ibu Salah Benar value
dan berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan sikap f % f % 0,00 90
ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar Rendah 12 92 1 8 13 100
Tinggi 2 12 15 88 17 100
Total 14 47 16 53 30 100

HASIL PENELITIAN Tabel 3 menunjukkan hubungan pengetahuan ibu


nifas tentang teknik menyusui yang benar di BPM R
Dari hasil penelitian yang didapat pada responden tahun 2017, terdapat sebanyak 13 dari 30 orang
yang berjumlah sebanyak 30 orang responden, maka responden berpendidikan rendah, diantaranya terdapat
peneliti mendapatkan hasil univariat tentang sebanyak 12 (92 %) orang responden teknik menyusui
hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang salah, dan 1 (8 %) orang responden teknik menyusui
7
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
benar. Terdapat sebanyak 17 dari 30 orang responden sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
berpendidikan tinggi, diantaranya terdapat 2 (12 %) mempengaruhi proses belajar, sehingga makin tinggi
orang responden teknik menyusui salah, dan 15 (88 pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut
%) orang responden teknik menyusui benar. Hasil uji menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka
statistik diperoleh nilai p value = 0,000 (p<α) maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan
dapat disimpulkan adanya hubungan pengetahuan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
nifas tentang teknik menyusui yang benar di BPM R masa. Semakin banyak informasi yang masuk
tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh OR= 90.000 semakin bantak pula pengetahuan yang didapat
artinya responden yang berpendidikan tinggi tentang kesehatan.
memiliki peluang 90.000 kali teknik menyusui benar
dibandingkan dengan berpendidikan rendah Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
Tabel 4 tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
Hubungan Sikap Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
Yang Benar di BPM R tahun 2017 seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
Sikap Ibu Teknik Menyusui Total P OR pengetahun tidak mutlak diperoleh di pendidikan
Salah Benar value formal, pengetahuan seeorang tentang suatu objek
f % f % 0,04 17,5 juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
Negatif 10 83 2 17 12 100 negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
Positif 4 22 14 78 18 100 menentukan sikap seseorang tarhadap objek tertentu,
Total 14 47 16 53 30 100
semakin banyak aspek positif dari objek yang
diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap
Tabel 4 menunjukkan hubungan sikap ibu nifas objek tersebut. (Erfandi,2009).
tentang teknik menyusui yang benar di BPM R tahun
2017, terdapat sebanyak 12 dari 30 orang responden Media masa/ informasi, Informasi yang diperoleh
sikap ibu nifas negatif, diantaranya terdapat sebanyak baik dari pendidikan formal maupun non formal
10 (83 %) orang responden teknik menyusui salah, dapat memberikan pengaruh jangka pendek
dan 2 (17 %) orang responden teknik menyusui benar. (immediate impact) sehingga menghasilkan
Terdapat sebanyak 18 dari 30 orang responden sikap perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya
ibu nifas positif, diantaranya terdapat 4 (22%) orang teknologi akan tersedia bermacam-macam media
responden teknik menyusui salah, dan 14 (78%) orang masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
responden teknik menyusui benar. Hasil uji statistik masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
diperoleh nilai p value = 0,004 (p<α) maka dapat komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti
disimpulkan adanya hubungan sikap ibu nifas tentang televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
teknik menyusui yang benar di BPM R tahun 2017. mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
Dari hasil analisis diperoleh OR= 17.500 artinya opini dan kepercayaan orang. Dalam menyampaikan
responden yang mempunyai sikap positif memiliki informasi sebagai tugas pokoknya, media masa
peluang 17.500 kali teknik menyusui benar membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dibandingkan dengan sikap negatif. dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai suatu hal memberikan
PEMBAHASAN landasan kognitif baru bagi terbentuknya
Analisa Univariat pengetahuan terhadap hal tersebut (Erfandi, 2009).
Pengetahuan Ibu Nifas
Menurut asumsi peneliti pengetahuan sangat
Berdasarkan Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pengetahuan ibu nifas tentang teknik dibutuhkan pada masa sekarang ini, ibu nifas
menyusui yang benar dapat dijelaskan dari 30 sangatlah diperhatikan dengan baik kebersihan daerah
responden didapatkan sebagian besar 17 (56,7%) vitalnya, penggantian pembalutnya dan yang juga
orang responden berpengetahuan tinggi, Selanjutnya harus diperhatikan dengan baik yaitu teknik
responden berpengetahuan rendah sebanyak 13 menyusui ibu nifas. Pada penelitian ini sebagian
(43,3%) orang responden. besar ibu nifas memiliki pendidikan tinggi sehingga
orang yang memiliki pengetahuan tinggi akan
Pengetahuan atau kognitif merupakan damai yang memiliki pengalaman yang baik dalam melakukan
sangat penting untuk terbentuknya tindakan suatu tindakan, seorang ibu akan berfikir rasional
seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian bagaimana cara yang baik, nyaman ketika menyusui
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan anaknya. Pengetahuan ibu nifas ini bisa saja
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didapatkan dari pendidikan, pengalaman, penyuluhan
tidak didasari oleh pengetahuan (Natoadmodjo:2010) khusus teknik menyusui bayi dengan baik oleh
Menurut Natoadmodjo (2010), ada beberapa faktor petugas kesehatan. Pendidikan mempengaruhi proses
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : belajar, sehingga makin tinggi pendidikan seseorang
Pendidikan adalah suatu usahauntuk mengembangkan makin mudah orang tersebut menerima informasi.
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
8
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari ibu memiliki sikap yang positif sehingga ibu akan
orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak lebih mudah untuk menyusui anaknya dengan baik
informasi yang masuk semakin banyak pula dan benar. Teknik Menyusui Berdasarkan Distribusi
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. frekuensi tenrang teknik menyusui yang benar dapat
dijelaskan dari 30 orang responde sebagian besar 16
Sikap Ibu Nifas (53,3%) orang responden teknik menyusui benar,
Berdasarkan Distribusi frekuensi responden Selanjutnya responden teknik menyusui nya salah
berdasarkan sikap ibu nifas tentang teknik menyusui sebanyak 14 (46,7%) orang responden.
yang benar peneliti dapat dikelaskan dari 30 orang
responden didapatkan sebagian besar 18 (60%) orang Teknik menyusui adalah cara memberikan asi kepada
responden mempunyai sikap positif, Selanjutnya bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
responden mempunyai sikap negatif sebanyak 12 benar (surandi dan hesti,2006 p.1). Cara meletakkan
(40%) orang responden. bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh
terhadap keberhasilan menyusui. Bayi walaupun
Reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap sudah dapat mengjisap tetapi dapat mengakibatkan
stimulus disebut sikap. Sikap belum merupakan suatu puting terasa nyeri. Selain itu mungkin masih ada
tindakan nyata, tetapi masih berupa presepsi dan masalah lain, terutama pada minggu pertama setelah
kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus persalinan. Saat ini ibu secara emosional lebih peka
yang ada disekitarnya. Sikap dapat diukur secara (sensitive), sebenarnya kepekaan tersebut sangat
langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap membantu dalam proses pembentukan ikatan batin
merupakan pendapat yang diungkapkan oleh antara ibu dan anak. Ibu menunjukan cintanya, kasih
responden terhadap objek (Natoadmodjo,2007). sayangnya kepa anak.
Secara garis besar sikap terdiri dari komponen
kognitif (ide yang dipelajari), komponen perilaku Langkah-langkah menyusui dengan benar, Sebelum
(berpengaruh terhadap responden sesuai atau tidak menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
sesuai), dan komponen emosi (menimbulkan respon- dioleskanpada puting susu dan areola sekitarnya. Cara
respon yang konsisten) (wawan & Dewi,2011). ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu, Bayi diletakkan
Tingkatan Sikap sebagai berikut Menerima menghadap perut ibu atau payudara. Ibu duduk atau
(receiving), Seseorang mau dan memperhatikan berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan
rangsangan yang diberikan. Merespons (Responding), kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
Memberikan jawaban apabila ditanya, menyelesaikan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi
tugas yang diberikan sebagai tanda seseorang dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak
menerima ide tersebut. Menghargai (valuing), pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
Tingkatan selanjutnya dari sikap adalah menghargaim lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
menghargai berarti seseorang dapat menerima ide bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu
dari orang lain yang mungkin saja berbeda dengan tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang
idenya sendiri, kemudian dari dua ide yang berbeda satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu,
tersebut didiskusikan bersama antara kedua orang kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
yang mengajukan ide tersebut. Bertanggung jawab membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi
(responsible), Mampu bertanggung jawabkan sesuatu terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi
yang telah dipilih merupakan tingkatan sikap yang dengan kasih sayang.
tinggi.
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari
Pengaruh Faktor emosional, Tidak sama bentuk sikap yang lain menopang di bawah, jangan menekan
ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman puting susu atau areolanya saja. Bayi diberi
pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)
sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi dengan cara: Menyentuh pipi dengan puting susu.
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi Menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
Sikap demikian dapat merupakan sikap yang kepayudara ibu dengan puting serta areola
sementara dan segera berlalu begitu frustasi dimasukkan kemulut bayi. Usahakan sebagian besar
telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga
yan g telah persisten dan tahan lama. puting susu berada di bawah langit- langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat
penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
Menurut asumsi peneliti sikap ibu sangat diperlukan Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu
pada saat ibu menyusui anaknya, sikap yang positif dipegang atau disangga lagi.
akan memberikan hasil yang baik. Ibu yang
Menurut asumsi peneliti teknik menyusui sangat
mempunyai banyi akan senantiasa bersikap positif
diperlukan bagi ibu yang baru melahirkan bayinya,
terhadap semua hal karena dengan sikap positif banyi
karena ibu yang baru memiliki anak akan merasa
akan menjadi nyaman dan tenang berada pada
kesulitan dalam menyusui anaknya karena belum
pangkuan ibunya. Pada penelitian ini sebagian besar
9
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
pernah mengalami, dan belum pernah diajarkan oleh tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
orang tua. Pada penelitian ini kebanyakan ibu sudah pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
memiliki teknik menyusui dengan benar. Teknik seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
menyusui ini biasanya didapatkan dari pendidikan, mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
pengalaman dari orang tua, penyuluhan kesehatan pengetahun tidak mutlak diperoleh di pendidikan
yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan supaya ibu formal, pengetahuan seeorang tentang suatu objek
tidak merasa kesulitan lagi dalam menyusui anaknya, juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
sehingga bayi bisa nyaman dan tenang pada saat negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
menyusu dengan ibunya. menentukan sikap seseorang tarhadap objek tertentu,
semakin banyak aspek positif dari objek yang
diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap
Analisa Bivariat objek tersebut. (Erfandi,2009).
Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik
Menyusui Yang Benar di BPM R tahun 2017 Pengalaman, Pengalaman sebagai sumber
pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
Berdasarkan Tabel 5.3.1 menunjukkan hubungan kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
benar di BPM R tahun 2017, terdapat sebanyak 13 memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Usia,
dari 30 orang responden berpendidikan rendah, mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola fikir
diantaranya terdapat sebanyak 12 (92,3%) orang seseorang. Semakain bertambah usia akan semakin
responden teknik menyusui salah, dan 1 (7,7%) orang berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya.
responden teknik menyusui benar. Terdapat sebanyak Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
17 dari 30 orang responden berpendidikan tinggi, membaik. Pada usia muda individu akan lebih
diantaranya terdapat 2 (11,8%) orang responden berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
teknik menyusui salah, dan 15 (88,2%) orang serta lebih banyak melakukan persiapan demi
responden teknik menyusui benar. Hasil uji statistik suksesnya upaya penyesuaian diri menuju usia tua,
diperoleh nilai p value = 0,000 (p<α) maka dapat selian itu orang orang usia muda akan lebih banyak
disimpulkan adanya hubungan pengetahuan nifas menggunakan waktu untuk membaca, kemampuan
tentang teknik menyusui yang benar di BPM R tahun intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
2017. Dari hasil analisis diperoleh OR= 90.000 verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada
artinya responden yang berpendidikan tinggi memiliki usia ini (Erfandi,2009).
peluang 90.000 kali teknik menyusui benar
dibandingkan dengan berpendidikan rendah. Menurut asumsi peneliti pengetahuan yang tinggi
sangat diperlukan pada saat ibu nifas, karena dengan
Pengetahuan atau kognitif merupakan damai yang pengetahuan yang tinggi ibu bisa mengetahui
sangat penting untuk terbentuknya tindakan bagaimana caranya menyusui banyi dengan benar,
seseorang (over behavior). Karena dari pengalaman sehingga ibu tidak merasa kesulitan dalam
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh menghadapi anaknya. Pengetahuan yang tinggi
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku sangat mempengaruhi tindakan ibu terhadap anaknya,
yang tidak tidak didasari oleh pengetahuan jika ibu mempunyai pengetahuan yang tinggi maka
(Natoadmodjo:2010). ibu tersebut juga telah mendapatkan informasi,
pengalaman, atau cerita dari orang tua, kerabat
Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang maupun petugas pelayanan kesehatan mengenai cara
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat menyusui anak dengan baik, sehingga anak akan
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi merasa nyaman pada saat menyusu dengan ibunya.
dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu : Tahu (know),
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori Hubungan Sikap Ibu Nifas Tentang Teknik
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati Menyusui Yang Benar di BPM R tahun 2017
sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa
orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- Berdasarkan Tabel 5.3.2 menunjukkan hubungan
pertanyaan. Memahami (comprehension), Memahami sikap ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar
suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek di BPM R tahun 2017, terdapat sebanyak 12 dari 30
tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang responden sikap ibu nifas negatif, diantaranya
orang tersebut harus dapat menginterpretasikan terdapat sebanyak 10 (83,3%) orang responden teknik
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. menyusui salah, dan 2 (16,7%) orang responden
Aplikasi (application), Aplikasi diartikan teknik menyusui benar. Terdapat sebanyak
apabila 18 dari 30 orang responden sikap ibu nifas positif,
orang yang telah memahami objek yang dimaksud diantaranya terdapat 4 (22,2%) orang responden
dapat men ggunakan atau mengaplikasikan prinsip teknik menyusui salah, dan 14 (77,8%) orang
yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. responden teknik menyusui benar. Hasil uji statistik
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan diperoleh nilai p value = 0,004 (p<α) maka dapat
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan disimpulkan adanya hubungan sikap ibu nifas tentang

10
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
teknik menyusui yang benar di BPM R tahun 2017. KESIMPULAN
Dari hasil analisis diperoleh OR= 17.500 artinya
responden yang mempunyai sikap positif memiliki 1. Berdasarkan tabel 5.2.1 peneliti dapat menjelaskan
peluang 17.500 kali teknik menyusui benar sebagian besar 17 (56,7%) orang responden
dibandingkan dengan sikap negatif. berpengetahuan tinggi, Selanjutnya responden
berpengetahuan rendah sebanyak 13 (43,3%)
Reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap
orang responden.
stimulus disebut sikap. Sikap belum merupakan suatu
tindakan nyata, tetapi masih berupa presepsi dan 2. Berdasarkan tabel 5.2.2 peneliti dapat menjelaskan
sebagian besar 18 (60%) orang responden
kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus
yang ada disekitarnya. Sikap dapat diukur secara mempunyai sikap positif, Selanjutnya responden
mempunyai sikap negatif sebanyak 12 (40%)
langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap
merupakan pendapat yang diungkapkan oleh orang responden.
3. Berdasarkan tabel 5.2.2 peneliti dapat menjelaskan
responden terhadap objek (Natoadmodjo,2007).
sebagian besar 16 (53,3%) orang responden teknik
Secara garis besar sikap terdiri dari komponen
menyusui benar, Selanjutnya responden teknik
kognitif (ide yang dipelajari), komponen perilaku
menyusui nya salah sebanyak 14 (46,7%) orang
(berpengaruh terhadap responden sesuai atau tidak
responden.
sesuai), dan komponen emosi (menimbulkan respon-
respon yang konsisten) (wawan & Dewi,2011). 4. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,000
(p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan
Tingkatan Sikap sebagai berikut Menerima pengetahuan nifas tentang teknik menyusui yang
(receiving), Seseorang mau dan memperhatikan benar di BPM R tahun 2017. Dari hasil analisis
rangsangan yang diberikan. Merespons (Responding), diperoleh OR= 90.000 artinya responden yang
Memberikan jawaban apabila ditanya, menyelesaikan berpendidikan tinggi memiliki peluang 90.000
tugas yang diberikan sebagai tanda seseorang kali teknik menyusui benar dibandingkan dengan
menerima ide tersebut. Menghargai (valuing), berpendidikan rendah.
Tingkatan selanjutnya dari sikap adalah menghargaim 5. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,004
menghargai berarti seseorang dapat menerima ide (p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan
dari orang lain yang mungkin saja berbeda dengan sikap ibu nifas tentang teknik menyusui yang
idenya sendiri, kemudian dari dua ide yang berbeda benar di BPM R tahun 2017. Dari hasil analisis
tersebut didiskusikan bersama antara kedua orang diperoleh OR= 17.500 artinya responden yang
yang mengajukan ide tersebut. Bertanggung jawab mempunyai sikap positif memiliki peluang 17.500
(responsible), Mampu bertanggung jawabkan sesuatu kali teknik menyusui benar dibandingkan dengan
yang telah dipilih merupakan tingkatan sikap yang sikap negatif.
tinggi.

Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, SARAN


Lembaga-lembaga ini sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap 1. Bagi Peneliti
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas
yang boleh dan tidak boleh dilakukan diperoleh dari tentang teknik menyusui yang benar dan dapat
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran- mengembangkan ilu pengetahuan yang didapat di
ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran bangku kuliah tentang asuhan kebidanan ibu
agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka nifas.
tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya 2. Bagi Institusi Pendidikan
kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. acuan dan bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa kebidanan yang
Menurut asumsi peneliti sikap ibu yang positif akan berkaitan dengan asuhan kebidanan ibu nifas.
memberikan tindakan yang positif terhadap anaknya.
Ibu yang memiliki sikap yang positif biasanya
memiliki jiwa yang besar, sabar dalam menghadapi DAFTAR PUSTAKA
anaknya sehingga anak bisa merasanyaman berada
pada ibunya, sehingga ibu bisa menyusui anaknya
dengan baik, benar tanpa merasa kesulitan dalam Ari Sulistyawati.2009. Asuhan kebidananPada Ibu
menghadapi anaknya. Sikap positif sangat dibutuhkan Nifas yogyakarta: Cv Andi Offset
pada penelitian ini karena ibu yang hebat akan
memiliki sikap yang positif dalam mengahadapi Khasanah. 2011.Tersedia dari URL:http://simtak
segala hal. p.stmikubudiyah.ac.id/docjurnal/ MONA_LI
SMAYSARAH-jurnal.pdf.

11
‘AFIYAH.VOL.IV NO. 2 BULAN JULI TAHUN 2017
Hidayat, A.A. 2007. Riset keperawatan dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat A.A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan


Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Kelapa
Pariwara

Laporan Pendahuluan SDKI. 2012.Laporan


Pendahuluan SDKI 2012.Tersedia dari
URL:http://www.bkkbn.
go.id/litbang/pusdu/Hasil%20
Penelitian/SDKI%202012/Laporan%20Pend
ahuluan%20SDKI%202012.pdf

Depkes. 2012. Peraturan Pemerintah RI tentang


Pemberian ASI Eksklusif tahun 2012.
Tersedia dari URL:http://www.litbang
.depkes.go.id/sites/download/regulasi/pp/PP ASI
Eksklusif2012.pdf.
Natoadmodjo,S. (2010).Metodelogi penelitian
kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Prof .Dr.
Soekidjo Natoadmodjo .2012. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka
cipta

Rineka Cipta Natoadmodjo.2005.Metodologi


Penelitian kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

12

Anda mungkin juga menyukai