0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan9 halaman
Lembar kerja ini membahas tentang analisis jurnal mengenai pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan. Jurnal tersebut mengkaji pengetahuan 176 remaja putri kelas XI tentang topik ini dan menemukan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang. Lembar kerja ini juga membahas jurnal lain tentang pengaruh intervensi penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Lembar kerja ini membahas tentang analisis jurnal mengenai pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan. Jurnal tersebut mengkaji pengetahuan 176 remaja putri kelas XI tentang topik ini dan menemukan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang. Lembar kerja ini juga membahas jurnal lain tentang pengaruh intervensi penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Lembar kerja ini membahas tentang analisis jurnal mengenai pengetahuan remaja putri tentang kehamilan tidak diinginkan. Jurnal tersebut mengkaji pengetahuan 176 remaja putri kelas XI tentang topik ini dan menemukan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang. Lembar kerja ini juga membahas jurnal lain tentang pengaruh intervensi penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Mata Kuliah : Metodologi penelitian dan Biostatistik
Materi : Analisis Jurnal Nama : Neneng Wildan Silvia NIM : 1910104202 Kelas E
No Keteranga Pembahasan 1. Topik Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kehamilan Tidak Diinginkan
2. Problem Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri
kelas XI di SMA N 2 Mranggen, dengan jumlah populasi 176 remaja putri tersebar di 7 kelas. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini 64 responden dari 176 populasi yang ada dengan tingkat kepercayaan 90% dan kesalahan menaksir 10% dari suatu dengan tingkat kepercayaan 90% dan kesalahan menaksir 10% dari suatu kejadian yang sesungguhnya, sehingga sampel yang diambil di SMA N 2 Mranggen kelas XI adalah 64 siswi. Dari hasil penelitian sebagian besar berpengetahuan kurang. Hal ini bisa menyebabkan tingginya tindakan aborsi di kalangan remaja karena kehamilan di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja (IDAI, 2009). 3. Intervensi Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. metode penelitian yang digunakan pendekatan cross sectional dengan tipe desain penelitian survey. Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakn simple random sampling Analisis data Univariat. Dengan menggunakan instrumen kuisioner 4 Comparision Tidak ada perbandingan intervensi pada jurnal ini. Di dalam jurnal hanya ditemukan pengukuran tingkat pengetahuan terhadap kehamilan tidak di inginkan. Berdasarkan teori Peranan orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih dianggap tabu membicarakan tentang kesehatan reproduksi (Hurlock,2004). Remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi, remaja sering kali memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan reproduksi dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru dan orang tua. Ririn Damarsih (2009) Pemahaman yang keliru mengenai seksualitas pada remaja menjadikan mereka mencoba untuk bereksperimen mengenai masalah seks tanpa menyadari bahaya yang timbul dari perbuatannya, dan ketika permasalahan yang ditimbulkan oleh perilaku seksnya mulai bermunculan, remaja takut untuk mengutarakan permasalahan tersebut kepada orang tua Outcame Hasil penelitian di dapatkan dari 64 responden 5 sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mulai dari pengertian kehamilan tidak diinginkan, penyebab, dampak, dan frekuensi tingkat pengetahuan 6 Simpulan Manfaat dari jurnal diketahui dari hasil penenelitian masih banyak remaja yang belum mengetahui hal ini menunjukkan perlunya perhatian nakes untuk remaja agar lebih ditingkatkan lagi terhadap upaya konseling dan penyuluhan yang bermutu serta materi konseling dan penyuluhan tentang resiko kehamilan tidak diinginkan pada remaja, 7 1. Ramadani M, Nursal DGA, Ramli L. Peran Sumber Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;10(2):87. No Keterangan Pembahasan 1 Topic Pengaruh Intervensi Penyuluhan Terhadaap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi 2 Problem Kehamilan tidak diinginkan pada usia remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya prospek pendidikan, ada diantaranya yang tidak tahu bagaimana untuk menghindari kehamilan. Melahirkan usia dini merupakan risiko kesehatan yang besar bagi ibu, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, komplikasi kehamilan dan persalinan hal tersebut merupakan penyebab utama kematian pada wanita muda berusia 15-19 tahun (WHO, 2012) Dalam jurnal ditemukan problem atau masalah ditemukan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja sangat penting hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai setelah dilakukannya penyuluhan terhadap siswa dan siswi kelas XI SMAN 1 Ladongi kabupaten Kolaka Timur 3 Intervensi Penenlitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS for windows dengan analisis statistik uji t (t-test) Dari jurnal terdapan intervensi, dimana peneliti memberikan penyuluhan terhadap siswa dan siswi dimana hal ini menunjukan bahwa penyuluhan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan. Peningkatan rata-rata skor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa penyuluhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. penerima materi 2. metode pemberian materi 3. pembawa materi 4. materi yang diberikan. Peneliti memberikan penyuluhan dengan menggunakan seminar dimana peneliti menjelaskan dan menerangkan suatu informasi terkait kesehatan reproduksi secara lisan dan secara dua arah. Yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan jumlah penerima materi 4 Comparision Terdapat perbandingan intervensi pada jurnal. Di dalam jurnal ditemukan hasil perbandingan kenaikan nilai pengetahuan dan sikap dari nilai pretest-posttest setelah dilakukan penyuluhan. 5 Outcome Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p> 0,05) pada peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan sikap antara siswa dan siswi serta antara jurusan IPA dan jurusan IPS. Hal ini berarti bahwa penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja sama-sama meningkatkan pengetahuan dan sikap baik siswa maupun siswi serta jurusan IPA maupun IPS serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan sikap antara siswa dan siswi serta antara jurusan IPA dan IPS. Nilai selisih rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok IPA (3,51) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok IPS (3,03) walupun tidak signifikan. Nilai selisih rata-rata sikap sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok siswa (30,36) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok siswi (39,89) walupun tidak signifikan. Hal ini mungkin disebabkan karena pada wanita lebih memiliki tingkat ketekunan dan ketertarikan lebih tinggi mengenai kesehatan reproduksi dibandingkan dengan laki-laki sehingga dapat mempengaruhi kesediaan dalam bertindak atau merespon hal terkait kesehatan reproduksi. 6 Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervensi penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja meningkatkan pengetahuan dan sikap baik siswa maupun siswi dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan sikap antara siswa dan siswi 7 Sumber 1. Ramadani M, Nursal DGA, Ramli L. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;10(2):87. No Keterangan Pembahasan 1 Topic Peran tenaga kesehatan dan keluarga dalam kehamilan usia remaja 2 Problem Dari jurnal ditemukan problem kurang merasakan peran dari petugas kesehatan dan kurang mendapat dukungan dari keluarga, terutama orangtua. 3 Intervensi Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk melihat hubungan antara peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan dengan kehamilan remaja. Data primer yang dikumpulkan meliputi peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dan tingkat pengetahuan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara propor sional di delapan jorong/desa. Sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi antara lain responden telah menikah dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi jika responden tidak kooperatif Data diperoleh dengan melakukan kunjungan rumah dan wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur yang terlebih dahulu diujicobakan Untuk melihat variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian kehamilan usia remaja dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda 4 Comparision Dari jurnal tidak terdapat intervensi, peneliti hanya melakukan wawancara untuk mengembangkan pertanyaan dari kuisioner 5 Outcome Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 55,9% responden hamil di usia remaja. Sebanyak 52,9% res- ponden kurang merasakan peran dari tenaga kesehatan, 66,2% kurang mendapat dukungan keluarga, dan 58,8% memiliki pengetahuan rendah. Didapatkan hubungan peran tenaga kesehatan (nilai p = 0,032), dukungan keluarga (nilai p = 0,025), dan tingkat pengetahuan (nilai p = 0,002) dengan kehamilan usia remaja. Dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan, keluarga dan tingkat pengetahuan berperan dalam kehamilan remaja. Tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan mengenai risiko kehamilan re- maja kepada remaja serta keluarga. 6 Simpulan Dari jurnal terdapat hubungan peran tenaga kesehatan terhadap kehamilan pada remaja. Pentingnya Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang terjadi pada kehamilan usia remaja. Petugas kesehatan selaku edukator berperan dalam melaksanakan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada klien, keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan keperawatan tentang penanggu langan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi termasuk mengenai kehamilan usia remaja. Peran penyuluhan petugas kesehatan dilaksanakan dengan proses pemberian bantuan yang di lakukan melalui wawancara petugas kesehatan kepada individu yang sedang mengalami masalah kesehatan. Selaku motivator, petugas kesehatan berkewajiban untuk mendorong perilaku positif dalam kesehatan, dilak- sanakan konsisten dan lebih berkembang. Untuk peran fasilitator, tenaga kesehatan harus mampu menjembata- ni dengan baik antara pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluarga sehingga faktor risiko dalam tidak ter- penuhinya kebutuhan keamanan dapat diatasi, kemudian membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan 7 Sumber 1. Ramadani M, Nursal DGA, Ramli L. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;10(2):87.