Anda di halaman 1dari 8

RESUME JURNAL KEBIDANAN KOMUNITAS

TAHUN 2018, 2019, 2020, 2021, Dan 2022

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas


(Askeb Komunitas)

Dosen Pembimbing :

Syahrianti,S,SiT.,M.Kes

Fitriyanti,SST.,M.Keb

Oleh :

Putry Hariyani Husna

POO324021146

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2023
Determinan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil di Puskesmas
Lubuk Muda

Resume Jurnal Kebidanan Komunitas 2018

Dalam penelian ini di temukan paritas berhubungan sebab akibat dengan KEK, nilai
odd rao 9,937 arnya ibu hamil dengan paritas ≥ 3 anak 9,937 kali lebih berisiko mengalami
gizi kurang (KEK), dibandingkan ibu hamil dengan paritas 1-2 anak. Menurut Manuaba
(2017), menyatakan bahwa pada primipara dan grandemul para merupakan faktor
kehamilan dengan risiko tinggi.
Hasil penelian ini sejalan dengan pelian Vita (2014) dan Nursari (2016) menunjukkan
bahwa ada hubungan antara paritas dengan status gizi ibu, semakin nggi paritas ibu yang
semakin besar risiko ibu untuk menjadi KEK. Sedangkan variabel pengetahuan tentang
gizi dak signifikan dengan KEK pada ibu hamil. Ar nya, pengetahuan tentang gizi rendah
bukan merupakan faktor penyebab terjadinya KEK ibu hamil. Secara teori pengetahuan
yang dimiliki seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga
akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan memberi
gizi yang cukup untuk janin yang dikandungnya (Notoadmodjo, 2007).
Penelian ini sejalan dengan penelian Susan, dkk (2013) dimana tidak ada hubungan
pengetahuan zat gizi dengan status gizi pada ibu hamil. Pengetahuan kurang tidak selalu
diikuti oleh perilaku yang buruk, dikarenakan pada penelian ini masih banyak ibu yang
pengetahuannya kurang memiliki gizi yang baik. Menurut analisa peneliti pengetahuan
tentang gizi tidak berhubungan sebab akibat dengan kejadian KEK pada saat penelian ibu
hamil yang memiliki pendidikan rendah memiliki pengalaman dan informasi yang bagus baik
dari media elektronik maupun langsung dari tenaga kesehatan (bidan bagian KIA) dalam
melakukan kelas ibu hamil seap bulannya. Namun dalam hal ini masih banyak ibu hamil
yang masih belum menger tentang manfaat zat-zat gizi baik bagi ibu dan janin oleh sebab itu
diharapkan kepada pengelola program gizi untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang fungsi zat-zat gizi, manfaat bagi ibu dan janin, serta demo masal untuk menu model
makanan untuk ibu hamil seap trimesternya dan memanfaatkan kebun masyarakat untuk
bahan makanan lokal. Pendidikan dak signifikan dengan KEK pada ibu hamil. Arnya,
pendidikan SD sederajat dan SMP sederajat bukan merupakan faktor penyebab terjadinya
KEK pada ibu hamil. Padahal secara teori mengatakan pendidikan sangat menentukan status
gizi pada ibu hamil menurut Hapsari (2011), seseorang dengan latar belakang pendidikan
nggi merupakan salah satu unsur yang penng dan berperan terhadap keadaan gizinya.
Sehingga usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat.
Analisa univariat variabel dependen status gizi ibu hamil Gizi Kurang sebesar 44,4%
(52 orang) sedangkan ibu hamil dengan s t a t u s g i z i n o r m a l s e b e s a r 5 5 , 6 %
(65 orang).
Seleksi bivariat bertujuan untuk mengetahui variabel mana yang dapat menjadi
kandidat pemodelan mulvariat. Variabel independen yang dapat menjadi kandidat pemodelan
mulvariat adalah variabel yang mempunyai p value ≤ 0,25 dan secara substansi variabel
tersebuat merupakan variabel yang sangat pen ng (berhubungan secara substansi) dengan
variabel dependen (Mitra, 2015).
Hubungan Beberapa Variabel Independen dengan KEK Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Muda Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Tahun 2017

Pemodelan Mulvariat I

Mulvariat Akhir

Berdasarkan tabel 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa variabel yang signifikan dengan
variabel dependen Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah paritas dengan
pvalue 0,000. Paritas berhubungan signifikan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Resume Jurnal Kebidanan Komunitas 2019

Dari 88 responden terdapat 67 responden (76,1%) dengan model pembelajaran jigsaw


baik yang terdiri dari 64 responden atau (100 %) dengan hasil belajar baik dan 3 responden (12,5%)
dengan hasil belajar kurang sedangkan dari 21 responden dengan model pembelajaran kooperatif
kurang terdiri dari 0 responden (0%)dengan hasil belajar kurang dan 21responden (87,5%) dengan
hasil belajar kurang.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar
proses belajar-mengajar pada mahasiswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini
sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak
membuat para mahasiswa tersebut suntuk, dan juga para mahasiswa Berdasarkan hasil analisis Chi-
square diperoleh nilai р =0,000< 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
mata kuliah asuhan kebidanan komunitas Prodi D-III kebidanan STIKes Mega Resky Makassar
Tahun 2018.
Hasil penelitian (Putra, Pujani, & Juniartina, 2018)menunjukkan bahwa: (1) Pemahaman
konsep IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berkualifikasi
tinggi (N-gain = 0,74). Ketercapaian indicator menafsirkan, mencontohkan, merangkum,
menyimpulkan, dan menjelaskan berkualifikasi tinggi. Ketercapaian indikator mengklasifikasikan
dan membandingkan berkualifikasi sedang. (2) Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara
siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran
langsung (F = 18,063, p < 0,05). Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw secara signifikan memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan
model pembelajaran langsung (|μ1 − μ2| > LSD). Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
siswa aktif berdiskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sehingga memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran.
Penilitian berasumsi bahwa dari 88 sampel, terdapat 26 mahasiswa yang setelah dilakukan
mertode pembelajaran jigsaw tidak lulus, ini dikarenakan mahasiswa tersebut kurang memperhatikan
arahan yang diberikan dan juga dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan dan untuk
mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogianya heterogen, baik
segi kemampuannya maupun karakteristik lainny. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-
masing kelompok harus dibatasi, agar kelompok yang terbentuk dapat bekerjasama secara efektif,
karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktifitasnya. Pada kegiatan ini
keterlibatan dosen dalam proses belajar mengajar semakin berkurang sebagai fasilitator yang
mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung
jawab. Mereka dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga dengan dosennya sebagai
pembimbing.Dalam model pembelajaran biasa atau tradisional dosen menjadi pusat semua
kegiatan kelas. Sebaliknya didalam model belajar tipe jigsaw meskipun dosen tetap mengendalikan
aturan. Ia tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG


TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN
KUNJUNGAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS BANJAR
SERASAN KOTA PONTIANAK TAHUN 2019

Resume Jurnal Kebidanan Komunitas 2020

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan


Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar dari responden yaitu 30 responden
(60%) berpengetahuan kurang dan sangat sedikit dari responden yaitu 9 responden (18%)
berpengetahuan cukup dalam pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang
kurang dalam melakukan kunjungan kehamilan sesuai standar, penyebabnya dari berbagai faktor
yaitu rasa ingin tahu manfaat dari mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan dengan bertanya
kepada petugas kesehatan. Melalui media massa, serta informasi dari teman, tetangga, serta
keluarga yang mengetahui manfaat mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlinawati tentang “Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Dengan Kunjungan Antenatal Care Di
Puskesmas Sungan Durian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017”, Bahwa diketahui sebagian besar dari
responden (63,33%) berpengetahuan baik yaitu 19 orang.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan kepatuhan
Melakukan ANC Di BPS Sri Martuti Piyungan” Tahun 2011, bahwa ibu hamil di BPS Sri Martuti
Piyungan sebagian besar memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan tinggi (51,6%)
dengan tingkat pendidikan sebagian besar SLTA (61,3), melaksanakan kunjungan ANC secara patuh
(77,4%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan pengetahuan sebagian besar dari
responden yaitu 30 responden (60%) berpengetahuan kurang dan sangat sedikit dari responden
yaitu 9 responden (18%) berpengetahuan cukup dalam pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan karena ketidaktahuan tentang
melakukan standar kunjungan kehamilan.

PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI DESA


TELUK KAPUAS KABUPATEN
KUBU RAYA TAHUN 2021

Resume Jurnal Kebidanan Komunitas 2021

Untuk menyelesaikan permasalahan kasus tumbuh kembang pada balita di desa


Siaga Kabupaten Kubu Raya maka dilakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu
dengan melakukan penyuluhan tumbuh kembang pada orang tua yang memiliki Balita di
Dusun Kabupaten Kubu Raya.
Pada masa balita dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Pada
masa ini perkembangan anak terutama fungsi pancainderanya. Havighurst (1961)
mengartikan tugas tumbuh dan kembang adalah suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu.
1. Pada tanggal 10 Oktober 2021 ketua mengajukan proposal pengabdian kepada
masyarakat kepada LPPM
2. Setelah melalui proses revisi proposal selanjutnya ketua dan anggota
mengajukan surat ijin untuk melaksanakn PKM kepada Ketua RT DESA TELUK
KAPUAS,Kabupaten Kubu Raya
3. Setelah surat disetujui kemudian menentukan tanggal pelaksanaan dan
mempersiapkan PKM Pada tanggal 20 Oktober 2021 Di Desa Teluk
Kapuas Kabupaten Kubu Raya. Penyuluhan tumbuh kembang pada balita
dilakukan di Posyandu Desa Teluk Kapuas Kabupaten Kubu Raya.
PENINGKATAN PEMAHAMAN KADER TENTANG PEMANFAATAN
POSBINDU-PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA DILIB BUKTI
KECAMATAN SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR

Resume Jurnal Kebidanan Komunitas 2022

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan ketua pelaksana Evi


Kurniawati, SST, M. Keb dan melibatkan peran serta TIM dosen dan mahasiswa Prodi
Diploma III Kebidanan dan Program Sarjana STIKes Muhammadiyah Aceh. Penyuluhan
dipaparkan dengan media berupa laptop, infocus dan powerpoin.
Penyuluhan terbagi dalam beberapa bagian yaitu,
1. Persiapan awal, melakukan persiapan awal terkait pelaksanaan kegiatan, yaitu
memberitahukan tentang informasi kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui
bapak kepala desa serta kader.
2. Pembukaan
Membuka acara diawali dengan pembacaan ayat suci al-quran dan kata sambutan.
3. Menginformasikan kepada peserta kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk
mengisi Absensi kehadiran.
4. Pemaparan data dan masalah
a. Terdapat ibu hamil 4 orang, 1 diantaranya masih tidak rutin melakukan
pemeriksaan kepada bidan.
b. Terdapat bayi 2 orang . dan keduanya belum lengkap mendapatkan
imunisasi.
c. Terdapat balita 9 orang, 6 orang diantaranya pertumbuhan dan
perkembangannya normal sedangkan 3 orang lainnya mengalami stunting.
Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (di bawah 2 SD), di
tandai dengan terhambatnya perkembangan anak yang mengakibatkan
kegagalan dan mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia
anak. Stunting merupakn kekurangan gizi kronis atau kegagalan dimasa
lalu dan di gunakan sebagai indicator jangka panjang untuk gizi kurang
pada anak. Kurangnya gizi pada balita di pengaruhi banyak faktor,
diantaranya pendidikan, status ekonomi dan mata pencaharian keluarga. Maka
kami akan memberikan penyulihan tentang bagaimana mencegah stunting.
d. Terdapat remaja 80 orang, 25 di setelah kami melakukan pendataan
masalah pada remaja tidak ada, dan kami melakukan sosialisasi tentang
personal hygiene dan SADARI.
e. Terdapat PUS sebanyak 56 pasangan, diantaranya sebanyak 41 orang
ibu tidak mau memakai KB di karenakan beberapa alasan yaitu ibu ingin
memiliki keturunan lagi, ibu mengatakan tidak cocok menggunakan KB, ibu
mengatakan tidak mau memakai KB karena alasan budaya dan agama, dan
alasan lainnya.
f. Terdapat WUS sebanyak 86 orang, setelah kami melakukan pendataan
masalah pada WUS tidak ada, dan kami melakukan sosialisasi tentang
personal hygiene dan SADARI.
g. Terdapat 75 orang lansia, diantaranya mengalami hipertensi, asam urat dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai