Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama

melalui hubungan seksual. Sejak tahun 1998, istilah STD (Sexually Transmitted Diseases)

mulai berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection), tujuannya agar dapat

menjangkau penderita asimtomatik atau tanpa gejala. Sampai saat ini penyakit menular

seksual yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis,

trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

dan hepatitis B.1

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan sistem

kekebalan. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah atau menurun bisa

terkena AIDS karena HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. AIDS (Acquired

Immune Deficiency Syndrom) yang berarti kumpulan gejala penyakit akibat

menurunnya sistem kekebalan tubuh yang sifatnya diperoleh.2

Berdasarkan data dari UNAIDS, terdapat 36,9 juta masyarakat berbagai negara hidup

bersama HIV dan AIDS pada 2017. Dari total penderita yang ada, 1,8 juta di antaranya

adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Selebihnya adalah orang dewasa, sejumlah

35,1 juta penderita. Masih bersumber dari data tersebut, penderita HIV/AIDS lebih banyak

diderita oleh kaum wanita, yakni sebanyak 18,2 juta penderita. Sementara laki-laki sebanyak

16,9 juta.3

1
2

Di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan menyebutkan ada 301.950 kasus

HIV positif yang ditemukan pada tahun 2018. Dari jumlah tersebut, 108.829 di antaranya

juga positif AIDS. Sedangkan dari segi usia, populasi pengidap HIV-AIDS paling

banyak ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun, dan 20-24 tahun. 5

Kasus HIV di Jawa Timur dengan jumlah infeksi HIV menduduki peringkat 1 di

Indonesia pada tahun 2018 dengan jumlah pasien HIV/AIDS (ODHA) mencapai 67.658

orang. (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2018). Di kabupaten lumajang, Tahun 2016 HIV

140 orang dan AIDS 50 orang. Dimana pada tahun 2017 mengalami kenaikan pada HIV

menjadi 444 orang dan AIDS 41 orang dan pada tahun 2018 turun menjadi HIV 392 orang

AIDS 17 orang. Di wilayah kerja puskesmas Randuagung pada tahun 2017 penderita HIV

berjumlah sebanyak 6 orang, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 14 orang.6

Tingginya angka kejadian penyakit menular seksual di kalangan remaja terutama

wanita, merupakan bukti bahwa masih rendahnya pengetahuan remaja akan penyakit

menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi korban dari penyakit menular seksual.

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik

secara fisik, psikologis maupun intelektual.7

Selain itu sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai

petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya

tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil dalam

menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku berisiko dan mungkin

harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah

kesehatan fisik dan psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut
3

memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.7

Permasalahan utama yang dialami oleh remaja Indonesia yaitu ketidaktahuan terhadap

tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan perkembangan yang sedang dialami,

khususnya masalah kesehatan reproduksi remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih

rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

Penelitian menyebutkan, remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui resiko

kehamilan jika melakukan hubungan seksual untuk pertama kali masing-masing baru

mencapai 49,5% dan 45,5%. Remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang

mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah masing-

masing mencapai 34,7% dan 30,9% sedangkan remaja perempuan dan laki-laki usia 20-24

tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual sebelum

menikah masing-masing sebanyak 48,6% dan 46,5%.8

Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah

pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang

umumnya wajib. Dalam proses pengajaran, sekolah mengikuti kurikulum belajar yang

berlaku. Namun tidak semua pelajaran diajarkan dalam proses belajar formal, salah satunya

tentang pengetahuan HIV/AIDS yang hanya sedikit didapatkan di sekolah.

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi termasuk didalamnya

seperti penyakit infeksi menular seksual, kehamilan diluar nikah, seks bebas, dan lain

sebagainya memang sudah ada di sekolah khususnya pada kegiatan ekstrakulikuler seperti

UKS.
4

Oleh karena itu kelompok kami ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Di SMK Nurul Istiqomah Desa Kalidilem

Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang Jawa Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Di SMK Nurul

Istiqomah Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang Jawa Timur ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS bagi

pelajar sekolah menengah atas di wilayah Puskesmas Randuagung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang

didapat selama pendidikan serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat

penelitian ilmiah.

1.4.2. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengenai

pendidikan kesehatan reproduksi pelajar sekolah menengah atas sehingga dapat mengurangi

angka kejadian penyakit HIV/AIDS di wilayah puskesmas Randuagung, Kabupaten

Lumajang.
5

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan mengenai pendidikan HIV/AIDS

bagi pelajar sekolah menengah atas.

1.4.4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya mengenai HIV/AIDS bagi pelajar sekolah menengah atas.

Anda mungkin juga menyukai