Anda di halaman 1dari 4

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

HIV/AIDS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA


DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
GONDANG KABUPATEN SRAGEN JAWA TENGAH
3 Mei 2009
skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii77/ - Tembolok

Dwi Wahyuningtyas

ABSTRAKSI

Latar Belakang : Perilaku seksual bebas remaja di Indonesia membutuhkan perhatian yang
serius dari berbagai kalangan. Hal tersebut erat hubungannya dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh remaja mengenai kesehatan reproduksi. Perilaku reproduksi yang tidak sehat
pada remaja seperti melakukan hubungan seksual di luar pernikahan yang tidak syah atau
berganti-ganti pasangan yang dilakukan secara bebas, dapat mengakibatkan infeksi penyakit
menular seksual termasuk HIV/AIDS. Dengan demikian kita perlu melindungi dan
menyelamatkan para remaja kita demi masa depan mereka sebagai generasi bangsa yang
sehat baik fisik maupun psikis.

Tujuan : untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan
perilaku seksual remaja.

Metodologi Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gondang, kabupaten
Sragen. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 142 responden. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kendall Tau.

Hasil : Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual remaja sebesar 40,1%. Hal ini berarti
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS berpengaruh terhadap  perilaku seksual remaja
sebesar 40,1%, sedangkan 59,9% perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh faktor lain.

Kesimpulan : Sebagian besar pengetahuan remaja di SMAN 1 Gondang dalam kategori


cukup baik (47,2%) dan perilaku seksual remaja termasuk dalam kategori baik (38%).

Kata Kunci : Pengetahuan, HIV/AIDS, Remaja, Perilaku, Seksual.

http://www.mantri-suster.co.cc/
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang HIV-AIDS di SMU

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA


TENTANG HIV-AIDS DI SMU
1.1 Latar belakang
Kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi dikalangan remaja. Berbagai
jenis IMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya dan
kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya karena pada umumnya berbagai infeksi IMS dan
HIV/AIDS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan HIV/AIDS dapat berdampak
kematian.1 Dalam banyak kesempatan diskusi dan seminar mengenai HIV/AIDS sering para pakar
menyebut fenomena gunung es ditengah pandemi HIV, artinya dari seluruh data yangdapat
diungkap sesungguhnya tersembunyi masalah yang jauh lebih besar. Misalnya kita mengungkap 100
data penderita HIV maka mungkin saja angka realnya bisa mencapai 100 atau sampai 1000 kali lipat.
Sangat sedikit kaum muda yang memiliki pengetahuan memadai dan benar tentang IMS termasuk
HIV/AIDS padahal pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk terhindar dari risiko penularan dan tidak
diskriminatif kepada penderita AIDS. Dari data yang didapat dari UNAIDS (United Nation for AIDS)
pada akhir tahun 2004 didunia diperkirakan terdapat 39,4 juta orang penderita HIV/AIDS. Menurut
laporan United Nations Population Fund, HIV banyak menjangkiti remaja putri. Diperkirakan
diseluruh dunia yang terjangkit penyakit HIV/AIDS 7,3 juta wanita muda dan 4,5 juta pria muda.
Kalangan remaja dunia dewasa ini ibarat hidup dalam era HIV/AIDS. Laporan itu juga menyebutkan
bahwa sebagian kasus baru HIV/AIDS telah menyerang remaja usia 15 – 24 tahun. Dilaporkan bahwa
setiap 14 detik, satu orang remaja terinfeksi virus HIV/AIDS. Setiap hari sekitar 6000 orang berusia
15 – 24 tahun tercatat sebagai penderita baru HIV. Sebanyak 87 % pengidap HIV/AIDS hidup
dinegara miskin dan berkembang. Banyak kalangan remaja tidak mempunyai informasi mengenai
kesehatan, pencegahan kehamilan, HIV/AIDS serta infeksi yang ditimbulkan akibat hubungan seks.
Sebagaimana disadari bahwa jumlah penduduk Indonesia dewasa ini mencapai 210 juta orang. Yang
disebut remaja kira-kira 30 %. Terancamnya generasi muda dunia oleh penyakit HIV/AIDS, juga tidak
terluput mengancam generasi muda indonesia. 2
Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada April 1987 (pada seorang Wisatawan Belanda,
kebetulan seorang Gay, yang akhirnya meninggal di sebuah Rumah Sakit di Denpasar Bali).
Pemerintah Indonesia memungkiri kasus tersebut sebagian masyarakat juga melakukan hal yang
sama, apalagi kasusnya adalah Wisatawan Asing. Di Indonesia yang dikenal begitu menjunjung tinggi
budaya dan norma-norma ketimuran, ternyata HIV/AIDS juga sudah berkembang dan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut Elisabeth Pisani, seorang Epidemiologis dari ASA (Aksi
Stop AIDS), sebuah kelompok yang peduli terhadap AIDS sebagaimana dikutip AFP (AIDS Found
Populations) “Indonesia adalah salah satu negara yang peningkatan Epidemi HIV/AIDS nya paling
cepat didunia”. 3
Di Indonesia penyakit HIV/AIDS meningkat cukup tajam dari tahun ke tahun. Sejak kasus pertama
diBali 1987, enam tahun kemudian (desember 1993) dilaporkan telah ditemukan di 12 propinsi
dengan jumlah penderita AIDS sebanyak 49 orang dan HIV (+) 193 orang. Pada bulan Maret 2002
dilaporkan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia berjumlah 2950 orang. 4
Hingga Juni 2004 jumlah kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 15 – 19 tahun berjumlah 167 orang dan
usia 20 – 29 tahun berjumlah 1.225 orang. Sementara jumlah total semua usia adalah 4389 kasus
HIV/AIDS. Banyaknya jumlah remaja penderita HIV/AIDS diduga karena keterbatasan akses informasi
dan layanan kesehatan bagi remaja yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang
HIV/AIDS yang benar dan menyeluruh dikalangan remaja berusia 15 – 24 tahun.5 Pada tahun 2002 –
2003 Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menemukan sekitar 34% remaja putri dan 21%
remaja pria berusia 15 – 24 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS.6 Dari Juni 2004
hingga akhir Juni 2005 jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah sebanyak 7098 kasus, benar-
benar diluar dugaan, dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi peningkatan sebanyak 2709 kasus.
3
Salah satu propinsi yang memiliki jumlah pengidap HIV/AIDS tertinggi di Indonesia adalah Papua.
Data terakhir Dinas Kesehatan Propinsi Papua per 30 September 2005, menyebutkan angka
HIV/AIDS di Papua mencapai 2134 kasus. Dengan perincian sebanyak 1202 kasus HIV dan 932 kasus
AIDS, serta 289 diantaranya sudah meninggal. Satu hal yang mengkhawatirkan adalah kasus
HIV/AIDS terbanyak justru ada pada usia produktif ( 15 – 39 tahun ), yakni sekitar 79%, pada
kelompok umur 20 – 29 tahun yaitu 879 kasus, umur 30 – 39 tahun 530 kasus dan umur 15 – 19
tahun 189 kasus. 7
Di Lampung berdasarkan survei tentang HIV/AIDS yang hanya dilakukan didaerah endemis didapat
data, tahun 2001 ada 18 kasus, tahun 2002 ada 10 kasus, tahun 2003 ada 31 kasus, dan ditahun
2004 ada 21 kasus. Tahun 2002 RSUAM (Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek) melaporkan ada
pasien meninggal karena AIDS.8
Dari hasil pra survey yang telah penulis lakukan dengan mengajukan 6 pertanyaan lisan tentang
HIV/AIDS, dari 10 orang siswa/I yang diajukan pertanyaan, 60% dari mereka hanya bisa menjawab 2
– 3 pertanyaan dan 40%nya bisa menjawab 4 – 5 pertanyaan saja. Alasan mereka tidak tahu karena
mereka tidak pernah mendapatkan informasi dari sumber yang benar dan tidak adanya tempat atau
layanan khusus remaja dimana mereka bisa menanyakan tentang hal-hal seperti itu. Karena
pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS yang sedikit tersebut penulis juga ingin mengetahui
bagaimana gambaran sikap mereka tentang HIV/AIDS. Karena cara bersikap terhadap suatu objek
juga ditentukan dari pengetahuan tentang objek tersebut.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan sikap
Remaja tentang HIV/AIDS di SMU Negeri I ............ ............ 2006.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dilihat masih banyaknya jumlah remaja penderita HIV/AIDS diduga
karena keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan bagi remaja yang berdampak pada
rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS yang benar dan menyeluruh dikalangan remaja berusia
15 – 24 tahun.

1.3 Rumusan Masalah


Rumuskan masalah dalam penelitian ini, Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja
Tentang HIV/AIDS di SMU Negeri 1 ............ ............ Tahun 2006.

1.4 Pertanyaan penelitian


Dari uraian latar belakang tersebut diatas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMA N 1 ............ ?.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMU Negeri
1 .............
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pengertian HIV/AIDS di SMU N
1 ............
1.4.2.2 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang etiologi/penyebab HIV/AIDS di
SMU N 1 ............
1.4.2.3 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang patogenesis/penularan HIV/AIDS
di SMU N 1 ............
1.4.2.4 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang manifestasi/gejala HIV/AIDS di
SMU N 1 ............
1.4.2.5 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pemeriksaan penunjang untuk
HIV/AIDS di SMU N 1 ............
1.4.2.6 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pencegahan untuk HIV/AIDS di
SMU N 1 ............
1.4.2.7 Untuk mengetahui sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMU N 1 ............

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.5.1 Institusi Pendidikan Tempat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi SMU
Negeri 1 .............
1.5.2 Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi
mahasiswa tentang Tingkat Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
1.5.3 Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penulisan karya tulis
ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang penelitian khususnya mengenai HIV/AIDS.
1.5.4 Masyarakat Khususnya Remaja
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya remaja mengenai
HIV/AIDS.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


1.7.1 Jenis penelitian : Deskriptif
1.7.2 Objek penelitian : HIV/AIDS
1.7.3 Subjek Penelitian : Remaja di SMU Negeri 1 ............
1.7.4 Lokasi Penelitian : SMU Negeri 1 ............
1.7.5 Waktu Penelitian : Januari – Mei 2006
1.7.6 Alasan Penelitian : Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan Remaja tentang
HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai