PENDAHULUAN
Health Organization (WHO) AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak
pertama kali diakui tahun 1981. Hal ini membuat AIDS merupakan salah satu
epidemic yang paling merusak sepanjang sejarah. Pada tahun 2007, jumlah
penduduk yang terinfeksi HIV telah mencapai 33,2 juta, dimana 2,5 juta
diantaranya baru terinfeksi. Kematian akibat AIDS pada tahun 2007 juga tinggi
yang sangat pesat. Menurut Djauzi (2009), jumlah HIV tahun 2006 telah
mencapai kisaran 90.000 – 130.000 dan meningkat hampir dua kali lipat pada
tahun 2008, yakni 270.000 penderita. Sehingga pada tahun 2020, jumlah
pengidap HIV diprediksikan bisa mencapai angka 1,6 juta jiwa. Kematian yang
ditimbulkan semenjak pertama kali ditemukan pada tahun 1981 hingga 2009 telah
menjadi momok yang menakutkan, karena hingga kini belum ditemukan obat
hukuman social atau stigma oleh masyarakat diberbagai belahan dunia terhadap
dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV. Padahal kekerasan atau
ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan test
HIV, memeriksa bagaimana hasil testnya, atau berusaha untuk mencari perawatan.
Akibatnya, banyak pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi dan baru diketahui
ketika gejalanya sudah memberat. Hal inilah yang menurut Djauzi (2009) menjadi
Jumlah yang terungkap sekarang merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana
yang tampak hanya sebagian kecil (10%) dari jumlah yang sebenarnya.
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensi penularan penyakit hepatitis.
Resiko tertular HIV melalui tusukan jarum pada petugas kesehatan hanya 3/100
sedangkan lewat hubungan sex 4/100. Ini jauh lebih kecil dari penularan hepatitis,
baik terhadap HIV/AIDS tidak menjamin, bahwa ia memiliki sikap yang positif
terhadap penderita HIV/AIDS. Tidak jarang ada petugas kesehatan yang menolak
manangani penyakit AIDS dengan alasan takut tertular. Contoh yang paling
Menurut Djuazi (2009), proyek ini tidak berjalan akibat dari ketiadaan para ahli
Salah satu yang menjadi sasaran utama dari sosialisasi tentang penyakit ini adalah
remaja, dalam hal ini anak SMU/SMK. Usia remaja memang merupakan masa
pencarian identitas diri, senang dengan tantangan, yang jika tidak dikendalikan,
– 19 tahun saat ini telah mencapai 522 orang, sebuah jumlah yang cukup banyak.
mampu memberikan perlakuan yang wajar terhadap orang yang terinfeksi AIDS.
Dalam hal ini, termasuk memperlakukan temannya yang terkena AIDS, sehingga
tidak merasa dikucilkan atau bahkan diperlakukan secara tidak manusiawi oleh
Tengah merupakan daerah yang sangat rentan terhadap penyebaran virus HIV ini.
Hal ini disebabkan banyumas merupakan daerah transit, wisata sekaligus pusat
bisnis. Saat ini Banyumas menduduki peringkat ke-2 di Jawa Tengah sebagai kota
dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak setelah Kota Semarang. Dari 253 kasus
2009).
HIV/AIDS. Banyaknya pendatang dari luar diikuti dengan budaya luar yang
pelajar/mahasiswa. Jumlah realnya tentu lebih banyak, karena data yang muncul
dan Baturaden. Seperti diketahui Wilayah rentan HIV AIDS di Banyumas ini
Purwokerto.
1.2 Rumusan masalah
inilah yang kemudian menyebabkan banyak pengidap HIV/AIDS yang tidak mau
kasus, tidak sedikit yang memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS lebih dari
langsung.
jenis kelamin
HIV/AIDS
HIV/AIDS
ilmiah nasional.
HIV/AIDS.
2) Menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
Sedangkan menurut Depdikbud (1997), pengetahuan adalah hasil tahu dan hal
meliputi: pengingatan tentang hal yang bersifat khusus atau universal, dalam hal
ini pengingatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, dalam hal ini
tekanan utama pada penganalan kembali, fakta, prinsip, proses, dan pola
(Depdikbud, 1998).
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu juga
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
c. Aplikasi (Aplication)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata ialah mampu
d. Anailisis (Analysis)
suatu obyak penelitian didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitanya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
e. Sintesis (Syntesis)
Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru
f. Evaluasi (Evaluation)
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden, kedalam pengetahuan
yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut
diatas.
2.1.3 Sikap
a. Definisi
tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi
b. Komponen sikap
1) Kognisi
2) Afeksi
teknologi tersebut.
3) Perilaku
muda, individu suka musik rock & roll yang suaranya keras,
2) Pengalaman personal
tidak langsung.
4) Kelompok sebaya
5) Media massa
membelinya.
d. Remaja
1) Definisi remaja
(Soetjiningsih, 2004).
remaja akan melewati tahapan sebagai berikut: (1) masa remaja awal /
dini (Early adolesence), umur 11-13 tahun; (2) masa remaja pertengahan
(Middle adolesence), umur 14-16 tahun; (3) masa remaja lanjut (Late
rambut pubis hal ini terjadi pada kedua jenis kelamin, laki-laki
2004).
konsep moral
formal.
e. HIV/AIDS
1) Definisi
(Wikipedia, 2009).
Gejala yang timbul pada AIDS umumnya tidak akan terjadi pada
virus, fungi, dan parasit terjadi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
oleh virus HIV ini. Selain itu, HIV mempengaruhi hampir semua organ
kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem
servik, limfoma hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker
anus.
3) Penyebab
4) Penularan
terjadi ketika ada kontak antera sekresi cairan vagina atau cairan
hubungan seksual biasa dan seks oral. Selain itu kekerasan seksual akan
atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang
positiv HIV.
6) Pencegahan
jangka panjang.
mungkin.
7) Penanganan
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang
pada sesuatu. Sikap sendiri terbentuk dari beberapa komponen seperti kognisi,
afeksi, dan perilaku. Stigma terhadap penderita AIDS merupakan presentasi sikap
seseorang terhadap penderita AIDS. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
berperngaruh dalam pembentukan sikap seseorang, termasuk dalam hal ini mengenai
HIV/AIDS. Stigma yang muncul bisa disebabkan oleh pengetahuan yang kurang
mengenai penyakit tersebut. Namun demikian terdapat banyak hal yang bisa
membentuk sikap seseorang, seperti, pengalaman, orang tua, kawan sebaya media
masa. .
2.3 Hipotesis
Ha : terdapat hubungan antara pengetahuan mengenai HIV/AIDS dengan
sikap terhadap penderita HIV/AIDS.
BAB III
METODE PENELITIAN
pengambilan data pada metode cross sectional hanya dilakukan satu kali saja
3.2.1 Populasi
virus HIV.
Purwokerto
1) Editing
2) Coding
3) Processing
4) Cleaning
dimasukan ada kesalahan atau tidak. Kesalahan sangat memungkinkan saat entry
data. Cara untuk membersihkan data adalah dengan mengetahui data yang tidak
1) Analisis univariat
2) Analisis bivariabel
somers’d. Uji statistik ini dipilih karena jenis kedua variabel tersebut adalah
penderita HIV/AIDS.
withdraw, potensial benefit, dan potensial harm (Long & Johnson, 2007).
Baturaden dan Purwokerto Timur pada bulan Mei 2009. Sampel penelitian
kelamin.
perempuan.
4.2 Pembahasan
sama yaitu 49,2 % laki-laki dan 50,8% perempuan. Usia ini menurut WHO
sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun
2013)
pada sesuatu. Sebuah sikap muncul sebagai hasil evaluasi terhadap objek
mengenai penyakit tersebut sehingga bisa memiliki sikap yang baik dengan
%). Hal ini menunjukan kontribusi dari pengetahuan mereka terhadap sikap
yang terbentuk. Selain itu banyak faktor yang mendukung pembentukan
ini didukung oleh nilai korelasi (r) yang hanya 0,219. Ini menunjukan
bahwa nilai korelasi kedua variabel tersebut lemah. Denga kata lain,
ia harus rutin minum obat karena sakit yang dideritanya (Oskam dalam
Ramadhani, 2008).
orang lain. Apa yang telah individu alami akan membentuk dan
Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk berafiliasi dan menghindari konflik
dianggap penting diantaranya: orang tua, orang dengan status sosial lebih
tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami, dan lai-
Media juga mampu merubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang
ini di dukung dengan hasiil uji statistik menggunakan uji gamma dan somer’d
5.1 Simpulan
5.1.1.Simpulan Umum
jenis kelamin
HIV/AIDS
HIV/AIDS
responden (69,7%)
5.2. Saran
kepada para siswa mengenai tema seputar HIV/AIDS. Meskipun secara statistik
tidak ada hubungan yang signifikan, namun hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian serius.
2) Penelitian
dengan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi, 2, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar
Dinas Pendidikan Kabupaten, 2006, Data Siswa SMA se-Kabupaten Banyumas tahun
2006, Dinas Pendidikan Kabupaten, Banyumas.
Djauzi, 2009, ’How To Maintain ARV First Line Treatment’, lembaran makalah dalam
Clinical Mentoring on HIV/AIDS for Health Provider, SANDAR, Gedung Asri
Medical Center Lt 2 Jogjakarta, 20 Juni 2009.
Febrian, E 2013, Komisi Penanggulangan Komisi Penanggulangan AIDS Ajak Media
Untuk Sosialisasi, diambil tanggal 30 Juli 2013 ,
<http://kuninganmedia.com/buka/baca/1372426815>
Halomoan, 2012, Kajian Terhadap Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa
di Satuan Pendidikan, diambil 30 Juli 2013
<http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/cpbl1343830502.pdf>
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia, 2012, Pedoman Pelaksanaan Hari AIDS Sedunia Tahum 2012,
Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak RI, Jakarta
Notoatmodjo, S 1993, Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan, Universitas Indonesia.
Jakarta.
Sarana yang diperlukan dalam penelitian adalah intrumen penelitian yaitu sebagai
berikut :
INSTRUMEN PENELITIAN
A. INFORM CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Usia :
Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini menyatakan bersedia dan
berperan serta dalam penelitian tentang ” Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
HIV/AIDS dengan Sikap Terhadap Pengidap HIV AIDS pada Siwa SMU/SMK di
Wilayah Kecamatan Purwokerto Timur dan Baturaden” yang dilakukan oleh Iwan
Purnawan, S.Kep.,Ns
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Purwokerto,.......................2013
Yang menyatakan
...........................
B. CHECK LIST
NO PERNYATAAN YA TIDA
K
Apabila saudara/teman anda menderita HIV/AIDS
1. apakah anda masih mau berteman dengannya
KETUA TIM
A. Identitas
Nama : Iwan Purnawan, S.Kep, Ners., M.Kep
Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 05 Februari 1980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIP : 198002052008011005
Pangkat/Golongan : Penata Muda /IIIa
Institusi : Jurusan Keperawatan FKIK
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
B. Mata ajar yang diampu Keperawatan Gawat Darurat
C. Riwayat Pendidikan
No Tahun Lulus
Nama Pendidikan
1. SD Pabuaran 2 1992
D. Riwayat Pekerjaan
No Pekerjaan Tahun
E. KARYA ILMIAH
Purnawan, I Saryono, 2010, “Mengelola Pasien dengan Ventilator Mekanik”,
Rekatama, Jakarta
BIODATA
ANGGOTA PENELITI
A. IDENTITAS
Nama : Eva Rahayu, S.Kep., Ns, M.Kep
NIP : 132326549
Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
Jabatan : Dosen Pengajar
Institusi : Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
No Nama Pendidikan Tahun Lulus Keterangan
1 SD Negeri I Purajaya Lampung Barat 1993
2 MTs Negeri II Bandar Lampung 1996
3 SMU Al Kautsar Bandar Lampung 1999
4 Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM 2005
C. RIWAYAT PEKERJAAN
No Pekerjaan Tahun Keterangan
1. Dosen Jurusan Keperawatan 2007- sekarang
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan UNSOED Purwokerto