DISUSUN OLEH
SUSAN DYAH PURWOGANTI
(18595)
XI MIPA 2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STIGMA PELAJAR PADA
PENDERITA HIV DAN AIDS SERTA DAMPAKNYA”. Karya tulis ilmiah ini
disusun untuk memenuhi tugas menulis karya ilmiah dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis telah mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik dalam hal materi maupun moril. Oleh karena
itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhammad Umar Izzuddin, S. Pd., Selaku pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.
3. Rekan-rekan kelas XI MIPA 2 yang selalu memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyusun karya ilmiah ini.
4. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penulis tahu karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga
kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan karya tulis ilmiah ini ke
depannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN................................. i
DAFTAR ISI .......................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................... 1
1.1 Latar Belakang ................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................... 2
1.3 Tujuan .............................................. 3
1.4 Manfaat............................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI ....................... 4
2.1 Konsep HIV dan AIDS .................. 4
2.1.1 Pengertian HIV dan AIDS ........ 4
2.1.2 Penemuan ................................. 4
2.1.3 Penularan .................................. 5
2.1.4 Pencegahan ............................... 6
2.2 Konsep Stigma HIV dan AIDS ....... 6
2.2.1 Pengertian Stigma .................... 6
2.2.2 Penyimpangan Stigma .............. 6
2.2.3 Stigma Terkait HIV dan AIDS . 7
2.2.4 Akibat Stigma ........................... 7
2.2.5 Pengertian Diskriminasi ........... 8
BAB III PEMBAHASAN ..................... 9
3.1 Faktor Penyebab Munculnya Stigma
Pelajar Terhadap ODHA ....................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
medis, dan menjadi fenomena sosial di
masyarakat (Frederikson, 2007).
5
2011). Stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA berdampak pada terbukanya
penyakit AIDS, hal ini karena stigma dan
diskriminasi akan mematahkan semangat
orang untuk berani melakukan tes dan
bahkan akan juga membuat orang merasa
enggan untuk mencari informasi dan cara
perlindungan terhadap penyakit
(Hermawati, 2011).
6
HIV/AIDS di sekolah. Stigma tersebut
memiliki dampak yang besar kepada
masyarakat dan kaum ODHA . Oleh
karena itu, penulis ingin meneliti faktor
yang menyebabkan munculnya stigma
terhadap ODHA pada pelajar serta
dampaknya.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan faktor yang menyebabkan
munculnya stigma terhadap ODHA pada
pelajar.
2. Menjelaskan dampak stigma HIV dan
AIDS terhadap kehidupan ODHA
3. Menjelaskan dampak stigma pada ODHA
terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS
1.4 Manfaat
7
yang menyebabkan munculnya stigma
terhadap ODHA pada pelajar dan
dampaknya, sehingga diharapkan mampu
menghapuskan diskriminasi terhadap
kaum ODHA.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.2 Penemuan
9
diketahui terjadi terutama pada individu
yang menderita supresi atau tekanan
kekebalan yang sangat hebat.
Pengamatan ini menghantarkan ke apa
yang akhirnya dikenal sebagai Acquired
Immuno Deficiency Syndrome atau AIDS.
Penderita AIDS sangat rentan terhadap
penyakit oportunistik, yaitu infeksi dan
kanker yang mengambil kesempatan saat
terjadi kelumpuhan sistem kekebalan.
Protozoa Pneumocystis adalah
organisme yang ada di mana-mana, dan
organisme itu tidak menyebabkan
pneumonia pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang sehat. Pada orang
penderita AIDS, penyakit oportunistik,
kerusakan neurologis, dan penurunan
fisiologis akan berakhir dengan kematian.
10
diidentifikasi dalam sampel darah yang
diawetkan sejak tahun 1959 di negara-
negara Afrika dan di Inggris.
2.1.3 Penularan
11
makrofag dan sel T helper, tertarik ke
daerah itu oleh respons peradangan.
2.1.4 Pencegahan
12
2.2 Konsep Stigma HIV dan AIDS
13
diskriminasi seperti rasisme, homofobia
atau kebencian terhadap wanita-wanita
yang bekerja di tempat-tempat seperti
pelacur atau pengguna narkoba. Stigma
tidak hanya membuat orang sulit untuk
berdamai dengan HIV dan mengelola
penyakit mereka pada tingkat pribadi,
tetapi juga mengganggu upaya untuk
memerangi epidemi AIDS secara
keseluruhan. Pada tingkat nasional,
stigma yang terkait dengan HIV dapat
menghalangi pemerintah dalam
mengambil keputusan cepat dan efektif
terhadap epidemi, sementara pada tingkat
pribadi membuat orang enggan untuk
mengakses tes HIV, pengobatan dan
perawatan (Alifatin A,2011
14
masyarakat
c. Kebanyakan orang terinfeksi HIV
melalui hubungan seks yang sering
membawa stigma moral.
d. Ada banyak informasi yang tidak akurat
tentang bagaimana HIV ditularkan,
menciptakan perilaku irasional dan
persepsi pribadi.
e. Infeksi HIV sering dianggap sebagai
akibat tidak bertanggung jawab.
f. Agama atau keyakinan moral yang
menyebabkan beberapa orang untuk
percaya bahwa terinfeksi HIV adalah
akibat dari kesalahan moral (seperti
pergaulan bahas atau seks menyimpang)
yang pantas untuk dihukum.
15
Stigma menjadi diskriminasi
ketika pikiran, keyakinan atau sikap
berkembang menjadi tindakan langsung.
Diskriminasi didefinisikan sebagai
perlakuan kurang baik suatu individu
hanya didasarkan pada keanggotaan
mereka untuk kelompok tertentu
(Giddens, Duneier, Applbaum & Carr
2009).
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
dukungan HIV/AIDS. Pengetahuan
tentang HIV/AIDS mempengaruhi
terjadinya stigma terhadap ODHA.
Dalam penelitian untuk mengetahui
hubungan pengetahuan tentang
HIV/AIDS dengan stigma terhadap
ODHA di kalangan remaja usia 15--19
tahun di Indonesia yang dilakukan oleh
Berliana Situmeang, Syahrizal Syarif,
dan Renti Mahkota pada tahun 2017
menggunakan data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012
dengan disain cross-sectional. Sampel
penelitian sebanyak 8.316 orang. Hasil
studi menunjukkan 71,63% remaja
mempunyai stigma terhadap ODHA,
49,10% remaja mempunyai pengetahuan
yang kurang tentang HIV. Pengetahuan
yang kurang tentang HIV/AIDS
berhubungan dengan stigma terhadap
ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273)
setelah dikontrol oleh keterpaparan media
massa. Perlu dilakukan peningkatan
pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
remaja guna mengurangi stigma terhadap
ODHA.
18
dikarenakan sebagian besar pelajar tidak
mendapatkan informasi yang cukup dan
hanya berasal dari satu sumber. Tapi,
pada kenyataannya hampir seluruh
pelajar memiliki stigma terhadap ODHA,
baik yang berpengetahuan rendah
maupun tinggi.
19
pembenaran, yaitu pendapat, bukti,
pedoman yang beralasan dan masuk akal.
Sekalipun suatu keyakinan kuat, itu
bukan merupakan pengetahuan.
Pengetahuan memerlukan pembenaran
sedangkan keyakinan atau opini tidak
memerlukan pembenaran. Para pelajar
meyakini pengetahuan mereka, dan
pengetahuan itu membentuk berbagai
opini. Kenyataan bahwa hubungan
seksual merupakan penyebab terbesar
infeksi HIV digunakan sebagai bukti
yang membenarkan “pengetahuan” dan
opini mereka. Sehingga mereka
menganggap pembelaan para ODHA
hanya sebuah opini yang tidak dapat
dibenarkan.
20
hak dan martabat, mendapat tindakan
diskriminatif, hingga gangguan psikis
yang berujung pada bunuh diri. Para
ODHA juga kesulitan untuk meminta
bantuan pada orang lain karena stigma
“HIV sangat menular dan mematikan”.
Sekalipun suatu saat mereka dinyatakan
‘sembuh’ karena jumlah virus dalam
tubuh mereka tidak memenuhi syarat
seseorang dikatakan terinfeksi HIV,
masyarakat akan tetap melihat mereka
sebagai orang yang pernah mengidap
HIV dan tetap mendapatkan tindakan
diskriminatif.
21
menghindari perilaku yang dapat
menularkannya.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari data yang telah diuraikan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa
faktor yang memengaruhi munculnya
stigma pelajar terhadap HIV dan AIDS
adalah pandangan terkait cara penularan
HIV dan pengetahuan pelajar terhadap
HIV dan AIDS. Selain itu, dapat pula
disimpulkan bahwa stigma yang muncul
di tengah masyarakat harus mampu
diarahkan kepada HIV dan AIDS sebagai
objek, bukan penderitanya. Hal ini
dilakukan sebagai upaya pencegahan
HIV dan AIDS, serta mencegah tindakan
diskriminasi terhadap ODHA.
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahwan, Z. (2012). Stigma Dan Diskriminasi HIV Dan AIDS Pada Orang Dengan
HIV Dan AIDS Di Masyarakat Basis Anggota Nahdatul Ulama Bangil.
Aini Alifatin, 2011, Pengaruh Stigma HIV Pada Ibu Yang Memiliki Anak Dengan
HIV/AIDS Terhadap Keterbukaan Pada Keluarga. Jurnal Keperawatan,
Issn, 2086-3071. vol.4, No.1
Ansemus Aristo P., (2016). Hubungan Pengetahuan Tentang HIV Dan AIDSDengan
Stigma Terhadap Odha Pada Siswa Kelas XI Smk VI Surabaya. Jurnal Ners
Lentera, Vol.4, No.2
ASHM & NCHSR, 2012, Stigma and Discrimination around HIV and HCV in
Healthcare Setting : Research Report, NSW Ministry of Health
Azwar, S 2008, Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya, edisi 2, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.Constructs, T. and Concept, T. (2003) ‘Health Belief Model’.
Depkes RI. (2012). Buku Pedoman Penghapusan Stigma dan Diskriminasi. Dir.
Jend Pengendalian penyakit dan Penyehatan lingkungan & Penyakit
Menular Langsung .
24
Depkes, RI, 2008, HIV/AIDSdan Penanggulangannya. Jakarta. Departemen
Kesehatan Indonesia
25
LAMPIRAN
26