Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“MEMBAHAS KAJIAN PENYAKIT HIV/AIDS “

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 12 :

1. Husdiyani Azmmi (P07120120062)

2. Nada Haryanti (P07120120072)

3. Nurul Aulia Rizky (P07120120075)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM

T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Keperawatan Medikal
Bedah tentang “Membahas Kajian Penyakit HIV/AIDS” ini dapat kami selesaikan.

Makalah Keperawatan Medikal Bedah ini bertujuan untuk memberikan laporan


kepada dosen atau mahasiswa yang bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan
informasi mengenai hasil rangkuman materi yang kami lakukan mengenai Membahas
Kajian Penyakit HIV/AIDS.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi
pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.

Mataram, 29 Juli 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………

1.3. Tujuan ………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….

2.1. Pengertian HIV/AIDS …………………………………………

2.2. Bahaya Penyakit HIV/AIDS …………………………………………

2.3. Proses Penularan HIV/AIDS ………………………

2.4. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS……………….

2.5. Cara Tes HIV ……………...................................

BAB III PENUTUP ……………………………………………...........................

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………

3.2. Saran ………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

HIV adalah penyakit menular pembunuh nomor satu di dunia. Menurut data
dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan bahwa 940.000 orang
meninggal karena HIV. Ada sekitar 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada
akhir tahun 2017 dengan 1,8 juta orang menjadi terinfeksi baru pada tahun 2017
secara global. Lebih dari 30% dari semua infeksi HIV baru secara global diperkirakan
terjadi di kalangan remaja usia 15 hingga 25 tahun. Diikuti dengan anak-anak yang
terinfeksi saat lahir tumbuh menjadi remaja yang harus berurusan dengan status HIV
positif mereka. Menggabungkan keduanya, ada 5 juta remaja yang hidup dengan HIV
(WHO, 2017). Pada tahun 2017, angka kejadian Infeksi HIV dan AIDS baru pada
remaja di ASIA dan Pasifik menunjukkan bahwa terdapat 250.000 remaja yang
menderita HIV dan AIDS. Infeksi HIV baru telah mengalami penurunan sebesar 14%
sejak tahun 2010. Ada penurunan 39% orang meninggal karena HIV & AIDS
(UNAIDS, 2017).

Menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit


Kemenkes RI menyatakan bahwa jumlah kasusu HIV dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2017 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kasus HIV 2 di Indonesia pada
tahun 2016 tercatat 41.250 kasus dan data terakhir hingga Desember 2017 tercatat
48.300 kasus. Sedangkan kasus AIDS di Indonesia pada tahun 2016 tercatat 10.146
kasus dan data terakhir hingga Desember 2017 tercatat 9.280 kasus. Presentase infeksi
HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,2%), diikuti kelompok
umur 20-24 tahun (16,7%), kelompok umur ≥50 tahun (7,6%), kelompok umur 15-19
tahun sebesar 4%, dan umur

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang HIV/AIDS ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian HIV/AIDS?
2. Apa bahaya HIV/AIDS?
3. Bagaimana proses penularan HIV/AIDS?
4. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara tes HIV?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang HIV/AIDS ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui bahaya HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui proses penularan HIV/AIDS. .
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
HIV/AIDS.
5. Untuk mengetahui cara tes HIV.

5
BAB II
2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV/AIDS HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan
tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit
dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala
akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita
lahir.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita
selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala
penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah
tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah
masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,
penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama
kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua
penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah
terkena AIDS.

2.2 Bahaya Penyakit HIV/AIDS


AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh
manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah
terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker lainnya. Dan sampai saat ini

6
belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya. Bahaya
besar penyakit HIV/AIDS di antarnya adalah:
1. Kematian
Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia
terkena infeksi HIV/AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah
jumlah penderita 70% adalah kalangan pemuda/usia produktif.

2. Serangan bagi Anak Muda


Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya ini adalah homoseksual,
heteroseksual, promiskuitas (Perkawinan lebih dari satu), penggunaan jarum
suntik pecandu narkotik dan seks bebas serta orang-orang yang mengabaikan
nilai-nilai moral, etik, dan agama (khususnya para remaja atau generasi muda
usia 13-25 tahun). Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi
penularan virus AIDS adalah remaja yang meninggalkan rumah tanpa izin dan
menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan seksual aktif dan
pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan atau kesehatannya.
3. Tidak Bermoral
Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi,
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan
perubahanperubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai
moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antar individu.
4. Bunuh Diri
Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang
mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. Permasalahan
ini telah banyak memakan korban jiwa, sebab dari mereka-mereka yang
terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri penyakit yang di deritanya dengan
bunuh diri.
5. Gila

7
Orang yang hilang kepercayaan diri, banyak dijauhi orang karena penyakit
yang dideritanya ini akan menimbulkan stres yang begitu berat, jika stres yang
diderita terus dibiarkan maka akan menyebabkan kegilaan alias tidak
mempunyai kesadaran normal.

2.3 Proses Penularan HIV/AIDS


HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang
mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. HIV juga mudah
mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di
luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya,
misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita,
sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara. Di dalam tubuh manusia,
HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu: darah, air mani, cairan vagina (cairan
kemaluan wanita). Telah terbukti, bahwa ketiga cairan di atas inilah yang dapat
menularkan HIV. Maksudnya, penularan akan terjadi jika salah satu atau lebih dari
ketiga cairan itu tercemar oleh HIV, dan kemudian masuk ke aliran darah orang yang
belum tertular. Selain di dalam ketiga cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga
dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di dalam air mata, air liur, cairan
otak, keringat, dan air susu ibu (ASI).
Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui
cairan- cairan tersebut. 1. Cara Penularan HIV/AIDS Penularan terjadi bila ada kontak
atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu melalui:
Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa
homoseksual maupun heteroseksual. Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya
(akupunktur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum
suntik secara bersama sama oleh para pecandu narkotika akan mudah menularkan HIV
di antara mereka bila salah satu di antaranya seorang pengidap HIV. Ibu hamil yang
mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya. 2. Gejala Penularan HIV/AIDS a.
Gejala Awal Penularan HIV/AIDS Gejala awal penularan HIV/AIDS terjadi beberapa

8
hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi
sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu: 1. Demam; 2. Rasa lemah dan lesu; 3.
Sendi-sendi terasa nyeri.

2.4 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS


Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah
AIDS belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang
terus meningkat ini adalah dengan upaya pencegahan oleh semua pihak untuk tidak 
terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.
Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak 
asal mengetahui cara-cara penyebaran AIDS.
Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :
1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek
Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan KIE, memberikan
informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus
AIDS (HIV), sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya.

Ada 3 pola penyebaran virus HIV :


1. Melalui hubungan seksual
2. Melaui darah
3. Melaui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya
1. 1. Pencegahan Infeksi HIV Melaui Hubungan Seksual
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang
terbukti berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan
vagina dan darah. HIV dapat menyebar melalui hubungan
seksual pria ke wanita, dari wanita ke pria dan dari pria ke pria.
Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan
seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara :

9
 Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini
sangat efektif, namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks
merupakan kebutuhan biologis.
 Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra
seksual yang setia
 dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
 Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
 Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi
tertular AIDS.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan
seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan
pengidap HIV.
1.2. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS.
Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan :
 Transfusi darah yang mengandung HIV.
 Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik)
bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan
baik.
 Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang
yang mengidap virus HIV.
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui
darah adalah:
 Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas
HIV dengan  jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum
dapat10 dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta
peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih
rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.

10
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk
tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak,
menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai
harus di buang.
 Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan
secara baku setiap kali habis dipakai.
 Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita
AIDS harus disterillisasikan secara baku.
 Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan
kebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta
menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.
 Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable).
 Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
1.3. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus
tersebut kepada  janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu
bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah
bayi di lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
penularan hanya dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV
tidak hamil.
2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karena
hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa
orang Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar negeri dan mengadakan
hubungan seksual dengan orang asing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
resiko penularan dari suami pengidap HIV ke istrinya adalah 22% dan istri
pengidap HIV ke suaminya adalah 8%. Namun ada penelitian lain yang
berpendapat bahwa resiko penularan suami ke istri atau istri ke suami dianggap
sama. Kemungkinan penularan tidak terganggu pada frekuensi11 hubungan

11
seksual yang dilakukan suami istri. Mengingat masalah seksual masih
merupakan barang tabu di Indonesia, karena norma-norma budaya dan agama
yang masih kuat, sebetulnya masyarakat kita tidak perlu risau terhadap
penyebaran virus AIDS. Namun demikian kita tidak boleh lengah sebab negara
kita merupakan negara terbuka dan tahun 1991 adalah tahun melewati
Indonesia. Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah
merajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan
kegiatan yang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga
masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung jawab.

Yang dimaksud dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab adalah :


a. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan
tidak  terinfeksi HIV (monogamy).
c. Menghindari hubungan seksual dengan wanita-wanita tuna susila.
d. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari
satu mitra seksual.
e. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin.
f. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
g. Tidak melakukan hubungan anogenital.
h. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual.
Kegiatan tersebut dapat berupa dialog antara tokoh-tokoh agama,
penyebarluasan informasi tentang AIDS dengan bahasa agama, melalui
penyuluhanpenyuluhan tentang AIDS dan lain-lain yang bertujuan untuk
mempertebal iman serta norma-norma agama menuju perilaku seksual yang
bertanggung jawab.
Dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab diharapkan mampu
mencegah penyebaran penyakit AIDS di Indonesia

12
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E) yaitu:
A (Abstinence) : artinya absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi
yang belum menikah.
B (Be faithful) : artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan).
C (Condom) : artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
D (Drug No) : artinya dilarang menggunakan narkoba.
E (Education) : artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar mengenai
HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.22 Individu dapat
mengurangi risiko infeksi HIV dengan membatasi paparan faktor risiko.

2.5 Cara Tes HIV


1) Pengertian Tes HIV
adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah individu yang
bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau tidak. Tes HIV berfungsi untuk
mengetahui adanya antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam
darah. Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan diantaranya yaitu tes Elisa, tes
Dipstik dan tes Western Blot. Masing-masing alat tes memiliki sensitivitas atau
kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan spesifitas atau
kemampuan untuk menemukan individu yang tidak mengidap HIV. Untuk tes antibodi
HIV semacam Elisa memiliki sensitivitas yang tinggi. Dengan kata lain persentase
pengidap HIV yang memberikan hasil negatif 19 palsu sangat kecil. Sedangkan
spesifitasnya adalah antara 99,70%-99,90% dalam arti 0,1%-0,3% dari semua orang
yang tidak berantibodi HIV akan dites positif untuk antibodi tersebut. Untuk itu hasil
Elisa positif perlu diperiksa ulang (dikonfirmasi) dengan metode Western Blot yang
mempunyai spesifitas yang lebih tinggi.

13
2) Syarat dan prosedur tes darah HIV/AIDS
Syarat tes darah untuk keperluan HIV:
a) Bersifat rahasia.
b) Harus dengan konseling pada pra tes.
c) Tidak ada unsur paksaan.
3) Tahapan tes HIV/AIDS Pre tes konseling
a) Identifikasi risiko perilaku seksual (pengukuran tingkat risiko perilaku).
b) Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif).
c) Informasi HIV/AIDS sejelas-jelasnya.
d) Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil tes.
e) Rencana perubahan perilaku.20
4) Tes darah Elisa Hasil tes Elisa (-) kembali melakukan konseling untuk
penataan perilaku seks yang lebih aman (safer sex). Pemeriksaan diulang
kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya. Hasil tes Elisa (+), konfirmasikan
dengan Western Blot.
5) Tes Western Blot Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan
(dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan
(menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri). Hasil tes Western
Blot (-) sama dengan Elisa.

14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera
ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di
Dunia, termasuk Indonesia.
Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan
epidemi reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan, dan demografi.
Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum
ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya
pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal
mengetahui cara-cara penularan AIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dan
transplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah
perilaku seksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi),
menghindari infeksi melalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi
perinatal sebelum ibu hamil. Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan
kesehatan.
B. Saran
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah
kewajiban untuk  berpartisipasi dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk
memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk selalu
menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.13

15
DAFTAR PUSTAKA
Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994.
Departemen Kesehatan RI ”Petunjuk Pengembangan Program Nasional
Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.
Syarifuddin Djalil “Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan
Serologis
AIDS” AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 1989.
Majalah Suport No 9 / I / September 1995. Majalah Suport No 23 / II /
Desember 1996.
Majalah Suport No 25 / III / Juni 1997. Majalah Suport No 32 / IV /
Juni 1998. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX / 1992.
Soemarsono “Patogenesis, Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV” AIDS;
Petunjuk
  Untuk Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 1989.
Wibisono Bing “Epidemologi AIDS” AIDS; Petunjuk Untuk Petugas
Kesehatan RI Jakarta 1989

16

Anda mungkin juga menyukai