Dosen Pengampu :
Steven Arianto, S.Si, M.Biomed
Disusun oleh :
Dian Ayu Lestari
21032011
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
ABSTRAK ...................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 4
BAB 2 PENULARAN HIV/AIDS ................................................................. 6
A. Kelompok yang Mempunyai Resiko Tinggi Tertular AIDS ....................... 6
B. Cara Penularan ............................................................................................ 6
C. Respons Imunitas ........................................................................................ 8
KESIMPULAN ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
2
ABSTRAK
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Virus HIV hanya menyerang satu jenis sel yang ada di dalam tubuh manusia
yaitu sel T helper / T-limfosit/ T-sel/ CD4. Sel CD4/ T-Helper merupakan
panglima tertinggi sistem kekebalan tubuh manusia yang akan memberi
perintah kepada sel-sel kekebalan tubuh yang lain. Jika sel ini diserang dan
dilumpuhkan terlebih dahulu oleh virus HIV, maka imunitas tubuh manusia
akan kacau dan sangat rawan di infeksi oleh virus-virus yang lain.2
4
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan berbagai macam
kumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang muncul akibat rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia oleh infeksi virus HIV; atau infeksi virus-
virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Istilah AIDS juga dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV
yang paling lanjut. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal
dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit yang
diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.1
Hingga saat ini, penyakit AIDS menjadi tantangan bagi para ilmuwan, untuk
mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Para ilmuwan masih terus berusaha
menemukan vaksin untuk menangkal AIDS dan berusaha terus untuk
menemukan obat yang dapat menyembuhkan AIDS. Meskipun pengobatan
saat ini mampu memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum benar-benar dapat disembuhkan.1
5
BAB 2
PENULARAN HIV/AIDS
Ketika seseorang telah positif terinfeksi HIV, maka dalam tubuhnya telah
mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan
vagina, air mani, serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan
tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain
yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS.
Penyakit AIDS dapat diderita oleh siapa saja, dan dari kalangan umur
berapapun. Namun, kelompok yang paling beresiko tinggi tertular AIDS,
yaitu sebagai berikut.
1. Seseorang yang sering melakukan hubungan seksual diluar nikah,
seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.
2. Seseorang yang memiliki banyak pasangan seksual misalnya homoseks
(melakukan hubungan dengan sesama laki-laki), biseks (melakukan hubungan
seksual dengan sesama wanita), waria, dan mucikari. Di Amerika contohnya,
penularan AIDS yang disebabkan oleh virus HIV 56-75% adalah kelompok
homoseksual, dan sisanya 26-20% yaitu dari kelompok heteroseksual. Namun
dari berbagi informasi, sekarang ini 86% yang beresiko tertular virus HIV
justru dari hubungan Heteroseksual, sisanya dari kelompok Homoseksual dan
akibat dari transfusi darah, penggunaan jarum sutik pada pencandu narkoba
dan lainnya.
3. Penerima transfusi darah
4. Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
5. Pecandu narkotika suntikan.
6. Pasangan dari pengidap AIDS
Jika dilihat dari kelompok usia, maka yang sangat beresiko tinggi penularan
virus HIV adalah kelompok remaja atau anak muda yaitu usia sekitar 13-25
tahun. Karena kelompok usia tersebut pergaulan bebasnya sangat tinggi.1, 9
6
B. Cara Penularan
Cara penularan yang paling umum adalah senggama, transfusi darah, jarum
suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah,
kotoran, keringat, dan sebagainya, secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun
resikonya sangat kecil.
7
4. Penularan Lewat Kehamilan
Jika ibu hamil yang tubuhnya terinfeksi HIV, maka HIV dapat menular ke
janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko
penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20%-40%. Risiko ini
mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
Penularan juga dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan
melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (mother to child transmission) ini
berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif. HIV tidak dapat
menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh.
Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan
dengan cairan pemutih (bleach) atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat
diserap oleh kulit yang tidak luka.1, 6, 7
C. Respons Imunitas
Secara imunologis, sel T yang terdiri atas limfosit T-helper, disebut limfosit
CD4+ akan mengalami perubahan, baik secara kuantitas maupun kualitas. HIV
menyerang CD4+ baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung, sampul HIV yang mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi
sel T (toksik HIV). Secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang
disebut sampul gp 120 dan anti-p24 berinteraksi dengan CD4+ yang kemudian
menghambat aktivasi sel yang mempresentasikan antigen (APC). Setelah HIV
melekat melalui reseptor CD4+ dan co- reseptornya bagian sampul tersebut
melakukan fusi dengan membran sel dan bagian intinya masuk ke dalam sel
membran. Pada bagian inti terdapat enzym reverse transcriptase yang terdiri
atas DNA polimerase dan ribonuklease. Pada inti yang mengandung RNA,
dengan enzim DNA polimerase menyusun salinan DNA dari RNA tersebut.
Enzim ribonuklease memusnahkan RNA asli. Enzim polimerase kemudian
membentuk salinan DNA kedua dari DNA pertama yang tersusun sebagai
cetakan (Stewart, 1997; Baratawidjaja, 2000).4
8
Kode genetik DNA berupa untai ganda dan setelah terbentuk akan masuk ke
inti sel. Kemudian oleh enzim integrase, salinan DNA dari virus disisipkan
dalam DNA pasien. HIV provirus yang berada pada limfosit CD4+, kemudian
bereplikasi menyebabkan sel limfosit CD4 mengalam sitolisis. Virus HIV yang
telah berhasil masuk dalam tubuh pasien, juga menginfeksi berbagai macam
sel, terutama monosit, makrofag, sel-sel mikroglia di otak, sel-sel plasenta sel-
sel dendrit pada kelenjar limfe, sel sel epitel pada usus, dan sel Langerhans di
kulit. Efek dari infeksi pada sel mikroglia di otak adalah ensefalopati dan pada
sel epitel usus adalah diare yang kronis (Stewart, 1997).4
9
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11