PENDAHULUAN
a.) Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan
sebagai AIDS.
b.) Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran
pernafasan bagian atas yang tidak sembuh- sembuh)
c.) Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih
dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
d.) Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan
(oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau
paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
2. HIV/AIDS di Indonesia
Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah
jumlahnya, bahkan hingga September 2009 saja telah menembus angka 18.442 kasus di 300
kabupaten atau kota dan 32 provinsi di Indonesia [data dari P2PL].
Rate kasus Aids secara nasional sampai dengan 30 September adalah per 8,15 per 100 ribu
penduduk (dengan berdasarkan data BPS penduduk Indonesia sebesar 227.132.350 jiwa)
dengan ODHA yang meninggal tercatat 20,1 persen.
Kasus Aids tertinggi terdapat di provinsi Papua (17,9 kali angka nasional), Bali (5,3 kali
angka nasional), DKI Jakarta (3,8 kali angka nasional), Kep. Riau (3,4 kali angka nasional),
Kalimantan Barat (2,2 kali angka nasional), Maluku (1,8 kali angka nasional), Papua Barat
(1,3 kali angka nasional), Kep. Bangka Belitung (1,4 kali angka nasional), Riau (1,0 kali
angka nasional), DI Yogyakarta dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) DI Yogyarta,
Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) [data dari BPS dan
P2PL].
Ada beberapa alasan mengapa penyebaran HIV AIDS di Indonesia cukup tinggi, antara lain
disebabkan karena:
a.) Meluasnya pelacuran
b.) Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar
nikah seperti melalui pelacuran)
c.) Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi
d.) Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
3. Penularan HIV
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah
mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani
serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV
berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain
tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah,
jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran,
keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
a.) Penularan lewat senggama :
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama,
dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka
pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku
senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah
menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
b.) Penularan lewat transfusi darah :
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan
kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV.
Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c.) Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
1. Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2. Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para
pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d.) Penularan lewat kehamilan :
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke
janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu
hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar
kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak akan menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk, bersin,
memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, kamar tidur,
gigtan nyamuk, bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama, dan memakai fasilitas umum
misalnya kolam renang, toilet umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar
tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan
cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak
dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.
4. Cara Melindungi Diri dari Penularan AIDS
Sampai saat ini belum ada jenis obat khusus untuk menyembuhkan orang yamg
terkena infeksi HIV/ AIDS. Hanya saja perkembangan virus ini dapat diperlambat.
Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal
terjadinya AIDS. Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang
berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan
penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan
IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan
pemberian obat-obatan antiretroviral.
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat
menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi
HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh
(immunodeficiency). Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-
obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV
dalam tubuh. Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yaitu
memperlambat penyebaran virus dalam tubuh dengan cara mengganggu proses replikasi.
Cara yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Menghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis
obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses
pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.
b. Menghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse
transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan
produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.
c. Menghambat Protease (PI)
Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk
membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam
sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease
mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus
baru.
Setiap orang, khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari AIDS. Karena kalau
seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut
hancur lebur. Upaya perlindungan remaja dari AIDS dilakukan dengan cara mengikuti
kegiatan pramuka. Selama mengikuti kegiatan kepramukaan, seperti latihan baris berbaris,
diskusi, berkemah bisa mencegah remaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko
tertular HIVAIDS seperti melacur, memakai narkoba.
Selain itu, perlindungan yang sangat penting ialah:
a.) Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa
darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan
Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan
sifilis).
b.) Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum
daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan
belum dipakai untuk orang lain.
c.) Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang
baku dan aman.
d.) Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. HIV merupakan sebuah virus berbahaya yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Selain itu, virus inilah yang menyebabkan AIDS.
b. AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
c. Cara penularan HIV yang paling umum ialah melalui senggama, transfusi darah, jarum
suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll.
secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
d. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, yaitu
Abstinence, Be faithful, Condom.
2. Saran
Sebagai insan yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk berpartisipasi
dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri
sendiri untuk selalu menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS