Anda di halaman 1dari 5

02_ARV

Tidak Harus Menderita

Sadar atau tidak sadar, kita telah hidup berdampingan dengan sebuah
penyakit epidemik sejak puluhan tahun yang lalu. Penyakit ini dipandang sebagai
suatu aib bagi masyarakat luas dan dipercaya untuk sungguh-sungguh harus
menghindari para penderitanya. Penyakit ini tak lain adalah penyakit AIDS.
Disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel pada tubuh manusia dan
merusak khususnya sel imun pada tubuh manusia. Dengan demikian, virus HIV
menimbulkan sebuah kondisi AIDS yang berarti terjadinya kerentanan tubuh
manusia karena terdapat defisiensi pada sistem imunnya.

HIV dan AIDS pertama kali ditemukan pada abad-20 ketika manusia
pertama kali tertular virus tersebut melalui hewan primata. Daerah pertama yang
menjadi korban untuk penyakit ini adalah benua Afrika. Dengan adanya
globalisasi dan kemajuan teknologi transportasi, penyakit ini berhasil menyebar
ke seluruh dunia dengan berbagai evolusi dan variasinya. Kini, di seluruh dunia,
terdapat 38, 9 juta manusia yang hidup dengan virus HIV di dalam tubuhnya.
Sebagian besar usia penderitanya berkisar antara 15-49 tahun. Sekitar 500.000
dari jumlah tersebut disumbang oleh penduduk Indonesia.

Orang yang memiliki HIV akan mengalami kelemahan dalam sle tubuhnya
karena virus HIV memanfaatkan sel untuk melakukan replikasi dengan
menginvasi nukleus sel dan mereplikasikan materi genetiknya sendiri. Dalam sel
biasa, aktivitas HIV tidak akan merusak sel, tetapi dalam sel imun. Sel HIV
merusak sel imun dengan menerapkan proses lisis sehingga semakin banyak HIV
bereplikasi, sel imun akan semakin berkurang, semakin berkurangnya sel imun,
tubuh tidak akan mampu mempertahankan diri, baik dari bahaya antigen maupun
bahaya lain yang berasal dari dalam tubuh.

Kondisi melemahnya sel imun tersebut disebut sebagai AIDS. AIDS


meningkatkan resiko atau potensi berkembangnya beragam dan banyak penyakit
berbahaya di dalam tubuh. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
 Infeksi TBC, merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang berdampak pada sistem pernapasan
seseorang. Umumnya penderita dari penyakit ini mengalami kerusakan di
paru-paru sehingga menimbulkan gejala bersin dan batuk secara tidak
terkendali, bahkan terkadang dapat memuntahkan darah.
 Tipes, dikenal juga dengan sebutan demam tifoid. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Salmonnela typhi yang dapat terkandung pada makanan dan
minuman terkontaminasi.
 Infeksi Herpes, diindikasikan dengan munculnya ruam atau lepuhan pada
kulit berwarna kemarahan.
 Radang kulit, merupakan respon imun tubuh terhadap kulit. Dapat
berwujud kulit merah, gatal, dan sensitif.
 Meningitis, peradangan pada lapisan pelindung otak (terdiri dari
arachnoid, pia mater, dan dura mater).
 Kanker, penyebab kematian terbanyak kedua di dunia. Merupakan kondisi
ketika sel melakukan pembelahan secara tidak terkendali. Ada banyak
jenis kanker, beberapa contohnya adalah seperti: leukimia dan tumor.
 Penyakit neurologis, meliput berbagai gangguan pada saraf. Contohnya
seperti, bell’s palsy, multipel sklerosis, stroke, dan epilepsi.
 Gagal ginjal, secara bertahap ginjal menjadi semakin tidak berfungsi.
Menyebabkan darah kita menjadi racun bagi tubuh sendiri.

Sebenarnya masih terdapat lebih banyak lagi penyakit yang memiliki resiko
tinggi timbul terdapat orang pendrita HIV/AIDS. Namun, cukup dengan beberapa
contoh di atas saja, kita dapat mengetahui bahwa HIV/AIDS merupakan suatu
penyakit yang serius dan perlu untuk diperhatikan oleh khalayak luas. Penting
bagi kita untuk mencari para pengidap HIV/AIDS untuk mengobati mereka dan
mencegah penularan menjadi semakin luas. Sayangnya saat ini orang masih
memiliki pandangan yang buruk terhadap penderita HIV/AIDS dan menjauhi
mereka padahal mereka membutuhkan pertolongan kita.

HIV/AIDS dipandang sebagai penyakit yang hanya menginfeksi orang-orang


tertentu saja, dalam pandanngan masyarakat yang terinfeksi hanyalah mereka
yang tidak menjaga kebersihannya dan pantas untuk menderita penyakit tersebut.
Pandangan tersebut merupakan pandangan yang salah. Para penderita HIV/AIDS
tidak memilih untuk menderita, melainkan mereka adalah korban dari sistem
sosial yang berlaku di dunia ini. Kita, sebagai manusia yang berperikemanusiaan
tidaklah patut untuk memalingkan muka kita terhadap permohonan permintaan
tolong mereka.

Tampaknya masih banyak orang yang belum mengetahui dengan baik


bagaimana HIV/AIDS menular dari satu orang ke orang yang lainnya.
Kepercaayaan yang membenarkan bahwa HIV/AIDS ditularkan melalui
berpegangan tangan, berciuman, dan berpelukan masih dipercaya oleh
masyarakat. Dan walaupun hal tersebut salah, tidak sedikit yang diam dan tidak
membantah pernyataan tersebut. Sebuah tradisi yang kental inilah yang
menghalangi kita untuk membantu para penderita AIDS. Pandangan tersebut
harus dihilangkan, kita harus menyebarkan informasi dan pengetahuan yang benar
adanya bahwa HIV/AIDS hanya ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah dan
hubungan seksual.

Semakin cepat dan banyak masyarakat yang sadar akan kebenaran yang
ada, maka semakin baik pula keadaannya dan masa depan bagi masyarakat, baik
itu bagi penderita HIV/AIDS maupun bagi yang tidak menderita HIV/AIDS.
Karena HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan hingga saat ini dan teknologi medis
hanya dapat mensupres aktivitas virus HIV/AIDS dalam tubuh agar tidak semakin
menyebar ke sel tubuh yang lainnya, waktu menjadi suatu mata uang yang
berharga bagi penderita HIV/AIDS.

Kendati tidak terdapat obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS, terdapat


beberapa penderita HIV/AIDS yang berhasil sembuh dari penyakit tersebut. Hal
ini menginspirasi kita semua untuk tetap berjuang hingga suatu hari nanti dapat
ditemukan sebuah obat yang dapat membuat HIV/AIDS bukan lagi suatu penyakit
yang membahayakan umat manusia. Saya berharap melalui esai ini, saya dapat
menginspirasi dan memotivasi para pembaca sekalian untuk dapat memberikan
harapan pada para penderita HIV/AIDS bahwa mereka tidak harus menderita
untuk bertahan hidup di dunia ini.
Daftar Pustaka

Arachige, AS., (2021), A Universal CAR-NK cell approach for HIV eradication,
vol. 5, Department of Biomedical Sciences, Humanitas University, Milan, Italy.

Das, K., Arnold, E., (2013), HIV-1 reverse transcriptase and antiviral drug
resistance, part 1, National Library of Medicine.
Daftar Riwayat Hidup

Nama : Herberth Vernon Hartono

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 11 Juni 2004

Alamat : Babatan Pratama CC. 4, Surabaya.

No telp/email : 081333115301/herbertharto@gmail.com

Riwayat Pendidikan : SD, SMP, SMA

Anda mungkin juga menyukai