Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG HOLISTIK

Disusun oleh:
Sisca Dwi Ayuningtiyas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi pembaca sekalian.
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan menerapkan sitem terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untukmempertahankan keseimbangan hidupnya.
Kesimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki kebutuhan yang secara terus menerus
untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta
dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan segala
macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk lainnya di bumi. Proses
perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian
bergantung pada alam.
Manusia sebagai makhluk biopsikososial merupakan model umum atau pendekatan yang berpendapat
bahwa biologis, psikologis (yang mencakup pikiran, emosi, dan perilaku), dan sosial faktor, semua
memainkan peran penting dalam fungsi manusia dalam konteks penyakit atau penyakit. Memang,
kesehatan paling baik dipahami dalam hal kombinasi, psikologis, sosial dan spiritual faktor biologi
daripada murni dalam istilah biologi.

I.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
2. Memahami konsep manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian manusia
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan menerapkan sitem terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Kesimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Manusia memiliki kebutuhan yang secara terus menerus
untuk dipenuhinya. Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta
dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan dengan segala
macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk lainnya di bumi. Proses
perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan olehbkehendaknya sendiri dan sebagian
bergantung pada alam.
Manusia adalah makhluk misterius dan banyak hal tentang manusia yg belum terungkap mengapa
manusia berbuat sesuatu untuk sesuatu
Manusia adalah makhluk unik dan merupakan individu yang identik (sama) kendati dibesarkan dalam
suatu kondisi lingkungan yang sama pula.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam mencapai kebutuhannya
tersebut, manusia mencoba belajar menggali dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan
berdasarkan potensi dengan segala keterbatasannya.
Manusia secara terus menerus menghadapi berbagai perubahan lingkungan dan selalu berusaha
menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan à interaksi dengan lingkungan dan menciptakan
hubungan antar manusia secara serasi.
Dalam teori kebidanan sering memandang manusia sebagai manusia holistik yaitu Bio-Psiko-Sosial-
Spiritual
Konsep Manusia Sebagai Makhluk Holistik dan Konsep Lingkungan
Konsep Manusia Sebagai Makhluk Holistik
A. Manusia Sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/ sistem yang membentuk
suatu totalitas yakni:
o Sistem adaptif
o Sitem personal
o Sistem interpersonal
o Sistem sosial
B. Manusia Sebagai Sistem Adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan
lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan adalah seluruh kondisi keadaan
sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organisme. Model konsep
adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari
konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi:
· Respon takut (mekanisme bertarung)
· Respon inflamasi
· Respon stress
· Respon sensori
Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan
biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi.
Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan
baik positif maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.
C. Manusia Holistik (bio-psiko-sosial-spiritual)
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk
biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah
satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur lain.
1.)Manusia sebagai makhluk biologis
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia),
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis
kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal
sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin,
bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna
kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut
agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh) dan lain sebagainya.
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi.
Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi
biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari
spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo
sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam
genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan
ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk
memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg
(137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja
angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat
dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan
kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4
kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran,
mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar
umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini,
biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Disebabkan karena:
- Manusia tidak terlepas dari hukum alam.
- Manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
- Manusia mempertahankan hidup

2.)Manusia sebagai makhluk psikologis


Mengenai sifat makhluk yang bernama manusia itu sendiri yakni bahwa makhluk itu memiliki potensi
lupa atau memiliki kemampuan bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau
sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-pihak lain. Dan juga
manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, berbicara, berjalan, menangis,
merasa, bersikap dan bertindak serta bergerak.
Psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa. Menurut Plato, manusia adalah jiwanya dan tubuhnya
hanya sekadar alat saja. Sedangkan aristoteles mengatakan bahwa jiwa adalah fungsi dari badan
sebagaimana penglihatan adalah fungsi dari mata. Walaupun jiwa itu tidak nampak, tetapi dapat
dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan, misalnya
orang yang sedang menggerutu, suatu pertanda bahwa orang ini sedang tidak senang dalam hatinya.
Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu perilaku
utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi
lingkungan. Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya
bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan relasi-
relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia. Aliran psikologis
ini , yakni:
1. Psikoanalisis
Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog berasal dari Austria,
keturunan Yahudi. Freud memandang manusia sebagai homo volens, yakni makhluk yang perilakunya
dikendalikan oleh alam bawah sadarnya. Menurut freud kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem
yaitu id (dorongan biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran
normatif) yang berinteraksi satu sama lain. Id merupakan potensi yang terbawa sejak lahir yang
berorientasi pada kenikmatan (pleasure principle), menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan,
dan menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Ego berusaha memenuhi keinginan dari id
berdasarkan kenyataan yang ada (Reality principle). Sedangkan superego menuntut adanya
kesempurnaan dalam diri dan tuntutan yang bersifat idealitas.
2. Behaviorisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh
situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Aliran ini memandang perilaku manusia
bukan dikendalikan oleh factor dalam (alam bawah sadar) tetapi sepenuhnya dipengaruhi oleh
lingkungan. Menurut aliran ini manusia disebut sebagai homo machanicus, manusia mesin.

Disebabkan karena:
- Setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian
- Setiap individu memiliki kecerdasan dan daya piker
- Setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)
- Setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan
3.)Manusia sebagai makhluk sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai
bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan
kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan
orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Disebabkan karena:
- Setiap individu hidup bersama dengan orang lain
- Setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan
- Setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat
- Setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
- Setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
4.)Manusia sebagai makhluk spiritual
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup, dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Manusia adalah satu kata yang sangat bermakna
dimana makhluk yang sangat sempurna dari makhluk makhluk lainya ,makhluk yang sangat spesial
dan berbeda dari makhluk yang ada sebelumnya , makhluk yang bersifat nyata dan mempunyai akal
fikiran dan nafsu yang diberikan Tuhan untuk berfikir, mecari kebenaran, mencari Ilmu Pengetahuan,
membedakan mana yang baik atau buruk, dan hal lainya. Karena begitu banyak kesempurnaan yang
di miliki manusia tidak terlepas dari tugas mereka sebagai khalifah di Bumi ini. Karena itu, kualitas,
hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang
memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan
hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya.
Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa
menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada tantangan
moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan
jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas.
Secara fitrah manusia menginginkan “kesatuan dirinya” dengan Tuhan, karena itulah pergerakan dan
perjalanan hidup manusia adalah sebuah evolusi spiritual menuju dan mendekat kepada Sang
Pencipta. Tujuan mulia itulah yang akhirnya akan mengarahkan dan mengaktualkan potensi dan fitrah
tersembunyi manusia untuk digunakan sebagai sarana untuk mencapai “spirituality progress”.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-
tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang
mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling
penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat
suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada di bawahnya .
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow – disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang
tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis. Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah,
dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan. Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari
ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial. Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari
lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan. Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai
dengan bakat dan minatnya

Disebabkan karena:
- Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
- Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan keyakinan
- Setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll
- Setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan

Sebuah kerangka manusia.


Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang
dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan
dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari.
(Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang
berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit
berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang
daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini
bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus
tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup
maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai
sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga
mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal
ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak
daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar
menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi
rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita
kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum).
Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih
terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala
pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah
lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu
mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-
aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di
sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada
umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi
sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu
dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu
diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses
identifikasi.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan
pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial,
keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa
interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak
menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam
pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan
pertikain.
Manusia sebagai Makhluk Spiritual
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik dan mempunyai kebutuhan bio-
psiko-sosio-spiritual. Dalam hal ini manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik.
Mempunyai siklus kehidupan meliputi kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk
mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun
yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia cenderung untuk selalu mempertahankan keseimbangan kondisi internal yang disebut
hemostatis. Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang
mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi
dan keterbatasannya. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, belajar merasionalisasi,
berkomunikasi serta mengembangkan budidaya dan nilai-nilai.
Oleh karena itu manusia adalah faktor penting dalam keperawatan:
- Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia. Keperawatan dilaksanakan
secara universal terjadi pada semua tingkatan manusia
- Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain,
tenggang rasa
- Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusiaKeperawatan
membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A.Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

www.google.com (manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual

Anda mungkin juga menyukai