Anda di halaman 1dari 15

PARADIGMA KESEHATAN MASYARAKAT

PADA HIV/AIDS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA:DAFFA RAZAK

NPM:2207110085

MATA KULIAH KESEHATAN LINGKUNGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH AJARAN 2022/2023
PARADIGMA KESEHATAN MASYARAKAT PADA
HIV/AIDS
BAB 1
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang
menyerang sistem imunitas. Infeksi virus ini mampu menurunkan
kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di
dalam tubuh yang pada tahap terminal infeksinya dapat
menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh
(limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat
dan belum tentu membutuhkan pengobatan. Meskipun demikian,
orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila
melakukan hubungan seks berisiko danberbagi penggunaan alat suntik
dengan orang lain.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan
makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika
makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin
melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak
segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS
adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini,
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
1.2 Tujuan
Upaya pencegahan dan pengendalian HIV -AIDS bertujuan untuk
mewujudkan target Three Zero pada 2030, antara lain tidak ada lagi
penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan
tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).

1.3 Manfaat
Pemeriksaan antibodi HIV pada prosedur VCT dilakukan untuk
mendeteksi adanya antibodi pada tubuh apabila jumlahnya telah
mencukupi. Adanya teknologi terbaru membuat kamu lebih mudah
untuk menjalani tes sebelum 3 bulan. Namun, tetap saja ada waktu ketika
antibodi tidak bisa terdeteksi oleh darah, sehingga kamu akan
mendapatkan hasil pemeriksaan negatif, meski virus sebenarnya masih
ada pada tubuh.

1.4 Ruang lingkup


Penyakit HIV dan AIDS di Indonesia banyak menyerang kelompok usia
produktif. Faktanya, anak muda memang lebih rentan terkena penyakit
mematikan tersebut. Menurut data UNICEF, pada 2021, sekitar 1,71
juta remaja berusia antara 10-19 tahun hidup dengan HIV di seluruh
dunia. Seperti:
• Gay dan biseksual. Kelompok ini cukup berisiko terkena HIV
AIDS. ...
• Pengguna narkoba suntik. Ilustrasi. ...
• 3. Orang dengan hemofilia. Banyak penderita hemofilia
terinfeksi HIV. ...
• 4. Bayi dan anak-anak
• Wanita
➢ KASUS HIV GLOBAL HAMPIR 1,5 JUTA PADA 2020,
TERTINGGI DI KAWASAN AFRIKA.
Berdasarkan estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah
kasus baru HIV (Human Immunodeficiency Virus) di seluruh dunia
hampir 1,5 juta kasus pada 2020. Afrika tercatat sebagai kawasan yang
memiliki jumlah kasus baru HIV tertinggi, yakni 880 ribu kasus.

Kasus HIV juga banyak ditemukan di Eropa. Pada 2020, jumlah kasus
di benua biru itu mencapai 170 ribu kasus. Kemudian, sebanyak 150 ribu
kasus HIV terbaru tercatat ada di kawasan Amerika. Selanjutnya,
kawasan Pasifik Barat mempunyai 120 ribu kasus HIV baru. Kawasan
Asia Tenggara dan Mediterania Timur memiliki kasus baru HIV masing-
masing sebesar 100 ribu kasus dan 41 ribu kasus.
Dilihat menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki pengidap HIV lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Jumlah laki-laki yang mengidap HIV pada
2020 tercatat sebesar 660 ribu1, sementara perempuan sebesar 640 ribu.

➢ KASUS HIV DI INDONESIA 2020

human immunodeficiency virus (HIV) tengah menjadi sorotan di


Indonesia. Hal itu salah satunya dipicu oleh temuan ratusan mahasiswa
di Bandung, Jawa Barat yang terdeteksi penyakit tersebut. Kementerian
Kesehatan mencatat, ada 36.902 kasus HIV baru di Indonesia sepanjang
2021. Jumlah tersebut telah menurun 12,11% dibandingkan pada tahun
sebelumnya yang sebanyak 41.987 orang. Sementara, ada 5.750 kasus
baru HIV stadium lanjut atau acquired immune deficiency
syndrome (AIDS) sepanjang tahun lalu. Jumlahnya juga merosot
33,44% dibandingkan pada 2020 yang sebanyak 5.750 orang2. Adapun,
mayoritas atau 70% penderita HIV merupakan laki-laki. Hanya 30%
penderita HIV yang berjenis kelamin perempuan. Sementara, proporsi
penderita AIDS yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 75%.
Persentasenya jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan penderita
AIDS yang sebanyak 25%. Adapun, 69,7% penderita HIV di Indonesia
berada di kelompok umur 25-49 tahun. Sedangkan, sebanyak 34,2%
penderita AIDS berada di rentang usia 30-39 tahun.

1
2
➢ KASUS HIV DI INDONESIA. PADA KOTA ACEH

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh, total


pengidap HIV/AIDS sejak tahun 2004 hingga 2022 mencapai 1.934 3
kasus. Kasus tertinggi terjadi di tahun 2022, yakni ada 277 orang yang
tertular HIV. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021
yang berjumlah 155 kasus.

3
BAB 2

Orang yang Penluran virus Homo


melakukan HIV melalui seksual
hubungan intim cairan tubuh. HIV/AIDS
tanpa kondom, Seperti Suntik
baik hubungan darah,air Narkotika
sesama jenis mani,cairan
maupun vagina Pekerja seks
heterosek
sual.

HIV/AIDS.Menca
kup keputusan
dan aksi
Lembaga atau
organisasi
BAB 3
SIMPUL 14 :
Para ahli memperkirakan, virus HIV berasal dari simpanse dan simian
immunodeficiency virus (SIV). Virus ini menyerang sistem kekebalan
monyet dan kera. Pada 1999, peneliti mengidentifikasi galur SIV
simpanse yang disebut SIVcpz identik dengan HIV. Diperkirakan,
simpanse berburu dan memangsa monyet berukuran kecil yang
terinfeksi SIV. Kedua galur virus ini lantas bergabung dan membentuk
SIVcpz. Biang penyakit ini dapat menyebar ke simpanse dan manusia.
Virus SIVcpz kemungkinan bisa menyerang manusia lantaran pemburu
di Afrika memakan daging simpanse yang terinfeksi biang penyakit, atau
darah simpanse masuk ke tubuh pemburu lewat celah luka di kulit
pemburu. Penularan pertama SIV ke HIV pada manusia ini
diperkirakan menjadi tonggak awal sejarah hiv/aids pertama kali
ditemukan pada 1920. Sejak itu pandemi HIV merebak di Kinshasa,
Republik Demokratik Kongo, Afrika. Dari sana, virus turut menyebar
lewat pekerja migran dan perdagangan seks. Pada 1960, HIV menyebar
dari Afrika ke Haiti dan Karibia. Pada 1970, virus HIV diperkirakan
masuk ke AS dan menyebar ke seluruh dunia.

SIMPUL 25 :
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan
bisa menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk
mengetahui cara penularan HIV,
Siapa pun bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan
HIV. Sebab, pada dasarnya penularan HIV dapat terjadi melalui cairan
tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu ke dalam
tubuh seseorang. Sering berganti pasangan. Melakukan hubungan
seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual.
Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan. Penularan dari
ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.

4
5
Penyakit AIDS hanya dapat ditularkan dari orang ke orang melalui
pertukaran cairan tubuh. Berikut beberapa cara penularan penyakit
AIDS:

1. Hubungan Seks Tanpa Kondom

Virus penyebab penyakit HIV/AIDS dapat masuk ke tubuh melalui air


mani, cairan vagina, atau cairan pra ejakulasi lewat luka terbuka pada
alat kelamin. Berhubungan seks tanpa menggunakan kondom dapat
berisiko menyebabkan virus berpindah dan menginfeksi tubuh. Oleh
karena itu, penting untuk melindungi diri dengan menggunakan
kondom saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom efektif untuk
mencegah penularan virus HIV/AIDS dengan cara menghalangi
masuknya cairan sperma atau vagina ke dalam tubuh.

2. Seks Oral

Seks oral adalah aktivitas perangsangan alat kelamin dengan mulut,


bibir, atau lidah. Seks oral bisa menjadi media penularan penyakit
HIV/AIDS jika Anda melakukan seks oral dengan kondisi sedang
mengalami sariawan atau mengalami luka di area mulut dan bibir.
Selain itu, risiko penularan semakin tinggi jika cairan ejakulasi
dikeluarkan di dalam mulut.

Selain penyakit HIV/AIDS, seks oral juga bisa menyebabkan Anda


terinfeksi penyakit menular seksual lainnya. Pusat pengendalian dan
pencegahan penyakit Amerika Serikat menyarankan agar selalu
menggunakan kondom pada setiap aktivitas seksual, termasuk seks oral.

3. Melalui Transfusi Darah

Dalam beberapa kasus, virus penyakit HIV/AIDS dapat ditularkan


melalui transfusi darah. Cara penularan penyakit HIV/AIDS melalui
transfusi darah tergolong kurang umum. Umumnya akan ada seleksi
dan pengujian ketat oleh rumah sakit ke calon pendonor sebelum
transfusi darah dilakukan. Risiko penularan virus melalui transfusi
darah semakin kecil terjadi pada negara-negara dengan rumah sakit
yang menggunakan teknologi terkini.
4. Berbagi Jarum Suntik

Penggunaan jarum suntik bekas orang lain atau secara bersamaan bisa
menjadi media penularan virus penyakit HIV/AIDS. Apabila orang
tersebut positif memiliki penyakit HIV/AIDS, maka sisa-sisa darah yang
tertinggal di jarum suntik dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi.
Selain HIV/AIDS, berbagi jarum suntik juga bisa menyebabkan Anda
tertular penyakit lainnya, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi
lainnya. Oleh karena itu, gunakan jarum suntik yang masih baru dan
berada dalam kemasan.

5. Dari Ibu ke Bayi

Ibu hamil yang terinfeksi penyakit HIV/AIDS berisiko lebih besar


untuk menularkan virus kepada bayinya melalui plasenta. Virus juga
dapat menular dari ibu ke bayi selama proses persalinan berlangsung.
Itu sebabnya, ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan darah,
terutama bagi mereka yang positif terinfeksi penyakit HIV/AIDS.
Pemeriksaan awal akan membantu proses penanganan untuk dapat
menekan risiko penularan ke bayi.

Selain itu, memberikan ASI dari ibu yang positif penyakit HIV/AIDS
juga meningkatkan risiko penularan penyakit. Namun, sebuah
penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ibu tetap boleh menyusui
anaknya dengan syarat mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara
rutin. Obat antiretroviral dianggap efektif untuk menekan jumlah virus
dalam darah yang dapat menurunkan risiko penularan.

6. Sex Toys

Sex toys atau mainan seks yang dipakai secara bersamaan bisa menjadi
media penularan penyakit HIV/AIDS. Risiko penularan akan semakin
tinggi apabila mainan seks yang digunakan tidak bersih atau dilapisi
kondom. Meskipun klaim virus HIV/AIDS tidak dapat bertahan lama
di permukaan benda mati. Mainan seks yang masih dalam kondisi
basah karena sperma, cairan vagina atau darah tetap bisa menularkan
virus jika dipakai secara bersamaan. Oleh karena itu, hindari untuk
berbagi mainan seks dengan orang lain.

Juga, selalu gunakan mainan seks yang sudah dibersihkan agar tidak
menyebabkan penyakit menular lainnya. Pemahaman yang kurang
tentang bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS membuat
banyak orang tidak melakukan pencegahan. Akibatnya, akan lebih
banyak orang yang terinfeksi dan menderita penyakit HIV/AIDS.
Sekian ulasan tentang bagaimana cara penularan penyakit AIDS.
Semoga bermanfaat.

SIMPUL 3 6:
Kelompok yang beresiko tinggi terkena AIDS pertama ialah pekerja
seks komersial. HIV merupakan suatu penyakit yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual yang dilakukan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi maupun berganti-ganti pasangan. Kehidupan pekerja seks
komersial yang sering bergonta-ganti pasangan membuat seseorang
dengan pekerjaan tersebut menjadi rentan terinfeksi HIV/AIDS.

Faktor pemicu penularan HIV melalui hubungan seks bisa terjadi


karena pekerja seks komersial berhubungan seksual tanpa pengaman,
berhubungan dengan oral seks, atau melakukan anal seks.

Temu Ilmiah Berkala Seminar Internasional “ Vector Borne and


Communicable Diseases Research Control Effort” pada tanggal 1
November 2019 di Ruang Rajawali yang diselenggarakan oleh Puslitbang
Ukesmas, Jl. Percetakan Negara No. 23. Peserta seminar adalah
peneliti, praktisi, akademisi, mahasiswa, dan stakeholder. Tujuan umum
dalam kegiatan ini adalah memperoleh informasi tentang penyakit tular
vector dan penyakit menular langsung baik penelitian maupun

6
pengendaliannya. Pembukaan kegiatan ini ini yaitu Kepala Puslitbang
Ukesmas, Bapak Ir. Doddy Izwardy,MA dalam laporannya yakni
menjelaskan antara lain prioritas penyakit menular, masih tertuju pada
penyakit HIV/AIDS tubercolosis, malaria demam berdarah, influenza
dan flu burung. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal
maupun neonatal sudah dapat dikendalikan.

SIMPUL 47:
HIV dan AIDS adalah kedua penyakit yang berbeda. Meski berbeda,
keduanya saling berhubungan.
Pertama, HIV atau Human Immunodeficiency Virus atau adalah dapat
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara drastis. Alhasil, virus
ini dapat dengan mudahnya membuat penyakit, bakteri, virus, dan infeksi
lainnya menyerang tubuh Anda.
HIV adalah kondisi yang bisa menyebabkan penyakit AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome).
HIV merupakan virus penyakit yang menyerang dan menghancurkan sel
CD4. Cell CD4 adalah sel yang melawan infeksi dari sistem kekebalan
tubuh. Hilangnya sel CD4 ini menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi
dan kanker yang disebabkan oleh jenis Human Immunodeficiency
Virus tertentu.
Tidak seperti virus lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV
sepenuhnya. Jadi, jika Anda terinfeksi virus Human Immunodeficiency
Virus, Anda akan memilikinya seumur hidup.
Nah, sedangkan AIDS adalah kondisi yang paling parah dari penyakit
HIV. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain
seperti kanker dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan
melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.

7
Simpul 58:
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran
Pambudi menegaskan komitmen Kementerian Kesehatan berkomitmen
mengakhiri endemi HIV pada tahun 2030.

Sebagai bentuk dari komitmen tersebut, Kemenkes melakukan upaya


penanggulangan HIV-AIDS dengan menempuh jalur cepat 95-95-95,
artinya mencapai target indikator 95% estimasi Orang Dengan HIV
(ODHIV) diketahui status HIV-nya, 95% ODHIV diobati dan 95%
ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.

Namun, menurut data tahun 2018-2022, capaian target tersebut


khususnya pada perempuan, anak dan remaja masih belum optimal.
Sebab, baru 79% Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-
nya, baru 41 % ODHIV yang diobati dan 16% ODHIV yang diobati
mengalami supresi virus.

Berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar


526,841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak
27 ribu kasus. Yang mana, sekitar 40 persen dari kasus infeksi baru
tersebut terjadi pada perempuan.

Penyebabnya beragam mulai dari pandemi COVID-19, retensi


pengobatan ARV yang rendah, adanya ketidaksetaraan dalam layanan
HIV serta masih dirasakannya stigma dan diskriminasi yang berawal dari
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS.

''Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak masih memerlukan penguatan,'' kata Direktur Imran.

Penguatan strategi triple 95 dilakukan dengan menggencarkan promosi


kesehatan, upaya pencegahan perilaku beresiko, penemuan kasus
(skrining, testing, tracing) dan tatalaksana kasus. Tak hanya itu,
Kemenkes juga mencantumkan strategi pengendalian HIV-AIDS bagian
dari Standar Pelayanan Minimum di Fasyankes. Strategi ini tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang

8
Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.

Selain dilakukan kepada perempuan, anak dan remaja, upaya tersebut


juga dilakukan kepada semua siklus hidup mulai dari bayi baru lahir,
balita, anak usia sekolah dasar, remaja, dewasa dan lansia. Hal ini untuk
memastikan setiap orang mendapatkan pelayanan pencegahan dan
pengobatan sesuai kebutuhannya.

''Setiap orang yang berisiko terinfeksi HIV dapat datang ke fasyankes


untuk melakukan tes. Bila hasil tes menyatakan terinfeksi HIV, segera
minum ARV yang disediakan Pemerintah di fasilitas layanan kesehatan
mampu tes dan pengobatan HIV,'' ujar Direktur Imran.

Hari AIDS Sedunia (HAS) rutin diperingati pada 1 Desember setiap


tahunnya. Peringatannya dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat akan pentingnya
pencegahan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam pengendalian
HIV/AIDS.

Tema Global peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2022 yaitu


''Equalize''. Tema ini dipilih mengingat pentingnya mengakhiri
ketidaksetaraan yang mendorong terjadinya AIDS di seluruh dunia,
khususnya pada perempuan, anak, dan remaja. Tanpa tindakan nyata
dan terukur terhadap ketidaksetaraan, dunia termasuk Indonesia
berisiko tidak mencapai target untuk mengakhiri AIDS pada tahun 2030.

Sementara tema nasional yang diambil adalah Satukan Langkah Cegah


HIV, Semua Setara Akhiri AIDS. Tema ini mengajak kita semua untuk
mengulurkan tangan, bergerak bersama, sebagai kekuatan terbesar untuk
mengakhiri AIDS di Indonesia dengan mengusung kesetaraan bagi
semua, khususnya perempuan, anak, dan remaja.

Sesuai dengan tema tersebut, Direktur Imran menegaskan betapa


pentingnya peran dari seluruh lapisan masyarakat untuk menyukseskan
penanggulangan HIV-AIDS yang ditandai dengan dengan tercapainya
Three Zero, yaitu zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS,
dan zero stigma-diskriminasi.
''Diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi
tantangan tersebut, baik oleh pemerintah Pusat dan daerah,
akademisi/praktisi, masyarakat, swasta, dan media di sektor kesehatan
dan di luar sektor kesehatan,'' tutup Direktur Imran.

Daftar Pustaka:
1.https://dataindonesia.id/ragam/detail/kasus-hiv-dan-aids-di-indonesia-
menurun-pada-2021

2.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/29/384-juta-
orang-hidup-dengan-hiv-pada-
2021#:~:text=Kasus%20HIV%20terus%20menjadi%20masalah,di%20s
eluruh%20dunia%20pada%202021

3.https://dialeksis.com/aceh/kasus-hivaids-meningkat-di-aceh-kepala-
rsp-usk-penularan-paling-tinggi-lewat-jarum-
suntik/#:~:text=Berdasarkan%20data%20Dinas%20Kesehatan%20

4.http://dinkes.tulangbawangkab.go.id/news/read/687/apa-itu-
hivaids#:~:text=HIV%20adalah%20kondisi%20yang%20bisa,infeksi%2
0dari%20sistem%20kekebalan%20tubuh.

5.https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/perbedaan-
hiv-dan-aids

https://health.kompas.com/read/2022/08/25/163100868/sejarah-hiv-
aids-dari-masa-ke-masa-dan-asal-
usulnya?page=all#:~:text=Para%20ahli%20memperkirakan%2C%20vir
us%20HIV,disebut%20SIVcpz%20identik%20dengan%20HIV.
6.https://ciputrahospital.com/bagaimana-cara-penularan-penyakit-
aids/#:~:text=Secara%20umum%2C%20cara%20penularan%20virus,va
gina%2C%20atau%20cairan%20pra%20ejakulasi.

7.https://www.kemkes.go.id/article/view/22113000002/cegah-hiv-aids-
kemenkes-perluas-akses-pencegahan-pada-perempuan-anak-dan-
remaja.html

Anda mungkin juga menyukai