PADA HIV/AIDS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA:DAFFA RAZAK
NPM:2207110085
1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika
makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin
melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak
segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS
adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini,
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
1.2 Tujuan
Upaya pencegahan dan pengendalian HIV -AIDS bertujuan untuk
mewujudkan target Three Zero pada 2030, antara lain tidak ada lagi
penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan
tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
1.3 Manfaat
Pemeriksaan antibodi HIV pada prosedur VCT dilakukan untuk
mendeteksi adanya antibodi pada tubuh apabila jumlahnya telah
mencukupi. Adanya teknologi terbaru membuat kamu lebih mudah
untuk menjalani tes sebelum 3 bulan. Namun, tetap saja ada waktu ketika
antibodi tidak bisa terdeteksi oleh darah, sehingga kamu akan
mendapatkan hasil pemeriksaan negatif, meski virus sebenarnya masih
ada pada tubuh.
Kasus HIV juga banyak ditemukan di Eropa. Pada 2020, jumlah kasus
di benua biru itu mencapai 170 ribu kasus. Kemudian, sebanyak 150 ribu
kasus HIV terbaru tercatat ada di kawasan Amerika. Selanjutnya,
kawasan Pasifik Barat mempunyai 120 ribu kasus HIV baru. Kawasan
Asia Tenggara dan Mediterania Timur memiliki kasus baru HIV masing-
masing sebesar 100 ribu kasus dan 41 ribu kasus.
Dilihat menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki pengidap HIV lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Jumlah laki-laki yang mengidap HIV pada
2020 tercatat sebesar 660 ribu1, sementara perempuan sebesar 640 ribu.
1
2
➢ KASUS HIV DI INDONESIA. PADA KOTA ACEH
3
BAB 2
HIV/AIDS.Menca
kup keputusan
dan aksi
Lembaga atau
organisasi
BAB 3
SIMPUL 14 :
Para ahli memperkirakan, virus HIV berasal dari simpanse dan simian
immunodeficiency virus (SIV). Virus ini menyerang sistem kekebalan
monyet dan kera. Pada 1999, peneliti mengidentifikasi galur SIV
simpanse yang disebut SIVcpz identik dengan HIV. Diperkirakan,
simpanse berburu dan memangsa monyet berukuran kecil yang
terinfeksi SIV. Kedua galur virus ini lantas bergabung dan membentuk
SIVcpz. Biang penyakit ini dapat menyebar ke simpanse dan manusia.
Virus SIVcpz kemungkinan bisa menyerang manusia lantaran pemburu
di Afrika memakan daging simpanse yang terinfeksi biang penyakit, atau
darah simpanse masuk ke tubuh pemburu lewat celah luka di kulit
pemburu. Penularan pertama SIV ke HIV pada manusia ini
diperkirakan menjadi tonggak awal sejarah hiv/aids pertama kali
ditemukan pada 1920. Sejak itu pandemi HIV merebak di Kinshasa,
Republik Demokratik Kongo, Afrika. Dari sana, virus turut menyebar
lewat pekerja migran dan perdagangan seks. Pada 1960, HIV menyebar
dari Afrika ke Haiti dan Karibia. Pada 1970, virus HIV diperkirakan
masuk ke AS dan menyebar ke seluruh dunia.
SIMPUL 25 :
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan
bisa menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk
mengetahui cara penularan HIV,
Siapa pun bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan
HIV. Sebab, pada dasarnya penularan HIV dapat terjadi melalui cairan
tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu ke dalam
tubuh seseorang. Sering berganti pasangan. Melakukan hubungan
seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual.
Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan. Penularan dari
ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.
4
5
Penyakit AIDS hanya dapat ditularkan dari orang ke orang melalui
pertukaran cairan tubuh. Berikut beberapa cara penularan penyakit
AIDS:
2. Seks Oral
Penggunaan jarum suntik bekas orang lain atau secara bersamaan bisa
menjadi media penularan virus penyakit HIV/AIDS. Apabila orang
tersebut positif memiliki penyakit HIV/AIDS, maka sisa-sisa darah yang
tertinggal di jarum suntik dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi.
Selain HIV/AIDS, berbagi jarum suntik juga bisa menyebabkan Anda
tertular penyakit lainnya, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi
lainnya. Oleh karena itu, gunakan jarum suntik yang masih baru dan
berada dalam kemasan.
Selain itu, memberikan ASI dari ibu yang positif penyakit HIV/AIDS
juga meningkatkan risiko penularan penyakit. Namun, sebuah
penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ibu tetap boleh menyusui
anaknya dengan syarat mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara
rutin. Obat antiretroviral dianggap efektif untuk menekan jumlah virus
dalam darah yang dapat menurunkan risiko penularan.
6. Sex Toys
Sex toys atau mainan seks yang dipakai secara bersamaan bisa menjadi
media penularan penyakit HIV/AIDS. Risiko penularan akan semakin
tinggi apabila mainan seks yang digunakan tidak bersih atau dilapisi
kondom. Meskipun klaim virus HIV/AIDS tidak dapat bertahan lama
di permukaan benda mati. Mainan seks yang masih dalam kondisi
basah karena sperma, cairan vagina atau darah tetap bisa menularkan
virus jika dipakai secara bersamaan. Oleh karena itu, hindari untuk
berbagi mainan seks dengan orang lain.
Juga, selalu gunakan mainan seks yang sudah dibersihkan agar tidak
menyebabkan penyakit menular lainnya. Pemahaman yang kurang
tentang bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS membuat
banyak orang tidak melakukan pencegahan. Akibatnya, akan lebih
banyak orang yang terinfeksi dan menderita penyakit HIV/AIDS.
Sekian ulasan tentang bagaimana cara penularan penyakit AIDS.
Semoga bermanfaat.
SIMPUL 3 6:
Kelompok yang beresiko tinggi terkena AIDS pertama ialah pekerja
seks komersial. HIV merupakan suatu penyakit yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual yang dilakukan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi maupun berganti-ganti pasangan. Kehidupan pekerja seks
komersial yang sering bergonta-ganti pasangan membuat seseorang
dengan pekerjaan tersebut menjadi rentan terinfeksi HIV/AIDS.
6
pengendaliannya. Pembukaan kegiatan ini ini yaitu Kepala Puslitbang
Ukesmas, Bapak Ir. Doddy Izwardy,MA dalam laporannya yakni
menjelaskan antara lain prioritas penyakit menular, masih tertuju pada
penyakit HIV/AIDS tubercolosis, malaria demam berdarah, influenza
dan flu burung. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal
maupun neonatal sudah dapat dikendalikan.
SIMPUL 47:
HIV dan AIDS adalah kedua penyakit yang berbeda. Meski berbeda,
keduanya saling berhubungan.
Pertama, HIV atau Human Immunodeficiency Virus atau adalah dapat
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara drastis. Alhasil, virus
ini dapat dengan mudahnya membuat penyakit, bakteri, virus, dan infeksi
lainnya menyerang tubuh Anda.
HIV adalah kondisi yang bisa menyebabkan penyakit AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome).
HIV merupakan virus penyakit yang menyerang dan menghancurkan sel
CD4. Cell CD4 adalah sel yang melawan infeksi dari sistem kekebalan
tubuh. Hilangnya sel CD4 ini menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi
dan kanker yang disebabkan oleh jenis Human Immunodeficiency
Virus tertentu.
Tidak seperti virus lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV
sepenuhnya. Jadi, jika Anda terinfeksi virus Human Immunodeficiency
Virus, Anda akan memilikinya seumur hidup.
Nah, sedangkan AIDS adalah kondisi yang paling parah dari penyakit
HIV. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain
seperti kanker dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan
melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.
7
Simpul 58:
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran
Pambudi menegaskan komitmen Kementerian Kesehatan berkomitmen
mengakhiri endemi HIV pada tahun 2030.
''Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak masih memerlukan penguatan,'' kata Direktur Imran.
8
Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
Daftar Pustaka:
1.https://dataindonesia.id/ragam/detail/kasus-hiv-dan-aids-di-indonesia-
menurun-pada-2021
2.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/29/384-juta-
orang-hidup-dengan-hiv-pada-
2021#:~:text=Kasus%20HIV%20terus%20menjadi%20masalah,di%20s
eluruh%20dunia%20pada%202021
3.https://dialeksis.com/aceh/kasus-hivaids-meningkat-di-aceh-kepala-
rsp-usk-penularan-paling-tinggi-lewat-jarum-
suntik/#:~:text=Berdasarkan%20data%20Dinas%20Kesehatan%20
4.http://dinkes.tulangbawangkab.go.id/news/read/687/apa-itu-
hivaids#:~:text=HIV%20adalah%20kondisi%20yang%20bisa,infeksi%2
0dari%20sistem%20kekebalan%20tubuh.
5.https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/perbedaan-
hiv-dan-aids
https://health.kompas.com/read/2022/08/25/163100868/sejarah-hiv-
aids-dari-masa-ke-masa-dan-asal-
usulnya?page=all#:~:text=Para%20ahli%20memperkirakan%2C%20vir
us%20HIV,disebut%20SIVcpz%20identik%20dengan%20HIV.
6.https://ciputrahospital.com/bagaimana-cara-penularan-penyakit-
aids/#:~:text=Secara%20umum%2C%20cara%20penularan%20virus,va
gina%2C%20atau%20cairan%20pra%20ejakulasi.
7.https://www.kemkes.go.id/article/view/22113000002/cegah-hiv-aids-
kemenkes-perluas-akses-pencegahan-pada-perempuan-anak-dan-
remaja.html