Anda di halaman 1dari 4

Sachi Emelin HIV/AIDS 29-10-2022

32 (Tugas PH-3)
9H

Berdasarkan halodoc dan alodokter, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi dan penyakit.

Jika tidak segera ditangani, maka akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV.

Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sudah hilang
sepenuhnya.

Sejarah HIV

Berdasarkan kompas, para ahli memperkirakan, virus HIV berasal dari simpanse dan Simian
Immunodeficiency Virus (SIV). Virus ini menyerang sistem kekebalan monyet/kera.

Di tahun 1999, peneliti mengidentifikasi galur SIV simpanse yang disebut SIVcpz (identik
dengan HIV).

Diperkirakan, simpanse berburu dan memangsa monyet berukuran kecil yang terinfeksi SIV.
Kedua galur virus ini bergabung dan membentuk SIVcpz. Penyakit ini dapat menyebar ke
simpanse dan manusia.

Virus SIVcpz kemungkinan bisa menyerang manusia karena pemburu di Afrika memakan
daging simpanse yang terinfeksi biang penyakit, atau darah simpanse masuk ke tubuh
pemburu lewat celah luka yang ada di kulit pemburu.

Penularan pertama SIV ke HIV pada manusia ini diperkirakan menjadi tonggak awal sejarah
HIV/AIDS pertama kali ditemukan di tahun 1920.

Sejak saat itu, pandemi HIV merebak di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, Afrika. Dari
sana, virus menyebar lewat pekerja migran dan perdagangan seks.
Di tahun 1960, HIV menyebar dari Afrika ke Haiti dan Karibia. Dan di tahun 1970, virus HIV
diperkirakan masuk ke AS dan menyebar ke seluruh dunia.

Gejala HIV

Berdasarkan alodokter, kebanyakan penderita HIV mengalami flu ringan pada 2–6 minggu
setelah terinfeksi virus HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama
1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan langsung terlihat selama
bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV
berkembang ke stadium lanjut (AIDS).

Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang virus HIV
setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh
melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis,
pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

Penyebab HIV

Berdasarkan alodokter, penularan HIV terjadi saat cairan tubuh penderita (darah, sperma,
atau cairan vagina), masuk ke dalam tubuh seseorang. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai
cara berikut:
-Hubungan seksual
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks
-Penggunaan jarum suntik
Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV adalah salah satu cara yang
dapat membuat seseorang tertular HIV
-Transfusi darah
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita
HIV. Tetapi, resiko terjadinya penularan lewat transfusi darah cukup rendah. Karena
sebelum transfusi darah, setiap pendonor harus melewati skrining HIV & infeksi lainnya
terlebih dahulu

Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin. Virus HIV
juga dapat menular saat proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.

Perlu diketahui, penularan HIV tidak terjadi melalui kontak kulit seperti: berjabat dengan
penderita. Penularan juga tidak terjadi melalui ludah, atau berbagi alat makan, kecuali
penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau memiliki luka di mulut.
Pengobatan HIV

Berdasarkan halodoc, meskipun sampai saat ini belum ditemukan obat untuk
menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang bisa memperlambat perkembangan virus
HIV. Jenis obat ini disebut dengan Antiretroviral (ARV).

ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan
diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.

Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4
untuk menilai respons penderita terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan
setiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu
dilanjutkan setiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.

Supaya perkembangan virus dapat dikendalikan, penderita harus segera mengonsumsi ARV
begitu didiagnosis mengidap HIV. Resiko penderita HIV untuk terserang AIDS akan semakin
besar kalau pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan
tubuh.

Selain itu, penting bagi penderita untuk selalu mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter.
Karena konsumsi obat yang terlewat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan
memperburuk kondisi penderita.

Kondisi penderita juga memengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat
menggantinya sesuai dengan kondisi penderita.

Pencegahan HIV/AIDS

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan HIV:
-Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
-Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan
-Bersikap jujur ke pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga menjalani
tes HIV
-Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil
-Carilah informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, terutama bagi anak remaja

--------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber:

1. https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids (Diakses pada 29 Okt 2022)


2. https://www.alodokter.com/hiv-aids (Diakses pada 29 Okt 2022)
3.
https://health.kompas.com/read/2022/08/25/163100868/sejarah-hiv-aids-dari-masa-ke-masa
-dan-asal-usulnya?page=all#:~:text=Sejarah%20HIV%20awal,disebut%20SIVcpz%20identik
%20dengan%20HIV. (Diakses pada 29 Okt 2022)
4. https://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab (Diakses pada 29 Okt 2022)

Anda mungkin juga menyukai