Anda di halaman 1dari 12

BAHAYA HIV AIDS

Widiya Arum f
Dewi Astuti
Andre Saputra
Risaldi Ridani
Irah Ramadana

XI IPS 6

SMAN 1 SIMPANG EMPAT


TANAH BUMBU, 2024
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................................... i

Kata Pengantar.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................3

Latar belakang…………………………….…………………………………….3

Rumusan masalah.....................................................................................4

Tujuan.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

Mengenal bahaya-bahaya HIV/AIDS........................................................5

Bahaya HIV bagi bayi…............................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................10

Kesimpulan…………..................................................................................10

Saran...........................................................................................................10

Daftar Pustaka............................................................................................11

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Bahaya HIV dan AIDS ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah yang berjudul bahaya HIV dan AIDS dan saya juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang menjadi bahan makalah saya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah bahaya HIV dan AIDS ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah
ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan
pasti milik kita sebagai manusia.

SMAN 1 SIMPANG EMPAT

penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah di diagnosa terinfeksi positif oleh
virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
(Diatmi dan Diah, 2014).

Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Tahun 2016 jumlah kasus HIV dilaporkan sebanyak 41.250 kasus dan jumlah
kasus AIDS yang dilaporkan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak
7.491 kasus. Secara kumulatif, kasus AIDS sampai dengan tahun 2016 sebanyak 86.780
kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Persentase HIV dan AIDS di Indonesia tahun
2017 tercatat dari triwulan 1 (yaitu dari bulan januari hingga Maret) dengan jumlah kumulatif
infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Maret 2017 sebanyak 242.699 orang. Dan
jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Maret 2017 sebanyak 87.453 orang
(Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2017).

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi
setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah adalah provinsi
Bali.Total Kasus HIV dan AIDS pada tahun 2016 di bali tercatat 2581 kasus baik yang hidup
maupun yang telah meninggal. Tahun 2017 yang tercatat hingga bulan juni, jumlah kasus
HIV dan AIDS mencapai 1291 kasus. Kabupaten/Kota di bali yang memiliki jumlah penderita
HIV dan AIDS terbanyak adalah kota Denpasar dengan jumlah kumulatif yang tercatat dari
tahun 1987 hingga bulan juli 2017 sebanyak 6764 (39,1%) total kasus HIV dan AIDS yang
didominasi oleh kelompok umur (20-29) tahun (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2017)

Berdasarkan data SIHA jumlah penularan HIV yang dilaporkan menurut kelompok
umur dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019, umur 25-49 tahun atau umur nifas
merupakan umur dengan jumlah penularan HIV tertinggi tiap tahunnya.

Kasus HIV/AIDS pertama kali terdeteksi di kalangan homoseksual dan kini telah
menyebar ke semua orang yang tanpa kecuali berpotensi terinfeksi HIV.

3
Risiko penularan tampaknya tidak hanya terjadi pada orang dengan perilaku berisiko tinggi.
Data yang tersedia menunjukkan bahwa ibu rumah tangga tertular HIV/AIDS, bahkan pada
anak atau bayi yang ibunya terinfeksi atau terinfeksi HIV. Namun demikian, kecenderungan
memperlihatkan bahwa kasus HIV-AIDS tertinggi ditemukan dari hubungan seksual, yang
ditularkan dari dan menularkan pada pekerja seks. Pada beberapa tahun terakhir
peningkatan kasus AIDS lebih banyak ditemukan pada pengguna Napza jarum suntik.

Begitu juga para remaja. Faktor yang menyebabkan remaja mudah terjerumus dalam
pergaulan bebas antara lain adalah usia yang rentan disertai rasa keingintahuan yang tinggi,
serta masuknya budaya barat tanpa adanya penyaringan budaya mana yang baik dan
buruk. Pada saat usia remaja menuju dewasa, informasi dan pergaulan sangat mudah
diperoleh, termasuk tentang bahaya HIV/AIDS

2. Rumusan Masalah

1. Apakah bahaya bahaya yang di timbulkan dari virus HIV?


2. Apakah bahaya penyakit HIV AIDS dapat menjangkit anak bayi?
3. Seberapa seriuskah kondisi seseorang yang terinfeksi virus HIV?
4. Bagian tubuh mana saja yang dapat menjadi tempat bersarangnya virus HIV?

3. Tujuan

1. Dengan adanya makalah ini, maka di harapkan kita dapat mengetahui seberap
berbahayanya virus HIV
2. Untuk mengetahui tanda tanda seseorang yang terjangkit virus HIV
3. Agar kita lebih hati hati dan serius dalam menangani masalah HIV AIDS

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahaya bahaya yang di timbulkan oleh HIV AIDS

Waspada Penularan HIV dan Kenali Apa Bahayanya!

HIV merupakan virus yang sangat berbahaya. Cara kerja virus ini dengan menyerang
sistem kekebalan tubuh, sedangkan sistem kekebalan tubuh sangat penting agar tubuh
secara mandiri bisa melawan kuman penyakit yang akan masuk. Sampai saat ini belum ada
obat yang bisa melawan HIV. Waspada penularan HIV sangat penting dilakukan.

Dalam tubuh, HIV akan menyerang sel CD4 yang berperan dalam melawan infeksi.
Karena itu penderitanya sangat rentan mengalami infeksi oportunistik. Semua orang perlu
waspada terhadap penularan HIV. Yang perlu diketahui virus ini tidak bisa menyebar dengan
kontak biasa seperti berjabat tangan atau berpelukan.

Pasien HIV seringkali merasa rendah diri dan dikucilkan karena ketakutan masyarakat
akan tertular. Sedangkan sesuai dengan karakteristik virus dan cara penyebarannya tidak
mudah. Selama tidak ada kontak melalui cairan dengan pasien maka virus tersebut tidak
akan dapat berpindah.
Meski demikian menghindari penyebab virus ini sangat penting. Kita tidak tahu siapa yang
membawa virus dan bagaimana akan berpindah. Kehati-hatian merupakan faktor dominan
untuk bisa menjaga tubuh agar virus tidak bisa menyebar. Beberapa bahaya yang
ditimbulkan oleh HIV antara lain:

1. Penurunan sistem imun tubuh

Mengutip Medical News Today, sistem imun merupakan bagian utama tubuh yang
dalam bahaya penyakit HIV.
Setelah Anda terinfeksi HIV, sistem imun akan diserang sampai tubuh kehilangan
kemampuan untuk melawan virus, bakteri, dan organisme penyebab penyakit.

Jumlah sel CD4 pada orang yang sehat 500-1.600 sel/mm3.


Jika Anda tidak menerima pengobatan untuk HIV, jumlah sel CD4 akan turun dari waktu ke
waktu.

Ketika turun di bawah 200 sel/mm3, sistem imun Anda secara signifikan terganggu,
sehingga lebih rentan mengalami infeksi opoportunistik.

5
a. Infeksi oportunistik

Infeksi oportunistik adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur yang memanfaatkan sistem imun
yang melemah. Infeksi ini biasanya ringan pada orang tanpa HIV. Bahaya penyakit HIV
membuat infeksi oportunistik menjadi parah hingga mengancam jiwa.
Beberapa infeksi oportunistik, meliputi:

a. Virus herpes simpleks: infeksi yang sering menyebabkan luka di mulut


b. Salmonella: infeksi bakteri yang mempengaruhi usus
c. Sariawan mulut atau vagina: yang merupakan infeksi jamur, yang disebut Candida
d. Toksoplasmosis: infeksi parasit yang dapat mempengaruhi otak.

Infeksi oportunistik lainnya termasuk:

a. Radang paru-paru
b. Tuberkulosis
c. Kanker, seperti sarkoma kaposi
d. Sitomegalovirus
e. Meningitis kriptokokus
f. Perawatan untuk infeksi oportunistik akan tergantung pada jenis infeksi, tetapi
pilihannya termasuk obat antivirus, antibiotik, dan obat antijamur.

b. Koinfeksi

Koinfeksi adalah kondisi di mana orang memiliki dua atau lebih infeksi pada waktu yang
sama. Penderita penyakit HIV sering mengembangkan kondisi ini. Hepatitis B dan hepatitis
C adalah koinfeksi yang umum. Orang dapat tertular virus hepatitis tersebut dengan cara
yang sama seperti HIV, yaitu melalui kontak seksual dan berbagi peralatan untuk
menyuntikkan narkoba. Tuberkulosis juga dapat menjadi koinfeksi umum lainnya saat Anda
menderita penyakit HIV, terutama pada mereka yang tidak mendapatkan pengobatan.

2. Sistem pernapasan dan kardiovaskular

Pneumonia Kanker paru-paru Hipertensi arteri pulmonal Tuberkulosis


penderita penyakit HIV-positif tanpa pengobatan rentan mengalami komplikasi infeksi,
seperti tuberkulosis dan infeksi jamur, yang disebut pneumocystis jiroveci pneumonia (PJP).
Risiko kanker paru-paru juga meningkat, jika Anda menderita penyakit HIV. Hal ini
disebabkan sistem imun pada paru-paru melemah dalam melawan berbagai masalah
pernapasan. HIV juga meningkatkan risiko hipertensi arteri pulmonal (PAH).

PAH adalah jenis tekanan darah tinggi di arteri yang memasok darah ke paru-paru.
Seiring waktu, PAH akan membebani jantung dan dapat menyebabkan gagal jantung

6
Penderita penyakit HIV dengan jumlah CD4 rendah, juga lebih rentan mengalami
tuberkulosis (TBC). TBC adalah bakteri di udara yang mempengaruhi paru-paru. TBC
adalah penyebab utama kematian pada orang yang menderita AIDS. Gejalanya meliputi
nyeri dada dan batuk parah yang mungkin mengandung darah. Batuk bisa bertahan selama
berbulan-bulan.

3. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan yang memiliki imunitas juga akan terpengaruh dalam bahaya
penyakit HIV. Mengutip Healthline, saluran pencernaan akan terganggu yang bisa
menurunkan nafsu makan dan sulit makan dengan benar. Alhasil, penurunan berat badan
adalah efek samping umum dari penyakit HIV. Infeksi umum yang kemudian terkait dengan
HIV adalah sariawan, infeksi jamur yang menyebabkan peradangan dan bercak putih di
lidah dan bagian dalam mulut.

HIV juga dapat menyebabkan radang kerongkongan, yang dapat membuat sulit untuk
menelan dan makan. Infeksi virus lain di mulut yang muncul terkait penyakit HIV adalah
leukoplakia berbulu mulut, yang menyebabkan lesi putih pada lidah. Yaitu di sebut
kandidiasis. Jamur dari penyakit ini berkembang dengan lebih cepat dan membentuk
membran yang menempel pada organ berlendir seperti mulut, vagina dan lidah. Pada
bagian yang diserang akan muncul lapisan berwarna putih. Apabila dilepaskan akan
menimbulkan rasa perih yang luar biasa, selanjutnya pada bagian tersebut dapat mengalami
pendarahan.

Orang yang memiliki penyakit HIV juga berisiko lebih tinggi mengalami infeksi
Salmonella, yang menyebabkan diare, sakit perut, dan muntah. Selain itu, penderita HIV
rentan terinfeksi usus parasit (cryptosporidiosis), yang menyebabkan masalah di saluran
empedu dan usus, seperti diare kronis.

4. Sistem saraf pusat (SSP)

Mengutip Healthline, sistem saraf pusat bisa masuk dalam bahaya penyakit HIV
karena adanya infeksi sel yang mendukung dan mengelilingi saraf di otak dan di seluruh
tubuh.
Beberapa masalah pada sistem saraf pusat akibat dari penyakit HIV bisa meliputi: Neuropati
Vacuolar myelopathy Demensia Ensefalitis toksoplasma Radang otak dan sumsum tulang
belakang HIV tingkat lanjut dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang dikenal sebagai
neuropati. Neuropati paling sering menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di kaki dan
tangan.

Lubang kecil pada selubung konduksi serabut saraf perifer dapat menyebabkan nyeri,
kelemahan, dan kesulitan berjalan. Kondisi ini dikenal sebagai vacuolar myelopathy.

7
Penderita penyakit HIV juga dapat mengalami komplikasi neurologis yang signifikan, seperti
demensia, suatu kondisi yang secara serius mempengaruhi fungsi kognitif.
Kemungkinan komplikasi lain, seperti ensefalitis toksoplasma juga dapat terjadi pada
penderita HIV. Memiliki sistem imun yang lemah menempatkan penderita penyakit HIV
tingkat lanjut (AIDS) pada peningkatan risiko radang otak dan sumsum tulang belakang
karena adanya parasit ensefalitis toksoplasma. Gejalanya meliputi kebingungan, sakit
kepala, dan kejang. Kejang juga dapat dialami penderita penyakit HIV akibat infeksi sistem
saraf tertentu.

5. Sistem integumen

Mengutip Healthline, Sistem imun yang melemah membuat kulit Anda dalam bahaya
penyakit HIV lainnya. Respons imun tubuh yang melemah membuat Anda lebih rentan
terhadap virus seperti herpes, yang bisa terjadi di sekitar mulut atau alat kelamin. HIV juga
meningkatkan risiko Anda terkena herpes zoster. Kondisi ini menyebabkan ruam yang
menyakitkan, seperti melepuh. Penyakit HIV juga bisa membuat Anda rentan mengalami
moluskum kontagiosum, infeksi virus yang menyebabkan tumbuhnya bintil di kulit. Selain itu,
prurigo nodularis juga dapat terjadi, menyebabkan benjolan berkerak pada kulit disertai gatal
parah.

6. Kriptosporidiosis

Jenis penyakit ini dapat menyebabkan diare yang tidak segera sembuh. Penyebabnya
adalah cryptosporidium. Jenis parasit ini bisa berasal dari usus hewan yang mengalami
infeksi. Pada umumnya parasit ini masuk melalui makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi.

Gejala penyakit tidak akan muncul secara langsung. Biasanya perlu waktu selama satu
minggu setelah kuman masuk ke tubuh dan diare bisa berlangsung hingga dua minggu.
Secara umum munculnya gejala pada masing-masing orang berbeda. Ada yang bisa
bertahan sampai 24 hingga 36 bulan dan baru terlihat setelah kondisi pasien fatal.

7. Sitomegalovirus

Jenis penyakit satu ini berkaitan dengan herpes. Cara penyebarannya melalui cairan
dari dalam tubuh pasien. Gejala yang muncul pada masing-masing pasien berbeda-beda.
Mulai dari berkurangnya penglihatan, saluran pencernaan, paru-paru sampai lemah tulang
sehingga pasien kesulitan untuk berjalan. Kekebalan tubuh yang lemah merupakan sasaran
bagi berbagai jenis virus dan kuman penyakit. Karena itu pengidap HIV sangat rentan untuk
menderita berbagai penyakit termasuk Kandidiasis.

8
B. Bahaya HIV bagi bayi yang baru lahir

kalian pasti bertanya tanya kan, apa bayi yang baru lahir bisa terkena HIV? tentu saja
bisa, dikarenakan infeksi langsung dari sang ibu atau dari sang ayah.

Sekitar 6.000 hingga 7.000 wanita di antaranya mengidap HIV/AIDS selama kehamilan
dan melahirkan setiap tahun. Sejak awal kemunculan HIV/AIDS, sekitar 15.000 anak di
Amerika Serikat telah terinfeksi HIV dan 3.000 anak telah meninggal. Mirisnya, 90 persen
dari mereka terinfeksi virus selama kehamilan atau kelahiran.

Cara penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan terjadi melalui darah. Perlu
diketahui bahwa janin dalam kandungan mendapatkan asupan makanan dari darah melalui
tali plasenta. Tali tersebut yang menjadi media penularan HIV dari ibu ke janin selama
kehamilan

Gejala dan tanda infeksi HIV pada bayi dan anak antara lain bahwa bayi dan anak
tersebut mudah mengalami infeksi berat, misalnya anak mengalami radang paru /
pneumonia dua kali atau lebih dalam 1 tahun, sering sariawan yang luas, berat badan turun,
dan diare berulang serta;

a. Bayi tidak menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan


usianya.

Biasanya, bayi dengan HIV akan kesulitan untuk menambah berat badan. Perkembangan
motorik dan sensorik tidak sesuai dengan usianya. Bayi dengan HIV akan memiliki
perkembangan motorik dan sensorik yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya.

b. Bayi dengan HIV akan mengalami gangguan perkembangan pada otak.

Hal ini menyebabkan mereka akan mengalami kesulitan mengingat. HIV akan membuat bayi
lebih mudah terserang penyakit. Mulai dari batuk, diare, hingga infeksi telinga.

Lalu, bisakah mereka tumbuh normal seperti anak lainnya? Di Afrika, sekitar 25
hingga 30 persen bayi yang mengalami HIV meninggal sebelum usia satu tahun. Sedangkan
50 sampai 60 persen dapat bertahan hidup hingga usia 2 tahun.

Tentunya, menjalani tumbuh kembang dengan penyakit HIV bukanlah hal yang mudah
bagi bayi pengidap HIV maupun orangtua. Jadi setelah mengetahui betapa berbahayanya
penyakit HIV, kami berharap kalian dapat mengerti dan mulai menganggap bahwa penyakit
dari virus ini adalah hal berbahaya yang harus sangat di hindari.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

AIDS secara sosial tidak terlihat (invisible) meski demikian kerusakan yang
ditimbulkannya sangatlah nyata. HIV/AIDS karena sifatnya yang sangat mematikan
sehingga menimbulkan rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang kemudian akan
mengiring pada bentuk-bentuk pembungkaman, penolakan, stigma, dan diskriminasi pada
hampir semua sendi kehidupan. Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak
memiliki akses terhadap tes HIV, inilah yang membuat usaha-usaha pencegahan dan
penyembuhan menjadi sangat rumit. Program pencegahan penyebaran HIV/AIDS harus
segera dilaksanakan, tak terkecuali area Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah
Tahanan.

Melihat bahaya bahaya yang ditimbulkan oleh HIV ini sangatlah berbahaya dan belum
sama sekali di temukan vaksinnya, membuat virus dan penyakit ini menjadi misi suatu
negara untuk menurunkan laju peningkatan HIV/AIDS setiap tahunnya. Penurunan tingkat
pengidap HIV/AIDS bisa di lakukan dengan pengendalian serta edukasi pada masyarakat
terutama para remaja tentang betapa berbahayanya penyakit ini.

B. SARAN

kami sebagai penulis mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan


peraturan secara tegas terkait kerahasiaan informasi pasien dengan HIV/AIDS dimana baik
instansi kesehatan maupun tenaga kesehatan harus mengeluarkan perjanjian hitam diatas
putih dalam menjaga kerahasiaan informasi ODHA dan keluarganya. Kerahasiaan informasi
pasien dengan HIV/AIDS mencakup kerahasiaan hasil tes, status pasien dalam pengobatan,
identitas pasien dan keluarganya, kerahasiaan status pasien dari tenaga kesehatan yang
tidak merawat pasien dengan HIV/AIDS tersebut.

Dengan adanya penelitian ini, yang penulis harapkan adalah penulis berkontribusi
dalam menambah wawasan kepada pembaca terkait dengan isu yang penulis angkat. Pula,
penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat menambah kesadaran pembaca
tentang penyakit HIV/AIDS, praktik diskriminasi terhadap ODHA maupun ADHA, serta
upaya pemerintah Indonesia untung menanggulangi penyakit HIV/AIDS ini di Indonesia.
Wawasan dan kesadaran ini yang nantinya diharapkan dapat berguna agar memotivasi
pembaca turut serta dalam berpartisipasi dalam segala program upaya pennggulangan dan
pencegahan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.

10
Daftar Pustaka

https://health.kompas.com/read/2022/08/26/090000768/bahaya-penyakit-hiv-yang-harus-jadi
-perhatian?page=3

https://herminahospitals.com/id/articles/waspada-penularan-hiv-dan-kenali-apa-bahayanya.h
tml

https://sardjito.co.id/2021/12/31/mengenal-progres-bayi-dari-ibu-hiv-aids-biha/#:~:text=Gejal
a%20dan%20tanda%20infeksi%20HIV,badan%20turun%2C%20dan%20diare%20berulang.

https://www.halodoc.com/artikel/bisakah-bayi-dengan-hiv-tumbuh-normal

11

Anda mungkin juga menyukai