Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH HIV/AIDS

BAGAIMANA VIRUS HIV BEKERJA

DOSEN PENGAMPU
Drg.LUCIA YAURI,M.MKes

OLEH

KELOMPOK 3

FAIDIN (PO714261212005)

HARIYANI (PO714261212006)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ALIH JENJANG TERAPIS GIGI
PROGRAM STUDI D-IV2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “BAGAIMANA VIRUS HIV BEKERJA”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah HIV-AIDS. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar ,8 September2021

KELOMPOK3

ii
DAFTARISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTARISI.........................................................................................................iii

BABI PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BABII PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Defenisi HIV/AIDS.................................................................................3
B. Tanda-Tanda Awal Terinfeksi HIV........................................................4
C. Proses Perkembangan Virus HIV dalamTubuh.......................................8
D. Proses Perkembangan HIV menjadi AIDS...........................................10

BABIII PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.............................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia
dan merupakan penyebab kematian pada penderitanya hingga saat ini.Penyakit yang menjadi
prioritas salah satu diantaranya adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus).HIV
disebabkan oleh virus dengan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh
tidak dapat melindungi diri dari serangan berbagai macam penyakit.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang masuk ke dalam tubuh
dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.Semakin banyak sel darah putih yang rusak,
semakin lemah kekebalan tubuh.Banyak orang yang menganggap HIV adalah AIDS dan
begitu pula sebaliknya. Padahal terinfeksi HIV tidak selalu akan berujung pada AIDS jika
status infeksi HIV cepat terdeteksi dan diobati.

Pada tingkat infeksi HIV yang sangat parah, kekebalan tubuh sangat menurun
sehingga membuat tubuh lebih renta terkena infeksi dan penyakit kanker.Kondisi mematikan
inilah yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan virus sejenisnya umumnya ditularkan


melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.

Indonesia menargetkan 3 zero pada tahun 2020 yaitu zero new infection, zero death
related aids dan zero discrimination. Hal ini sejalan dengan target yang ingin dicapai
UNAID pada tahun 2020 yaitu 90% orang mengatahui status HIV-nya, 90% orang yang
terkena HIV mendapatkan ART dan 90% orang yang mendapat ART mengalami penurunan
viral load. Berdasarkan Laporan UNAIDS 2016, jumlah orang yang hidup dengan HIV
menurut jenis kelamin terhadap penderita perempuan dari 3,7 juta tahun 1999 menjadi 17,4
juta pada tahun 2014, sedangkan pada penderita laki-laki dari 4,8 juta tahun 1990 menjadi
1
16,9 juta pada tahun. Jumlah perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV dari tahun ke
tahun semakin meningkat.Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang
melakukan hubungan seksual tidak aman, sehingga dapat menularkan HIV pada pasangan
seksualnya. Berdasarkan Laporan UNAIDS 2018, bahwa pada tahun 2017 ditemukan 80%
ibu hamil yang hidup dengan HIV memiliki akses ke obat antiretroviral untuk mencegah
penularan HIV ke bayi mereka. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2015
jumlah perempuan terinfeksi HIV sebanyak 12.573, meningkat pada tahun 2016 menjadi
15.151 dan menurun di tahun 2017 menjadi 3.511. Saat ini, Ibu rumah tangga menempati
urutan ketiga terbesar orang dengan HIV-AIDS (ODHA).

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kasus HIV/AIDS masih menjadi salah
satu problempenyakit yang ada di Indonesia sehingga penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimanakah virus HIV/AIDS bekerja dalam tubuh manusia.
B. RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangyangtelahdiuraikan,kamimerumuskanmasalahsebagaiberikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
2. Apa saja tanda dan gejala terjadinya HIV/AIDS?
3. Bagaimanacara kerja virus HIV terhadap sistem kekebalan tubuh dan cara penularannya?
4. BagaimanaperkembanganHIVmenjadiAIDS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala terjadinya HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui cara kerja virus HIV terhadap sistem kekebalan tubuh dan cara
penularannya
4. Untuk mengetahui perkembangan HIVmenjadi AIDS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus artinya virus yang
menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh pada manusia atau virus yang menyebabkan
AIDS.HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang berarti
kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh yang didapat karena tertular.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS adalah sekumpulan gejala


penyakit yang timbul karena kekebalan tubuh yang menurun yang disebabkan oleh infeksi
HIV.Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat
mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran
penernaan, otak dan kanker.AIDS adalah keadaan seseorang yang terinfeksi HIV yang sudah
sakit. Keadaan ini baru akan terjadi bertahun-tahun setelah HIV menginfeksi tubuh
seseorang, Karena perjalanan infeksinya yang panjang, seseorang yang terinfeksi HIV
(dipastikan dengan tes darah) disebut HIV positif. Jadi orang yang HIV positif bisa tampak
sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit, sehingga tidak bisa diketahui dari penampilannya.

Penyebab AIDS adalah virus HIV.Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh yang
seharusnya berfungsi untuk melawan infeksi.Virus HIV merusak sel darah putih yang
disebut sel CD4.Virus juga membuat salinan tubuhnya di dalam sel tersebut. Akibatnya,
sistem kekebalan tubuh menurun dan menyebabkan tubuh susah melawan infeksi. Jika
penderita HIV tidak mendapatkan pengobatan, maka HIV dapat menjadi AIDS dalam waktu
10 hingga 15 tahun.

HIV merusak sistem kekebalan tubuh manusia (sistem imun), karena virus ini
memasuki sel darah putih dan berkembang biak didalamnya, sehingga sel-sel darah putih
mati. Dengan hilangnya kekebalan tubuh seseorang, maka orang itu tidak mampu lagi
menangkal penyakit infeksi ataupun kanker yang memasuki tubuh, muncullah Sindrom atau
3
kumpulan gejala yang disebut AIDS.

HIV menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang merupakan


sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena kerusakan sistem imunitas tubuh limfosit T
disebabkan karena HIV. Akibatnya, orang yang terinfeksi menjadi rentan terhadap penyakit
yang dikenal sebagai infeksi oportunistik (IO) karena rusaknya sistem imunitas, dan
sepanjang hidupnya akan menjadi infeksius sehingga dapat menularkan virus melalui cairan
tubuh selama tidak mendapatkan terapi Anti Retroviral (ARV).
Sel yang terinfeksi oleh virus HIV jumlahnya tidak hanya satu, tapi bisa
sangatbanyak.Virus HIV bahkan bisa menginfeksi sel otak, meski target utama virus
HIVadalah sel limfosit CD4 (salah satu jenis sel darah putih).Sel darah putih
merupakan“pasukan” penjaga kekebalan tubuh. Ketika virus HIV menginfeksi sel CD4,
maka virusHIV akan menjalani tahapan reproduksi. Ia akan memperbanyak dirinya,
membentukkolonidan menginfeksisel CD4dalamjumlahyanglebihbanyak.
B. GEJALA DAN TANDA TERJADINYA HIV/AIDS
Gejala awal HIV AIDS akan muncul 2-6 minggu setelah terpapar virus. Gejalayang
paling awal ini sulit dibedakan dengan infeksi virus biasa.Hal ini karena antibodisudah
mulai melawan HIV. Pada masa ini terjadi viremia, ketika kadar virus dalamdarah
penderitanya sangat tinggi sehingga dapat dengan mudah menularkannya padaoranglain.
Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal ini karena gejala
dan tanda-tanda HIV/AIDS pada tahap awal sering kali tidak menimbulkan gejala
berat.infeksi HIV hingga menjadi AIDS.
Maka dari itu diperlukan pemeriksaan medis untuk memastikan infeksi virusyang
sesungguhnya.Jika mengalami gejala awal HIV AIDS dibawahini dan merasamemiliki
faktor resiko tertular HIV penderita diminta untuk segera lakukan tes
HIVagarsegeramendapat penanganan medisintensif.
Beberapagejalanyaantaralainadalah:
a. Demam
Hampir seluruh kasus infeksi HIV tahap awal mengalami gejala ini. Suhu
saatdemam pun bervariasi mulaidari ringan sampai tinggi hingga40
derajatCelsisus
b. Nyeri tenggorokan

4
Pasien infeksi HIV awal dapat mengeluhkan nyeri tenggorokan ,terutama
Saat menelan.Pada pemeriksaan, seringkali tenggorokan juga tampak merah.
c. Nyeri otot dan sendi
Sebagaimana infeksi virus lainnya, mereka yang mengalami infeksi HIV jugaakan
merasakan nyeri sendi dan otot. Penderitanya biasa mengeluh pegallinu,
mudahlelah,dan badan terasalemas.
d. Sakit kepala
Infeksi HIV awal juga menyebabkan penderitanya mengalami sakit
kepala.Keluhan ini dapat juga disertai keluhan nyeri di belakang mata, mata
terasapegal,dan perih.
e. Ruam kemerahan dikulit
Pada masa awal infeksi, dapat muncul ruam kemerahan di kulit
terutamabagianpunggung,dada,danperut.Ruam tersebut umumnyatidakterasagatal.
f. Pembesaran kelenjar getah bening
Infeksi HIV membuat kelenjar getah bening membesar sehingga terasa seperti ada
benjolan, terutama di bagian leher dan ketiak.Sebenarnya hal ini adalah bentuk
respons tubuh terhadap infeksi.

Gejala dari penyakit ini terbagi menjadi 3tahapan,berikut ulasannya:


Tahap1:Gejala Infeksi HIV Akut
Banyak orang yang tidak mengetahui secara langsung jika terkena penyakit
ini.Gejala akan muncul dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah terserang virus. Pada
dasarnya gejala penyakit ini hampir sama dengan gejala flu,berikut tanda-tandanya:
 Demam
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Sakit tenggorokan
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Ruam merah
 Sakit dan nyeri otot persendian

Jika kamu memiliki gejala yang telah dijabarkan di atas, apalagi kamu
telahberhubungandengansesorangpenderitapenyakitinidalam2hingga6mingguterakhir,sila

5
hkanpergikedokter danlakukantesHIVagarlebihpasti.

Tahap2:gejala litensi klinis

Jika selama tahap ini tidak ditangani dengan tepat, HIV ini akan membunuh sel
CD4 dan menghancurkan sistem kekebalah tubuh kamu. Berikut tanda-tanda kedua
penderita penyakit ini:
 Secara umum tidak menimbulkan gejala lebih lanjut secara bertahun-tahun
 Virus telah menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh kamu
 Penderitadapat menularkan atau menginfeksi orang lain
 Penurunan berat badan.

Tahap3:gejala AIDS

Keadaan ini di mana sistem kekebalan tubuh akan mengalami rusak parah.Hal ini
mudah menyerang kepada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
rendah,bahkan dapat mengakibatkan kanker kulit dan pneumonia.
Berikut tanda-tanda seseorang pengidap AIDS:
 Daya tahan tubuh akan semakin lemah
 Demam terus menerus lebih dari10 hari
 Terasacepat lelah dan sulit bernapas
 Diare jangka panjang
 Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan ,mulut,dan vagina
 Adanya bintik-bintik ungu yang tidak hilang
 Penurunan berat badan.(ElfriesthaF,2020)

Stadium klinis WHO dapat membantu untuk memperkirakan tingkat defisiensi


kekebalan tubuh pasien.Pasien dengan gejala pada stadium klinis 1 atau 2 biasanya tidak
mempunyai gejala defisiensi kekebalan tubuh yang serius. Pasien yang mempunyai gejala
dan tanda stadium klinis 3 atau 4 biasanya mempunyai penurunan kekebalan tubuh yang
berat dan tidak mempunyai cukup banyak sel CD4 sehingga memudahkan terjadinya infeksi
oportunistik (Ditjen PPM & PL, 2012).
Stadium Klinis HIV terdiri dari 4 stadium yaitu :

6
1. Stadium 1 Asimptomatik, Tidak ada gejala atau hanya Limfadenopati generalisata
persisten.

2. Stadium 2 Sakit Ringan, Berat badan turun 5-10%, Luka pada sudut mulut (keilitis
angularis), Dermatitis Seboroik, Prurigo, Herpes zoster, ISPA berulang, dan Ulkus pada
mulut berulang.

3. Stadium 3 Sakit Sedang, Berat badan turun > 10%, Kandidiasis mulut, Oral hairy
leukoplakia, Lebih dari 1 bulan Diare, Demam tanpa sebab yang jelas, Infeksi
bakteriyang berat, TB paru, HB < 8 g, Lekosit < 500, Trombosit < 50.000,
Gingivitis/periodontitis ulseratif nekrotikan akut.

4. Stadium 4 Sakit Berat, HIV wasting syndrome, Kandidiasis esophagus, Lebih dari 1
bulan: Ulserasi Herpes simpleks, Limfoma, Sarkoma Kaposi, Kanker serviks invasif,
Retinitis CMV, Pneumonia pneumosistis, TB Ekstraparu, Meningitis kriptokokus,
Abses otak Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV .

Stadium klinis HIV/AIDS dibedakan menjadi 4 stadium yaitu (Astuty,I. & Arif,2017) :
Tabel stadium Gejala Klinis HIV/AIDS
Stadium Gejala Klinis
I  Tidak ada penurunan berat badan
 Tanpa gejala atau hanya limfadenopati generalisata persisten yaitu
kondisi dimana terjadi pembesaran kelenjar getah bening
II  Penurunan berat badan < 10 %
 ISPA berulang seperti : peradangan dinding sinus (sinusitis),infeksi
pada telinga bagian tengah (otitis media),radang amandel
(tonsillitis),dan peradangan faring (faringitis)
 Herpes zoster atau cacar ulang dalam waktu 5 tahun terakhir
 Luka disekitar bibir (kelitis angularis)
 Ulkus mulut berulang
 Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo)
 Dermatitis seboroik atau gangguan kulit kepala yang tampak berkerak
dan berisik
 Infeksi jamur pada kuku
III  Penurunan berat badan > 10 %
7
 Diare,demam yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari Satu
 Kandidisiasis oral atau oral hairy lekoplakia (OHL) merupakan lesi
plak putih asimtomatis sering ditemukan ditepi lateral lidah
 TB paru dalam waktu 1 tahun terakhir
 Limfadenitis TB merupakan proses peradangan pada kelenjar getah
bening akibat aktivitas MTBC
 Infeksi bacterial yang berat : infeksi pada paru-paru
(pneumonia),piomiosis anemia (<8 gr/dl), Trombositopeni kronik
(<50109 perliter.
IV  Sindroma wasting (HIV)
 Pneumoni Pneumocystis
 Pneumonia bacterial yang berat berulang dalam waktu 6 bulan
 Kandidisiasis esophagus
 Herpes simpleks ulseratif
 Limfoma
 Sarcoma Kaposi
 Kanker serviks yang invasive
 Retinitis CMV
 TB ekstra paru
 Toksoplasmosis
 Ensefalopati HIV
 Meningitis kriptokokus

8
C. PROSES PERKEMBANGAN VIRUS HIV DALAM TUBUH DAN CARA
PENULARANNYA
Dasar utama terinfeksinya HumanImmunodeficiency Virus(HIV) adalah
berkurangnya jenis Limfosit T helper yang mengandung marker CD4 (Sel T4).LimfositT4
adalah pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi fungsi imunologik.Menurun atau menghilangnya sistem imunitasseluler,
terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang berperanmembentuk antibodi pada sistem
kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4 (Valentino,AdrianDaylon.2018).
Setelah virus HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam
target dan melepaskan bungkusnya kemudian dengan enzim reversetranskriptase virus
tersebut merubah bentuk RNA (RibonucleicAcid)agar dapat bergabung dengan DNA
(Deoxyribonucleic Acid) sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biakakan mengandung
bahan genetik virus. Infeksi HIV dengandemikian menjadi irreversibel dan berlangsung
seumur hidup(Valentino,AdrianDaylon. 2018).
Perjalanan khas infeksi HIV terdiri dari beberapa tahapan yaitu infeksi primer,
penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis, peningkatan ekspresi HIV, penyakit klinis
dan kematian.Durasi antara infeksi primer sampai penyakit klinis rata-rata sekitar 10 tahun.
Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel, tetapi terlebih dahulu
mengalami replikasi dalam tubuh penderita dan lambat laun akan merusak limfosit T-CD4.
Masa ini disebut dengan masa inkubasi.Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak
seseorang terpapar virus HIV sampai menunjukkan gejala AIDS. Pada masa inkubasi, virus
HIV tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak
tertular virus HIV yang dikenal dengan masa window period (Valentino, AdrianDaylon.
2018).
Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun akan terlihat gejala klinis pada
penderita sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut.Pada sebagian penderita
memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah
terinfeksi.Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah
bening, ruam, diare,ataubatuk.Setelah infeksi akut,dimulailah infeksi HIV asimptomatik
(tanpa gejala).Masa tanpa gejala ini umumnya berlangsung selama 8-10tahun, tetapi ada
sekelompok kecil penderita yang memliki perjalanan penyakit amat cepat hanya sekitar 2
tahun dan ada juga yang sangat lambat (Valentino,AdrianDaylon.2018).
9
Tubuh manusia mempunyai sistem kekebalan yang sering disebut sebagai seldarah
putih.Sistem kekebalan tubuh kita mempunyai tugas yang berbeda yaitu sel CD4positif
bertugas sebagai sel yang mengenali dan memberi informasi jika ada benda
atauselasingyangmasukkedalamtubuh.Sedangkanyanglainnyabertugasuntukmenyerang dan
melumpuhkan sel asing tersebut setelah menerima informasi dari selCD4 positif. HIV adalah
virus yang secara khusus menjadikan sel CD4 positif sebagaitargetserangan
(Rachmawati,Fitri. 2015).
1. ProsesHIVmelumpuhkansistemkekebalantubuhmanusia
 Pertama, HIV masuk ke tubuh dan mencari sel-sel CD4 positif, kemudian virus ini
masuk ke sel CD4 positif untuk melumpuhkan dan menguasainya dengan cara
memperbanyak diri di dalam sel CD4 positif ini.
 Kedua,sel-sel HIV baru yang telah menjadi banya kini kemudian keluar dan mencari
sel-sel CD4 positif lainnya dan mengulangi proses yang sama.
 Lalu ketiga, sel-sel penyerang datang dan menghancurkan sel CD4 positif yang telah
terinfeksi HIV. Namun, sel-sel HIV yang baru telah menjadi banyak dan cepat
mencari sel-sel CD4 positif dan memperbanyak diri lagi di dalamnya.
 Keempat,setelah melewati beberapa waktu,tubuh akan semakin banyak kehilangan sel-
sel CD4 positif dan system kekebalan tubuh menjadi lemah.

Itu terjadi karena tugas sel-sel CD4 positif untuk mengenali sel-sel asing yangmasuk
ke dalam tubuh tersebut telah dikalahkan virus HIV.Karena sel-sel tubuh
CD4positifberkurang dalamtubuh,makatubuhtidakbisamenerimainformasiyangcukup
untuk membentuk sel-sel penyerang yang dibutuhkan.Dalam keadaan
sepertiinilahberbagaijenispenyakitdapatmasukketubuhtanpadapatdikenalidandilawan.Akhi
rnya, rata-rata pengidap HIV berujung pada kematian (Rachmawati,Fitri. 2015).

2. Cara Penularan Hiv


Kurangnya edukasi mengenai penularan HIV membuat sebagian masyarakat menjauhi
pengidap HIV.Padahal,penularannya tidak semudah itu.HIV tidak menular melalui air
liur,keringat,sentuhan,ciuman,gigitan nyamuk atau bekas toilet, tapi lebih kepada kontak
cairan tubuh seperti darah dan sperma lewat perilaku seksual dan penggunaan jarum
10
suntik.HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah,cairan semen,cairan vagina
dan air susu ibu.
Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui :
1. Hubungan seks

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom,baik itu melalui
vagina,anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka beganti-ganti pasangan
seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkomtaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV.Berbagai pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan,Persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk
menularkan HIV kepada bayinya.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika anda penderita HIV yang tengah hamil
agar risiko penularan HIV pada bayi bias ditekan
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bias terjadi melalui transfuse darah.Namun,
kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan
donor,termasuk donor darah,organ ataupun donor jaringan tubuh.Dengan pengujian
yang layak,penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV

3. Mencegah Penularan Hiv


Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencengah dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS.Namun bagi Anda yang menderita infeksi HIV.ada
upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu
mengkomsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.
Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga
penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebig panjang, hidup lebig sehat dan
mampu memperkecil risiko dalam menularkan HIV kepada pasangan.
Selainitu, yang tidak kalah pentingnya adalah mencengah penularan HIV sejak awal.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang bias Anda lakukan:
11
1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Jika anda mengetahui status HIV pasangan Anda, gunakan kondom setiap kali
Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk wanita, bisa
menggunakan kondom wanita.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko
Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan
HIV.Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV,
hanya penerima seks anal berisiko lebih tinggi.Karena itu, disarankan untuk
melakukan hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah
penularan HIV.
3. Hindari penggunaan jarum suntik bekas.
Hindari penggunaan jarum suntik bekas saat menyuntikan obat.Penularan HIV
melalui tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak
disterillisasi dengan baik atau menggunakan tinta tato yang
terkomtaminasi.Sebelumnya melakukan tato atau tindik, pastikan jarum masih steril.
4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencengahan HIV dengan cara mengkomsumsi
antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu :
 Yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual
 Yang memiliki pasangan dengan HIV positif
 Pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka
yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.

12
D. PROSES PERKEMBANGAN HIV MENJADI AIDS

(https://images.app.goo.gl/3piBZzTHK21YpNuE7)
SeseorangyangterinfeksiHIVpadaumumnyataklangsungmenyadariterpapar virus
berbahaya tersebut.HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahunhinggamenimbulkan
gejala.(IrawanSA,2020)

BerikuttahapaninfeksiHIVberkembangmenjadiAIDS:

(https://images.app.goo.gl/ixjhfLP5SdLCS5qz7)

Periode Masa Jendela

Periode masa jendela yaitu periode dimana pemeriksaan tes anti body HIV masih
menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan
jumlah yang banyak.

13
Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium
karena kadarnya belum memadai.Antibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6
minggu hingga12 minggu setelah infeksi primer.

Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela inipasien
sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain.
Pemeriksaanlaboratoriumyangdilakukanpadaperiodeinisebaiknyayangmampumendeteksianti
genp18, p24,p31,p36,gp120, gp41. (IrawanSA, 2020)

1. Fase infeksi akut


Setelah HIV menginfeksi sel target,terjadi proses replikasi yang menghasilkan
virus-virus baru (virion) dengan jumlah hingga berjuta-juta virion. Viremia dari
begitu banyak virion tersebut dapat memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan
gejala yang mirip penyakit flu atau infeksi mononukleosa. Diperkirakan bahwa
sekitar 50-70 persen orang yang terinfeksi HIV mengalami sindrom infeksi akut
selama 3-6 minggu setelah terinfeksi virus dengan gejala umum, yakni:
- Demam
- Faringitis
- Limfadenopati
- Artralgia
- Mialgia
- Letargi
- Malaise
- Nyerikepala
- Mual
- Muntah
- Diare
- Anoreksia
- Penurunanberatbadan

14
HIV juga sering menimbulkan kelainan pada sistem saraf meski paparanHIV
baru terjadi pada stadium infeksi yang masih awal. Kondisi itu, antara
lainbisamenyebabkan:Meningitis,Ensefalitis,Neuropati, perifer,Mielopati.
Sementara,gejalapadadematologiataukulit,yaituruammakropapulereritematosadan
ulkusmukokutan.
2. Fase infeksi laten
Pembentukan respons imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus dalam sel
dendritik folikuler (SDF) di pusat germinativum kelenjar limfa dapat menyebabkan
virion dapat dikenalikan, gejala hilang, dan mulai memasuki fase laten.
Pada fase ini jarang ditemukan virion di plasma sehingga jumlah virion
diplasma menurun karena sebagian besar virus terakumulasi di kelenjar limfa dan
terjadi replikasi di kelenjar limfa.
Fase infeksi laten berlangsung rata-rata sekitar 8-10 tahun (dapat 3-13 tahun)setelah
terinfeksi HIV.
Padatahun ke-8 setelah terinfeksi HIV,penderita mungkin akan mengalami
berbagai gejala klinis,berupa:
- Demam
- Banyak berkeringat pada malam hari
- Kehilangan berat badan kurang dari 10 persen
- Diare
- Lesi pada mukosa dan kulit berulang
- Penyakit infeksi kulit berulang
Gejalainimerupakantandaawalmunuculnyainfeksioportunistik.Pembengkakan
kelenjar limfa dan diare secara terus-menerus termasuk gejalainfeksioportunistik.
3. Fase infeksi kronis (AIDS)
Selama berlangsungnya fase ini,didalam kelenjar limfa terus terjadi replikasi
virus HIV yang diikuti kerusakan dan kematian SDF karena banyaknya virus.Fungsi
kelenjar limfa adalah sebagai perangkap virus menurun atau bahkan hilang dan virus
dicurahkan ke dalam darah.

15
Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah virion secara berlebihan didalam sirkulasi
sistemik.Respons imun tidak mampu meredam jumlah virion yang berlebihan
tersebut.Sementara, limfosit semakin tertekan karena intervensi HIV yang kian
banyak.Penurunan limfosit ini mengakibatkan sistem imun menurun dan penderita
semakin rentan terhadap berbagai penyakit infeksi sekunder.
Perjalanan penyakit kemudian semakin progresif yang mendorong ke arah
AIDS. Infeksisekunder yangseringmenyertai,diantaranyaadalah:
- Pneumonia yangdisebabkanolehPneumocytiscarinii
- Tuberkulosis
- Sepsis
- Toksoplasmosisensefalitis
- Diareakibatkriptisporidiasis
- Infeksivirussitomegalo
- Infeksivirusherpes
- Kandidiasisesophagus
- Kandidiasistrachea
- Kandidiasisbronchusatauparu-paru
- Infeksijamurjenislain,misalnyahistoplasmosis,koksidiodomikosis

Kadang-kadangjugaditemukanbeberapajeniskanker,yaknikankerkelenjar getah
bening dan kanker sarcoma Kaposi’s.Pada tahap ini, penderitaHIV/AIDS harus
segera dibawa ke dokter dan menjalani terapi anti-
retroviralvirus(ARV).TerapiARVbakalmengandalikanvirusHIVdidalamtubuhsehingg
a dampak infeksi bisa ditekan. Meski demikian, HIV sebenarnya
dapatdikenalikansedinimungkinsehinggabisamenekanpeluangtimbulnyaAIDS.

Makadariitu,sangatdianjurkanbagimasyarakatyangberisikotinggitertularHIV/
AIDSuntukmelakukancekdarahsedinimungkin.Masyarakatyang termasuk berisiko
tinggi, di antaranya yakni pengguna narkoba denganjarum suntik, kerap berganti
pasangan dan berhubungan seks tanpa kondom.(IrawanSA, 2020)

16
Diagnosis HIV dan AIDS
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak.Pemeriksaan
yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine
pengidap untuk diteliti di laboratorium. Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
 Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan
infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh
cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
 Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi protein yang menjadi bagian dari virus HIV,
yaitu p24. Tes antigen tersebut dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pengidap yang dicurigai
terinfeksi HIV.
Jika skrining menunjukkan pengidap terinfeksi HIV (HIV positif), pengidap perlu menjalani tes
selanjutnya, untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang
diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat.Tes ini dilakukan dengan mengambil
sampel darah pengidap, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes tersebut, antara lain:
 Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV.
Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS
terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
 Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus
HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per
mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan
jumlah RNA yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan
perkembangan virus yang tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
tetap terjadi.
 Tes resitensi (kekebalan) dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat
bagi pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat
tertentu.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.Acquired Immune Deficiency
Syndrome atau AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena kekebalan
tubuh yang menurun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Gejala awal HIV AIDS akan muncul 2-6 minggu setelah terpapar virus. Gejalayang
paling awal ini sulit dibedakan dengan infeksi virus biasa.Hal ini karena antibodisudah
mulai melawan HIV. Pada masa ini terjadi viremia, ketika kadar virus dalamdarah
penderitanya sangat tinggi sehingga dapat dengan mudah menularkannya padaoranglain.
3. Perjalanan khas infeksi HIV terdiri dari beberapa tahapan yaitu infeksi primer,
penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis, peningkatan ekspresi HIV, penyakit
klinis dan kematian.Durasi antara infeksi primer sampai penyakit klinis rata-rata sekitar
10 tahun. Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel, tetapi
terlebih dahulu mengalami replikasi dalam tubuh penderita dan lambat laun akan
merusak limfosit T-CD4.
4. Proses perkembangan HIV menjadi AIDS melalui tiga fase yaitu fase infeksi akut, fase
infeksi laten, fase infeksi kronis.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus memberikan penyuluhan terutama kepadaremaja
tentang HIV/AIDS, menghimbau agar tidak melakukan seks bebas,
sehinggakesadaranindividuterhadapbahayaseksdiluarnikahyangdapatmenyebabkanpenyakit
menularseksualdanharusadanyaperanorangtuadalammengontrolanaknyaagartidakmelakuka
npergaulanbebas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdul,Hadi.2020.KetahuiTahapan InfeksiHIVMenjadiAIDS.tirto.id

Safnowandi,2013. HIV (Human Immunodeficiency Virus).www.alodokter.com

Anindyajati, Gina. 2014. Apa yang dilakukan virus HIV di dalam


tubuhmanusia.blog.angsamerah.com

Sara, Elise.2018. Bagaimana HIV Menyerang Sistem Kekebalan


TubuhManusia?.www.klikdokter.com

Adrian,Dailon.2018. Bagaimana cara kerja HIV dalam menyerang


tubuhmanusia?.www.klikdokter.com

Rachmawati,Fitri.2015.
HIV/AIDS:BeginiCaraVirusPenggembosDayaTahanBergerilyadiTubuhKita.
lifestyle.bisnis.com
Irawan,SA.2020.4TahapanInfeksiHIVMenjadiAIDS.Healt.kompas.com

Elfriestha,Felicia.2020. Cegah AIDS, Tangani Gejala HIV Sejak Dini.www.gooddoctor.co.id

Angga,RP.2019.Gejala
HIVbisasulitdideteksi,bahkanterkadangtidakmunculselamabertahun-
tahun.www.suara.com

Nabila,FY.2020.PanduanmakanansehatuntukpenderitaHIV/AIDS.www.klikdokter.com

https://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/9754

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
ZThiYjM2NWU0NTMwOTcwZWIyNjZhYThhOGVlMDU4OTAwYWI4ZTRhYw==.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai